Anda di halaman 1dari 391

1

Camp: Veruka vulgaris


C. HPV tipe 1 dan 2, krioterapi nitrogen cair

KATA KUNCI
• Tn. Cilok, 54 tahun, datang ke poliklinik umum dgn
keluhan ada benjolan-benjolan kecil agak keras di tangan
kanan yg semakin hari semakin banyak sejak 3 bulan ini.
Sebelumnya sudah berobat ke bidan dan diberi salep
gentamisin, tetapi tidak membaik. Pemeriksaan
dermatologi didapatkan papul-papul verukosa berwarna
pucat, ada erosi dan ekskoriasi. Apa etiologi dan
tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Veruka vulgaris : penyebab dan tatalaksana
Veruka vulgaris
• Kutil/ common warts terutama di ekstremitas (ekstensor)
• Papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit,
permukaan kasar/ verukosa dan berbatas tegas, dapat
tunggal maupun berkelompok
• Etiologi: human papilloma virus
• Penularan: kontak langsung dan tidak langsung, atau
autoinokulasi.

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


CAMP:
VERUKA
KUTAN
Ditemukan lesi kulit tunggal atau berkelompok,
bersisik, memiliki permukaan kasar (verccous)
berupa papul atau nodul yang seperti duri. Lesi
dapat menetap ukuran kecil atau membesar,
menyebar ke bagian tubuh lain (Koebner
phenomenon).
Berdasarkan morfologi
• Veruka vulgaris: berbentuk papul verukosa
yang keratotik, kasar, dan bersisik.
• Veruka filiformis: berbentuk seperti tanduk
• Veruka plana: papul yang sedikit meninggi
dengan bagian atas yang datar, biasanya
memiliki skuama yang sedikit.
VERUKA
KUTAN
PENUNJANG Histopatologi
a. Gambaran epidermal akantosis dengan papilomatosis,
hiperkeratosis, parakeratosis, terdapat pemanjangan
rete ridges kearah tengah veruka, dan penonjolan
pembuluh darah dermis yang memungkinkan terjadinya
trombus.
b. Large keratinocytes with an
eccentric, pyknotic nucleus
surrounded by a perinuclear halo
(koilocytotic cells or koilocytes)
are characteristic/hallmark of
HPV-associated papillomas.

Koilos
it
Tatalaksana veruka vulgaris
• Lini pertama umumnya berupa:
• Krioterapi
• Dengan nitrogen cair, potensi tetap
ada
• Asam salisilat (destruktif) – konsentrasi
Jumlahtinggi: 17-40%
Kaki dan Wajah Tempat Lain
kutil Tangan
Sedikit Cryotherapy , Cryothera Cryothera
Salicylic acid, py py
Adhesive tape, Exicision Salicylic
Laser acid
Banyak Salicylic acid Cryotherap Imiquimod
Cryotherapy y Tretinoin Tretinoin cream
Squaric acid or cream Squaric acid or
DCNB Laser DCNB

American Academy of
Dermatology
Jawaban lain :
• A. HPV tipe 6 dan 11, enukleasi
• B. Poxvirus, krioterapi nitrogen cair
• D. HPV tipe 16 dan 18, asam salisilat 40%
• E. Herpes simplex, acyclovir 5x200mg selama
5 hari
2
Kondiloma
E. HPV tipe 6 dan 11
KATA KUNCI
• Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan muncul bintilbintil pada
kemaluannya. Suami pasien pernah alami hal yang
sama. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan
pedinculated papul pada vulva, seperti kembang
kol, multiple, tidak mudah berdarah. Apakah
penyebab yang tepat untuk kasus diatas?
• Diagnosis: Kondiloma akuminata
KONDILOMA AKUMINATA
Definisi : infeksi menular seksual
Etiologi : HPV tipe 6 dan 11

Tanda dan Gejala :


Tampakan lesi vegetasi
bertangkai bewarna kemerahan
dengan permukaan berjonjot

Pemeriksaan penunjang:
• Tes asam asetat 5%
• Kolposkopi
• Histopatologi

Sumber : Pedoman Infeksi Menular Seksual 2015


CAMP:
Terapi :
• Tingtur podofilin 10-25 % 
kontraindikasi pada ibu hamil
• Interferon  kontraindikasi
pada ibu hamil
• Krim 5 fluorourasil 
kontraindikasi pada ibu hamil
• Asam Trichloroasetat (TCA) 50-
90%
• Imunoterapi
• Bedah: listrik, skalpel, beku, laser
Jawaban lain :
• A. Poxvirus
• B. VZV
• C. HPV tipe 16
• D. HSV
3
Camp: Moluskum kontangiosum
D. Pemeriksaan mikroskopis dengan
Hematoxylin Eosin
KATA KUNCI
• Sdr. Jarum, berusia 15 tahun datang ke praktik dokter
umum dengan keluhan timbul bintil-bintil sejak 1 minggu
yang lalu. Bintil bintil tersebut mulanya terdapat di lengan
kanan bawah, kemudian menjalar ke lengan kanas atas
tanpa disertai nyeri. Pada pemeriksaan didapatkan papul
multipel serupa warna kulit sekitar berbentuk kubah
dengan cekung di tengahnya. Apa pemeriksaan penunjang
yang paling tepat untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Mouskum contagiousm: pemeriksaan
penunjang
Moluskum Kontagiosum

• Disebabkan oleh Poxvirus


• Predileksi : wajah, badan, ekstremitas
• Merupakan STI pada dewasa

• UKK :
1. Kelainan kulit berupa papul khas
berbentuk kubah (dome-shaped)
2. di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika
dipijat akan tampak keluar massa
berwarna putih seperti nasi yang
merupakan badan moluskum.
3. Kadang berukuran lentikular dan
berwarnaSumber
putih seperti
: PERDOSKI lilin.
2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
CAMP:
PENUNJANG
1. Pemeriksaan histopatologik
(pewarnaan HE)
dilakukan apabila gambaran lesi
tidak khas MK.
Tampak gambaran epidermis
hipertrofi dan hiperplasia.
Di atas lapisan sel basal
didapatkan sel membesar yang
mengandung partikel virus
disebut badan moluskum atau
Henderson-Paterson bodies
2. Pemeriksaan Giemsa terhadap
bahan massa putih dari bagian
tengah papul menunjukkan
badan inklusi moluskum di
dalam sitoplasma

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


2. Topikal
• Kantaridin (0,7% atau 0,9%)
1. Tindakan
dioleskan pada lesi dan
• Bedah dibiarkan selama 3-4jam,
enukleasi/kuretasi setelah itu dicuci
 lalu beri • Podofilin (10%-25% dalam
antibiotik topikal bentuk resin) atau (0,3% atau
• Bedah 0,5% dalam bentuk krim) 
beku/nitrogen cair 2x/hari selama 3 hari
• TCA 25-35%
3. Sistemik : hanya
• Pasta perak nitrat 40%
untuk
• KOH 10% 2x/hari selama 30
immunocompromised
hari
• Cimetidin • Gel asam salisilat 12%
40mg/kg/hari • Krim adapalen 1% 1 bulan
• Oral cidofovir • Benzoil Peroksida 10%
• Interferon alfa 2x/hari selama 4 minggu
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK Di Layanan Primer
Jawaban lain :
• A. Pemeriksaan mikroskopis preparat basah
dengan NaCl
• B. Pemeriksaan mikroskopis dengan Giemsa
• C. Pemeriksaan mikroskopis dengan Zn
• E. Pemeriksaan mikroskopis dengan KOH 10%
6
varicella: terapi
E. VZV
KATA KUNCI
• anak, usia 7 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan beruntus-beruntus berisi cairan di seluruh
tubuh. Keluhan disertai dengan demam yang tidak
terlalu tinggi dalam 4 hari terakhir. Teman sekelasnya
ada yang juga mengalami keluhan yang sama. Hasil
pemeriksaan suhu 38oC, tampak vesikel di seluruh
tubuh dasar eritema. Apakah etiologi penyakit
tersebut ?
• Diagnosis : VARISELA
Varicella = Cacar Air
• Gejala prodromal sebelum
timbul ruam kulit
• Ruam dari
wajahkepalaseluruh tubuh
• UKK : makula eritematosa yang
cepat berubah menjadi vesikel
”dewdrop on rose petal
appearance”.
• Papul  vesikel  pustul dan
krusta  menyembuh.
• KHAS : lesi kulit berbagai
stadium di berbagai area tubuh.
• Pemeriksaan penunjang: Tzank
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
smear (Giemsa / Toluidine
CAMP:
Tatalaksana
• Asiklovir:
• Usia <12 tahun: 4 x 10-20 mg/kg selama 5-7 hari
(max 3200 mg/day)
• Usia ≥12 tahun / atau BB > 40kg : seperti dewasa
• dewasa: 5x800 mg/hari selama 5-7 hari
• Valasiklovir:
– untuk dewasa 3x1 gram/hari selama 5-7 hari
– Anak 20mg/kgBB 3x/hari selama 5-7 hari (max 3g/hari)
• Famsiklovir dewasa 3 x 500mg selama 5-7 hari
• Antipiretik: diberikan bila demam, hindari salisilat
karena dapat menimbulkan sindrom Reye
• Antipruritus: antihistamin yang mempunyai efek
sedatif
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
Jawaban lain :
• A. Pox virus
• B. Morbili
• C. HSV 1
• D. HSV 2
7
Camp: Herpes zoster
B. Herpes simpleks virus
KATA KUNCI
• Seorang laki-laki, 28 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul lenting dalam jumlah banyak pada alat
kelaminnya. Pasien memiliki riwayat berhubungan
dengan PSK seminggu yang lalu tanpa menggunakan
kondom. Pasien merasa demam dan tidak enak badan.
Status dermatologi: vesikel multiple berkelompok di
atas dasar eritematosa pada batang dan glans penis dan
didapatkan erosi. Apakah penyebab pada kasus diatas?
• Diagnosis: Herpes Simpleks
Herpes
Simpleks
1. Asiklovir 5x200 mg/ hari asiklo
selama 7-10 hari atau vir
3x400mg/hari selama 7-10 hari
2. Valasiklovir 1x500-1000mg/hari selama
7-10 hari
3. Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7-10
•Infeksi menular seksual
hari
yang
virus disebabkan
Herpes simpleks oleh
tipe
1 atau tipe 2, dan bersifat
rekuren.
•Klinis : vesikel/ erosi/ ulkus
dangkal berkelompok
dengan dasar
eritematous disertai rasa
nyeri. Dapat disertai
keluhan sistemik yaitu
demam, sakit kepala,
nyeri otot, nyeri dan
Jawaban lain :
• A. Herpes zoster virus
• C. Poxvirus
• D. Coxsakie virus
• E. Treponema pallidum
8
Camp: Impetigo bulosa
E. Krim fusidic acid 2% 2x/hari selama 7 hari

KATA KUNCI
• An. Bentol, laki-laki 4 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan lepuh di leher sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya berupa lepuh berisi cairan bening yang mudah
pecah kemudian menjadi kerak. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan vesikel dan bula yang kendur, berjumlah 3
buah. Beberapa sudah pecah dan menjadi luka dangkal
dengan skuama eritem di bagian tengah dan tertutup
krusta. Apakah tatalaksana yang tepat untuk An. Bentol?
• Diagnosis: Impetigo Bulosa
Impetigo Bulosa
• Paling sering : S.aureus, bisa
juga oleh strepotococcus grup A
beta hemolitikus
• Predileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada
dan punggung.
• UKK : Vesikel-bula kendur,dapat
timbul bula hipopion.
• Tanda Nikolsky negatif.
• KHAS : Bula pecah
meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret) dan cepat
mengering

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


CAMP:
• Pemeriksaan penunjang : pewarnaan gram, kultur

• Tatalaksana:
– Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal (pada impetigo lebih dipilih)


• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan permanganas kalikus 1/5000,
asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan povidon iodine
1%; dilakukan 3 kali sehari masing-masing ½-1 jam selama
keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim asam
fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari,
selama 7-10 hari
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
2. Sistemik : 5-7 hari
• Lini pertama: Penicilin dan Cephalosporin
Penicilin :
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50
mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa
3x250-500 mg/hari; anak-anak 25
mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis
Cephalosporin
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50
mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis.
d. Cefadroxil : 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg
/hari
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1),
dilanjutkan 1x250 mg (hari
Sumber 2-5)2017, FITZPATRICK Ed 8,
: PERDOSKI
Analisis soal
• Pioderma ringan seperti impetigo krustosa/
bulosa, furunkel, dan folikulitis menggunakan
antibiotic topikal
• Ingat Jembatan keledai terapi antibiotic topical
kulit adalah MBA 2x
• Mupirosin, Basitrasin, Asam fusidat 2% 2x/
hari Selama 10 hari
Jawaban lain :
• A. Krim mikonazol 2% 2x/hari selama 7 hari
• B. Krim azelaic acid 2x/hari selama 5 hari
• C. Krim gentamisin 0,1% 2x/hari selama 5 hari
• D. Krim desonid 0,05% 2x/hari selama 7 hari
9
Folukulitis
B. Furunkel
KATA KUNCI
• Ny. Tjietjie, 30 tahun berobat dengan keluhan benjolan
pada bokong kiri yang muncul sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya kecil, semakin lama membesar dan nyeri jika
ditekan. Pasien juga mengeluhkan demam, tapi tidak
menggigil. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan
nodus eritema berukuran 1,5 cm x 0,5 cm dengan pustul
berdiameter 0,3 cm dengan rambut di tengahnya. Apakah
kemungkinan diagnosisnya ?
• Diagnosis: Folikulitis (Impetigo Bockhart), Furunkel, dan
Karbunkel
FOLIKULITIS
• Definisi: infeksi folikel rambut. Etiologi :
Staphylococcus aureus
• Dua bentuk :
1. Folikulitis superfisialis (impetigo
Bockhart/impetigo folikular)
• Predileksi: skalp (anak-anak), dagu, aksila,
ekstremitas bawah, bokong (dewasa).
• Terdapat rasa gatal dan panas.
• Kelainan berupa pustul kecil dome-shaped,
multipel, mudah pecah pada folikel rambut.
2. Folikulitis profunda (sycosis barbae) 
• Predileksi: dagu, atas bibir.
• Nodus eritematosa dengan perabaan
hangat,
nyeri.

• PF: multipel papul/ pustul dasar eritem, rambut di


tengah. Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,

CAMP:
• Tatalaksana:
– Ringan: sabun antibakteri,
jaga higienitas.

1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000,
asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰,
larutan povidon iodine 1%
* dilakukan 3 kali sehari masing-
masing ½-1 jam selama keadaan
akut.
• Bila tidak tertutup pus atau
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
krusta: salep/krim asam fusidat
• Tatalaksana:
2. Sistemik : minimal 7 hari
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-500
mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam
3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis.
d. Cefadroxil : 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg /hari
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan
1x250 mg (hari 2-5)
b. Klindamisin dewasa 3x300 mg (15 mg/kgBB/hari
terbagi 3 dosis).
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
c. Eritromisin: dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak
Jawaban lain :
• A. Folikulitis
• C. Karbunkel
• D. Hidradenitis dupurativa
• E. Furunkulosis
10
Hidradenitis supuratif: etiologi + pa
c. hidradenitis supurativa
KATA KUNCI
• Wanita 25 tahun datang dengan keluhan
terdapat benjolan di ketiak kanannya yg sudah ia
laami sekitar 1 minggu terakhir. Keluhan yg ia
rasakan adalah nyeri ada benjolan tersebut.
Sebelumnya ia suka mencabut bulu ketiaknya.
Benjolan ada yang keras ada yang lembek, ada yg
membentuk fistula dan keluar cairan. Diagnosis
• Diagnosis: HIDRADENITIS SUPURATIV
Hidradenitis Supurativa
(Acne Inversa)
• Penyakit kulit
inflamatorik pada
kulit yang memiliki
kelenjar apokrin
• Didahului trauma,
misalnya banyak
keringat, pemakaian
deodoran, atau
rambut ketiak
digunting
• Disertai gejala
konstitusi (demam,
malese)
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, IKK FK UI
• Terdapat leukositosis
CAMP:
Hidradenitis Supurativa
(Acne Inversa)
• Etiologi tersering : S. aureus
• Kriteria diagnosis
1. Typical lesions—deep-seated painful
nodules: papul/nodul eritema,
nyeri (+), abses berisi nanah,
kontraktur kulit
2. Typical topography—i.e., axillary, groin,
perineal and perianal lesion, buttocks, infra
and intermammary folds.
3. Chronicity and Sumber
recurrence (sering relaps)
: PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, IKK FK UI
• Tatalaksana dengan abses:
• Oral Klindamisin 300 mg 2-3x/hari
(alternatif minosiklin 100 mg /hari)
dan rifampisin 300 mg 2x/hari selama
4-12 minggu
Alternatif : klindamisin 300 mg 2-3 x /
hari i.v untuk 5 hari
pertama
• Incisi dan drainase

• Tatalaksana tanpa abses (seperti


pioderma sistemik) Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
Analisis soal
Pilihan E salah karena Hidradenitis supurativa
memiliki karakteristik sering rekurens (relaps)
Jawaban lain :
• a. karbunkel
• b. folikulitis
• d. abses kelenjar keringat
• e. limfadenopati axial
11
Camp: Furunkel
a. furunkel
KATA KUNCI
• Seorang wanita datang ke anda dengan
keluhan benjolan nyeri di bokong. Lama-lama
benjolan semakin besar. Jadi pemeriksaan,
anda melihat nodul 1.5x0.5cm dengan pustul
dengan diameter 0.3cm. Di tengah tidak
terdapat rambut. Diagnosis
• Diagnosis: Furunkel
Furunkel, Karbunkel
• Furunkel: Infeksi folikel rambut dan
jaringan sekitarnya. Berupa nodus
berbentuk kerucut dengan pustul di
tengahnya
– Etiologi: Staphylococcus aureus
– Predileksi: tempat yang banyak
friksi, aksila dan bokong, Furunc
berambut le

• Karbunkel: beberapa furunkel


bergabung menjadi satu
• Furunkulosis: beberapa furunkel
yang terpisah
Terapi
• Mencegah transmisi S. aureus: Carbuncl
e
Sumber : Perdoski 2017, Fitzpatrik 8ed, IKK FK UI
menggunakan sabun antiseptik
CAMP:
• Tatalaksana:
– Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan
povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari masing-
masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim
asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali
sehari, selama 7-10 hari.

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


• Tatalaksana:
2. Sistemik : 5-7 hari (dipilih jika ada selulitis atau
demam)
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-
500 mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis.
d. Cefadroxil : 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg /hari
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan
1x250 mg (hari 2-5) Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
Jawaban lain :
• b. folikulitis
• c. karbunkel
• d. furunculosis
• e. selulitis
12
Camp: Ektima
E. Erithromisin 4 x 10mg/kgBB selama 7 hari

KATA KUNCI
• An. Gongso, laki-laki umur 7 tahun dibawa oleh ibunya
ke Puskesmas dengan keluhan borok di betis kanan.
Awalnya pasien mengaku digigit nyamuk, terasa gatal
dan digaruk, lama kelamaan menjadi borok dan
sekitar borok tampak kemerahan. Dari pemeriksaan
kulit didapatkan gambaran ulkus diameter 2cm, krusta
(+) kuning-kehitaman, tepi sedikit menonjol. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut?
• Diagnosis: Ektima : tatalaksana
Ektima / Ulkus superfisialis
• Pioderma ulseratif kulit
umumnya disebabkan
Streptococcus beta
hemolitikus
– Ulkus dangkal ditutupi
krusta berlapis
– Area predileksi paling
sering di tungkai bawah
– Biasa terjadi akibat trauma
berulang seperti pada
gigitan serangga, hygiene
yang buruk

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


CAMP:
• Pemeriksaan penunjang : pewarnaan gram, kultur

• Diagnosis banding : folikulitis, impetigo krustosa

• Tatalaksana pioderma:
– Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal (pada impetigo lebih dipilih)


• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan permanganas kalikus 1/5000, asam
salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan povidon iodine 1%;
dilakukan 3 kali sehari masing-masing ½-1 jam selama keadaan
akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim asam fusidat
2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
2. Sistemik : 5-7 hari (ektima menggunakan terapi sistemik/
oral)
• Lini pertama: Penicilin dan Cephalosporin
Penicilin :
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500 mg/hari
per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam
4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-500
mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3
dosis
Cephalosporin
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 4 dosis.
d. Cefadroxil : 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg /hari
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan 1x250
mg (hari 2-5)
b. Klindamisin dewasa 3x300
Sumbermg (15 mg/kgBB/hari
: PERDOSKI terbagi
2017, FITZPATRICK Ed 8,
3 dosis).
Analisis soal
• Ektima, selulitis, erisipelas merupakan infeksi
bakteri yang menggunakan terapi antibiotik
sistemik (oral)
Jawaban lain :
• A. Azithromisin 10mg/kgBB/hari selama 5 hari
• B. Krim mupirocin 2% 2x/hari selama 7 hari
• C. Krim hidrocortison 1% 2x/hari selama 5 hari
• D. Cefadroxil 2 x 15 mg/kgBB selama 3 hari
13
Erisipelas
B. Erisipelas
KATA KUNCI
• Pria, 27 tahun, datang ke klinik dengan keluhan bercak
kemerahan pada kaki kanan sejak 1 minggu lalu. Sebelumnya
juga sempat mengeluhkan demam tapi tidak sampai menggigil.
Pasien memiliki riwayat jatuh terpeleset 1 minggu yang lalu.
Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan ditemukan
makular eritema difus dengan batas tegas di regio kruris dekstra
dengan perabaan dirasakan hangat dan nyeri, serta
ditemukan vesikel dan bula di atas lesi. Pus (-), Fluktuasi (-).
Riwayat penyakit lainnya disangkal. Apakah diagnosis yang tepat
untuk pria?
• Diagnosis: ERISIPELAS
PENJELAS
KEYWO
AN
RDS ERISIPE
LAS
• Infeksi kulit yang disebabkan oleh
Group A Beta Hemolytic
Streptococcus
• Ditandai dengan keterlibatan
dermal lymphatic vessel
• Predileksi: wajah dan ekstemitas
inferior
• Pada permukaan kulit tampak
gambaran peau d’orange dengan
portal of entry yang tidak jelas.
PENJELAS
KEYWO
AN
RDS SELULI
TIS
• Infeksi kulit yang disebabkan oleh
S.aureus
• Portal infeksi : jaringan kulit atau
mukosa yang rusak (tinea pedis,
ulkus)
• Gejala klinis : demam, menggigil
sebelum selulitis muncul, nyeri
lokal, tenderness, merah, edem,
batas tidak tegas
• Dapat disertai Limfangitis atau
pembesaran nodus limfatikus
KEYWO
PENJELA
RDS
SAN
PENJELAS
KEYWO
RDSAN

Erisipe Seluli
las tis

Eritema berwarna Eritema berwarna


merah batas jelas merah batas tidak
Lapisan yang jelas
Lapisan mencapai
diserang jaringan
epidermis dangejala konstitusi
Disertai subkutan demam
dermisdan malaise

Sumber : PERDOSKI 2017,


FITZPATRICK Ed 8
TATALAKSA
Kasus Berat-
NA Rawat inap
Penicillin G
• Dewasa : 2-4 juta units IV / 4-6
hours
• Anak : 60-100,000 units/kg/dose
IV tiap 6 jam
Ceftriaxone
• Dewasa : 1-2 g IV 1x/hari

Cefazolin
• Dewasa : 1 g IV tiap 8 hours
• Anak: 50 mg/kg/day dibagi 3
dosis
Nafcillin Sumber :
PERDOSKI 2017
KEYWO
TATALAKSA
RDS
NA
TATALAKSANA
PIODERMA
SECARA
UMUM
• Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta : Kompres
terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰,
larutan povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali
sehari masing- masing ½-1 jam selama
keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta :
Salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%.
Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari.
KEYWO
TATALAKSA
RDS
NA
TATALAKSANA
PIODERMA
SECARA
UMUM
2. Sistemik : 5-7 hari (dipilih jika ada selulitis
atau demam)
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa
4x250-500 mg/hari per oral; anak-anak
25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4
dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat:
dewasa 3x250-500 mg/hari; anak-
anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam
3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50
mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis.
Jawaban lain :
• A. Folikulitis
• C. Karbunkel
• D. Furunkel
• E. Dermatitis statis
14
Camp: Eritrasma
D. Eritromisin 4 x 500 mg/hari
selama 7 hari
KATA KUNCI
• pria, usia 35 tahun berobat ke klinik dengan keluhan
bercak kemerahan di kedua pahanya yang terasa gatal dan
perih. Keluhan tersebut muncul 1 minggu yang lalu dan
semakin parah jika berkeringat. Pasien pernah
memberikan salep hidrokortison dan keluhan tidak
membaik. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan
makula eritemtosa dengan erosi dan skuama halus.
Dengan Wood lamp menghasilkan hasil berwarna coral
red. Apakah tatalaksana yang tepat ?
• Diagnosis: ERITRASMA
ERITRASMA
• Penyakit bakteri kronik pada stratum
korneum  corynebacterium
minitussismum (batang, gram positif)
• Gejala Klinis
• Lesi eritroskuamosa
• Skuama halus merah kecoklatan
• Predileksi ketiak dan lipat
paha/intertriginosa pada penderita
gemuk

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


CAMP:
ERITRASMA
• Pemeriksaan penunjang
1. Lampu Wood : fluoresensi merah
membara / merah bata (coral-red) 
akibat coproporphyrin III
2. Kerokan lesi : organisme batang
pendek, halus, bercabang, mudah putus
sebagai bentuk basil kecil

• Pengobatan :
1. Eritromisin 4 x 250 mg (1 gram perhari)
2-3 minggu
2. Clarithromycin 1 gram SD
3. salep tetrasiklin Sumber
3%, : Clindamycin atau
PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
Jawaban lain :
• A. Ketokonazole 2 x 200 mg/hari selama 7 hari
• B. Griseofulvin 2 x 500 mg/hari selama 14 hari
• C. Amoksisilin 3 x 250 mg/hari selama 7 hari
• E. Dexamethasone 3 x 0,5 mg/hari selama 5
hari
15
Camp: Sklofuloderma
C. Mycobacterium tuberkulosis
KATA KUNCI
• . pria usia 35 tahun datang dengan keluhan luka di daerah
dada dan leher. Awalnya muncul benjolan di daerah leher
yang tidak nyeri namun membesar dan muncul lesi baru
di sekitarnya, bergabung, kemudian beberapa benjolan
melunak dan pecah, meninggalkan bekas luka dan
jembatan jaringan. Benjolan mudah digerakkan, lunak
pada perabaan, terjadi supurasi dan mengeluarkan cairan.
Bakteri apa yang menyebabkan kelainan tersebut?
• Diagnosis: Scrofuloderma
Skrofuloderma
• Salah satu bentuk tuberculosis kutis yang terjadi akibat
penjalaran langsung organ subkutis yg terinfeksi M.
tuberculosis (biasanya KGB)
• Predileksi: leher, ketiak, lipat paha
Periadeni
Limfadeni
tis: Perlunaka Hasil
tis TB:
perlekatan n KGB
meluas akhir:
dengan dengan
dan abses
jaringan konsistens
berkonflue dingin
sekitar i beragam
nsi
KGB
Meluas menjadi
Sembuh spontan: ulkus yg KHAS:
sikatriks/jembatan • Bentuk
Pembentu
kulit/ memanjang
• Tepi ireguler kan fistel
Skin bridge • Dinding
bergaung
• Kulit sekitar:
livid
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
CAMP: • Jaringan
Tuberculosis kutis

2. Tuberkulosis kutis verukosa


• infeksi M. Tuberculosis inokulasi langsung
ke kulit.
• Lesi biasanya berbentuk bulan sabit akibat
penjalaran serpiginosa.
• Terdiri atas ”wart like” papul/plak dengan
inflammatory halo

Tuberculosis kutis skrofuloder


verukosa ma praktik klinis PERDOSKI 2011
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan
Tuberculosis kutis

3. Lupus vulgaris
• Infeksi M. tuberculosis secara hematogen,
limfogen atau penjalaran langsung dari
fokus tuberkulosis ekstrakutan
• Kelompok papul/nodus merah yang
berubah warna menjadi kuning pada
penekanan (apple jelly colour).

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
Tuberculosis kutis
4. Tuberculosis chancre (Tuberkulosis kompleks
primer)
• Merupakan inokulasi langsung mikobakterium
pada kulit.
• Dapat berupa papul, nodus, pustul, atau ulkus
indolen, indurasi positif, dan dinding bergaung.

5. Tuberkulosis miliar kutis


• penyebaran hematogen
• individu imunosupresif.
Tuberculosis
• Lesi diseminata seluruh tubuh chancre
berupa papul, vesikel, pustul hemoragik
atau ulkus.
• Prognosis buruk.
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
• Pemeriksaan penunjang:
– Darah lengkap dan LED
– Tuberkulin hasil (+) > 10 mm
– Pewarnaan Ziehl-Neelsen: BTA (+)
skrofuloderma

• Tatalaksana
– Topikal: jika ulkus, kompres dengan PK 1:5000
– Oral:
• Tahap intensif (2 bulan), RHZE, dosis sama
dengan tx TB paru
• Tahap lanjutan (4 bulan) RH, dosis sama
dengan tx TB paru
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
Jawaban lain :
• A. Mycobacterium scrofulocea
• B. Mycobacterium bovis
• D. Mycobacterium kansasii
• E. Mycobacterium avium
16
Kusta
A. Morbus hansen
KATA KUNCI
• Pasien wanita datang dengan keluhan adanya bercak-
bercak berwarna merah yang tidak gatal namun
disertai adanya rasa kesemutan pada tangan. Pada
pemeriksaan tampak makula eritematosa dengan lesi
hipoesthesia disertai pembesaran saraf. Pada
pemeriksaan kerokan KOH tidak ditemukan elemen
jamur. Pada pemeriksaan BTA didapatkan BTA (-).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
• Diagnosis: Morbus Hansen = Lepra
MORBUS HANSEN
• Disebabkan Mycobacterium leprae
(tidak dapat menyebar ke SSP)
• Tanda kardinal :
1. Bercak kulit hipopigmen atau eritem,
plak atau makula, yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi
3. Ditemukan BTA dari 2 atau 3 tempat :
kulit cuping telinga kanan-kiri dan lesi
aktif (slit skin smear)
Diagnosis ditegakkan bila ada 1 tanda
kardinal
• Penunjang : Pemeriksaan Ziehl Neelsen 
BTA  warna ungu
Sumber : Depkes Lepra 2012, PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin FK UI
CAMP:
Klasifikasi WHO

Sumber : Lepra Depkes 2012


Klasifikasi Ridley Jopling
LESI MB
Lesi PB
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik
– Rasa raba : sepotong kapas ujungnya dilancipkan
 periksa dengan menyentuhkan ujung kapas
tegak lurus pada kelainan kulit
– Pemeriksaan saraf tepi : palpasi apakah ada
penebalan,/ nyeri (N. ulnaris, N. peroneus
communis, N. tibialis posterior)
– Pemeriksaan fungsi saraf : sensorik (dengan
bolpoin) dan motorik
Jawaban lain :
• B. Pytiriasis rosea
• C. Pytiriasis versicolor
• D. Dermatitis atopi
• E. Eritrasma
17
Camp: Reaksi kusta ENL
A. Merujuk ke Rumah Sakit + memberi
prednison
KATA KUNCI
• Tn. Gober, 46 tahun, datang dengan keluhan bercak merah
semakin bertambah banyak, awalnya bercak hanya satu.
Pasien saat ini sudah 6 bulan meminum obat kusta. Saat
ini pasien datang ke Puskesmas untuk kontrol. Hasil
pemeriksaan saat di Puskesmas, ditemukan patch eritem
multiple diseluruh tubuh, tampak peradangan di atas N.
Ulnaris. Pemeriksaan sensoris sedikit menurun, nyeri
perabaan N. Ulnaris (+). Apa yang harus dilakukan sebagai
dokter di Puskesmas?
• Diagnosis: Reaksi Tipe 1/ Reversal
Reaksi Kusta
• Munculnya tanda dan gejala radang akut
pada lesi pasien kusta yang merupakan
perjalanan penyakit natural (natural
history of disease) dari kusta atau bagian
dari komplikasi.
• Patofisiologi melibatkan reaksi
hipersensitivitas  gangguan
keseimbangan imunitas
• Faktor pencetus
– Setelah pengobatan antikusta
yang intensif
– Infeksi berulang
– Pembedahan, stress fisik Sumber : Lepra Depkes 2012
CAMP:
Reaksi Tipe 1/ Reversal

• Delayed hypersensitivity reaction.


• Muncul selama masa pengobatan antikusta.
• Bisa terjadi pada PB ataupun MB, terutama
terjadi pada kusta tipe borderline (BT, BB, BL).
• Dapat terjadi akibat
– ↑ sistem imun seluler  Reaksi reversal: klinis
berubah ke bentuk tuberkuloid. Lebih sering.
Terjadi pada kasus yang mendapat pengobatan
– ↓ sistem imun seluler  Reaksi downgrading:
klinis berubah ke bentuk lepromatosa. Lebih
jarang. Terjadi pada kasus yang TIDAK mendapat
pengobatan
Sumber : Lepra Depkes 2012
Reaksi Reversal
Organ Reaksi tipe Ringan Reaksi tipe Berat
yang
diserang
Kulit Lesi yg ada menjadi Muncul lesi baru,
lebih eritem kadang disertai
demam dan
malaise.
Lesi yg telah ada
bisa disertai ulserasi
atau edema tangan
dan kaki.
Saraf tepi Membesar, nyeri Membesar, nyeri
tekan (-), gangguan tekan dan
fungsi saraf (-). gangguan fungsi
(+).
• Bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat saraf,
dikategorikan sebagai reaksi berat
Sumber : Lepra Depkes 2012
Reaksi Tipe 2/ ENL

• Akibat reaksi
hipersensitivitas tipe III:
kuman yang mati bereaksi
dengan antibodi membentuk
kompleks imun.
• Terjadi di akhir masa
pengobatan/setelah
pengobatan selesai.
• Hanya terjadi pada MB,
sering terjadi pada kusta tipe
lepromatous (LL, BL),
• Reksi ENL cenderung
rekuren dan kronik. Sumber : Lepra Depkes 2012
Reaksi ENL
Organ yang Reaksi Ringan Reaksi Berat
diserang

Kulit Nodus sedikit, Nodus banyak, nyeri,


kadang ulserasi sebagian besar
Demam ringan berulserasi
Demam tinggi
Saraf Pembesaran saraf, Pembesaran saraf,
tidak nyeri, fungsi nyeri, fungsi
baik terganggu
Mata Tidak ada keluhan Nyeri, ↓visus, injeksi
perilimbus
Testis Lunak, nyeri,
membesar

• Bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat saraf,


dikategorikan sebagai reaksi berat Sumber : Lepra Depkes 2012
Jawaban lain :
• B. Pemeriksaan laboratorium kerokan lesi
• C. Meneruskan pengobatan sampai 12 bulan
• D. Menghentikan pengobatan dan
menyatakan sembuh
• E. Mengganti dengan obat jenis lampren +
prednison
18
Sifilis
D. Pengobatan diganti doksisiklin
KATA KUNCI
• pria usia 30 tahun datang dengan keluhan ruam di seluruh
tubuh sejak 2 minggu yang lalu. Ruam berupa bercak
kemerahan terutama di lengan dan tungkai serta telapak
kaki dan tangan. Pasien menyangkal keluhan gatal, nyeri,
dan demam. Sudah sempat memeriksakan ke dokter dan
telah mendapatkan obat oles luar dan minum namun belum
ada perbaikan. Pasien mengaku dulu pernah sembuh dari
luka kecil di kemaluan yang tidak disertai rasa nyeri. Pasien
memiliki alergi penisilin. Apakah terapi untuk pasien ?
• Diagnosis: siflis alergi penisilin
Sifilis vs Ulkus mole
Sifilis (ulkus durum)
•Ulkus genitalis tidak
sakit, luka biasanya
tunggal, dasar bersih, tepi
rata
•Etiologi : Treponema
pallidum

Chancroid (Ulkus mole)


•Ulkus genitalis : sakit,
ulkus tampak kotor,
bergaung, tepi tidak rata
Sumber : Pedoman Nasional Tatalaksana IMS 2015
CAMP: •Etiologi Hemophillus
School of Fish Ulkus Durum
Jawaban lain :
• A. Menurunkan dosis penisilin
• B. Menghentikan penisilin dan menyambung
kembali setelah keluhan menghilang
• C. Desensitisasi penisilin
• E. Pengobatan diganti ciprofloksasin
19
Camp: Tinea kapitis
A. KOH 10%
KATA KUNCI
• anak usia 8 tahun dibawa oleh ibunya ke
puskesmas dengan rambut rontok di kepala
dan kepala dirasa sangat gatal. Pemeriksaan
fisik ditemukan alopesia areata, dengan
adanya sisa bagian pangkal rambut. Apa
pemeriksaan penunjang yang tepat?
• Diagnosis: Tinea Capitis
Tinea Kapitis
Grey patch ringworm
• Penyebab tersering :
Microsporum sp. (M.
Audouinii, M. Canis,
Microsporum
ferrugineum)
• Papul eritem sekitar
batang rambut 
melebar dan bersisik
• Rambut abu2 dan
mudah patah
• Alopecia (+) gatal (+)
• Lampu wood + warna
hijau
Sumber : Perdoski 2017, Fitzpatrik 8ed, IKK FK UI
CAMP:
Tinea Kapitis
Kerion
• Etiologi tersering : M. canis, M.
gypseum, and T. verrucosum
• Folikulitis  kerion
• Kerion = benjolan lunak, pus
(+), “basah”
• Gatal (+) sakit (+) Alopecia (+)
• Demam & limfadenopati (+)

Sumber : Perdoski 2017, Fitzpatrik 8ed, IKK FK UI


Tinea Kapitis
Black dot ringworm

• Etiologi tersering : T.
Tonsurans dan T. violaceum
• Rambut rapuh dan patah 
tepat pada muara folikel 
gambaran bintik hitam “black
dot”

Sumber : Perdoski 2017, Fitzpatrik 8ed, IKK FK UI


TATALAKSANA TINEA CAPITIS

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick ed.8
TATALAKSANA TINEA CAPITIS

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick ed.8
Memilih obat jamur
• Tinea kapitis, barbae, unguium  oral/
sistemik
• Sisanya  topical
• Obat jamur topical
• 1. terbinafine 1% 1x/ hari
• 2. –azol 2% 2x/ hari
Jawaban lain :
• B. Tzank tes
• C. Pengecatan gram
• D. Biopsi
• E. Wood lamp
20
Tinea Korporis
b. trichopyton
KATA KUNCI
• Seorang pria 35 tahun datang dengan keluhan gatal
dan nyeri pada dagu sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
tidak membaik dengan pengobatan corticosteroid.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan lesi kemerahan
dan beberapa lesi pustular dasar eritem, lesi satelit.
Didapatkan pula pus yang keluar dari follicle janggut.
Apakah organisme yang menyebabkan kejadian
tersebut?
• Diagnosis: TRICHOPYTON
TINEA
KORPORIS
• Infeksi jamur Manifestasi klinis:
dermatofita p a d a • Gatal
badan, tungkai,
d a n lengan, tidak • Lesi bulat, batas tegas:
termasuk lipat tepi lebih aktif dengan
paha, tangan central healing
(batas • Lesi berkonfluensi 
pergelangan konfigurasi
tangan), d a n kaki polisiklik
(batas pergelangan
kaki). • Disertai t anda radang;
• Etiologi: jika inflamasi
berat a d a lesi vesikel
Trichophyton sp.,
hingga pustul
Microsporum sp.
• Konsep dasar:
mekanisme sistem
imun yg menurun
Sumber: d p t tjd secara
Dermatomikosis Superfisialis.
fisiologis
PERDOSKI. 2004 d an
TINEA
KORPORIS
Pemeriksaan
penunjang:
• Mikroskopik:
pengambilan
sampel dari
lesi aktif
bersepta/double contour
• KOH 20% (kuku
d a n kulit) 
hifa sejati/hifa
panjang

bersekat/sept
a dan
dikhotomi &
arthrospora/
arthokonidia
• Lampu
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis.
Wood:
PERDOSKI. 2004
TATALAKSANA TINEA
st
KORPORIS
• 1 line: antijamur • Terapi antijamur oral
topikal • Indikasi: jika terapi
Diaplikasikan 2x/hari
topikal gagal atau
PEMBAHA selama minimal 2-4
lesi luas
SAN minggu (diberikan
sampai lesi hilang, • Griseofulvin 500-1000
lanjut 1-2 minggu) mg/hari selama 2-6
minggu (dosis
• Golongan
dewasa 0,5-1
imidazole: gram/hari; anak
• Clotrimazole 0,25-0,5 gram/hari)
cream 1% • Ketoconazole 1x200
• Ketoconazole m g selama
cream 4 minggu
2% • Itrakonazole 1x100
• Mikonazole m g selama 2
cream 2% minggu
• Terbinafine
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. • Terbinafine 1x250 m g
PERDOSKI. 2004
Jawaban lain :
• a. sarcoptes scabiei
• c. streptococcus
• d. staphilococcus
• e. diplococcus
21
Tinea Unguium
C. Dosis denyut intrakonazol 2 x 200 mg
selama 1 minggu
KATA KUNCI
• Nn. Loucinta, 23 tahun datang ke dokter dengan
keluhan kuku rusak sejak 6 bulan yang lalu. Pasien
jarang sekali berganti kaos kaki dan pernah sekali
meminjam milik teman dengan keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan kuku jari ke tiga kanan
terdapat penebalan, warna kekuningan, dan tampak
rapuh. Terapi yang tepat untuk pasien tersebut
adalah…
• Diagnosis: Onikomikosis
Onikomikosis
• Definisi: Infeksi jamur pada kulit
(dermatofita, non-dermatofita, ataupun
yeast)
• TINEA UNGUIUM: infeksi jamur pada kuku
yang hanya disebabkan oleh dermatofita
• Dermatofita T. rubrum, T. mentagrophyte,
T. tonsurans
• Non-dermatofita Acremonium, Aspergillus
• Yeast Candida albicans
• UKK : distrofi, hiperkeratosis, onikolisis,
debris subungual, perubahan warna kuku
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed

CAMP:
ONIKOMIKOSIS
• Kelainan kuku akibat infeksi jamur
• Terdapat 4 tipe:
1. Onikomikosis subungual distal
– Infeksi mulai di hiponikium  menyebar ke
proksimal
– Hiperkeratosis subungual, onikolisis, kuku
kekuningan
2. Onikomikosis subungual proksimal
– Infeksi mulai di kutikula  menjalar ke distal
– Hiperkeratosis subungual, onikolisis
proksimal, destruksi lempeng kuku
proksimal

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
ONIKOMIKOSIS
3. Onikomikosis subungual
putih Proximal subungual
onychomycosis. Proximal
• Invasi lgsg lapisan leukonychia.
superfisial lempeng kuku
 bercak putih; kuku
lunak, rapuh

4. Onikomikosis candida
• Paronikia: menyerang
matriks  depresi
transversal kuku
• Kandidosis kronik
mukokutan  bengkak
lipat kuku proksimal dan
distal
• Invasi pd kuku yg sudah
onikolisis
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Kulit tidak berambut : Kerokan / swab


kulit dari bagian tepi sampai sedikit
bagian luar kelainan sisik kulit
• Kulit berambut : rambut dicabut pada
kulit yang mengalami kelainan, kulit di
derah tersebut dikerok
• Kuku : dari kuku yang sakit dan dipotong
sampai mengenai seluruh tebal kuku
• Bahan : KOH 10%  rambut,
KOH 20% kuku dan kulit
Zat warna tambahan : tinta
Parker/
PAS untuk mempermudah visualisasi
• Tampakan : hifa panjang / sejati
(bersekat / bercabang) + atrospora
(spora berderet)
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
Tatalaksana

Sumber : gbr 1 : Fitzpatrick 8ed, gbr 2: PERDOSKI 2017,


Terminologi Kelainan Kuku
Onycholysis:
Bagian putih/ distal kuku terangkat. Berkaitan
dengan tirotoksikosis, psoriasis, trauma, dermatitis
kontak, porphyria cutanea tarda, dll.
Onychauxis:
Penebalan kuku, berkaitan dengan psoriasis,
trauma, atau infeksi kuku akibat jamur.
Onychogryphosis:
Kuku menebal dan tumbuh terus hingga
onikogrifosis onikolisis
membentuk seperti kurva.

onychauxis
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Onychorrhexis:
Garis garis longitudinal di kuku, berkaitan dengan
proses penunaan, atau penyakit sistemik lain seperti
rheumatoid artitis, penyakit vaskuler perifer, liken
planus, dan penyakit Darier
Onychomycosis:
Infeksi kuku oleh jamur. Dapat disebabkan oleh
paroni
dermatofita, candida, maupun golongan mould.kia
Onychocryptosis = paronikia.
onikore
ksis

onikomikos
is
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Jawaban lain :
• A. Ketokonazol 200 mg selama 10-14 hari
• B. Itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal
• D. Dosis denyut ketokonazol 400 mg selama 1
minggu
• E. Grisefulvin 2 x 500 mg selama 1 minggu
24
Camp: CLM
b. cutaneous larva migrans
KATA KUNCI
• Seorang pasien laki-laki, datang ke puskesmas
dengan keluhan gatal di punggung kaki hal ini
sudah ia rasakan selama 3 hari. dari pemeriksaan
fisik ditemukan lesi serpiginosa, berwarna
kemerahan dan berkelok. Pasien bekerja sebagai
petani namun sering bekerja tidak menggunakan
alas kaki. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
• Diagnosis: CLM
CREEPING ERUPTION /
CUTANEUS LARVA MIGRANS
• Etiologi: animal hookworm
Ancylostoma braziliense,
ancylostoma caninum
• Saat masuknya larva terasa
gatal dan panas. Lesi muncul 1-
5 hari setelah kontak
• Muncul papul, lalu lesi linier
atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi serpiginosa.
Rasa gatal biasanya lebih hebat
pada malam hari.

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


CAMP: http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx
Penyebab tersering CLM
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
• Bunostomum phelabotomum
• Uncinaria stenacephala

• Hystoplasma capsulatum  jamur


menyerang paru pada pasien AIDS
• Bentuk infektif:
larva filariform
• Cutaneous larva
migrans is self-
limiting; migrating
larvae usually die
after 5–6 weeks.
Albendazole is the
treatment of
choice. Ivermectin
is effective but not
approved for this
indication.
• Lesi akan hilang Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx
• TATALAKSANA
1. Topikal
• Salep albendazol 10% dioleskan 3 kali sehari selama
7-10 hari.
• Salep thiabendazol 10-15% dioleskan 3 kali sehari
selama 5-7 hari. (Dapat diberikan pada anak berusia
< 2 tahun atau BB <15 kg)
2. Sistemik
• Albendazol 400 mg untuk anak usia >2 tahun atau
>10 kg selama 3-7 hari berturut-turut.
• Thiabendazol 50 mg/kg/hari selama 2-4 hari.
• Ivermektin 200 μg/kg dosis tunggal, dosis kedua
diberikan bila gagal. Sebaiknya tidak diberikan pada
anak berusia < 5 tahun atau BB <15 kg.
3. Kombinasi
• Bedah beku dengan nitrogen cair atau etil klorida
dapat dikombinasi albendazol.
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx
Jawaban lain :
• a. loa-loa
• c. insect bite
• d. scabies
• e. necator americanus
26
Camp: Pedikulosis kapitis
B. Malathion 1%
KATA KUNCI
An. Rambutan, laki-laki 12 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan kepala gatal. Pasien saat ini tinggal di asrama dan sering meminjam
sisir temannya yang memiliki keluhan yg sama. Dari pemeriksaan rambut
kepala didapatkan nits bentuk oval, berwarna keabuan di batang rambut.
Tatalaksana yang tepat untuk An. Rambutan adalah… Telur menempel di
rambut kepala  Pediculosis capitis

• Diagnosis: Pedikulosis Kapitis


Pedikulosis Kapitis
• Pediculus humanus vas capitis, merupakan
ektoparasit, menghisap darah dari kulit kepala
(hematofagia).
• Keluhan muncul akibat sensitisasi saliva parasit.
• Kontak dari penggunaan barang bersama, misal
sisir, topi, dll atau dari kontak fisik langsung.
• Diagnosis dari klinis : ditemukan nits/ telur atau
kutu di kepala
( paling banyak ditemukan di regio occipital dan
retroauricular)

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


CAMP:
TATALAKSANA
Malathion 0,5% atau 1% Losio atau Spray
dibiarkan 1 malam
Permetrin 1% cream rinse dibiarkan selama
2 jam
Gameksan (Lindane) 1% dibiarkan selama
12 jam
• Rambut dipotong sependek mungkin, jaga
kebersihan, hindari kontak
• Obat cuci dengan shampo  oleskan anti-
parasit topikal (permetrin, malathion) sesuai
waktu tutup kain cuci rambut  gunakan
sisir serit untuk membersihkan parasit yang
Jawaban lain :
• A. Shampo Ketokonazole 2%
• C. Benzyl benzoat 5%
• D. Permetrin 5%
• E. Gameksan 0,1%
27
Camp: Pedikulosis pubis
a. Pediculosis pubis
KATA KUNCI
• Seorang pasien laki-laki 30 tahun datang
dengan keluhan gatal di sekitar rambut
kemaluan. Pasien merupakan anggota taruna
yang tinggal di asrama. Dari pemeriksaan
eritem tengah keabuan dari pubis meluas
hingga ke abdomen. Apa diagnosisnya?
• Diagnosis: PEDIKULOSIS PUBIS
PEDIKUOSIS PUBIS
• Infeksi rambut daerah pubis dan sekitarnya
• Etiologi : Phthirus pubis (termasuk IMS)
• Manifestasi Klinis
– Gatal pada pubis dan sekitarnya (abdomen
bagian bawah hingga dada)
– Makula serulae : bercak abu/kebiruan,
sering disebut juga sky blue dot
– Black dot: bercak hitam di celana dalam
(warna putih) saat bangun tidur  krusta
dari darah

CAMP:
TATALAKSANA
PEDIKULOSIS PUBIS

– Benzyl benzoate 25% dan Gameksan 1% dioleskan seluruh


tubuh  diamkan 24 jam  ulang 4 hari kemudian
– Gameksan (lindane) 1% bukan lini pertama, hanya dipakai
terbatas pada pasien yang gagal terapi atau tidak dapat
mentoleransi obat lainnya. KI : hamil, menyusui, anak <6
Jawaban lain :
• b. Scabies
• c. Pediculosis capitis
• d. Pediculosis corporis
• e. Tinea Cruris
28
Skabies: terapi
D. Sel Langerhans
KATA KUNCI
• Ny. Gatal, 35 tahun, hamil 16 minggu , datang ke
Puskesmas bersama dengan suaminya. Mereka
mengeluhkan muncul bintil-bintil kemerahan disertai
rasa gatal terutama di malam hari. Bintil muncul di
dada, perut, lipat paha, dan sela-sela jari. Ny. Gatal
sempat menginap di rumah saudaranya di desa 4
minggu yang lalu. Respon imun non spesifik yang
paling berperan dalam kasus Ny. Gatal adalah?
• Diagnosis: Scabies: patofisiologi
Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis  2 dari 4 tanda kardinal:
– Pruritus nocturna
– Menyerang sekelompok orang
– Ditemukan terowongan/ kunikuli
– Ditemukan tungau
• Pemeriksaan penunjang:
– Congkel papul di ujung terowongan  taruh di kaca
objek
 lihat dengan mikroskop
– Menyikat kulit  tampung di kertas putih  lihat dengan
kaca pembesar
– Biopsi irisan  lihat dengan mikroskop
– Biopsi eksisional  periksa dengan pewarnaan HE
– Burrow ink test  melihat kanalikuli
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
CAMP:
Tatalaksana
– Sulfur presipitatum 5-10%: dioleskan 3x24 jam;
tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus
digunakan >3 hari (3 malam berturut-turut)
– Emulsi benzil benzoas 10-20%: efektif untuk semua
stadium, diberikan malam hari selama 3 hari; sulit
ditemukan, dioleskan 24 jam penuh
– Gameksan (Lindane) 1%: efektif untuk semua
stadium, dihindari untuk anak <6 tahun dan
wanita hamil, efek neurotoksik dan teratogenik.
Oles selama 8 jam. Cukup sekali pemakaian, dapat
diulang 1 pekan setelahnya jika belum sembuh
– Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium
tungau), dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih. Bila belum sembuh,
diulang 1 minggu kemudian. Kontraindikasi: anak
kurang dr 2 bulan
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
Tata Laksana Skabies
Patofisiologi Skabies
• Kemerahan dan gatal pada scabies merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe I (immediate) dan tipe IV (delayed).
• Respon inflamasi awal dilakukan oleh sel-sel epidermis
seperti keratinosit, sel dendritic, dan sel Langerhans
terhadap tungau dan produknya (saliva, feses, dan telur).
• Produk dari tungau mengiduksi respon inflamasi yang
diperantarai oleh eosinophil dan menimbulkan rasa gatal
• Sel lain yang dapat berperan dalam jumlah kecil : monosit,
makrofag, dan sel mast

Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5553898/,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3733868/
Jawaban lain :
• A. Limfosit T
• B. Limfosit B
• C. Makrofag
• E. Monosit
30
Camp: DKI
b. dermatitis kontak iritan
KATA KUNCI
• Seorang pasien wanita 30 tahun datang dengan
keluhan kedua tangannya menjadi kering dan gatal.
pasien bekerja sebagai seorang tukang cuci. Pada
pemeriksaan fisik pada manus dan palmar kiri dan
kanan tampak xerotik, kemerahan dan terdapat ada
fisura. Apa kemungkinan diagnosisnya?
• Diagnosis: DKI
• Terapi?
DERMATITIS KONTAK IRITAN
• Salah satu bentuk dermatitis kontak
• Terjadi karena kulit rusak akibat friksi, faktor
lingkungan (suhu dingin), paparan berlebihan
terhadap air, ataupun bahan kimia seperti cairan
asam, alkali, detergen, maupun pelarut
• Tingkat keparahan dermatitis bergantung pada:
• Jumlah dan kekuatan zat iritan
• Durasi (seberapa lama) dan frekuensi
(seberapa sering) paparan terhadap iritan
• Kerentanan kulit masing-masing individual
 dipengaruhi oleh tebal/tipisnya kulit di
suatu lokasi, produksi minyak pelembab, dan
adanya kecenderungan atopi
• Faktor lingkungan: suhu dan kelembaban
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
CAMP: http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
DERMATITIS KONTAK IRITAN
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan
asam atau basa kuat), biasanya tidak
sengaja/kecelakaan  bengkak,
lepuh, nyeri, merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air,
sabun, atau detergen dalam waktu
cukup lama (beberapa minggu) 
kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit  luka dg fisura,
erosi, krusta dan keropeng

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html


DERMATITIS KONTAK ALERGI
• Gatal kulit akibat reaksi alergi
terhadap suatu substansi yang
berkontak dengan kulit.
• Reaksi kulit dapat terjadi
beberapa jam, hari, hingga
tahun setelah kontak pertama
• Beratnya reaksi kulit tidak
berbanding lurus dengan
jumlah allergen yg terpapar
• Karakteristik umum lesi DKA:
• Sebagian besar: lesi hanya
mencakup area kulit tempat
kontak dengan allergen
terjadi Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
Patch Test
(Uji Tempel)
• Indikasi
– Pasien dengan diagnosis kerja
dermatitis kontak, terutama pada
kelompok pasien dengan penyakit
kulit dasar berupa dermatitis atopi,
seboroik, stasis, numularis;
psoriasis; dishidrosis
– Dermatitis kronis tanpa penyebab
yang jelas
– Dermatitis kontak akibat pekerjaan
Sumber : An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88, Ilmu Penyakitt Kulit dan Kelamin FK UI
Tatalaksana
• Simptomatik: antihistamin oral utk ↓ gatal
– Hidroksizin 2x25 mg/hari maksimal 2 minggu
– Loratadin 1x10mg/hari selama maksimal 2
minggu
• Prinsip umum:
– Hindari factor risiko
– Pakai pelindung
– Krim pelembab (krim urea 10%)
– Steroid topical (potensi sedang) untuk ↓ inflamasi:
• Krim desonid 0,05% atau fluosinolom asetnoid
0,025%
• Dengan liken : krim betametason valerat 0,1% atau
mometason furoat 0,1%
– Antibiotik apabila ada infeksi sekunder
– Berat : prednison 20mg/hari dalam 3 hari
Sumber : PPK 2015,
POTENSI STEROID
TOPIKAL

• .
• Potensi kuat (kelas 1-4) : alopecia areata,
discoid lupus, LSK, psoriasis, dermatitis
numularis
• Potensi sedang (kelas 5-6) : dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, dermatitis
stasis, dermatitis atopik
• Potensi ringan ( kelas 7) : napkin eczema,
dermatitis area wajah, intertriginosa, perineal
Jawaban lain :
• a. dermatitis alergi
• c. dermatitis kontak alergi
• d. liken simpleks kronis
• e. dermatitis numularis
31
Camp: DKA
E. Lepas jam tangan + krim kortikosteroid

KATA KUNCI
• Wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan
gatal pada pergelangan lengan kiri. 2 hari
Sebelumnya pasien menggunakan jam tangan
pada tangan kiri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan makula eritema disertai
papulovesikel kecil-kecil yang berbentuk seperti
lingkaran jam tangan. Terapi apa yang diberikan?
• Diagnosis: Dermatitis Kontak Alergi
DERMATITIS KONTAK ALERGI
• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap suatu
substansi yang berkontak dengan kulit.
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam, hari,
hingga tahun setelah kontak pertama
• Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus
dengan jumlah allergen yg terpapar
• Karakteristik umum lesi DKA:
• Sebagian besar: lesi hanya mencakup area
kulit tempat kontak dengan allergen
terjadi
• Dapat merah, bengak, dan melepuh atau
kering dan kasar
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
CAMP:
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Contoh kasus DKA
• Alergi nikel yang dijadikan rantai
jam tangan, kalung dan anting
imitasi
• Alergi terhadap bahan plaster luka
(rosin)
• Dermatitis tangan pada pekerja
pabrik karet
• Dermatitis fotokontak  alergi
terhadap sunscreen atau sabun
antibakteri yang timbul setelah
paparan terhadap sinyal matahari
• Lainnya: DKA terhadap parfum, cat
rambut, obat topikal
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
Patch Test
(Uji Tempel)
• Indikasi
– Pasien dengan diagnosis kerja dermatitis kontak,
terutama pada kelompok pasien dengan
penyakit kulit dasar berupa dermatitis atopi,
seboroik, stasis, numularis; psoriasis; dishidrosis
– Dermatitis kronis tanpa penyebab yang jelas
– Dermatitis kontak akibat pekerjaan

DKA: cresendo  setelah patch dilepas, kemerahan


akan semakin bertambah
DKI : decresendo  setelah patch dilepas, kemerahan
akan semakin hilang

Sumber : An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88, Ilmu Penyakitt Kulit dan Kelamin FK UI


Tatalaksana
• Simptomatik: antihistamin oral utk ↓ gatal
– Hidroksizin 2x25 mg/hari maksimal 2 minggu
– Loratadin 1x10mg/hari selama maksimal 2 minggu
• Prinsip umum:
– Hindari factor risiko
– Pakai pelindung
– Krim pelembab (krim urea 10%)
– Steroid topical (potensi sedang) untuk ↓ inflamasi:
• Krim desonid 0,05% atau fluosinolom asetnoid 0,025%
• Dengan liken : krim betametason valerat 0,1% atau
mometason furoat 0,1%
– Antibiotik apabila ada infeksi sekunder
– Berat : prednison 20mg/hari dalam 3 hari
Sumber : An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88, Ilmu Penyakitt Kulit dan Kelamin FK UI,
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-allergy.html,, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html, PPK
PERDOSKI 2011
Jawaban lain :
• A. Gunakan jam tangan + krim antibiotik
• B. Gunakan jam tangan + krim antihistamin
• C. Gunakan jam tangan + krim kortikosteroid
• D. Lepas jam tangan + krim antihistamin
33
Camp: Dermatitis
numularis
D. Dermatitis numularis
KATA KUNCI
• Anak Bocah usia 9 tahun dibawa ibunya ke IGD
dengan keluhan kemerahan pada kedua
tungkai sejak seminggu yang lalu, disertai
gatal. Status dermatologi: ditemukan makula
eritema batas tegas bentuk seperti uang koin.
Diagnosis pasien ini adalah...
• Diagnosis: Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis
• = discoid eczema
• Tampak serupa trauma luka bakar, abrasi,
atau insect bite. Lesi dermatitis ini khas
berbentuk bulat/ diskoid serupa koin
(numular) berbatas tegas.
• Bisa soliter atau multipel.
• Eritem dengan papul dan vesikel di atasnya.
Tampak basah/ oozing. Bisa di mana saja
namun tersering di tungkai.

Sumber : Fitzpatrick Atlas 7ed


CAMP:
Tatalaksana
1. Topikal
– Kompres terbuka PK 1/10.000 15-20 menit/kali kompres sampai lesi
mengering
– Kortikosteroid topikal ;
• Desonid krim 0,05% atau fluosinolon asetnoid krim 0,025% selama
maksimal 2 minggu
• Liken + hiperpigmentasi : betametason valerat krim 0,1% atau
mometason furoat krim 0,1%
2. Sistemik
– Antihistamin sedatif : CTM 3x4mg atau cetirizine 1 x 10mg atau hidroksizin
3-4 x 25 mg selama maksimal 2 minggu
– Antihistamin non sedatif : loratadine 1x10mg selama maksimal 2 minggu
– Pemberian antibiotik jika diperlukan

– Prinsip penggunaan steroid: sebisa mungkin menggunakan


steroid topikal (kecuali pada kasus berat atau refrakter)
– takrolimus, pimekrolimus, atau preparat tar dapat
digunakan sebagai anti radang (inhibitor kalsineurin)

Sumber : PPK 2015, Fitzpatrick Atlas 7ed


POTENSI STEROID
TOPIKAL

• .
• Potensi kuat (kelas 1-3) : alopecia areata,
discoid lupus, LSK, psoriasis, dermatitis
numularis
• Potensi sedang (kelas 4-5) : dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, dermatitis
stasis, dermatitis atopik
• Potensi ringan ( kelas 6-7) : napkin eczema,
dermatitis area wajah, intertriginosa, perineal
Jawaban lain :
• A. Psoriasis gutata
• B. Psoriasis vulgaris
• C. Dermatitis atopik
• E. Dermatitis seboroik
34
Camp: Dermatitis
c. Candida albicans
KATA KUNCI
• Wanita datang dengan keluhan keputihan yang
sudah ia rasakan 1 minggu ini. keluhan lain yang
ia rasakan adalah lendir berbau busuk dan
kadang nyeri saat bersenggama dengan suami.
pada pemeriksaan in spekulo ditemukan
gambaran seperti susu busuk. Apa
kemungkinan patogen penyebab?
• Diagnosis: CANDIDA ALBICANS
KANDIDIASIS KUTIS (C.
Albicans)

• Predisposisi: area lembab, pakaian


terlalu ketat, lipatan kulit,
higienitas buruk, bayi jarang ganti
popok, pasien imun rendah,
penggunaan antibiotik jangka
lama, obesitas, DM.

• UKK KHAS : bercak eritem,


membasah (maserasi), dikelilingi
lesi satelit (papul, vesikel, pustul)

• Candida termasuk flora normal di


tubuh. Pada kondisi tertentu, misal
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
CAMP: kelembaban tinggi  tumbuh
KANDIDIASIS KUTIS

• Penunjang
1. KOH 20% atau Gram atau
Methylen Blue: pseudohifa,
blastospora, budding yeast
cell
2. Kultur agar Saboraud : koloni
putih, tumbuh 2-5 hari Candida in potassium
hydroxide preparation.
Pseudomycelia in
• Terapi: antifungi topikal (nistatin, clusters of grape-like
golongan azol). yeast cells.
• Bila luas sistemik
1. ketokonazol 1x200mg 14 hari
2. fluconazole (100 mg PO qd for
1-2 wk) Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, emedicine
3. traconazole (100 mg PO qd for
Jawaban lain :
• a. Trichomonas vaginalis
• b. Gardnerella vaginalis
• d. Neisseria gonorrhea
• e. Chlamydia trachomatis
36
Dermatitis seboroik: terapi
A. Sampo selenium sulfida 1,8%
KATA KUNCI
• Nn. Ceting, 23 tahun datang dengan keluhan bercak
agak kehitaman dan di daerah wajah, leher, dan
bahu. Kadang dirasakan wajah menjadi sangat
berminyak. Dari status dermatologis didapatkan
makula hiperpigmen dengan skuama keemasan
berminyak. Dari pemeriksaan KOH didapatkan hasil
negatif. Apa terapi yang tepat untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Dermatitis Seboroik
Dermatitis Seboroik
• Kelainan kulit dengan faktor
konstitusi di “area seboroik”/
kelenjar sebasea
• Kelainan konstitusi:
• Pertumbuhan berlebihan
Pityrosporum ovale , bisa juga
karena Malessezia atau
P.acne yang mempunyai lipase
(TGfree fatty acid )
• Aktivasi glandula sebasea ↑↑
Manifestasi klinis
• Eritema dan skuama berminyak,
agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas.
• Yang ringan: pada kulit kepala =
pitiriasis sika.
• Yang berat: skuama tebal,
berminyak, dan luas: seluruh kulit
kepala, dahi, glabella, telinga,
CAMP:
Tatalaksana
TOPIKAL
• Bayi :
• Asam salisilat 3% 1x/hari
• Krim hidrokortison 1% selama
beberapa hari
• Dewasa :
• Shampo selenium sulfida 1,8% atau
shampo ketokonazole 2% atau Zink
pitirion (shampo antiketombe) atau
Liquor carbonis detergent (ter) 2-
5% atau asam salisilat 2-3% 2-3x
seminggu selama 5-15 menit
• Di badan : desonid krim 0,05% atau
fluosinolon asetonid krim 0,025%
selama maks.2 minggu atau
betametason valerat krim 0,1% bila
TATALAKSANA
SISTEMIK (severe/refrakter)
• Antihistamin sedatif : CTM 3x4mg atau cetirizine
1x10mg maks 2 minggu
• Antihistamin nonsedatif : loratadine 1x10mg maks 2
minggu
• Kortikosteroid: Prednisone 20 – 30 mg/hari pada kasus
berat.
• Isotretinoin 0,1 – 0,3 mg/kg/hari pada kasus
rekalsitran.
• Fototerapi UVB.
Jawaban lain :
• B. Sampo ketokonazol 2%
• C. Sampo tar 10%
• D. Krim urea 10%
• E. Salep asam salisilat 5%
37
Camp: Dermatitis
perioral
C. Krim klindamisin 1%
KATA KUNCI
• Wanita, 35 tahun, datang ke klinik dengan keluhan gatal di
sekitar mulut disertai bintil-bintil yang dirasakan nyeri.
Pasien baru saja menggunakan pasta gigi baru yang
mengandung fluoride selama sebulan terakhir. Pasien
sudah pernah melakukan pengobatan dengan
dexoximetason. Dari pemeriksaan dermatologis
didapatkan papul eritematosa dengan pustul multipel di
sekitar mulut. Tatalaksana yang tepat diberikan kepada
wanita adalah...
• Diagnosis: DERMATITIS PERIORAL
Dermatitis Perioral
• Erupsi eritematosa yang
terdiri dari papul kecil dan
papulo-pustul yang
berlokasi di sekitar mulut
• Faktor Risiko
Sabun yang tidak tepat
Facial scrub yang tidak
tepat
Krim kosmetik : antiaging,
pemutih, dll
Steroid topikal yang
berlebihan
Lipbalm, lipgloss, lipstick
yang keluar dari area bibir.
Hormonal : pil kontrasepsi,
Sumber : PPK 2014, FITZPATRICK Ed 8,

CAMP: kehamilan
Tatalaksana dermatitis perioral
1. Hentikan pemakaian semua kosmetik dan
kortikosteroid topical
2. Topikal
• Krim metronidazol atau emulsi 0,75%-1%
2x/hari selama 8 minggu
• Krim klindamisin 1% 1-2x/hari
• Eritromisin krim 2-3% 1-2x/hari
• Asam azelaik krim 20% atau gel 15%
2x/hari
• Adapalen gel 0,1% 1x/hari 4 minggu
3. Sistemik
• Tetrasiklin 250-500 mg 2x/hari selama 3
minggu
• Doksisiklin 100mg/hari selama 3 minggu
• Minosiklin 100/hari selama 4 minggu
• Eritromisin 250mg 2x/hari selama 4-6
Sumber : PPK 2014, FITZPATRICK Ed 8
minggu
Tatalaksana dermatitis
perioral

Sumber : PPK 2014, FITZPATRICK Ed 8


Jawaban lain :
• A. Krim hidrokortison 2.5%
• B. Krim klobetasol 0.05%
• D. Eritromisin 2 x 250 mg
• E. Impetigo krustosa
38
Pitiriasis rosea: terapi
E. Cetirizine 1 x 10mg
KATA KUNCI
• Ny. Cemara, 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan ada bercak kemerahan pada punggung
kadang disertai rasa gatal. Saat ini hanya terdapat satu
bercak warna pink, bentuk oval. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan medallion patch, eritem, dan ditemukan
beberapa lesi makula eritema lebih kecil, difus, bentuk
oval ukuran 2 cm, batas tidak tegas, berskuama halus.
Apa tatalaksana yang tepat untuk penyakit ini?
• Diagnosis: Pitiriasis Rosea
Pitiriasis Rosea
• Etiologi :
• Berkaitan dengan reaktivasi HHV-7 atau
HHV-6

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8

CAMP:
Pitiriasis Rosea
• UKK :
1. Lesi primer : makula/plak sewarna
kulit / merah muda / salmon-
colored/ hiperpigmentasi, bentuk
bulat atau lonjong, tengah lesi
skuama halus (+)  herald patch
Ditemukan di tempat tertutup
baju, leher, ekstremitas atas,
jarang di wajah, penis, kulit
berambut
2. Lesi sekunder: makula/ plak lebih
kecil dari lesi primer, dapat disertai
papul, vesikel, pustul  tersusun
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
sesuai lipatan kulit (christmas tree
Tatalaksana
- Suportif
Gatal :
Antihistamin topikal: bedak mentol 0,25-
0,5% atau bedak salisilat 1-2% Antihistamin
oral : cetirizine 1 x 10 mg, loratadine 1 x 10
mg

- Pada umumnya, ini merupakan penyakit


ringan yang swa-sirna (self-limiting) dan
tidak membutuhkan terapi khusus

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


A. Anti jamur bukan tata laksana pada pitiriasis
rosea
B. Tidak perlu kortikosteroid oral
C. Tidak berhubungan dengan imunosupresi.
Penyakit serupa yang berhubungan dengan
imunosupresi adalah eritroderma
D. Salah. Kondisi yang disebutkan ini merupakan
gejala dari eritroderma
Jawaban lain :
• A. Krim Mikonazol 2%
• B. Shampo Asam salisilat 10%
• C. Bedak krim urea 10 %
• D. Krim betametason valerat 0,1%
39
Iktiosis vulgaris
E. Ichtyosis vulgaris
KATA KUNCI
• Pria, 25 tahun, datang ke klinik anda dengan mengeluhkan
kulitnya kering dan bersisik sejak masa anak-anak sampai
saat ini. Keluhan dirasakan memberat terutama saat cuaca
dingin. Dan diketahui bahwa ayah pasien menderita asma
sejak kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit bersisik
di bagian punggung dan sisi ekstensor dan ektremitas. Folikel
rambut pada area tersebut terlihat tertutup sumbatan oleh
keratin. Tampak adanya fisura pada telapak tangan dan kaki.
Diagnosis yang paling tepat untuk Pria adalah...
• Diagnosis: ICHTHYOSIS VULGARIS
IKTIOSIS VULGARIS
• Dari Bahasa Yunani, ichthys, artinya ikan 
kelainan kornifikasi
• Ada 2 tipe, herediter dan didapat.
• Hereditary ichthyosis vulgaris:
• autosom dominan.
• Paling sering dibandingkan jenis iktiosis lain.
• Lesi kulit umumnya tidak muncul sejak lahir,
baru tampak usia pertama kehidupan,
puncaknya usia 5 tahun. Umumnya remisi
spontan semenjak pubertas.
• Predileksi tubuh sisi ekstensor, simetris.
• Sering berkaitan dengan penyakit atopi
(dermatitis, asma, dll)
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI
CAMP:
• Acquired ichthyosis vulgaris:
• Sering berkaitan dengan penyakit sistemik lain,
terutama keganasan. Seringnya berkaitan
dengan limfoma Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin, myeloma, sarkoma kaposi,
leiomiosarkoma, dan karsinoma paru,
mammae, ovarium, dan serviks.
• Bisa juga efek dari obat berupa asam nikotinat,
triparanol, butyrophenones, simetidin, dan
clofazimine.

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI


IKTIOSIS
1. Iktiosis vulgaris
• Tidak dijumpai saat lahir, biasanya timbul
dalam tahun pertama kehidupan.
• Skuama putih keabuan yang luas terutama
pada ekstensor ektremitas dan badan.
• Skuama melekat di tengah, dengan “cracking”
(fisura superfisial pada stratum korneum) pada
tepinya.
• Sering disertai keratosis folikularis, ditemukan
terutama pada anak-anak dan remaja dan
aksentuasi palmoplantar.

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI


IKTIOSIS
2. Iktiosis resesif terkait X (X-linked XRI)
• XRI merupakan iktiosis ke-2 terbanyak.
• Saat lahir skuama halus tidak terlihat nyata,
mulai usia 2-6 bulan tampak hiperkeratosis
tebal berwarna coklat gelap sampai kuning
kecoklatan menutupi badan, ekstremitas, leher,
dan preaurikular.
• Kelainan mata jarang, kadang ditemukan
opasitas kornea asimtomatik.

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI


IKTIOSIS
3. Epidermolitik hiperkeratosis (Bullous ichtyosis)
• Sejak lahir terdapat erosi dan kulit denuded yang
luas serta eritroderma; dipicu oleh trauma proses
persalinan.
• Selanjutnya bula berkurang dan tampak
hiperkeratosis berat
• Terdapat kelainan batang rambut dan kerontokan
rambut.
• Dapat timbul sepsis dan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit.

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI


IKTIOSIS
4. Iktiosis lamelar (Autosomal recessive lamellar
ichtyosis)
• Sebagian besar bayi saat lahir disertai eritroderma 
skuama generalisata.
• Skuama berwarna coklat gelap, pola mosaik., sering
menimbulkan fisura superfisial, terdapat pada
hampir seluruh tubuh.
• Sering terdapat ektropion, hipoplasia kartilago
nasal dan aurikular. Ektropion  madarosis,
konjungtivitis, dan keratitis
• Terdapat alopesia sikatrisial, distrofi kuku berupa
penebalan lempeng dan rigi kuku.

Ektropion
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI
TATALAKSANA
• Hereditary ichthyosis vulgaris penyakit
kronik yang umumnya bisa membaik seiring
bertambahnya usia.
• Tujuan utama terapi adalah menjaga hidrasi
kulit dan cegah evaporasi:
– Krim urea 10-20%, propylene glycol
– Topikal retinoid.
– Alpha-hydroxy acids (misal, asam
laktat, glikolat, atau piruvat).
– Keratolitik untuk menghilangkan
skuama (misal, asam salisilat
hingga 6%) Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI
Jawaban lain :
• A. X-linked ichtyosis
• B. Xeroderma
• C. Lamellar ichtyosis
• D.Epidermolitik hiperkeratosis
40
Camp: Acne vulgaris
E. Doksisiklin oral + Asam retinoat topikal
0.1% + Benzoil peroksida topikal
KATA KUNCI
• Wanita, 24 tahun, datang ke praktik anda dengan
keluhan keluar bintik-bintik hitam dan kadang
bernanah di wajah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
tersebut membuat pasien tidak percaya diri. Dari
status dermatologis didapatkan lesi bintik hitam di
wajah berjumlah 15 disertai papul pustul mencapai
25, dan tidak ditemukan kista. Tatalaksana awal yang
tepat untuk kasus wanita adalah.
• Diagnosis: AKNE VULGARIS
Acne vulgaris
• Peradangan menahun folikel pilosebasea
– Ditandai dengan adanya komedo (khas/
patogmonomik), papul, pustul, nodul,
kista dengan sisa sequele berupa
hiperpigmentasi dan jaringan parut
– Akibat perubahan pola keratinisasi folikel
pilosebasea, peningkatan produksi
sebum, fraksi asam lemak bebas
menyebabkan inflamasi folikel,
peningkatan hormon androgen, stress
psikis, atau kolonisasi Cutibacterium acne

CAMP:
Acne Vulgaris
• Komedo
(khas/patogmonomik) 
papul miliar yang di
tengahnya mengandung
sumbatan sebum
– Black comedo, open
comedo: berwarna hitam,
mengandung unsur melanin

– White comedo, close


comedo : berwarna putih,
letak lebih dalam, tidak
mengandung unsur melanin
Derajat Acne Vulgaris
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20-100 >100 atau kista
>5
Lesi <15 15-50 >50
inflamasi
Total lesi <30 30-125 >125
Jawaban lain :
• A. Asam retinoat topikal 0.1%
• B. Asam retinoat topikal 0.1% + Benzoil
peroksida topikal
• C. Doksisiklin 100 mg oral
• D. Klindamisin topikal + Azitromisin dosis
denyut
41
Psoriasis: terapi
A. Tampak akontosis epidermis,
papilomatosis dan hiperkeratosis
KATA KUNCI
• Pria, 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan bercak-bercak
kemerahan sejak 3 bulan yang lalu. Bercak tersebut sangat gatal.
Pasien juga mengeluhkan nyeri di bagian lututnya. Keluhan
dirasakan muncul terutama jika pasien kurang tidur. Dari
pemeriksaan didapatkan: lesi plak eritem dari kulit kepala bagian
belakang hingga leher dengan skuama tebal putih berlapis-lapis.
Pitting nail (+). Ditemukan bintik-bintik perdarahan saat dokter
mengerok bercak tersebut menggunakan glass object.
Pemeriksaan histopatologi yang sesuai dengan kasus pria?
• Diagnosis: PSORIASIS
Psoriasis
• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif
• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama
kasar berlapis-lapis dan transparan, gatal ringan, pitting
nail, kelainan sendi (psoriasis artritis)
• Trigger : physical trauma, stress (40%), infeksi
streptococcal drugs: Systemic glucocorticoids,oral
lithium, antimalarial drugs, interferon,and β-adrenergic
blockers
• 3 tanda:
– Fenomena tetesan lilin  skuama berubah jadi
putih dengan goresan
– Fenomena auspitz (khas)  bila skuama dikerok
maka akan memperlihatkan gambaran bintik-bintik
perdarahan Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
CAMP:
Psoriasis
4. Bisa mengenai oral cavity 
Geographic tongue
5. Bisa mengenai sendi  psoriatic
arthritis
6. Bisa mengenai kuku  Psoriasis
Kuku

Pitting nail

Onycholisis, “oil
drop”
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
Manajemen psoriasis

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


Manajemen psoriasis
Phototera
Topikal Sistemik
py
• Emolien • UVB • Retinoid
• • PUVA • Methotrexat
Keratolitik • Cycosporin
• Coal tar • Hydoxyurea
• Steroid • Fumarat
• Vitamin D • Mycophenol
• Rerinoid at
• Biologik
• Macrolid

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


Jawaban lain :
• B. Sel berjajar membentuk struktur palisade
• C. Hifa bersekat dengan spora berkelompok
• D. Hifa pendek dengan spora berkelompok
• E. Keratinosit dengan perinuclear halo
42
Camp: Miliaria rubra
D. Stratum spinosum
KATA KUNCI
• Anak, laki-laki 6 tahun, dibawa ayahnya ke Puskesmas
dengan keluhan bruntus kemerahan di dada dan perut
sejak 1 hari yang lalu disertai rasa gatal dan panas. Gatal
sangat mengganggu hingga anak tidak bisa tidur. Demam
sebelum ruam dan keluhan pada mata disangkal. Dari
status dermatologis didapatkan papul multipel disertai
vesikel yang tersebat diskret dengan dasar kemerahan.
Kerusakan jaringan pada kasus anak terletak pada lapisan..
• Diagnosis: MILIARIA
Miliaria
• Blokade saluran keluar kelenjar keringat ekrin
yang terjadi akibat cuaca panas dengan
kelembaban tinggi.
• Blokade → sekret kelenjar ekrin bocor ke
lapisan kulit sekitarnya.
• Terdapat 4 jenis miliaria:
• Miliaria kristalina (sudamina) : di
stratum korneum
• Miliaria rubra (prickly heat) : di stratum
spinosum / mid-epidermis→ jika berubah
menjadi pustul : miliariapustulosa
• Miliaria pustulosa : di stratum
spinosum
• Miliaria profunda : di dermo-epidermal
junction
• Karakteristik demografis: Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
CAMP: • M. kristalina: bayi < 2 minggu; org dewasa
Miliaria Kristalina → Miliaria Rubra →
obstruksi di
obstruksi di stratum epidermis yang
korneum lebih dalam
• Lesi berupa vesikel • Lebih berat
bergerombol dari
berukuran 1-2mm miliaria
kristalina
tanpa tanda radang • Terdapat pada
• Tempat predileksi badan yang
terutama pada tempat sering terkena
tertutup pakaian tekanan atau
gesekan
• Muncul terutama saat • Lesi berupa
setelah banyak papul merah
berkeringat atau papul
vesikular
• Umumnya tidak ekstrafolikular
memberi keluhan • Terasa sangat
dan sembuh dengan gatal dan
sisik yang halus pedih
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI ; Panduan pelayanan
medis PERDOSKI 2011

Miliaria rubra
Miliaria crystallina. Note the
water-drop appearance of the Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
lesions.
Miliaria Profunda →
obstruksi di
dermoepidermal junction
• Biasanya timbul
setelah miliaria
rubra, ditandai Miliaria pustulosa (miliaria
rubra + pustul)
papul putih, keras
berukuran 1-3mm
• Terutama pada
badan dan
ekstremitas
• Lesi lebih
banyak papul
Miliaria profunda
dibandingkan
vesikel
• Tidak gatal dan Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI

tidak terdapat
Tatalaksana
• Miliaria kristalina  asimptomatik, tidak perlu
tatalaksana khusus, self limited
• Topikal:
1. bedak kocok kalamin + mentol/kamfer, 2x/
hari selama 1 minggu
2. Lanolin topikal atau bedak salisil 2%
+mentol ¼ - 2% 2x/hari 1 minggu
• Sistemik
1. Antihistamin sedatif : klorfeniramin maleat
3x4mg per hari selama 7 hari atau cetirizin 1
x 10 mg per hari selama 7 hari
2. Antihitamin non sedatif : loratadin 1 x 10
mg per hari selama 7 hari Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
Jawaban lain :
• A. Stratum korneum
• B. Stratum lusidum
• C. Stratum granulosum
• E. Dermo-epidermal junction
43
SJS/ TEN
C. Steven JohnsonSyndrome
KATA KUNCI
• Pria 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan demam dan
muncul lepuh-lepuh di beberapa bagian tubuh. Pasien
memiliki riwayat konsumsi antibiotik karena Infeksi
saluran kemih. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80 mmHg, HR 80x/menit,RR 20x/menit,suhu 39oC.
Dari pemeriksan status dermatologis terdapat erosi di
mukosa bibir, tampak konjungtivitis, dan bula multipel di
dada. Tanda nikolsky (-). Diagnosis kasus tersebut adalah
• Diagnosis: SJS
Stevens Johnson Syndrome/
Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN)
• Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang
berupa pengelupasan kulit dan
lapisan mukoa. Hampir selalu
disebabkan obat.
• TEN = Lyell disease
• Obat yang paling sering
menyebabkan:
– Sulfonamides: cotrimoxizole;
– Beta-lactam: penicillins,
cephalosporins
– Anti-convulsants: lamotrigine,
carbamazepine, phenytoin,
phenobarbitone
– Allopurinol
– Paracetamol/acetominophen
– Nonsteroidal
Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,
anti-inflammatory Fitzpatrick 8ed
CAMP:
• Prodromal signs and
symptoms
– Demam
– Nyeri tenggorokan
– Sekret hidung meningkat,
batuk
– Konjungtivitis
• Lesi kulit
– Ruam kemarahan dan
lepuh: dimulai di badan
 menyebar ke wajah
dan ekstremitas
• Jenis lesi
– Makula, plak, vesikel, bula,
atau papul berkonfluensi
– Purpura
– Eritema difus
– Targetoid
Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,
– Keterlibatan mukosa: mata,
Fitzpatrick 8ed
Tatalaksana
• Tatalaksana umum
– Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan
SJS/TEN
– Terapi cairan dan nutrisi via NGT
– Termoregulasi  ruangan hangat 30 – 32oC
– Kontrol nyeri
• Skin care
– Antiseptik topical: silver nitrat, chlorhexidine (NOT
silver sulfadiazine)
– Dressing lembab dengan petrolatum jel
– Jangan gunakan adhesive tape

Bisa dipertimbangkan kortikosteroid sistemik, IVIG, TNF


antagonis, thalidomid, siklosporin, dll (imunosupresan)
Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,
Fitzpatrick 8ed
Fixed drug Eritema SJS/TEN
eruption multiform
Erupsi Muncul 30min- Mendadak, >FDE
8jam simetris >4 hari
Lesi Muncul sama Target lesion Tidak ada lesi
dengan lesi Makula eritema awal
sebelumnya Vesikobulosa Lesi mukosa +
Lesi mukosa Lesimukosa +/-
kadang

Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,


Fitzpatrick 8ed
Jawaban lain :
• A. Fixed drug eruption
• B. Pemphigoid bullosa
• D. Lyell’ssyndrome
• E. Eritema multiform mayor
44
Exhantematous drug eruptio
a. fixed drug eruption
KATA KUNCI
• Pria 28 tahun datang dengan keluhan bercak
kehitaman di paha kiri. Terkadang pada lesi
tersebut timbul gatal. Hal ini sudah ia dari 3
tahun terakhir. Hal ini selalu terjadi setiap habis
minum obat antibiotik amoxilin. Bintik hitam ini
muncul bintik di tempat yang sama. Diagnosis
pada pasein tersebut adalah
• Diagnosis: FIXED DRUG ERUPTION
Exanthematous drug eruption / Erupsi obat
morbiliform atau makulopapular
• Bentuk erupsi obat paling sering
• Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV
• Etiologi : obat antibiotik, antinyeri NSAID, antijamur
• FR : riwayat atopi, riw.alergi obat sebelumnya, alergi
terhadap alergen lain
• Manifestasi klinis :
– Ruam muncul di badan  menyebar ke lengan dan
kaki ; bilateral simetris
– Paling sering : plak eritematosa besar yang terdiri
dari papul-papul berkonfluensi

CAMP:
Exanthematous drug eruption / Erupsi obat
morbiliform atau makulopapular

TATALAKSANA
1. Kortikosteroid sistemik : prednison tab 30
mg/hari dibagi 3 dosis selama 1 minggu
2. Antihistamin sistemik :
– Cetirizin 2 x 10 mg / hari selama 7 hari
– Loratadin 10mg/hari selama 7 hari
3. Topikal : bedak salisilat 2% dan
antipruritus (mentol 0,5-1%)
Jawaban lain :
• b. ten
• c. sjs
• d. urtikaria
• e. eritema nodusum
46
vitiligo
D. Vitiligo
KATA KUNCI
• Wanita 26 tahun, datang dengan keluhan ada bercak
putih di punggung tangan, leher, dan wajah. Awalnya
berukuran kecil kemudian bertambah lebar dan
besar. Gatal dan nyeri disangkal. Kebas kesemutan di
tangan disangkal. Ibu dan nenek pasien mengalami
keluhan yang sama. Pasien memiliki riwayat penyakit
tiroid. Apa diagnosis yang tepat pada pasien?
• Diagnosis: vitiligo
Vitiligo
• Vitiligo merupakan kelainan pigmentasi pada
kulit berwarna putih susu (depigmentasi)
• Terjadi karena hilangnya melanosit fungsional
pada kulit
• Etiologi : genetik,, autoimun
• Pencetus : trauma atau tekanan repetitif
(fenomena Koebner), stress, pajanan matahari
• Gejala : makula hipopigmentasi, batas tegas,
ukuran bervariasi, tanpa gatal, baal ataupun
nyeri
• Tatalaksana : Phototerapi, Laser terapi, steroid

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,


CAMP:
Kondisi autoimun yang sering
berkaitan dengan vitiligo
Jawaban lain :
• A. Tinea versikolor
• B. Tinea corporis
• C. Morbus Hansen
• E. Albino
47
Camp :Albino
B. Autosomal resesif
KATA KUNCI
• An. Yoga, laki-laki 4 tahun, diantar ayahnya ke
dokter karena keluhan kulit dan rambut
berwarna putih sejak lahir. Dari pemeriksaan
didapatkan depigmentasi kulit dan rambut
keseluruhan. Mata tampak berwarna kebiruan.
Apakah penyebab kelainan dari kondisi pasien
tersebut?
• Diagnosis: Albino
ALBINO
• Akibat mutasi gen (paling sering autosomal resesif).
• Produksi pigmen melanin sedikit atau tidak ada.
• Sering disertai masalah visual.
• The hair may develop a slight yellow tint due to denaturing
of the hair protein due to sun exposure and/or shampoo
use. The irides are translucent, appear pink early in life,
and often turn a gray–blue color with time
• Tipe:
– Okulokutaneus (keterlibatan mata, kulit dan rambut)
– X-linked ocular albinism (tidak disertai perubahan pigmen kulit/
rambut)
– Hermansky-Pudlak Syndrome (jarang, serupa okulokutaneus,
disertai gangguan paru, GIT, dan pendarahan)
– Chediak-Higashi Syndrome (jarang, serupa okulokutaneus,
rambut berwarna pirang/ kecoklatan, kulit berwarna keabuan,
fungsi leukosit menurun sehingga juga memiliki masalah
imunitas)

Sumber : emedicine:albino, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014


CAMP:
ALBINO

Okulokutan X-linked
Hermansky-Pudlak
eus albinism
Syndrome

Chediak Higashi Syndrome


MDT:
Tampak granul lisosom
raksasa, kasar, ireguler di
sitoplasma granulosit,
limfosit, atau monosit
Komplikasi
• Gangguan visual hingga kebutaan.
• Risiko tinggi keganasan kulit, luka bakar.
• Masalah sosial dan psikologi (stigma).
• Masalah belajar (terkait dengan fungsi penglihatan
terganggu).

• Edukasi:
– Gunakan kacamata gelap.
– Gunakan alat bantu penglihatan yang sesuai.
– Gunakan tabir surya minimal SPF 30, hindari paparan sinar
matahari terlalu lama.
Jawaban lain :
• A. Autosomal dominan
• C. X linked dominan
• D. X linked resesif
• E. XY linked dominan
48
Hiperpigmentasi pasca inflam
D.Hiperpigmentasi pasca inflamasi
KATA KUNCI
• Wanita 30 tahun, datang ke klinik praktik dokter dengan
keluhan ada bercak kehitaman di pipi kanannya yang tidak
hilang setelah jerawatnya sembuh. Pasien mengaku
jerawat sempat muncul 2-3x di tempat yang sama atau
dekat dengan jerawat yang pertama. Pasien sudah
mengobati dengan salep yang dibeli di warung, tetapi
tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan didapatkan ujud
kelainan kulit berupa plak hiperpigmentasi, bentuk oval,
batas tegas. Diagnosis pasien ini adalah...
• Diagnosis: Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi
• Melanosis epidermis (warna
kecoklatan) atau dermis (warna
lebih gelap).
• Proses inflamasi  aktivasi
asam arakinodat menjadi
prostaglandin, leukotriene, dll
 aktivasi sel imun dan
melanosit.
• Pigmentasi temporer setelah
terjadi kecelakaan atau penyakit
kulit (dermatitis, infeksi, akne,
dll), phototoxic, physical
trauma, reaksi alergi
CAMP: • Lebih sering terjadi pada pasien
Hiperpigmentasi Pasca
Inflamasi
• Pemeriksaan lampu wood untuk membedakan
hiperpigmentasi dermal (batas tidak tegas) atau
epidermal (batas lebih tegas).
• Tatalaksana:
– 6-12 bulan untuk mencapai hasil depigmentasi.
– Prognosis sangat baik pada hipemelanosis
epidermal namun kurang pada dermal.
• Terapi:
– hidrokuinon, asam azelat, krim vitamin C, krim
tretinoin, krim kortikosteroid, asam glikolat.
– Laser fototermolisis.
• Pencegahan: sunscreen.
B

A. Melasma  hiperpigmentasi, hormonal


B. Acne vulgaris konglobata  acne bentuk
nodulokistik
C. Nevus pigmentosus  plak,
hiperpigmentasi, dome shaped
E. Dermatitis kontak iritan  kontak bahan
iritan, keluhan perih, panas, gatal
49
Camp: Melasma
B. Lentigo solaris
KATA KUNCI
• pria usia 50th datang dengan keluhan bercak-bercak
kecoklatan di kedua pipi dan hidung. Dirasa sudah 2
bulan. Tidak disertai gatal dan nyeri. Pasien bekerja
sebagai tukang kebun. Pada pemeriksaan tampak
hiperpigmentasi batas jelas, bentuk pungtata,
sebagian konfluen, simetris pada kedua pipi. Apa
diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
• Diagnosis: Lentigo Solaris
CAMP:
Lentigo solaris / senilis
• Bintik hiperpigmentasi berbatas tegas,
dikelilingi kulit berwarna normal. Akibat
hiperplasia keratinosit dan melanosit jinak.
• Dipengaruhi oleh:
– Ras
– Paparan sinar matahari
– Genetik.
– Phtochemotherapy : psoralen dan UVA light
–Histopatologi : peningkatan jumlah epidermal
melanosit
• Tata laksana: Krim topikal non invasif seperti
tretinoin0,025-0,1% dan hidrokuinon
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Ephelides /
ephelis
Freckles, biasa dipengaruhi cuaca
Jawaban lain :
• A. Melasma
• C. Nevus ota
• D. Freckles
• E. Hiperpigmentasi post inflamasi
50
Keratosis seboroik
A. Paparan sinar UV
KATA KUNCI
• Ny. Durjana, 55 tahun, datang dengan keluhan timbul
bintil coklat-kehitaman di dahi dan pipi sejak 1 bulan yang
lalu. Bercak tidak menghilang, gatal dan nyeri disangkal
oleh pasien. Pasien merupakan seorang petani. Dari
pemeriksaan kulit di dahi dan pipi didapatkan lesi makula
hiperpigmentasi berukuran 0,5 cm, batas tegas, bentuk
ireguler dengan permukaan meninggi berbentuk verukosa.
Apa penyebab tersering keluhan pasien tersebut?
• Diagnosis: Keratosis Seboroik
CAMP:
Keratosis Seboroik
• Proliferasi sel epidermis dengan
• Tatalaksana:
atau tanpa pigmentasi. Berkaitan
– Bedah listrik
dengan proses aging -->
ditemukan + 90% usia > 64 tahun – Bedah beku
• Area predileksi: – Bedah laser
– Batang tubuh
– Punggung tangan
– Wajah dan leher
• Manifestasi klinis:
– Awalnya biasanya makula
kecoklatan berbatas tegas
– Berkembang menjadi
papul/nodul dengan
permukaan verukosa, lebih
terpigmentasi. Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
Analisis soal
B. Gambaran makroskopik (bukan histopalogi)
keratosis seboroik
C. Gambaran kista epidermoid
D. Melanoma maligna
E. Hemangioma infantil
Jawaban lain :
• B. Hormonal
• C. Keganasan
• D. Infeksi bakteri
• E. Trauma
51
Lentigo Solaris
C. Lentigo solaris
KATA KUNCI
• Pria, 60 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak
coklat-kehitaman di dahi dan pipi sejak 2 tahun yang
lalu. Bercak tidak menghilang atau berubah warna,
gatal dan nyeri disangkal oleh pasien. Pasien
merupakan seorang nelayan. Dari pemeriksaan kulit
di dahi dan pipi didapatkan lesi makula
hiperpigmentasi berukuran 2 cm, batas tegas, bentuk
iregular seperti gambar di bawah ini.
• Diagnosis : Lentigo solaris / senilis
CAMP:
Lentigo solaris / senilis
• Bintik hiperpigmentasi berbatas tegas,
dikelilingi kulit berwarna normal. Akibat
hiperplasia keratinosit dan melanosit jinak.
• Dipengaruhi oleh:
– Ras
– Paparan sinar matahari
– Genetik.
– Phtochemotherapy : psoralen dan UVA light
–Histopatologi : peningkatan jumlah epidermal
melanosit
• Tata laksana: Krim topikal non invasif seperti
tretinoin0,025-0,1% dan hidrokuinon
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Ephelides /
ephelis
A. Freckles  hilang saat musim
dingin
B. Keratosis seboroik  tumor
jinak epidermal, papul verukosa,
mengkilat, warna kuning
kecoklatan
D. Nevus pigmentosa  Keratosis
seboroik
makula/papil, dome shape,
sewarna kulit/coklat
E. Hiperpigmentasi pasca iflamasi
 makula/papul
Freckles, biasa dipengaruhi cuaca
Jawaban lain :
• A. Freckles
• B. Keratosis seboroik
• D. Nevus pigmentosa
• E. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
52
Nevus pigmentosa
B. Nevus pigmentosus
KATA KUNCI
• Ny. Tayo, usia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan bercak hitam sejak 12 tahun yang lalu, setelah
melahirkan anaknya yang terakhir, di daerah pipi sebelah
kiri. Bercak dirasakan tidak membesar, dan kadang sedikit
gatal. Dari pemeriksaan dermatologis didapatkan papul
hiperpigmentasi dengan diameter 0,5 cm, soliter, batas
tegas, permukaan licin, tidak ada perdarahan dan tidak
ada nyeri tekan. Apa diagnosis yang paling mungking
untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Nevus pigmentosus: diagnosis
• Perempuan, 25 tahun
• Bercak kecoklatan di pipi kanan sejak
10 tahun yll, tidak meluas, bertambah
besar (+), gatal (+)
• PF: papul hiperpigmentasi jumlah 1,
batas tegas, dome-shaped
• Biopsi : sel melanosit terakumulasi di
area tautan dermo-epidermal junction
Makula/papul, dome shape 
Nevus

D. Nevus
pigmentosa Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
CAMP:
Nevus pigmentosus

• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• PA : sel melanosit terakumulasi di area
tautan dermo-epidermal junction
• Klasifikasi
– Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s.
didapat (acquired)
– Berdasarkan gambaran histopatologi dan
dermatoskopi
– Berdasarkan karakteristik klinis nevi 
nevus atipikal

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html


Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
Junctional Dermal nevus Compound Combined
nevus nevus nevus
Kelompok sel Kelompok sel Kelompok sel Satu lesi terdiri
nevus pada nevi di lapisan nevi ada di dari dua jenis
perbatasan dermis. Berupa perbatasan nevus yang
antara dermis papul, plak, dermis- berbeda–
dan epidermis. atau nodul yang epidermis, juga biasanya blue
Permukaan bertangkai. di dermis. Di naevus dan
rata. Permukaan bagian tengah compound
dapat terdapat area naevus.
papilomatosa yang menonjol,
maupun halus. sementara
sekitarnya rata
dengan kulit

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html


Tatalaksana
1. Bedah pisau
2. Bedah listrik
3. Bedah laser

Sumber : Perdoski 2017


Nevus pigmentosus

• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• PA : sel melanosit terakumulasi di area
tautan dermo-epidermal junction
• Klasifikasi
– Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s.
didapat (acquired)
– Berdasarkan gambaran histopatologi dan
dermatoskopi
– Berdasarkan karakteristik klinis nevi 
nevus atipikal

Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html


CAMP:
Jawaban lain :
• A. Melasma
• C. Lentigo solaris
• D. Melanoma maligna
• E. Keratitis seboroik
53
Xanthoma: penunjang
B. Xanthelasma
KATA KUNCI
• wanita, 45 tahun datang dengan keluhan
benjolan berwarna putih di kelopak mata
bagian dalam. Benjolan tidak nyei dan tidak ada
gatal. Benjolan semakin lama semakin melebar
dan menjadi berwarna kekuningan. Pasien
memiliki riwayat LDL tinggi. Apakah diagnosis
pada pasien ?
• Diagnosis: Xanthelasma = xanthoma
Xanthoma
• Lesi kulit yang timbul akibat akumulasi
lemak di dalam sel makrofag di kulit. 
HISTOPATOLOGI : ditemukan FOAM CELL
• Sebagian besar menandakan gangguan
metabolism lipid  berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit jantung coroner
dan pankreatitis
• Eruptive xanthomas are usually due to
severe hypertriglyceridemia (fasting level
>1,000 mg/dL,with chylomicrons present),
and are often transient.

Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermal-infiltrative/xanthoma.html PERDOSKI 2017, FITZPATRICK


Ed 8
CAMP:
Xanthoma
HISTOPATOLOGI : ditemukan FOAM CELL

Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermal-infiltrative/xanthoma.html PERDOSKI 2017, FITZPATRICK


Ed 8
Xanthoma
Beberapa jenis xanthoma
– Planar xanthoma :
1. Xanthelesma palpebrum  paling sering: lesi
simetris, pada kelopak mata, baik atas maupun
bawah. Berupa plak atau papul beratap rata,
berwarna kuning, velvety, lembut.
2. Xanthoma striatum palmar,
3. Intertriginious xanthoma
– Tuberous xanthoma : nodul terlokalisir di
ekstensor siku, lutut, pantat
– Tendinous zanthoma : nodul subcutan di fascia,
ligamen, Achilles tendon, extensor tendon
tangan, siku, lutut.
– Eruptive zanthoma : reddish-yellow papules di
ekstensor ekstremitas, pantat
Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermal-infiltrative/xanthoma.html PERDOSKI 2017, FITZPATRICK
Ed 8
Xanthoma

Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermal-infiltrative/xanthoma.html PERDOSKI 2017, FITZPATRICK


Ed 8
TATALAKSANA
1. Lifestyle
Lifestyle represents the cornerstone of therapy for
lipid disorders.
a. Increased physical activity (at least 30 min/ day)
b. Weight control
c. Dietary management involves restriction of dietary
saturated fat to <7% of calories, restriction of dietary
cholesterol to <200 mg/day,
2. Agen farmakologi
d. Statins are the best available agents for lowering LDL
e. Fibrates, such as fenofibrate, agents for triglyceride
lowering,
f. Niacin is the best available agent for raising HDL and
lowering Lp(a).
Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermal-infiltrative/xanthoma.html PERDOSKI 2017, FITZPATRICK
Ed 8
A. Histologi, tampak Proliferasi jinak
adiposit  lipoma : tumor jinak
subkutan kenyal, lobulated, mobile
B. Histologi, penumpukan sel
epidermis dan hiperkeratosis
Hiperkeratosis
psoriasis, LSK parakeratosis

Acanthosis
C. Hemotoxylin eosin, tampak
perinuclear halo  HPV
D. Giemsa, tampak sel Datia berinti
banyak tzanck test: zooster

Koilosit

Tzanck smear, sel


datia
Jawaban lain :
• A. Hiperplasia kelenjar sebasea
• C. Lentigo
• D. Melasma
• E. Lipoma
54
Hemangioma infantil
d. Malformasi vasa
KATA KUNCI
• bayi usia 3 minggu datang ke dokter oleh
karena adanya lesi kemerahan di wajah. Lesi
tersebut telah muncul sejak lahir. Akhir-akhir
ini bertambah besar. Apa patofisiologi yang
mendasari keluhan tersebut?
• Diagnosis: hemangioma
Hemangioma infantil
• Neoplasma vaskular
– Dapat muncul segera setelah lahir, tumbuh
cepat, lalu regresi lambat pada masa anak
– Dikaitkan dengan usia ibu hamil tua,
plasenta previa dan pre-eklampsia
• Embolisasi sel plasenta -> perubahan imunofenotipik
(mutasi sel somatik pada sel endotelial tunggal)
– Efek growth factor angiogenik seperti bFGF
dan VEGF

CAMP:
• Fase proliferasi : tumbuh cepat 6-8 bulan,
menembus dermis superfisial, kulit
meninggi, warna merah menyala
• Fase involusi : berubahnya warna merah
menjadi keunguan, kulit semakin pucat
(hingga anak usia 5-10 tahun)
• Fase terinvolusi : regresi komplit (berlanjut
hingga usia 10-12 tahun), 50% kulit kembali
normal, selebihnya terbentuk telangiektasis
• Diagnosis banding
– Malaformasi vaskuler, malaformasi
limfatik, piogenik granuloma (muncul usia
>1tahun, ukuran lebih kecil, riwayat luka
berdarah tidak sembuh), hemangioma
viseral kutan (dicurigai bila lesi >5)

• Radiologi
– MRI dengan kontras
– USG doppler (fase proliferasi menunjukan
shuntting yang khas)
– Arteriografi
HEMANGIOMA
• Klasifikasi berdasarkan
histopatologis:
– Hemangioma kapiler
(lebih sering)
• Terdiri dari
pembuluh darah
kecil dan superfisial,
lunak, dan hilang
dengan penekanan.
– Hemangioma
kavernosa
Tatalaksana
• Sebagian hemangioma kapilaris mampu
regresi spontan saat usia 10-12 tahun 
observasi.
• Bila tidak terjadi regresi, dipertimbangkan:
– Pembedahan, bisa dengan eksisi, bedah
beku, embolisasi dan kompresi,
maupun teknik lain.
– Medikamentosa: steroid sistemik atau
intralesi, propanolol.
• Tatalaksana
– Observasi (regresi spontan saat usia 10-12
tahun)
– Salep antibiotik (mengurangi kemungkinan
infeksi)
– Analgesik
– Debridement dan wound dressing jika terbentuk
eskar
– Intervensi dini pada hemangioma dengan ulkuse
predarahan, hemangioma di lokasi kritis dan
menyebar dengan agresif, ukuran sangat besar
– Definitif : injeksi kortikosteroid intralesi,
kortikosteroid oral, propanolol topikal,
interferon alpha, laser, pembedahan
Jawaban lain :
• a. Hiperplasi epidermis, dermis
• b. Hiperplasi epidermis, dermis, vasa
• c. Proliferasi endotel
• e. Proliferasi melanosit
55
Alopesia androgenik: terapi
E. Alopesia androgenik
KATA KUNCI
• pria usia 47 tahun datang ke praktik dokter umum
mengeluhkan kebotakan dialami selama 3 tahun
belakangan ini. Kebotakan terjadi di daerah kepala
tengah sampai ke depan sehingga garis rambut dan
dahi memanjang dan menyisakan rambut di belakang
dan samping. Ayah pasien juga mengalami hal serupa.
Keluhan tidak terjadi tiba-tiba. Apa diagnosis yang
paling harus dipikirkan?
• Diagnosis: Alopecia Androgenik
Alopecia Androgenik
• Alopecia terpola akibat faktor hormon androgen
dan genetik
• Menyebabkan konversi rambut terminal menjadi
rambut velus
• Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal,
frontal/parietal, verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus
terutama di daerah frontal/parietal

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


CAMP:
Alopecia Androgenik

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,


Common Hair Loss
Factor Androgenic
Alopecia
Disorders
Telogen
Effluvium
Alopecia Areata

Hair loss Men : Hamilton- Generalized Usually patchy,


distributi Norwood but can be
on Women : Ludwig generalized
Course Gradual onset Onset Onset abrupt,
with progression abrupt, often waxes
trigger factor and wanes with
relapses
Appearan Thining with or Thinning Thining with
ce without bare with no bare abrupt bare
patches. Bare patches patches
patches are
gradual, not
abrupt
Shedding Minimal Prominent Prominent
Age of Puberty or Oder Any age Any age
onset
Pull Test Negative Positive Positive
HAIR PULL TEST
• Normally : 1-2 rambut
rontok setiap 30 rambut
• Positif = 3 rambut
• Androgenic alopecia :
dapat positif 3-6 rambut
• Telogen effluvium :
selalu positif ≥6 rambut
Alopecia areata
• Penyakit autoimun kronis akibat reaktivitas sel T
yang mempengaruhi folikel rambut
• Gambaran klinis:
– Sepetak kulit kepala yang botak, bisa multiple
maupun single
– Kulit kepala tampak normal
– Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan
yang proksimal “exclamation mark” hair
TATALAKSANA
SISTEMIK:
• Finasteride 1 mg/hari.
• Dutasteride 0,5 mg/hari6
• Cyproteron acetat (CPA) 100 mg/hari (hari
5-15 siklus menstruasi)
• ethinyl estradiol 50 μg/hari (hari 25) atau 50
mg (hari 1-10 siklus menstruasi) dan ethinyl
estradiol 35 μg/hari (hari 1-21)
• Spironolakton 200 mg/harI
PENGOBATAN TOPIKAL:
• Minoksidil 2-5%, 2 kali sehari (1 ml atau 25
tetes)
Analisis soal (eksklusi jawaban lain)
A. Alopecia tidak terjadi tiba-tiba
B. Hiperaktivitas androgen  alopesia
C. Alopesia tidak dipengaruhi oleh stress atau
obat. Yang dipengaruhi oleh stress dan obat =
effluvium
E. Minoksidil merupakan terapi yang
direkomendasikan oleh FDA.
Jawaban lain :
• A. Alopesia areata
• B. Tinea kapitis
• C. Sifilis
• D. Trikotilomania
56
Efluvium telogen
E. Telogen effluvium
KATA KUNCI
• wanita Seorang datang ke puskesmas dengan keluhan
rambut rontok sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan setelah melahirkan anak pertama. Setiap
hari rambutnya rontok kurang lebih 200 helai. Pasien
juga mengeluhkan rambutnya berminyak dan
berketombe. Setiap hari rambut dirasakan makin tipis.
Pada pemeriksaan ditemukan rambut tipis yang difus
dan pull test +. Apa diagnosa pasien tersebut?
• Diagnosis: Telogen Effluvium
EFLUVIUM TELOGEN
• Karakterisik: rambut rontok
difus.
• Umumnya sembuh spontan
dalam 3-6 bulan, bahkan 12
bulan.
• Penurunan jumlah persentasi
anagen phase dibanding
telogen phase

CAMP:
EFLUVIUM TELOGEN
Penyebab:
• hipo/hipertiroidisme, postpartum
• Defisiensi nutrisi : besi, zinc
• Rapid weight loss, caloric or protein deprivation,
ADB kronis
• Stress : demam, penyakit katabolik (keganasan,
infeksi kronis), psikologis
• Stress psikologis ; ansietas, depresi, bipolar
• Idiopatik
Anagen elfuvium : kerontokan akibat gangguan fase
anagen sehingga terjadi distrofi folikel rambut
(disebabkan oleh kemoterapi, intoksikasi merkuri,
malnutrisi berat)
Common Hair Loss
Factor Androgenic
Alopecia
Disorders
Telogen
Effluvium
Alopecia Areata

Hair loss Men : Hamilton- Generalized Usually patchy,


distributi Norwood but can be
on Women : Ludwig generalized
Course Gradual onset Onset Onset abrupt,
with progression abrupt, often waxes
trigger factor and wanes with
relapses
Appearan Thining with or Thinning Thining with
ce without bare with no bare abrupt bare
patches. Bare patches patches
patches are
gradual, not
abrupt
Shedding Minimal Prominent Prominent
Age of Puberty or Oder Any age Any age
onset
Pull Test Negative Positive Positive
HAIR PULL TEST
• Normally : 1-2 rambut
rontok setiap 30 rambut
• Positif = 3 rambut
• Androgenic alopecia :
dapat positif 3-6 rambut
• Telogen effluvium :
selalu positif ≥6 rambut
Jawaban lain :
• A. Alopesia areata
• B. Katagen effluvium
• C. Anagen effluvium
• D. Alopesia androgenic
57
Luka bakar: grading
C. Electric shock derajat II B dan III
KATA KUNCI
• Tn. Yuhu, usia 31 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit karena
tersetrum listrik saat memperbaiki kabel di rumahnya 15
menit yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/70mmHg, HR: 120x/m, RR: 26x/m, T 36,5. Terdapat
luka masuk pada tangan kanan warna keputihan dan
kehitaman nekrotik dan luka keluar pada tangan kiri
berwarna pucat, bula (-), nyeri dirasakan sedikit.
Pemeriksaan EKG sinus takikardi. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien tersebut?
• Diagnosis: Luka bakar derajat I (superficial thickness)
• Luka bakar derajat I (superficial
thickness)
• Melibatkan epidermis
• Merah; Nyeri (+)
• Sembuh dalam waktu 3 – 5 hari
• Terapi: analgesic dan obat topical
yang
mengakselerasi reepitelisasi dan
memberikan kenyamanan

• Luka bakar derajat II (partial-


thickness)
IIA
• Epidermis + Dermis superfisial
• Merah terang; eksudat (+); nyeri
(+)
• Sembuh dalam 2 minggu, tanpa
scarring, biasanya menyebabkan
gangguan pigmentasi
• Terapi: analgesic; dressing
lembab (berminyak) dengan
antibiotik ointment
Sumber : ATLS ed 10, ABC of Burns 5th series

CAMP:
IIB
• Epidermis + dermis s.d. zona
retikularis
• Kombinasi merah pucat dan putih
• Penyembuhan spontan  scarring,
kontraksi, dan kontraktur
• Sembuh dalam 3 – 8 minggu,
bergantung pada struktur adnexa
yg tersisa
Jika reepitelisasi belum sempurna
pada minggu ke-3: eksisi dan skin
graft!

• Luka bakar derajat III (full-


thickness)
• Epidermis + seluruh dermis
• Coklat-kehitaman (“leathery”);
sensorik (-)
• Terapi: eksisi dan skin graft

Sumber : ATLS ed 10, ABC of Burns 5th series


Sumber : ABC of Burns 5th series
Perhitung
an Luas
Luka Punggu
ng atas

Bakar

RULE OF
NINE
• Antebrach
ii anterior
manus
dextra :
4,5%
• Tungkai
kiri
Sumber : ATLS 10th ed
Jawaban lain :
• A. Electric shock derajat II A dan II B
• B. Electric shock derajat III dan II A
• D. Electric shock derajat I dan IIA
• E. Electric shock derajat III
58
Luka Bakar
E. Combustio derajat III ± 20% (electrical
injury)
KATA KUNCI
• Pasien laki-laki, usia 44 tahun, dibawa ke IGD RD dengan keluhan tangan
dan kaki melepuh. Pasien sebelumnya sedang membetulkan plafon di atap
rumahnya namun secara tidak sengaja menyentuh sumber aliran listrik.
Pasien sempat tidak sadar kemudian saat sadar pasien mengeluhkan dada
terasa sangat berdebar-debar dan bmerasakan nyeri pada tangan dan
kakinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang,
kompos mentis, GCS E4V5M6, TD 140/100 mmHg, nadi 102 kali/menit, RR
20 kali/menit, dan suhu 36,8C. Pada telapak tangan kanan ditemukan lecet
dan disekitarnya terdapat kehilangan kulit hampir seluruhnya. Pada kaki
kanan dan kiri: dari telapak kaki hingga lutut tampak luka lecet dan
kemerahan. Di beberapa bagian terutama telapak kakikanan sampai lutut
hangus dan kehilangan hampir seluruh ketebalan kulit.
• Diagnosis: LUKA BAKAR
• Luka bakar derajat I (superficial
thickness)
• Melibatkan epidermis
• Merah; Nyeri (+)
• Sembuh dalam waktu 3 – 5 hari
• Terapi: analgesic dan obat topical
yang
mengakselerasi reepitelisasi dan
memberikan kenyamanan

• Luka bakar derajat II (partial-


thickness)
IIA
• Epidermis + Dermis superfisial
• Merah terang; eksudat (+); nyeri
(+)
• Sembuh dalam 2 minggu, tanpa
scarring, biasanya menyebabkan
gangguan pigmentasi
• Terapi: analgesic; dressing
lembab (berminyak) dengan
antibiotik ointment
Sumber : ATLS ed 10, ABC of Burns 5th series

CAMP:
IIB
• Epidermis + dermis s.d. zona
retikularis
• Kombinasi merah pucat dan putih
• Penyembuhan spontan  scarring,
kontraksi, dan kontraktur
• Sembuh dalam 3 – 8 minggu,
bergantung pada struktur adnexa
yg tersisa
Jika reepitelisasi belum sempurna
pada minggu ke-3: eksisi dan skin
graft!

• Luka bakar derajat III (full-


thickness)
• Epidermis + seluruh dermis
• Coklat-kehitaman (“leathery”);
sensorik (-)
• Terapi: eksisi dan skin graft

Sumber : ATLS ed 10, ABC of Burns 5th series


Sumber : ABC of Burns 5th series
Perhitung
an Luas
Luka Punggu
ng atas

Bakar

RULE OF
NINE
• Antebrach
ii anterior
manus
dextra :
4,5%
• Tungkai
kiri
Sumber : ATLS 10th ed
Analisis soal
Tanda Luka bakar derajat 3 di soal
1. Kehilangan hamper seluruh ketebalan kulit
(epidermis dan dermis)
2. hangus (kehitaman)
Jawaban lain :
• A. Thermal injury ± 20% (electrical injury)
• B. Vulnus ekskoriatum ± 20% (electrical injury)
• C. Combustio derajat I ± 20% (electrical injury)
• D. Combustio derajat II ± 20% (electrical
injury)
59
Angioedema: terapi
D. Hipersensitivitas tipe I, Adrenalin subkutan
0,01 cc/kg/kali 1:1000 0,3 – 0,5 cc
KATA KUNCI
• Tn. Bumbumcar, 35 tahun datang memeriksakan diri ke IGD RS
Angel dengan keluhan merasa sesak napas sejak satu jam yang
lalu. Saat ini pasien juga mengeluh bibir terasa tebal dan kedua
kelopak mata sedikit bengkak. Pasien sebelumnya sempat
memanjat pohon yang dipenuhi semut merah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan kondisi compos mentis, TD 80/60, Nadi
110x/menit, RR 30x/menit, S 37°C, bibir dan palpebra tampak
edema dan terdapat kemerahan di lengan kanan disertai
peninggian kulit berbatas tegas. Patofisiologi dan terapi yang
tepat untuk diberikan pada Tn. Bumbumcar saat ini adalah...
• Diagnosis: AngioedemA
Angioedema
• Edema mendadak
pada dermik dan
subkutis
• Kadang disertai gejala
suyektif nyeri atau
panas, rasa gatal
jarang adatidak ada
gejala urticaria
• Dapat disertai atau
• Disertai kesulitan
menelan atau
bernapas
• Pemeriksaan Fisik :
edema sewarna kulit/
CAMP:
Angioedema
Jawaban lain :
• A. Hipersensitivitas tipe I, Loratadine 2 x 20 mg
• B. Hipersensitivitas tipe IV, injeksi
Diphenhidramin 10 mg intramuskular atau
intravena
• C. Hipersensitivitas tipe I, Epinefrin
intramusukular 0,01 cc/kg/kali 1:10.000 0,3 - 0,5
cc
• E. Hipersensitivitas tipe IV, Deksametason
intravena 100 m
60
Karsinoma sel skuamosa
C. SCC
KATA KUNCI
• Wanita, 62 tahun, datang ke RS dengan keluhan adanya
benjolan di pipi yang dirasakan semakin membesar
selama 2 bulan ini. Pasien sehari-hari bekerja sebagai
petani. Pada pemeriksaan ditemukan massa berukuran 3
x 4 cm, berwarna kehitaman, dengan permukaan tidak
rata, tepi tidak teratur dan asimetris. Dari pemeriksaan
histopatologi didapatkan keratinasi dan mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang sesuai dengan kasus wanit?
• Diagnosis: Karsinoma Sel Skuamosa
KARSINOMA SEL SKUAMOSA

• Kanker kulit non-melanoma


berasal dari keratosit
epidermis suprabasal
• Lesi prekursor : keratosis
aktinik, ulkus Bowen
• UKK Khas : ulserasi scaly
berwarna putih kecoklatan,
dengan batas tidak tegas,
elevasi dan rapuh
• PA : pearl horn (mutiara
tanduk) appearance,
keratinisasi, intercecullar
bridging

CAMP:
KARSINOMA SEL SKUAMOSA

• Tampakan PA lainnya: hilangnya


struktur epidermal dan diferensiasi
yang teratur. Polimorfisme
keratinosit, peningkatan mitosis, sel
multinuclear
• SCC menyebabkan destruksi jaringan
lokal dan berpotensi metastasis
• Metastasis ke regional node lymph
dan muncul 1-3 tahun setelah
diagnosis.

Sumber : Fitzpatrick Atlas 7ed


KARSINOMA SEL
BASAL
• Kanker kulit non-
melanoma paling sering
terjadi
• Berhubungan dengan
pajanan sinar matahari
• Jarang terjadi metastasis
• UKK Khas : lesi nodul
pearly, mudah berdarah
berlangsung singkat
kemudian sembuh
sempurna, sering
berulang. Ulserasi (+)
rolled border (ulkus roden),
teleangiektasis
Manajemen Utama
• Surgical excision  terapi utama
• Cryotherapy
• Electrosurgery (ie, electrodesiccation and
curettage)
• Topical treatment (5-fluorouracil or 
imiquimod)
• Radiation therapy  pada kandidat yang
tidak terindikasikan bedah
• Photodynamic therapy
Jawaban lain :
• A. Melanoma maligna
• B. BCC
• D. Nevus pigmentosus
• E. Impetigo krustosa
61
Basal cell carcinoma (Karsinoma se
A. Basal cell carcinoma
KATA KUNCI
• pria usia 50 tahun datang dengan keluhan luka
di bawah mulut yang tidak sembuh-sembuh.
Pasien merupakan perokok aktif. Bentuk lesi
kulit awalnya nodul dan di tengahnya menjadi
berlubang dan mudah berdarah. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ini?
• Diagnosis: karsinoma sel basal
KARSINOMA SEL
BASAL
• Kanker kulit non-
melanoma paling sering
terjadi
• Berhubungan dengan
pajanan sinar matahari
• Jarang terjadi metastasis
• UKK Khas : lesi nodul
pearly, mudah berdarah
berlangsung singkat
kemudian sembuh
sempurna, sering
berulang. Ulserasi (+)
rolled border (ulkus roden),
teleangiektasis
Manajemen Utama
• Surgical excision  terapi utama
• Cryotherapy
• Electrosurgery (ie, electrodesiccation and
curettage)
• Topical treatment (5-fluorouracil or 
imiquimod)
• Radiation therapy  pada kandidat yang
tidak terindikasikan bedah
• Photodynamic therapy
Jawaban lain :
• B. Squamous cell carcinoma
• C. Melanoma maligna
• D. Achantosis nigran
• E. Hemangioma
62
Melanoma Maligna
C. Melanoma maligna
KATA KUNCI
• . pria, 63 tahun, datang ke poliklinik karena
adanya bercak kehitaman menonjol pada wajah
yang cepat membesar. Saat ini lei berukuran 3 x
3 cm. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
adanya makul plak berwarna cokelat kehitaman
dengan warna yang tidak meraa dan tepi yang
ireguler. Apa kemungkinan diagnosisnya ?
• Diagnosis: Melanoma maligna
MELANOMA MALIGNA
• Paling jarang ditemui daripada KSS maupun KSB namun
penyebab kematian 75% dari seluruh kasus kanker kulit.
• Berasal dari keganasan sel melanosit, sehingga umumnya
kanker MM berwarna kecoklatan/ kehitaman, tapi bisa juga
berwarna lebih pucat.
• Bisa di tubuh bagian mana saja, lebih sering dialami orang ras
kulit putih.
• Risiko metastasi lebih besar dibandingkan KSB dan KSS.

CAMP:
MELANOMA MALIGNA
• Etiologi dan Faktor Risiko:
– Pajanan sinar UV terutama sinar UVB karena
dapat menyebabkan kerusakan langsung DNA
kulit.
– Melanocytic nevi/ tahi lalat: berisiko tinggi MM
bila jumlahnya banyak dan bentuk ireguler atau
ukuran besar.
– Kulit putih, freckles, ras berambut pirang/ merah.
– Riwayat keluarga dengan MM.
– Pernah menderita MM sebelumnya.
– Imunosupresi.
MELANOMA MALIGNA
• Stage, secara umum:
– In situ  tumor
terbatas di
epidermis
– Invasif  sudah
menyebar ke
dermis
– Metastatik 
sudah menyebar
ke jaringan lain
• Faktor risiko:
– Usia tua
– Riwayat KSS atau
KSB sebelumnya
– Memiliki banyak
nevus melanositik
– > 5 nevus atipikal
Jawaban lain :
• A. Karsinoma sel basal
• B. Karsinoma sel skuamosa
• D. Nevus pigmentosus
• E. Keratosis seboroik
64
Vulnus laseratum
B. Vulnus laseratum
KATA KUNCI
• Pria 23 tahun, dibawa ke IGD karena kecelakaan
lalu lintas. Keadaan umum pasien compos
mentis, tanda vital dalam batas normal.
Terdapat luka di pelipis kepala, ukuran 2x2 cm,
tampak tepi luka tidak rata, ototnya terlihat,
bengkak disekitar luka. Termasuk jenis luka
apakah yang dialami oleh pasien?
• Diagnosis: Vulnus laseratum
Jenis Luka / Vulnus

Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)


• Benda tumpul  tepi luka tidak rata

Vulnus punctum (Tusuk)


• Runcing/taham  luka terbuka. Jika sampai di organ
thoraks atau abdomen, disebut v. penetrosum/ luka
tembus.

Vulnus Scissum/ Insivum (Sayat)


• Benda tajam/ jarum  tepi luka tajam, licin

Vulnus Schlopetorum (Tembak)


• Tembakan, granat  pinggiran kehitaman, bisa tidak
teratur, kadan ketemu corpus alienum
Vulnus Morsum (Gigitan)
• Gigitan binatang/manusia  tergantung bentuk gigi
Sumber: PPK 2015
CAMP:
Jenis Luka / Vulnus

Vulnus Contussum (Kontusio)


• Benturan benda keras  luka tertutup; kerusakan soft
tissue dan ruptur PD (hematoma)

Vulnus Ekskoriasi (Lecet)


• Kecelakaan/jatuh  luka terbuka; lecet  terbatas kulit
saja

Vulnus Perforatum:
• luka tembus atau jebol, melewati lapisan serosa organ
jaringan.

Vulnus Amputatum:
• luka terpotong.

Vulnus Combustion:
• luka bakar.
Sumber: PPK 2015
Memar Luka lecet gores Luka lecet serut

Luka lecet Luka lecet geser Luka robek atau


tekan
terbuka
Luka tusuk 
mempunyai kedua
Luka gigit (bite-mark) sudut lancip dan dalam
luka melebihi panjang
luka

Luka iris/sayat/bacok 
mempunyai kedua sudut
lancip dan dalam luka tidak
melebihi panjang luka
Jawaban lain :
• A. Vulnus ekskoriatum
• C. Vulnus punctum
• D. Vulnus insivum
• E. Vulnus morsum

Anda mungkin juga menyukai