KATA KUNCI
• Tn. Cilok, 54 tahun, datang ke poliklinik umum dgn
keluhan ada benjolan-benjolan kecil agak keras di tangan
kanan yg semakin hari semakin banyak sejak 3 bulan ini.
Sebelumnya sudah berobat ke bidan dan diberi salep
gentamisin, tetapi tidak membaik. Pemeriksaan
dermatologi didapatkan papul-papul verukosa berwarna
pucat, ada erosi dan ekskoriasi. Apa etiologi dan
tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Veruka vulgaris : penyebab dan tatalaksana
Veruka vulgaris
• Kutil/ common warts terutama di ekstremitas (ekstensor)
• Papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit,
permukaan kasar/ verukosa dan berbatas tegas, dapat
tunggal maupun berkelompok
• Etiologi: human papilloma virus
• Penularan: kontak langsung dan tidak langsung, atau
autoinokulasi.
Koilos
it
Tatalaksana veruka vulgaris
• Lini pertama umumnya berupa:
• Krioterapi
• Dengan nitrogen cair, potensi tetap
ada
• Asam salisilat (destruktif) – konsentrasi
Jumlahtinggi: 17-40%
Kaki dan Wajah Tempat Lain
kutil Tangan
Sedikit Cryotherapy , Cryothera Cryothera
Salicylic acid, py py
Adhesive tape, Exicision Salicylic
Laser acid
Banyak Salicylic acid Cryotherap Imiquimod
Cryotherapy y Tretinoin Tretinoin cream
Squaric acid or cream Squaric acid or
DCNB Laser DCNB
American Academy of
Dermatology
Jawaban lain :
• A. HPV tipe 6 dan 11, enukleasi
• B. Poxvirus, krioterapi nitrogen cair
• D. HPV tipe 16 dan 18, asam salisilat 40%
• E. Herpes simplex, acyclovir 5x200mg selama
5 hari
2
Kondiloma
E. HPV tipe 6 dan 11
KATA KUNCI
• Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan muncul bintilbintil pada
kemaluannya. Suami pasien pernah alami hal yang
sama. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan
pedinculated papul pada vulva, seperti kembang
kol, multiple, tidak mudah berdarah. Apakah
penyebab yang tepat untuk kasus diatas?
• Diagnosis: Kondiloma akuminata
KONDILOMA AKUMINATA
Definisi : infeksi menular seksual
Etiologi : HPV tipe 6 dan 11
Pemeriksaan penunjang:
• Tes asam asetat 5%
• Kolposkopi
• Histopatologi
• UKK :
1. Kelainan kulit berupa papul khas
berbentuk kubah (dome-shaped)
2. di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika
dipijat akan tampak keluar massa
berwarna putih seperti nasi yang
merupakan badan moluskum.
3. Kadang berukuran lentikular dan
berwarnaSumber
putih seperti
: PERDOSKI lilin.
2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
CAMP:
PENUNJANG
1. Pemeriksaan histopatologik
(pewarnaan HE)
dilakukan apabila gambaran lesi
tidak khas MK.
Tampak gambaran epidermis
hipertrofi dan hiperplasia.
Di atas lapisan sel basal
didapatkan sel membesar yang
mengandung partikel virus
disebut badan moluskum atau
Henderson-Paterson bodies
2. Pemeriksaan Giemsa terhadap
bahan massa putih dari bagian
tengah papul menunjukkan
badan inklusi moluskum di
dalam sitoplasma
KATA KUNCI
• An. Bentol, laki-laki 4 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan lepuh di leher sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya berupa lepuh berisi cairan bening yang mudah
pecah kemudian menjadi kerak. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan vesikel dan bula yang kendur, berjumlah 3
buah. Beberapa sudah pecah dan menjadi luka dangkal
dengan skuama eritem di bagian tengah dan tertutup
krusta. Apakah tatalaksana yang tepat untuk An. Bentol?
• Diagnosis: Impetigo Bulosa
Impetigo Bulosa
• Paling sering : S.aureus, bisa
juga oleh strepotococcus grup A
beta hemolitikus
• Predileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada
dan punggung.
• UKK : Vesikel-bula kendur,dapat
timbul bula hipopion.
• Tanda Nikolsky negatif.
• KHAS : Bula pecah
meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret) dan cepat
mengering
• Tatalaksana:
– Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.
CAMP:
• Tatalaksana:
– Ringan: sabun antibakteri,
jaga higienitas.
1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000,
asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰,
larutan povidon iodine 1%
* dilakukan 3 kali sehari masing-
masing ½-1 jam selama keadaan
akut.
• Bila tidak tertutup pus atau
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
krusta: salep/krim asam fusidat
• Tatalaksana:
2. Sistemik : minimal 7 hari
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-500
mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam
3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis.
d. Cefadroxil : 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg /hari
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan
1x250 mg (hari 2-5)
b. Klindamisin dewasa 3x300 mg (15 mg/kgBB/hari
terbagi 3 dosis).
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
c. Eritromisin: dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak
Jawaban lain :
• A. Folikulitis
• C. Karbunkel
• D. Hidradenitis dupurativa
• E. Furunkulosis
10
Hidradenitis supuratif: etiologi + pa
c. hidradenitis supurativa
KATA KUNCI
• Wanita 25 tahun datang dengan keluhan
terdapat benjolan di ketiak kanannya yg sudah ia
laami sekitar 1 minggu terakhir. Keluhan yg ia
rasakan adalah nyeri ada benjolan tersebut.
Sebelumnya ia suka mencabut bulu ketiaknya.
Benjolan ada yang keras ada yang lembek, ada yg
membentuk fistula dan keluar cairan. Diagnosis
• Diagnosis: HIDRADENITIS SUPURATIV
Hidradenitis Supurativa
(Acne Inversa)
• Penyakit kulit
inflamatorik pada
kulit yang memiliki
kelenjar apokrin
• Didahului trauma,
misalnya banyak
keringat, pemakaian
deodoran, atau
rambut ketiak
digunting
• Disertai gejala
konstitusi (demam,
malese)
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, IKK FK UI
• Terdapat leukositosis
CAMP:
Hidradenitis Supurativa
(Acne Inversa)
• Etiologi tersering : S. aureus
• Kriteria diagnosis
1. Typical lesions—deep-seated painful
nodules: papul/nodul eritema,
nyeri (+), abses berisi nanah,
kontraktur kulit
2. Typical topography—i.e., axillary, groin,
perineal and perianal lesion, buttocks, infra
and intermammary folds.
3. Chronicity and Sumber
recurrence (sering relaps)
: PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, IKK FK UI
• Tatalaksana dengan abses:
• Oral Klindamisin 300 mg 2-3x/hari
(alternatif minosiklin 100 mg /hari)
dan rifampisin 300 mg 2x/hari selama
4-12 minggu
Alternatif : klindamisin 300 mg 2-3 x /
hari i.v untuk 5 hari
pertama
• Incisi dan drainase
1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta:
kompres terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan
povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari masing-
masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim
asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali
sehari, selama 7-10 hari.
KATA KUNCI
• An. Gongso, laki-laki umur 7 tahun dibawa oleh ibunya
ke Puskesmas dengan keluhan borok di betis kanan.
Awalnya pasien mengaku digigit nyamuk, terasa gatal
dan digaruk, lama kelamaan menjadi borok dan
sekitar borok tampak kemerahan. Dari pemeriksaan
kulit didapatkan gambaran ulkus diameter 2cm, krusta
(+) kuning-kehitaman, tepi sedikit menonjol. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut?
• Diagnosis: Ektima : tatalaksana
Ektima / Ulkus superfisialis
• Pioderma ulseratif kulit
umumnya disebabkan
Streptococcus beta
hemolitikus
– Ulkus dangkal ditutupi
krusta berlapis
– Area predileksi paling
sering di tungkai bawah
– Biasa terjadi akibat trauma
berulang seperti pada
gigitan serangga, hygiene
yang buruk
• Tatalaksana pioderma:
– Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.
Erisipe Seluli
las tis
Cefazolin
• Dewasa : 1 g IV tiap 8 hours
• Anak: 50 mg/kg/day dibagi 3
dosis
Nafcillin Sumber :
PERDOSKI 2017
KEYWO
TATALAKSA
RDS
NA
TATALAKSANA
PIODERMA
SECARA
UMUM
• Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.
1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta : Kompres
terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰,
larutan povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali
sehari masing- masing ½-1 jam selama
keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta :
Salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%.
Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari.
KEYWO
TATALAKSA
RDS
NA
TATALAKSANA
PIODERMA
SECARA
UMUM
2. Sistemik : 5-7 hari (dipilih jika ada selulitis
atau demam)
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa
4x250-500 mg/hari per oral; anak-anak
25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4
dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat:
dewasa 3x250-500 mg/hari; anak-
anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam
3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50
mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis.
Jawaban lain :
• A. Folikulitis
• C. Karbunkel
• D. Furunkel
• E. Dermatitis statis
14
Camp: Eritrasma
D. Eritromisin 4 x 500 mg/hari
selama 7 hari
KATA KUNCI
• pria, usia 35 tahun berobat ke klinik dengan keluhan
bercak kemerahan di kedua pahanya yang terasa gatal dan
perih. Keluhan tersebut muncul 1 minggu yang lalu dan
semakin parah jika berkeringat. Pasien pernah
memberikan salep hidrokortison dan keluhan tidak
membaik. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan
makula eritemtosa dengan erosi dan skuama halus.
Dengan Wood lamp menghasilkan hasil berwarna coral
red. Apakah tatalaksana yang tepat ?
• Diagnosis: ERITRASMA
ERITRASMA
• Penyakit bakteri kronik pada stratum
korneum corynebacterium
minitussismum (batang, gram positif)
• Gejala Klinis
• Lesi eritroskuamosa
• Skuama halus merah kecoklatan
• Predileksi ketiak dan lipat
paha/intertriginosa pada penderita
gemuk
• Pengobatan :
1. Eritromisin 4 x 250 mg (1 gram perhari)
2-3 minggu
2. Clarithromycin 1 gram SD
3. salep tetrasiklin Sumber
3%, : Clindamycin atau
PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
Jawaban lain :
• A. Ketokonazole 2 x 200 mg/hari selama 7 hari
• B. Griseofulvin 2 x 500 mg/hari selama 14 hari
• C. Amoksisilin 3 x 250 mg/hari selama 7 hari
• E. Dexamethasone 3 x 0,5 mg/hari selama 5
hari
15
Camp: Sklofuloderma
C. Mycobacterium tuberkulosis
KATA KUNCI
• . pria usia 35 tahun datang dengan keluhan luka di daerah
dada dan leher. Awalnya muncul benjolan di daerah leher
yang tidak nyeri namun membesar dan muncul lesi baru
di sekitarnya, bergabung, kemudian beberapa benjolan
melunak dan pecah, meninggalkan bekas luka dan
jembatan jaringan. Benjolan mudah digerakkan, lunak
pada perabaan, terjadi supurasi dan mengeluarkan cairan.
Bakteri apa yang menyebabkan kelainan tersebut?
• Diagnosis: Scrofuloderma
Skrofuloderma
• Salah satu bentuk tuberculosis kutis yang terjadi akibat
penjalaran langsung organ subkutis yg terinfeksi M.
tuberculosis (biasanya KGB)
• Predileksi: leher, ketiak, lipat paha
Periadeni
Limfadeni
tis: Perlunaka Hasil
tis TB:
perlekatan n KGB
meluas akhir:
dengan dengan
dan abses
jaringan konsistens
berkonflue dingin
sekitar i beragam
nsi
KGB
Meluas menjadi
Sembuh spontan: ulkus yg KHAS:
sikatriks/jembatan • Bentuk
Pembentu
kulit/ memanjang
• Tepi ireguler kan fistel
Skin bridge • Dinding
bergaung
• Kulit sekitar:
livid
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
CAMP: • Jaringan
Tuberculosis kutis
3. Lupus vulgaris
• Infeksi M. tuberculosis secara hematogen,
limfogen atau penjalaran langsung dari
fokus tuberkulosis ekstrakutan
• Kelompok papul/nodus merah yang
berubah warna menjadi kuning pada
penekanan (apple jelly colour).
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
Tuberculosis kutis
4. Tuberculosis chancre (Tuberkulosis kompleks
primer)
• Merupakan inokulasi langsung mikobakterium
pada kulit.
• Dapat berupa papul, nodus, pustul, atau ulkus
indolen, indurasi positif, dan dinding bergaung.
• Tatalaksana
– Topikal: jika ulkus, kompres dengan PK 1:5000
– Oral:
• Tahap intensif (2 bulan), RHZE, dosis sama
dengan tx TB paru
• Tahap lanjutan (4 bulan) RH, dosis sama
dengan tx TB paru
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Panduan praktik klinis PERDOSKI 2011
Jawaban lain :
• A. Mycobacterium scrofulocea
• B. Mycobacterium bovis
• D. Mycobacterium kansasii
• E. Mycobacterium avium
16
Kusta
A. Morbus hansen
KATA KUNCI
• Pasien wanita datang dengan keluhan adanya bercak-
bercak berwarna merah yang tidak gatal namun
disertai adanya rasa kesemutan pada tangan. Pada
pemeriksaan tampak makula eritematosa dengan lesi
hipoesthesia disertai pembesaran saraf. Pada
pemeriksaan kerokan KOH tidak ditemukan elemen
jamur. Pada pemeriksaan BTA didapatkan BTA (-).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
• Diagnosis: Morbus Hansen = Lepra
MORBUS HANSEN
• Disebabkan Mycobacterium leprae
(tidak dapat menyebar ke SSP)
• Tanda kardinal :
1. Bercak kulit hipopigmen atau eritem,
plak atau makula, yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi
3. Ditemukan BTA dari 2 atau 3 tempat :
kulit cuping telinga kanan-kiri dan lesi
aktif (slit skin smear)
Diagnosis ditegakkan bila ada 1 tanda
kardinal
• Penunjang : Pemeriksaan Ziehl Neelsen
BTA warna ungu
Sumber : Depkes Lepra 2012, PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin FK UI
CAMP:
Klasifikasi WHO
• Akibat reaksi
hipersensitivitas tipe III:
kuman yang mati bereaksi
dengan antibodi membentuk
kompleks imun.
• Terjadi di akhir masa
pengobatan/setelah
pengobatan selesai.
• Hanya terjadi pada MB,
sering terjadi pada kusta tipe
lepromatous (LL, BL),
• Reksi ENL cenderung
rekuren dan kronik. Sumber : Lepra Depkes 2012
Reaksi ENL
Organ yang Reaksi Ringan Reaksi Berat
diserang
• Etiologi tersering : T.
Tonsurans dan T. violaceum
• Rambut rapuh dan patah
tepat pada muara folikel
gambaran bintik hitam “black
dot”
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick ed.8
TATALAKSANA TINEA CAPITIS
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick ed.8
Memilih obat jamur
• Tinea kapitis, barbae, unguium oral/
sistemik
• Sisanya topical
• Obat jamur topical
• 1. terbinafine 1% 1x/ hari
• 2. –azol 2% 2x/ hari
Jawaban lain :
• B. Tzank tes
• C. Pengecatan gram
• D. Biopsi
• E. Wood lamp
20
Tinea Korporis
b. trichopyton
KATA KUNCI
• Seorang pria 35 tahun datang dengan keluhan gatal
dan nyeri pada dagu sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
tidak membaik dengan pengobatan corticosteroid.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan lesi kemerahan
dan beberapa lesi pustular dasar eritem, lesi satelit.
Didapatkan pula pus yang keluar dari follicle janggut.
Apakah organisme yang menyebabkan kejadian
tersebut?
• Diagnosis: TRICHOPYTON
TINEA
KORPORIS
• Infeksi jamur Manifestasi klinis:
dermatofita p a d a • Gatal
badan, tungkai,
d a n lengan, tidak • Lesi bulat, batas tegas:
termasuk lipat tepi lebih aktif dengan
paha, tangan central healing
(batas • Lesi berkonfluensi
pergelangan konfigurasi
tangan), d a n kaki polisiklik
(batas pergelangan
kaki). • Disertai t anda radang;
• Etiologi: jika inflamasi
berat a d a lesi vesikel
Trichophyton sp.,
hingga pustul
Microsporum sp.
• Konsep dasar:
mekanisme sistem
imun yg menurun
Sumber: d p t tjd secara
Dermatomikosis Superfisialis.
fisiologis
PERDOSKI. 2004 d an
TINEA
KORPORIS
Pemeriksaan
penunjang:
• Mikroskopik:
pengambilan
sampel dari
lesi aktif
bersepta/double contour
• KOH 20% (kuku
d a n kulit)
hifa sejati/hifa
panjang
bersekat/sept
a dan
dikhotomi &
arthrospora/
arthokonidia
• Lampu
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis.
Wood:
PERDOSKI. 2004
TATALAKSANA TINEA
st
KORPORIS
• 1 line: antijamur • Terapi antijamur oral
topikal • Indikasi: jika terapi
Diaplikasikan 2x/hari
topikal gagal atau
PEMBAHA selama minimal 2-4
lesi luas
SAN minggu (diberikan
sampai lesi hilang, • Griseofulvin 500-1000
lanjut 1-2 minggu) mg/hari selama 2-6
minggu (dosis
• Golongan
dewasa 0,5-1
imidazole: gram/hari; anak
• Clotrimazole 0,25-0,5 gram/hari)
cream 1% • Ketoconazole 1x200
• Ketoconazole m g selama
cream 4 minggu
2% • Itrakonazole 1x100
• Mikonazole m g selama 2
cream 2% minggu
• Terbinafine
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. • Terbinafine 1x250 m g
PERDOSKI. 2004
Jawaban lain :
• a. sarcoptes scabiei
• c. streptococcus
• d. staphilococcus
• e. diplococcus
21
Tinea Unguium
C. Dosis denyut intrakonazol 2 x 200 mg
selama 1 minggu
KATA KUNCI
• Nn. Loucinta, 23 tahun datang ke dokter dengan
keluhan kuku rusak sejak 6 bulan yang lalu. Pasien
jarang sekali berganti kaos kaki dan pernah sekali
meminjam milik teman dengan keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan kuku jari ke tiga kanan
terdapat penebalan, warna kekuningan, dan tampak
rapuh. Terapi yang tepat untuk pasien tersebut
adalah…
• Diagnosis: Onikomikosis
Onikomikosis
• Definisi: Infeksi jamur pada kulit
(dermatofita, non-dermatofita, ataupun
yeast)
• TINEA UNGUIUM: infeksi jamur pada kuku
yang hanya disebabkan oleh dermatofita
• Dermatofita T. rubrum, T. mentagrophyte,
T. tonsurans
• Non-dermatofita Acremonium, Aspergillus
• Yeast Candida albicans
• UKK : distrofi, hiperkeratosis, onikolisis,
debris subungual, perubahan warna kuku
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
CAMP:
ONIKOMIKOSIS
• Kelainan kuku akibat infeksi jamur
• Terdapat 4 tipe:
1. Onikomikosis subungual distal
– Infeksi mulai di hiponikium menyebar ke
proksimal
– Hiperkeratosis subungual, onikolisis, kuku
kekuningan
2. Onikomikosis subungual proksimal
– Infeksi mulai di kutikula menjalar ke distal
– Hiperkeratosis subungual, onikolisis
proksimal, destruksi lempeng kuku
proksimal
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
ONIKOMIKOSIS
3. Onikomikosis subungual
putih Proximal subungual
onychomycosis. Proximal
• Invasi lgsg lapisan leukonychia.
superfisial lempeng kuku
bercak putih; kuku
lunak, rapuh
4. Onikomikosis candida
• Paronikia: menyerang
matriks depresi
transversal kuku
• Kandidosis kronik
mukokutan bengkak
lipat kuku proksimal dan
distal
• Invasi pd kuku yg sudah
onikolisis
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
PEMERIKSAAN PENUNJANG
onychauxis
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Onychorrhexis:
Garis garis longitudinal di kuku, berkaitan dengan
proses penunaan, atau penyakit sistemik lain seperti
rheumatoid artitis, penyakit vaskuler perifer, liken
planus, dan penyakit Darier
Onychomycosis:
Infeksi kuku oleh jamur. Dapat disebabkan oleh
paroni
dermatofita, candida, maupun golongan mould.kia
Onychocryptosis = paronikia.
onikore
ksis
onikomikos
is
Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, Fitzpatrick 8ed
Jawaban lain :
• A. Ketokonazol 200 mg selama 10-14 hari
• B. Itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal
• D. Dosis denyut ketokonazol 400 mg selama 1
minggu
• E. Grisefulvin 2 x 500 mg selama 1 minggu
24
Camp: CLM
b. cutaneous larva migrans
KATA KUNCI
• Seorang pasien laki-laki, datang ke puskesmas
dengan keluhan gatal di punggung kaki hal ini
sudah ia rasakan selama 3 hari. dari pemeriksaan
fisik ditemukan lesi serpiginosa, berwarna
kemerahan dan berkelok. Pasien bekerja sebagai
petani namun sering bekerja tidak menggunakan
alas kaki. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
• Diagnosis: CLM
CREEPING ERUPTION /
CUTANEUS LARVA MIGRANS
• Etiologi: animal hookworm
Ancylostoma braziliense,
ancylostoma caninum
• Saat masuknya larva terasa
gatal dan panas. Lesi muncul 1-
5 hari setelah kontak
• Muncul papul, lalu lesi linier
atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi serpiginosa.
Rasa gatal biasanya lebih hebat
pada malam hari.
CAMP:
TATALAKSANA
PEDIKULOSIS PUBIS
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5553898/,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3733868/
Jawaban lain :
• A. Limfosit T
• B. Limfosit B
• C. Makrofag
• E. Monosit
30
Camp: DKI
b. dermatitis kontak iritan
KATA KUNCI
• Seorang pasien wanita 30 tahun datang dengan
keluhan kedua tangannya menjadi kering dan gatal.
pasien bekerja sebagai seorang tukang cuci. Pada
pemeriksaan fisik pada manus dan palmar kiri dan
kanan tampak xerotik, kemerahan dan terdapat ada
fisura. Apa kemungkinan diagnosisnya?
• Diagnosis: DKI
• Terapi?
DERMATITIS KONTAK IRITAN
• Salah satu bentuk dermatitis kontak
• Terjadi karena kulit rusak akibat friksi, faktor
lingkungan (suhu dingin), paparan berlebihan
terhadap air, ataupun bahan kimia seperti cairan
asam, alkali, detergen, maupun pelarut
• Tingkat keparahan dermatitis bergantung pada:
• Jumlah dan kekuatan zat iritan
• Durasi (seberapa lama) dan frekuensi
(seberapa sering) paparan terhadap iritan
• Kerentanan kulit masing-masing individual
dipengaruhi oleh tebal/tipisnya kulit di
suatu lokasi, produksi minyak pelembab, dan
adanya kecenderungan atopi
• Faktor lingkungan: suhu dan kelembaban
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8,
CAMP: http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
DERMATITIS KONTAK IRITAN
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan
asam atau basa kuat), biasanya tidak
sengaja/kecelakaan bengkak,
lepuh, nyeri, merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air,
sabun, atau detergen dalam waktu
cukup lama (beberapa minggu)
kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit luka dg fisura,
erosi, krusta dan keropeng
• .
• Potensi kuat (kelas 1-4) : alopecia areata,
discoid lupus, LSK, psoriasis, dermatitis
numularis
• Potensi sedang (kelas 5-6) : dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, dermatitis
stasis, dermatitis atopik
• Potensi ringan ( kelas 7) : napkin eczema,
dermatitis area wajah, intertriginosa, perineal
Jawaban lain :
• a. dermatitis alergi
• c. dermatitis kontak alergi
• d. liken simpleks kronis
• e. dermatitis numularis
31
Camp: DKA
E. Lepas jam tangan + krim kortikosteroid
KATA KUNCI
• Wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan
gatal pada pergelangan lengan kiri. 2 hari
Sebelumnya pasien menggunakan jam tangan
pada tangan kiri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan makula eritema disertai
papulovesikel kecil-kecil yang berbentuk seperti
lingkaran jam tangan. Terapi apa yang diberikan?
• Diagnosis: Dermatitis Kontak Alergi
DERMATITIS KONTAK ALERGI
• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap suatu
substansi yang berkontak dengan kulit.
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam, hari,
hingga tahun setelah kontak pertama
• Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus
dengan jumlah allergen yg terpapar
• Karakteristik umum lesi DKA:
• Sebagian besar: lesi hanya mencakup area
kulit tempat kontak dengan allergen
terjadi
• Dapat merah, bengak, dan melepuh atau
kering dan kasar
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
CAMP:
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Contoh kasus DKA
• Alergi nikel yang dijadikan rantai
jam tangan, kalung dan anting
imitasi
• Alergi terhadap bahan plaster luka
(rosin)
• Dermatitis tangan pada pekerja
pabrik karet
• Dermatitis fotokontak alergi
terhadap sunscreen atau sabun
antibakteri yang timbul setelah
paparan terhadap sinyal matahari
• Lainnya: DKA terhadap parfum, cat
rambut, obat topikal
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
Patch Test
(Uji Tempel)
• Indikasi
– Pasien dengan diagnosis kerja dermatitis kontak,
terutama pada kelompok pasien dengan
penyakit kulit dasar berupa dermatitis atopi,
seboroik, stasis, numularis; psoriasis; dishidrosis
– Dermatitis kronis tanpa penyebab yang jelas
– Dermatitis kontak akibat pekerjaan
• .
• Potensi kuat (kelas 1-3) : alopecia areata,
discoid lupus, LSK, psoriasis, dermatitis
numularis
• Potensi sedang (kelas 4-5) : dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, dermatitis
stasis, dermatitis atopik
• Potensi ringan ( kelas 6-7) : napkin eczema,
dermatitis area wajah, intertriginosa, perineal
Jawaban lain :
• A. Psoriasis gutata
• B. Psoriasis vulgaris
• C. Dermatitis atopik
• E. Dermatitis seboroik
34
Camp: Dermatitis
c. Candida albicans
KATA KUNCI
• Wanita datang dengan keluhan keputihan yang
sudah ia rasakan 1 minggu ini. keluhan lain yang
ia rasakan adalah lendir berbau busuk dan
kadang nyeri saat bersenggama dengan suami.
pada pemeriksaan in spekulo ditemukan
gambaran seperti susu busuk. Apa
kemungkinan patogen penyebab?
• Diagnosis: CANDIDA ALBICANS
KANDIDIASIS KUTIS (C.
Albicans)
• Penunjang
1. KOH 20% atau Gram atau
Methylen Blue: pseudohifa,
blastospora, budding yeast
cell
2. Kultur agar Saboraud : koloni
putih, tumbuh 2-5 hari Candida in potassium
hydroxide preparation.
Pseudomycelia in
• Terapi: antifungi topikal (nistatin, clusters of grape-like
golongan azol). yeast cells.
• Bila luas sistemik
1. ketokonazol 1x200mg 14 hari
2. fluconazole (100 mg PO qd for
1-2 wk) Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8, emedicine
3. traconazole (100 mg PO qd for
Jawaban lain :
• a. Trichomonas vaginalis
• b. Gardnerella vaginalis
• d. Neisseria gonorrhea
• e. Chlamydia trachomatis
36
Dermatitis seboroik: terapi
A. Sampo selenium sulfida 1,8%
KATA KUNCI
• Nn. Ceting, 23 tahun datang dengan keluhan bercak
agak kehitaman dan di daerah wajah, leher, dan
bahu. Kadang dirasakan wajah menjadi sangat
berminyak. Dari status dermatologis didapatkan
makula hiperpigmen dengan skuama keemasan
berminyak. Dari pemeriksaan KOH didapatkan hasil
negatif. Apa terapi yang tepat untuk pasien tersebut?
• Diagnosis: Dermatitis Seboroik
Dermatitis Seboroik
• Kelainan kulit dengan faktor
konstitusi di “area seboroik”/
kelenjar sebasea
• Kelainan konstitusi:
• Pertumbuhan berlebihan
Pityrosporum ovale , bisa juga
karena Malessezia atau
P.acne yang mempunyai lipase
(TGfree fatty acid )
• Aktivasi glandula sebasea ↑↑
Manifestasi klinis
• Eritema dan skuama berminyak,
agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas.
• Yang ringan: pada kulit kepala =
pitiriasis sika.
• Yang berat: skuama tebal,
berminyak, dan luas: seluruh kulit
kepala, dahi, glabella, telinga,
CAMP:
Tatalaksana
TOPIKAL
• Bayi :
• Asam salisilat 3% 1x/hari
• Krim hidrokortison 1% selama
beberapa hari
• Dewasa :
• Shampo selenium sulfida 1,8% atau
shampo ketokonazole 2% atau Zink
pitirion (shampo antiketombe) atau
Liquor carbonis detergent (ter) 2-
5% atau asam salisilat 2-3% 2-3x
seminggu selama 5-15 menit
• Di badan : desonid krim 0,05% atau
fluosinolon asetonid krim 0,025%
selama maks.2 minggu atau
betametason valerat krim 0,1% bila
TATALAKSANA
SISTEMIK (severe/refrakter)
• Antihistamin sedatif : CTM 3x4mg atau cetirizine
1x10mg maks 2 minggu
• Antihistamin nonsedatif : loratadine 1x10mg maks 2
minggu
• Kortikosteroid: Prednisone 20 – 30 mg/hari pada kasus
berat.
• Isotretinoin 0,1 – 0,3 mg/kg/hari pada kasus
rekalsitran.
• Fototerapi UVB.
Jawaban lain :
• B. Sampo ketokonazol 2%
• C. Sampo tar 10%
• D. Krim urea 10%
• E. Salep asam salisilat 5%
37
Camp: Dermatitis
perioral
C. Krim klindamisin 1%
KATA KUNCI
• Wanita, 35 tahun, datang ke klinik dengan keluhan gatal di
sekitar mulut disertai bintil-bintil yang dirasakan nyeri.
Pasien baru saja menggunakan pasta gigi baru yang
mengandung fluoride selama sebulan terakhir. Pasien
sudah pernah melakukan pengobatan dengan
dexoximetason. Dari pemeriksaan dermatologis
didapatkan papul eritematosa dengan pustul multipel di
sekitar mulut. Tatalaksana yang tepat diberikan kepada
wanita adalah...
• Diagnosis: DERMATITIS PERIORAL
Dermatitis Perioral
• Erupsi eritematosa yang
terdiri dari papul kecil dan
papulo-pustul yang
berlokasi di sekitar mulut
• Faktor Risiko
Sabun yang tidak tepat
Facial scrub yang tidak
tepat
Krim kosmetik : antiaging,
pemutih, dll
Steroid topikal yang
berlebihan
Lipbalm, lipgloss, lipstick
yang keluar dari area bibir.
Hormonal : pil kontrasepsi,
Sumber : PPK 2014, FITZPATRICK Ed 8,
CAMP: kehamilan
Tatalaksana dermatitis perioral
1. Hentikan pemakaian semua kosmetik dan
kortikosteroid topical
2. Topikal
• Krim metronidazol atau emulsi 0,75%-1%
2x/hari selama 8 minggu
• Krim klindamisin 1% 1-2x/hari
• Eritromisin krim 2-3% 1-2x/hari
• Asam azelaik krim 20% atau gel 15%
2x/hari
• Adapalen gel 0,1% 1x/hari 4 minggu
3. Sistemik
• Tetrasiklin 250-500 mg 2x/hari selama 3
minggu
• Doksisiklin 100mg/hari selama 3 minggu
• Minosiklin 100/hari selama 4 minggu
• Eritromisin 250mg 2x/hari selama 4-6
Sumber : PPK 2014, FITZPATRICK Ed 8
minggu
Tatalaksana dermatitis
perioral
CAMP:
Pitiriasis Rosea
• UKK :
1. Lesi primer : makula/plak sewarna
kulit / merah muda / salmon-
colored/ hiperpigmentasi, bentuk
bulat atau lonjong, tengah lesi
skuama halus (+) herald patch
Ditemukan di tempat tertutup
baju, leher, ekstremitas atas,
jarang di wajah, penis, kulit
berambut
2. Lesi sekunder: makula/ plak lebih
kecil dari lesi primer, dapat disertai
papul, vesikel, pustul tersusun
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
sesuai lipatan kulit (christmas tree
Tatalaksana
- Suportif
Gatal :
Antihistamin topikal: bedak mentol 0,25-
0,5% atau bedak salisilat 1-2% Antihistamin
oral : cetirizine 1 x 10 mg, loratadine 1 x 10
mg
Ektropion
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI
TATALAKSANA
• Hereditary ichthyosis vulgaris penyakit
kronik yang umumnya bisa membaik seiring
bertambahnya usia.
• Tujuan utama terapi adalah menjaga hidrasi
kulit dan cegah evaporasi:
– Krim urea 10-20%, propylene glycol
– Topikal retinoid.
– Alpha-hydroxy acids (misal, asam
laktat, glikolat, atau piruvat).
– Keratolitik untuk menghilangkan
skuama (misal, asam salisilat
hingga 6%) Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatricks 8ed , IKK UI
Jawaban lain :
• A. X-linked ichtyosis
• B. Xeroderma
• C. Lamellar ichtyosis
• D.Epidermolitik hiperkeratosis
40
Camp: Acne vulgaris
E. Doksisiklin oral + Asam retinoat topikal
0.1% + Benzoil peroksida topikal
KATA KUNCI
• Wanita, 24 tahun, datang ke praktik anda dengan
keluhan keluar bintik-bintik hitam dan kadang
bernanah di wajah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
tersebut membuat pasien tidak percaya diri. Dari
status dermatologis didapatkan lesi bintik hitam di
wajah berjumlah 15 disertai papul pustul mencapai
25, dan tidak ditemukan kista. Tatalaksana awal yang
tepat untuk kasus wanita adalah.
• Diagnosis: AKNE VULGARIS
Acne vulgaris
• Peradangan menahun folikel pilosebasea
– Ditandai dengan adanya komedo (khas/
patogmonomik), papul, pustul, nodul,
kista dengan sisa sequele berupa
hiperpigmentasi dan jaringan parut
– Akibat perubahan pola keratinisasi folikel
pilosebasea, peningkatan produksi
sebum, fraksi asam lemak bebas
menyebabkan inflamasi folikel,
peningkatan hormon androgen, stress
psikis, atau kolonisasi Cutibacterium acne
CAMP:
Acne Vulgaris
• Komedo
(khas/patogmonomik)
papul miliar yang di
tengahnya mengandung
sumbatan sebum
– Black comedo, open
comedo: berwarna hitam,
mengandung unsur melanin
Pitting nail
Onycholisis, “oil
drop”
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
Manajemen psoriasis
Miliaria rubra
Miliaria crystallina. Note the
water-drop appearance of the Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
lesions.
Miliaria Profunda →
obstruksi di
dermoepidermal junction
• Biasanya timbul
setelah miliaria
rubra, ditandai Miliaria pustulosa (miliaria
rubra + pustul)
papul putih, keras
berukuran 1-3mm
• Terutama pada
badan dan
ekstremitas
• Lesi lebih
banyak papul
Miliaria profunda
dibandingkan
vesikel
• Tidak gatal dan Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
tidak terdapat
Tatalaksana
• Miliaria kristalina asimptomatik, tidak perlu
tatalaksana khusus, self limited
• Topikal:
1. bedak kocok kalamin + mentol/kamfer, 2x/
hari selama 1 minggu
2. Lanolin topikal atau bedak salisil 2%
+mentol ¼ - 2% 2x/hari 1 minggu
• Sistemik
1. Antihistamin sedatif : klorfeniramin maleat
3x4mg per hari selama 7 hari atau cetirizin 1
x 10 mg per hari selama 7 hari
2. Antihitamin non sedatif : loratadin 1 x 10
mg per hari selama 7 hari Sumber : PERDOSKI 2017, IKK UI
Jawaban lain :
• A. Stratum korneum
• B. Stratum lusidum
• C. Stratum granulosum
• E. Dermo-epidermal junction
43
SJS/ TEN
C. Steven JohnsonSyndrome
KATA KUNCI
• Pria 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan demam dan
muncul lepuh-lepuh di beberapa bagian tubuh. Pasien
memiliki riwayat konsumsi antibiotik karena Infeksi
saluran kemih. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80 mmHg, HR 80x/menit,RR 20x/menit,suhu 39oC.
Dari pemeriksan status dermatologis terdapat erosi di
mukosa bibir, tampak konjungtivitis, dan bula multipel di
dada. Tanda nikolsky (-). Diagnosis kasus tersebut adalah
• Diagnosis: SJS
Stevens Johnson Syndrome/
Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN)
• Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang
berupa pengelupasan kulit dan
lapisan mukoa. Hampir selalu
disebabkan obat.
• TEN = Lyell disease
• Obat yang paling sering
menyebabkan:
– Sulfonamides: cotrimoxizole;
– Beta-lactam: penicillins,
cephalosporins
– Anti-convulsants: lamotrigine,
carbamazepine, phenytoin,
phenobarbitone
– Allopurinol
– Paracetamol/acetominophen
– Nonsteroidal
Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,
anti-inflammatory Fitzpatrick 8ed
CAMP:
• Prodromal signs and
symptoms
– Demam
– Nyeri tenggorokan
– Sekret hidung meningkat,
batuk
– Konjungtivitis
• Lesi kulit
– Ruam kemarahan dan
lepuh: dimulai di badan
menyebar ke wajah
dan ekstremitas
• Jenis lesi
– Makula, plak, vesikel, bula,
atau papul berkonfluensi
– Purpura
– Eritema difus
– Targetoid
Sumber :http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI,
– Keterlibatan mukosa: mata,
Fitzpatrick 8ed
Tatalaksana
• Tatalaksana umum
– Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan
SJS/TEN
– Terapi cairan dan nutrisi via NGT
– Termoregulasi ruangan hangat 30 – 32oC
– Kontrol nyeri
• Skin care
– Antiseptik topical: silver nitrat, chlorhexidine (NOT
silver sulfadiazine)
– Dressing lembab dengan petrolatum jel
– Jangan gunakan adhesive tape
CAMP:
Exanthematous drug eruption / Erupsi obat
morbiliform atau makulopapular
TATALAKSANA
1. Kortikosteroid sistemik : prednison tab 30
mg/hari dibagi 3 dosis selama 1 minggu
2. Antihistamin sistemik :
– Cetirizin 2 x 10 mg / hari selama 7 hari
– Loratadin 10mg/hari selama 7 hari
3. Topikal : bedak salisilat 2% dan
antipruritus (mentol 0,5-1%)
Jawaban lain :
• b. ten
• c. sjs
• d. urtikaria
• e. eritema nodusum
46
vitiligo
D. Vitiligo
KATA KUNCI
• Wanita 26 tahun, datang dengan keluhan ada bercak
putih di punggung tangan, leher, dan wajah. Awalnya
berukuran kecil kemudian bertambah lebar dan
besar. Gatal dan nyeri disangkal. Kebas kesemutan di
tangan disangkal. Ibu dan nenek pasien mengalami
keluhan yang sama. Pasien memiliki riwayat penyakit
tiroid. Apa diagnosis yang tepat pada pasien?
• Diagnosis: vitiligo
Vitiligo
• Vitiligo merupakan kelainan pigmentasi pada
kulit berwarna putih susu (depigmentasi)
• Terjadi karena hilangnya melanosit fungsional
pada kulit
• Etiologi : genetik,, autoimun
• Pencetus : trauma atau tekanan repetitif
(fenomena Koebner), stress, pajanan matahari
• Gejala : makula hipopigmentasi, batas tegas,
ukuran bervariasi, tanpa gatal, baal ataupun
nyeri
• Tatalaksana : Phototerapi, Laser terapi, steroid
Okulokutan X-linked
Hermansky-Pudlak
eus albinism
Syndrome
• Edukasi:
– Gunakan kacamata gelap.
– Gunakan alat bantu penglihatan yang sesuai.
– Gunakan tabir surya minimal SPF 30, hindari paparan sinar
matahari terlalu lama.
Jawaban lain :
• A. Autosomal dominan
• C. X linked dominan
• D. X linked resesif
• E. XY linked dominan
48
Hiperpigmentasi pasca inflam
D.Hiperpigmentasi pasca inflamasi
KATA KUNCI
• Wanita 30 tahun, datang ke klinik praktik dokter dengan
keluhan ada bercak kehitaman di pipi kanannya yang tidak
hilang setelah jerawatnya sembuh. Pasien mengaku
jerawat sempat muncul 2-3x di tempat yang sama atau
dekat dengan jerawat yang pertama. Pasien sudah
mengobati dengan salep yang dibeli di warung, tetapi
tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan didapatkan ujud
kelainan kulit berupa plak hiperpigmentasi, bentuk oval,
batas tegas. Diagnosis pasien ini adalah...
• Diagnosis: Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi
• Melanosis epidermis (warna
kecoklatan) atau dermis (warna
lebih gelap).
• Proses inflamasi aktivasi
asam arakinodat menjadi
prostaglandin, leukotriene, dll
aktivasi sel imun dan
melanosit.
• Pigmentasi temporer setelah
terjadi kecelakaan atau penyakit
kulit (dermatitis, infeksi, akne,
dll), phototoxic, physical
trauma, reaksi alergi
CAMP: • Lebih sering terjadi pada pasien
Hiperpigmentasi Pasca
Inflamasi
• Pemeriksaan lampu wood untuk membedakan
hiperpigmentasi dermal (batas tidak tegas) atau
epidermal (batas lebih tegas).
• Tatalaksana:
– 6-12 bulan untuk mencapai hasil depigmentasi.
– Prognosis sangat baik pada hipemelanosis
epidermal namun kurang pada dermal.
• Terapi:
– hidrokuinon, asam azelat, krim vitamin C, krim
tretinoin, krim kortikosteroid, asam glikolat.
– Laser fototermolisis.
• Pencegahan: sunscreen.
B
D. Nevus
pigmentosa Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
CAMP:
Nevus pigmentosus
• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• PA : sel melanosit terakumulasi di area
tautan dermo-epidermal junction
• Klasifikasi
– Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s.
didapat (acquired)
– Berdasarkan gambaran histopatologi dan
dermatoskopi
– Berdasarkan karakteristik klinis nevi
nevus atipikal
• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• PA : sel melanosit terakumulasi di area
tautan dermo-epidermal junction
• Klasifikasi
– Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s.
didapat (acquired)
– Berdasarkan gambaran histopatologi dan
dermatoskopi
– Berdasarkan karakteristik klinis nevi
nevus atipikal
Acanthosis
C. Hemotoxylin eosin, tampak
perinuclear halo HPV
D. Giemsa, tampak sel Datia berinti
banyak tzanck test: zooster
Koilosit
CAMP:
• Fase proliferasi : tumbuh cepat 6-8 bulan,
menembus dermis superfisial, kulit
meninggi, warna merah menyala
• Fase involusi : berubahnya warna merah
menjadi keunguan, kulit semakin pucat
(hingga anak usia 5-10 tahun)
• Fase terinvolusi : regresi komplit (berlanjut
hingga usia 10-12 tahun), 50% kulit kembali
normal, selebihnya terbentuk telangiektasis
• Diagnosis banding
– Malaformasi vaskuler, malaformasi
limfatik, piogenik granuloma (muncul usia
>1tahun, ukuran lebih kecil, riwayat luka
berdarah tidak sembuh), hemangioma
viseral kutan (dicurigai bila lesi >5)
• Radiologi
– MRI dengan kontras
– USG doppler (fase proliferasi menunjukan
shuntting yang khas)
– Arteriografi
HEMANGIOMA
• Klasifikasi berdasarkan
histopatologis:
– Hemangioma kapiler
(lebih sering)
• Terdiri dari
pembuluh darah
kecil dan superfisial,
lunak, dan hilang
dengan penekanan.
– Hemangioma
kavernosa
Tatalaksana
• Sebagian hemangioma kapilaris mampu
regresi spontan saat usia 10-12 tahun
observasi.
• Bila tidak terjadi regresi, dipertimbangkan:
– Pembedahan, bisa dengan eksisi, bedah
beku, embolisasi dan kompresi,
maupun teknik lain.
– Medikamentosa: steroid sistemik atau
intralesi, propanolol.
• Tatalaksana
– Observasi (regresi spontan saat usia 10-12
tahun)
– Salep antibiotik (mengurangi kemungkinan
infeksi)
– Analgesik
– Debridement dan wound dressing jika terbentuk
eskar
– Intervensi dini pada hemangioma dengan ulkuse
predarahan, hemangioma di lokasi kritis dan
menyebar dengan agresif, ukuran sangat besar
– Definitif : injeksi kortikosteroid intralesi,
kortikosteroid oral, propanolol topikal,
interferon alpha, laser, pembedahan
Jawaban lain :
• a. Hiperplasi epidermis, dermis
• b. Hiperplasi epidermis, dermis, vasa
• c. Proliferasi endotel
• e. Proliferasi melanosit
55
Alopesia androgenik: terapi
E. Alopesia androgenik
KATA KUNCI
• pria usia 47 tahun datang ke praktik dokter umum
mengeluhkan kebotakan dialami selama 3 tahun
belakangan ini. Kebotakan terjadi di daerah kepala
tengah sampai ke depan sehingga garis rambut dan
dahi memanjang dan menyisakan rambut di belakang
dan samping. Ayah pasien juga mengalami hal serupa.
Keluhan tidak terjadi tiba-tiba. Apa diagnosis yang
paling harus dipikirkan?
• Diagnosis: Alopecia Androgenik
Alopecia Androgenik
• Alopecia terpola akibat faktor hormon androgen
dan genetik
• Menyebabkan konversi rambut terminal menjadi
rambut velus
• Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal,
frontal/parietal, verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus
terutama di daerah frontal/parietal
CAMP:
EFLUVIUM TELOGEN
Penyebab:
• hipo/hipertiroidisme, postpartum
• Defisiensi nutrisi : besi, zinc
• Rapid weight loss, caloric or protein deprivation,
ADB kronis
• Stress : demam, penyakit katabolik (keganasan,
infeksi kronis), psikologis
• Stress psikologis ; ansietas, depresi, bipolar
• Idiopatik
Anagen elfuvium : kerontokan akibat gangguan fase
anagen sehingga terjadi distrofi folikel rambut
(disebabkan oleh kemoterapi, intoksikasi merkuri,
malnutrisi berat)
Common Hair Loss
Factor Androgenic
Alopecia
Disorders
Telogen
Effluvium
Alopecia Areata
CAMP:
IIB
• Epidermis + dermis s.d. zona
retikularis
• Kombinasi merah pucat dan putih
• Penyembuhan spontan scarring,
kontraksi, dan kontraktur
• Sembuh dalam 3 – 8 minggu,
bergantung pada struktur adnexa
yg tersisa
Jika reepitelisasi belum sempurna
pada minggu ke-3: eksisi dan skin
graft!
Bakar
RULE OF
NINE
• Antebrach
ii anterior
manus
dextra :
4,5%
• Tungkai
kiri
Sumber : ATLS 10th ed
Jawaban lain :
• A. Electric shock derajat II A dan II B
• B. Electric shock derajat III dan II A
• D. Electric shock derajat I dan IIA
• E. Electric shock derajat III
58
Luka Bakar
E. Combustio derajat III ± 20% (electrical
injury)
KATA KUNCI
• Pasien laki-laki, usia 44 tahun, dibawa ke IGD RD dengan keluhan tangan
dan kaki melepuh. Pasien sebelumnya sedang membetulkan plafon di atap
rumahnya namun secara tidak sengaja menyentuh sumber aliran listrik.
Pasien sempat tidak sadar kemudian saat sadar pasien mengeluhkan dada
terasa sangat berdebar-debar dan bmerasakan nyeri pada tangan dan
kakinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang,
kompos mentis, GCS E4V5M6, TD 140/100 mmHg, nadi 102 kali/menit, RR
20 kali/menit, dan suhu 36,8C. Pada telapak tangan kanan ditemukan lecet
dan disekitarnya terdapat kehilangan kulit hampir seluruhnya. Pada kaki
kanan dan kiri: dari telapak kaki hingga lutut tampak luka lecet dan
kemerahan. Di beberapa bagian terutama telapak kakikanan sampai lutut
hangus dan kehilangan hampir seluruh ketebalan kulit.
• Diagnosis: LUKA BAKAR
• Luka bakar derajat I (superficial
thickness)
• Melibatkan epidermis
• Merah; Nyeri (+)
• Sembuh dalam waktu 3 – 5 hari
• Terapi: analgesic dan obat topical
yang
mengakselerasi reepitelisasi dan
memberikan kenyamanan
CAMP:
IIB
• Epidermis + dermis s.d. zona
retikularis
• Kombinasi merah pucat dan putih
• Penyembuhan spontan scarring,
kontraksi, dan kontraktur
• Sembuh dalam 3 – 8 minggu,
bergantung pada struktur adnexa
yg tersisa
Jika reepitelisasi belum sempurna
pada minggu ke-3: eksisi dan skin
graft!
Bakar
RULE OF
NINE
• Antebrach
ii anterior
manus
dextra :
4,5%
• Tungkai
kiri
Sumber : ATLS 10th ed
Analisis soal
Tanda Luka bakar derajat 3 di soal
1. Kehilangan hamper seluruh ketebalan kulit
(epidermis dan dermis)
2. hangus (kehitaman)
Jawaban lain :
• A. Thermal injury ± 20% (electrical injury)
• B. Vulnus ekskoriatum ± 20% (electrical injury)
• C. Combustio derajat I ± 20% (electrical injury)
• D. Combustio derajat II ± 20% (electrical
injury)
59
Angioedema: terapi
D. Hipersensitivitas tipe I, Adrenalin subkutan
0,01 cc/kg/kali 1:1000 0,3 – 0,5 cc
KATA KUNCI
• Tn. Bumbumcar, 35 tahun datang memeriksakan diri ke IGD RS
Angel dengan keluhan merasa sesak napas sejak satu jam yang
lalu. Saat ini pasien juga mengeluh bibir terasa tebal dan kedua
kelopak mata sedikit bengkak. Pasien sebelumnya sempat
memanjat pohon yang dipenuhi semut merah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan kondisi compos mentis, TD 80/60, Nadi
110x/menit, RR 30x/menit, S 37°C, bibir dan palpebra tampak
edema dan terdapat kemerahan di lengan kanan disertai
peninggian kulit berbatas tegas. Patofisiologi dan terapi yang
tepat untuk diberikan pada Tn. Bumbumcar saat ini adalah...
• Diagnosis: AngioedemA
Angioedema
• Edema mendadak
pada dermik dan
subkutis
• Kadang disertai gejala
suyektif nyeri atau
panas, rasa gatal
jarang adatidak ada
gejala urticaria
• Dapat disertai atau
• Disertai kesulitan
menelan atau
bernapas
• Pemeriksaan Fisik :
edema sewarna kulit/
CAMP:
Angioedema
Jawaban lain :
• A. Hipersensitivitas tipe I, Loratadine 2 x 20 mg
• B. Hipersensitivitas tipe IV, injeksi
Diphenhidramin 10 mg intramuskular atau
intravena
• C. Hipersensitivitas tipe I, Epinefrin
intramusukular 0,01 cc/kg/kali 1:10.000 0,3 - 0,5
cc
• E. Hipersensitivitas tipe IV, Deksametason
intravena 100 m
60
Karsinoma sel skuamosa
C. SCC
KATA KUNCI
• Wanita, 62 tahun, datang ke RS dengan keluhan adanya
benjolan di pipi yang dirasakan semakin membesar
selama 2 bulan ini. Pasien sehari-hari bekerja sebagai
petani. Pada pemeriksaan ditemukan massa berukuran 3
x 4 cm, berwarna kehitaman, dengan permukaan tidak
rata, tepi tidak teratur dan asimetris. Dari pemeriksaan
histopatologi didapatkan keratinasi dan mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang sesuai dengan kasus wanit?
• Diagnosis: Karsinoma Sel Skuamosa
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
CAMP:
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
CAMP:
MELANOMA MALIGNA
• Etiologi dan Faktor Risiko:
– Pajanan sinar UV terutama sinar UVB karena
dapat menyebabkan kerusakan langsung DNA
kulit.
– Melanocytic nevi/ tahi lalat: berisiko tinggi MM
bila jumlahnya banyak dan bentuk ireguler atau
ukuran besar.
– Kulit putih, freckles, ras berambut pirang/ merah.
– Riwayat keluarga dengan MM.
– Pernah menderita MM sebelumnya.
– Imunosupresi.
MELANOMA MALIGNA
• Stage, secara umum:
– In situ tumor
terbatas di
epidermis
– Invasif sudah
menyebar ke
dermis
– Metastatik
sudah menyebar
ke jaringan lain
• Faktor risiko:
– Usia tua
– Riwayat KSS atau
KSB sebelumnya
– Memiliki banyak
nevus melanositik
– > 5 nevus atipikal
Jawaban lain :
• A. Karsinoma sel basal
• B. Karsinoma sel skuamosa
• D. Nevus pigmentosus
• E. Keratosis seboroik
64
Vulnus laseratum
B. Vulnus laseratum
KATA KUNCI
• Pria 23 tahun, dibawa ke IGD karena kecelakaan
lalu lintas. Keadaan umum pasien compos
mentis, tanda vital dalam batas normal.
Terdapat luka di pelipis kepala, ukuran 2x2 cm,
tampak tepi luka tidak rata, ototnya terlihat,
bengkak disekitar luka. Termasuk jenis luka
apakah yang dialami oleh pasien?
• Diagnosis: Vulnus laseratum
Jenis Luka / Vulnus
Vulnus Perforatum:
• luka tembus atau jebol, melewati lapisan serosa organ
jaringan.
Vulnus Amputatum:
• luka terpotong.
Vulnus Combustion:
• luka bakar.
Sumber: PPK 2015
Memar Luka lecet gores Luka lecet serut
Luka iris/sayat/bacok
mempunyai kedua sudut
lancip dan dalam luka tidak
melebihi panjang luka
Jawaban lain :
• A. Vulnus ekskoriatum
• C. Vulnus punctum
• D. Vulnus insivum
• E. Vulnus morsum