Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

DERMATITIS SEBOROIK

A. A. AFIQ RAIHAN
B. C014221022
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. S
• No. RM :
• Umur : 54 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Makassar
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Bintil Merah Gatal

Pasien datang ke Poli kulit di dengan keluhan bercak kemerahan yang terdapat hampir seluruh badan yang di sertai
dengan bintil kemerahan. Keluhan di perburuk ketika pasien berkeringat. Keluhan di rasakan sejak 2 bulan yang lalu dan
memberat 2 hari terakhir. Awal mulah bercak berupah bintil merah pada kaki dan kemudian meluah hingga ke tangan, badan,
hingga kulit kepala pasien. Keluhan demam di rasakan tidak ada. Keluhan yang sama sebelumnya tidak ada. Keluhan yang
sama dalam keluarga tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita yang sama tidak ada. Riwayat kontak dengan serangga atau
tanaman tidakd ada. Riwayat konsumsi obat sebelumnya tidak ada. Riwayat alergi makanan tidak ada, riwayat kontak dengan
bahan iritan tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIS

• Keadaan Umum : Sakit ringan


• Tanda – Tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 19 kali/menit
- Suhu : 36,6 C
- Nadi : 85 kali/menit
• Kepala : dalam batas normal
• Jantung/Paru : dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK

Status Dermatologi
• Lokasi : Regio Scalp, Regio truncus Anterior et Posterior,
Regio Ektremitas Superior et Inferior
• Effloresensi : Makula eritema, Papul eritema, papul Hiperpigmentasi
DIAGNOSIS

Diagnosis :
Dermatitis Seboroik

Diagnosis Banding :

• Malesezia Fulikulitis
TERAPI & PLANNING

MEDIKAMENTOSA Planning
• Ketomed Shampo 3x/Seminggu • Kontrol berbaikan.

• Cetirizine tab 1x10mg

• Asam Saksil 3% + Asam Benzoat 6% + Miconazole


Crim 30% (oles pagi-siang pada kepala)

• Asam Saksil 3% + Desoksimetason crim 20g +


Miconazole crim 20 g (di oleh pagi – Sore pada badan)
TERIMA KASIH
DISKUSI
DEFENISI

Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit papuloskuamosa.


dengan predileksi di daerah kaya kelenjar sebasea, skalp,
wajah dan badan. Dermatitis ini dikaitkan dengan malasesia,
terjadi gangguan imunologis mengikuti kelembaban
lingkungan, perubahan cuaca, ataupun trauma, dengan
penyebaran lesi dimulai dari derajat ringan , misalnya
ketombe sampai dengan bentuk eritroderma.
ETIOLOGI

Peranan kelenjarsebasea dalam pathogenesis dermatitis


seboroik masih diperdebatkan, sebab pada remaja dengan
kulit berminyak yang mengalami dermatitis seboroik,
menunjukkan sekresi sebum yang normal pada laki-laki dan
menurun pada perempuan.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi dermatitis seboroik secara umum berkisar 3-5%


pada populasi umum. Lesi ditemui pada kelompok remaja,
dengan ketombe sebagai bentuk yang lebih sering dijumpai.
Pada kelompok HIV, angka kejadian dermatitis seboroik
lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Sebanyak
36% pasien HIV mengalami dermatitis seboroik.
PATOGENESIS

Meningkatnya lapisan sebum pada kulit, kualitas sebum respon imunologis


terhadap Pityrospotum, degradasi sebum dapat mengiritasi kulit sehingga
terjadi mekanisme eksema.
Jumlah ragi genus Malassezia meningkat di dalam epidermis yang
terkelupas pada ketombe ataupun dermatitis seboroik. Diduga hal ini terjadi
akibat lingkungan yang mendukung.
GAMBARAN KLINIS

Lokasi yang terkena seringkali di daerah kulit kepala berambut seperti


wajah, alis, lipat nasolabial, side bum, telinga dan liang telinga, bagian
atas-tengah dada dan punggung, lipat gluteus, inguinal, genital, ketiak.
Dapat ditemukan skuama kuning berminyak, eksematosa ringan, kadang
kala disertai rasa gatal dan menyengat.
Ketombe merupakan tanda awal manifestasi dermatitis seboroik. Dapat
dijumpai kemerahan perifolikular yang pada tahap lanjut menjadi plak
eritematosa berkonfluensi, bahkan dapat membentuk rangkaian plak di
sepanjang batas rambut frontal dan disebut sebagai korona seboroika.
DIAGNOSIS BANDING
MALAZESIA FOLIKULITIS

Malassezia folliculitis (MF) adalah infeksi kronik folikel pilosebasea


yang disebabkan oleh jamur yaitu Malassezia sp. Malassezia sp. adalah
jamur lipofilik dimorfik yang dapat ditemukan dalam jumlah kecil di
stratum korneum dan hampir 90% terdapat pada folikel rambut.
Gambaran klinis MF ditandai dengan papul perifolikular, tidak ada atau
sedikit ditemukan komedo, tidak ada kista, seringnya predileksi utama
bukan pada wajah yaitu pada badan bagian atas, dan terdapat rasa gatal
yang bersifat gatal.
TATA LAKSANA

1. Sampo yang mengandung obat anti Malassezia, misalnya: selenium


sulfida, zinc pirithione, ketokonazol, berbagai sampo yang mengandung ter
dan solusio terbinafine 1 %.
2. Pertumbuhan jamur dapat dikurangi dengan krim imidazol dan turunannya,
bahan antimikotik di daerah lipatan bila ada gejala.
3. Skuama dapat diperlunak dengan krim yang mengandung asam salisilat
atau sulfur
4. Metronidazol topikal, siklopiroksolamin, talkasitol, benzoil peroksida dan
salep litium suksinat 5%.
5. Bila tidak membaik dengan semua modalitas terapi, pada dermatitis
seboroik yang luas dapat diberikan prednisolon 30 mg/hari untuk respons
cepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai