Gagasan untuk membentuk wadah ini didasari oleh aktivitas yang dilakukan
oleh para pemanjat tebing Indonesia sejak tahun 1987 yang mulai marak
melakukan ekspedisi dan eksplorasi tebing alam di Indonesia dengan membuka
dan membuat jalur panjat tebing baik di dalam maupun di luar negeri.
Seiring dinamika panjat tebing di tanah air, pada medio 1997 kebutuhan untuk
membentuk wadah yang menghimpun para pengiat panjat tebing di tanah air
semakin terasa. Perlahan tapi pasti, Indonesia Climbing Expedition mulai
melakukan peningkatan mulai dari keorganisasian sampai dengan aktivitas di
lapangan dengan tujuan agar panjat tebing di Indonesia semakin berkembang
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Selain kegiatan panjat tebing, beberapa personil sering kali dilibatkan dalam
operasi vertical rescue dalam bencana alam dan musibah kecelakaan,
sehingga mendorong Indonesia Climbing Expedition melakukan
pengembangan keilmuan di bidang vertical rescue.
Social Network :
www.facebook.com/INDONESIA.CLIMBING.EXPEDITION
www.facebook.com/groups/indonesiaclimbingexpedition
News Progress :
www.merahputih.panjattebing.org
Email : semangathargamati@gmail.com
Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana. Akhir kata saya mengucapkan selamat berlatih
kepada para peserta Sekolah Panjat Tebing Merah Putih, dan kepada para
instruktur agar tetap meletakkan keamanan dan keselamatan sebagai landasan
utama dalam melakukan setiap aktivitas. Tetap Semangat !!! Jadilah satu
diantara satu juta pemanjat terbaik Indonesia !!!
TEDI IXDIANA
Kepala Sekolah
TEKNIK PEMANJATAN
1. Free Climbing
Pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat
berhenti menambat. Pemasangan pengamanan tidak digunakan untuk pegangan
atau pijakan untuk menambah ketinggian.
2. Aid Climbing
Pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh, juga
digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau
pijakan.
TAKTIK PEMANJATAN
1. Alpine Tactic
Pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp (dasar tebing), semua
perlengkapan, dan perbekalan dibawa terus.
2. Himalayan Tactic
Pemanjatan dengan cara menghubungkan antar pitch melalui tali, perlengkapan
dan perbekalan dikirim secara estafet dari pitch ke pitch.
Climbing Calls
Komunikasi dalam pemanjatan antara climber dengan belayer.
Saat pemanjatan
Climber : Take In (belayer diminta MENEGANGKAN tali utama)
Belayer : - (belayer menarik tali utama)
Climber : Slack (belayer diminta MENGULUR tali utama)
Belayer : - (belayer mengulur tali utama)
Climber : Watch Me ! (belayer diminta lebih waspada)
Belayer : - (lebih memperhatikan pemanjat)
Climber : Falling (jika pemanjat terjatuh)
CLIMBING CALLS
Awal saat akan melakukan Pemanjatan
Climber : Climber Ready (pemanjat siap memulai pemanjatan)
Belayer : Belayer Ready (belayer siap mengamankan, belum memegang tali
Belay melainkan bersiap menjaga pemanjat sebelum memasang
pengaman pertama.
Climber : Climbing (pemanjat akan mulai melakukan pemanjatan)
Belayer : Climb On (Belayer mempersilakan pemanjat melakukan pemanjatan
dan bersiap menahan pemanjat sebelum memasang pengaman
pertama.
Saat pemanjatan
Climber : On Belay ! (aktifkan belay ! setelah pemanjat memasang pengaman
pertama).
Belayer : Belay On (Belay siap)
Seterusnya sama dengan komunikasi pada Tope Rope.
Sesudah Pemanjatan
1. Atur/susun kembali perlengkapan yang dibawa selama pemanjatan.
2. Jika terdapat “cacat” pada peralatan, segera beri tanda dan pisahkan atau ganti
dengan yang baru.
Vertical Rescue dalam sebuah opersi SAR adalah satuan dengan kemampuan khusus
yang diterjunkan jika korban/obyek berada pada medan curam atau bahkan vertical
(Hi-Angle Surface). Jadi dapat disimpulkan secara ideal, team Vertical Rescue akan
diterjunkan jika sudah ada kepastian datum korban/obyek (sudah bukan Most
Probable Possition/MPP). Namun tidak menutup kemungkinan jika menurut SMC,
datum MPP sudah mendekati kepastian, maka tim Vertical Rescue dapat diterjunkan
untuk melakukan pendekatan ke datum.
Jadi cukup jelas bahwa team Vertical Rescue adalah SRU dengan keterampilan
khusus, dan dalam operasi SAR tetap berada di bawah komando SMC dan OSC.
PERALATAN SPESIFIK
Secara Umum peralatan yang digunakan sama persis dengan peralatan yang
digunakan dalam Panjat Tebing. Namun ada peralatan khusus yang lebih spesifik
dalam Vertical Rescue.
TRIPOD
Tiang logam berkaki tiga yang digunakan untuk menghindari gesekan tali. Tripod
terutama sekali digunakan untuk proses evakuasi korban atau obyek dari dalam lubang
Harness
Harness yang digunakan dalam Vertical Rescue meliputi Full Body Harness dan Seat
Harness
HELMET
ICE SCREW
Pasak berulir yang khusus digunakan di es keras
ICE AXE
Media lunak
Contohnya tanah, pasir, lumpur atau salju dimana pada lokasi tidak ditemukan media
keras dapat kita gunakan Deadman/Deadboy Anchor atau dapat juga menggunakan
Bollard
B. Traversing
Menjangkau korban dengan cara melakukan perintisan gerakan menyamping
dengan pengaman lintasan dan jarak tertentu
C. Abseiling
Menjangkau korban dengan cara melakukan turun dari titik yang lebih tinggi
dengan tali
EVAKUASI DIAGRAM
Fungsi Anchor
Rescuer safety
Tambatan Tali utama
1. Instruktur adalah mereka yang ditunjuk dan diserahi tanggungjawab oleh Kepala
Sekolah Indonesia Climbing Expedition untuk memberikan pengajaran baik dalam
bentuk teori maupun praktek di lapangan
6. Tidak diperkenankan merokok pada saat kegiatan berlangsung (baik teori di kelas
maupun saat praktek di lapangan)
8. Mengenakan pakaian yang rapih dan sesuai dengan yang ditentukan pada saat
pelaksanaan kegiatan
9. Tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan, norma dan tata krama
baik secara hukum Negara dan/atau secara hukum adat dalam masyarakat
setempat.
10. Menjaga nama baik Indonesia Climbing Expedition baik selama maupun setelah
mengikuti sekolah.
Pelanggaran terhadap tata tertib tersebut di atas akan dikenakan sanksi sesuai dengan
bobot pelanggarannya berupa :
2. Mengikuti setiap pengajaran baik dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan
dengan seksama dan sungguh-sungguh
3. Memperhatikan dan mentaati semua instruksi dari instruktur baik saat materi kelas
maupun materi praktek
7. Peserta tidak diperkenankan merokok pada saat kegiatan berlangsung (baik teori
di kelas maupun saat praktek di lapangan)
9. Mengenakan pakaian yang rapih dan sesuai dengan yang ditentukan pada saat
pelaksanaan kegiatan
10. Tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan, norma dan tata krama
baik secara hukum Negara dan secara hukum adat dalam masyarakat setempat.
11. Menjaga nama baik Indonesia Climbing Expedition baik selama maupun setelah
mengikuti sekolah.
Pelanggaran terhadap tata tertib tersebut di atas akan dikenakan sanksi pencoretan
nama yang bersangkutan dari daftar Peserta SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH
PUTIH - INDONESIA CLIMBING EXPEDITION