VESIKOBULOSA
PEMBIMBING :
DR. SUCI WIDHIATI, SP. KK, M. SC
DEFINISI:
Penyakit yang ditandai dengan terdapatnya
lepuh
(vesikel~ bula) pada kulit
Vesikel : Gelembung isi cairan jernih (serum),
5mm
Bula
: Idem, > 5mm
Pustula : Vesikel / bula berisi pus
Vesikel / bula / pustula mengering krusta
9/6/15
LETAK BULA:
1.
Bula Epidermal:
korneum
basalis
2.
Bula Subepidermal:
Di bawah epidermis
Dinding / atap tebal, tegang tidak
9/6/15
P.B. AUTOIMUN:
Eritema multiforme
Dll
2.
9/6/15
PEMFIGUS
Berasal dari bahasa Yunani pemphix yang
berarti gelembung
Penyakit kulit autoimun berlepuh sifat
akut atau kronik, yang mengenai kulit
dan membrana mukosa ditandai adanya
bula intraepidermal akibat akantolisis dan
disertai adanya sirkulasi antibodi
terhadap permukaan sel keratinosit.
TIPE PEMPHIGUS
Pemfigus foliaseus
Pemfigus eritematosa
2. Suprabasal:
Pemfigus vulgaris
Pemfigus vegetans
PEMPHIGUS VULGARIS
Epidemiologi
Etiologi
Autoimun
(drug induce
pemphigus) : Dpenisilinamin dan
kaptopril eruption
resolves after
termination of therapy
with the offending
drug
PATOGENESIS
Sifat
khas
Targe
t
antig
en
GEJALA KLINIS
Bula dinding
kendur, mudah
pecah
meninggalkan kulit
terkelupas, diikuti
krusta yg lama
bertahan
Selaput lendir: jrg
terlihat bula,
namun erosi:
konjungtiva,
hidung, faring,
laring, vagina
Tidak Gatal, Nyeri
pd kulit yg
terkelupas
KU biasanya buruk
Tanda Nikolsky
positif
Epitelisasi
hipopigmentasi,
tanpa jaringan
parut
Predileksi pada
scalp, wajah, dada,
aksila, perut dan
bokong, mukosa
mulut
PEMPHIGUS VULGARIS
HISTOPATOLOGI
Akantolisis
suprabasal
IMMUNOLOGI
Antibodi interseluler tipe IgG dan C3
Antibodi IgG diperiksa dg cara
imunofluoresensi tak langsung. Titer
antibodi sehubungan dengan
proses/aktivitas penyakit
Autoantibodi timbul terhadap 130 kD
glikoprotein yg dikenal sbg desmoglein 3
PEMFIGUS VEGETANS:
rare variant of pemphigus Vulgaris
Vesicles and bullae rupture to form hypertrophic
PEMFIGUS FOLIASEUS
Bula lebih superfisial, sangat mudah pecah, shg
sulit ditemukan
Erosi dan krusta dengan dasar kemerahan
Prognosis tidak begitu berat
Lesi terutama di punggung
Jarang sekali mengenai mukosa
Pemfigus erythematosus
Pemfigus Herpetiformis
Jabloska, S., T. Chorzelski, M. Blaszczyk, and W. Maciejewski. "Pathogenesis of Pemphigus Erythematosus."Archives for Dermatological
Research258.2: 135-40.
Hocar, O., I. Ait Sab, N. Akhdari, M. Hakkou, and S. Amal. "A Case of Pemphigus Herpetiformis in a 12-Year-Old Male."ISRN Pediatrics2011: 14
TERAPI
Kortikosteroid
2-3 mg/kgBB
(prednison)
sampai lesi
baru tidak
timbul lagi,
lalu dilakukan
tappering off,
jika timbul lagi
stlh 5 7 hari,
dinaikkan 50%
Imunosupresan
Azathioprine
2-3 mg/kgBB
Cukup
bermanfaat
dan tidak
begitu toksik
Methotrexate
oral atau IM
25-35
mg/minggu
Sitostatik
diberikan jika :
Kortikosteroi
d dosis tinggi
kurang
berespon
Terdapat
kontraindikas
i : ulkus
peptikum,
diabetes
mellitus,
katarak, dan
osteoporosis
Cyclophosphamide
100-200 mg/hari
dikurangi sampai
50-100 mg/hari
ES : toksisitas
saluran kemih
(sistitis), sterilitas
TERAPI
Plasmapheresis,
untuk mengurangi
titer antibodi,
diberikan bersama
kortikosteroid dan
imunosupresan
Monitor keadaan
umum,
laboratorium,
higiene kulit,
antibiotik,
keseimbangan
cairan/elektrolit
BULLOUS PEMPHIGOID
adl penyakit autoimun kronik ditandai bula
subepidermal besar dan berdinding tegang, dan
pada pemeriksaan imunopatologik ditemukan C3
pada epidermal basement membrane zone.
Prevalensi penderita laki dan wanita sama, usia 6080 thn
Interaksi antigen-antibodi pada permukaan basal
keratinosit sampai lamina lucida membrana
basalis diikuti aktivasi komplemen dan timbunan
netrofil dan eosinofil
Etiologi
autoimunitas,
Penyebab induksi
belum diketahui
Patogenesis
Interaksi autoantibodi
dengan BPAG 1 dan 2
BPAG adl protein yg
tdpt pada
hemidesmosom sel
basal, diproduksi oleh
sel basal dan bagian
dari BMZ
Fungsi hemidesmosom
: melekatkan sel-sel
basal dg membrana
basalis
BULLOUS PEMPHIGOID
Histopatologi
Imunologi
Celah di
perbatasan
dermisepidermal
Bula terletak di
subepidermal,
sel infiltrat
utama eosinofil
Imunoflurosensi
: endapan IgG
dan C3 pada
membran
basalis
BULLOUS PEMPHIGOID
TERAPI
Kortikostero
id
Prednison 50
100 mg sehari,
sampai lesi
hilang bisa
dikombinasi
dengan
azatioprine
Topikal
steroid
Pada kasus
lokal kulit yang
ringan
DERMATITIS HERPETIFORMIS
(Morbus Duhring) A chronic, recurrent, intensely pruritic eruption
occurring symmetrically on the extremities and the trunk.
PATHOGENESIS
Dietrich et al. Pada tahun 1999 menemukan antibodi
HISTOPATOLOGI
Kumpulan neutrofil
di papil dermal yg
membentuk
mikroabses
neutrofilik
VESIKEL
GATAL
Terbentuk edema
papilar, celah
subepidermal,
vesikel multiokular
dan subepidermal
Eosinofil pada
infiltrat dermal,
juga di cairan
vesikel
HISTOPATOLOG
I
GEJALA KLINIS
Ruam berupa eritema, papulo-
Tempat predileksi :
punggung, sakrum,
bokong, ekstensor lengan
atas, sekitar siku, dan
lutut.
Simetris pd ekstensor
ekstrimitas dan badan
Pmx Lab
GDT : hipereosinofilia
lebih 40%
Cairan vesikel atau bula
byk eosinofil
VESIKEL GATAL
EXTENSOR
Imunologi
Ig dominan : IgA terdapat
pada papil dermal
berbentuk granular di
kulit sekitar lesi dan kulit
normal Diagnosa pasti
Deposit IgA
TERAPI :
Dapsone
terapi
terapi sistemik
sistemik
100-150
100-150
mg/hari
mg/hari
dikurangi
dikurangi
sampai
sampai 252550mg/hari
50mg/hari atau
atau
50mg/3
50mg/3 hari
hari
Sulfapiri
din
1-1,5
1-1,5 mg/hari
mg/hari
dg
dg banyak
banyak air
air
bila
dapsone
bila dapsone
kontraindikasi
kontraindikasi
atau
atau intoleransi
intoleransi
Diet
bebas
glutein,
tapi
tapi respon
respon
lambat
lambat
PATHOGENESIS
Collagen type VII is the target antigen
CLINICAL PRESENTATION
Five clinical pattern: classic, BP-like, cicatricial
TREATMENT
DAFTAR PUSTAKA
Freedberg, Irwin M.Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine. 5th ed. New York: McGrawHill, Health Professions Division, 1999. Print.
Rook, Arthur.Rook's Textbook of Dermatology.
8th ed. Chichester, West Sussex, UK: WileyBlackwell, 2010.
TERIMA KASIH