KORPORIS
IBNU KHARISMAN
G99141066
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
Microsporum
Trichophyton
M.canis.
T.rubrum, T.mentagrophytes,
Epidermophyton
TINJAUAN PUSTAKA
PATOGENESIS
Types Of Dermatophytes Based On Mode Of Transmission
Category
Mode of transmission
TINJAUAN PUSTAKA
Patogenesis
Infeksi alami disebabkan oleh deposisi langsung spora atau hifa pada
permukaan kulit yang mudah dimasuki dan umumnya tinggal di stratum
korneum, dengan bantuan panas, kelembaban dan kondisi lain yang
mendukung seperti trauma, keringat yang berlebih dan maserasi juga
berpengaruh.
TINJAUAN PUSTAKA
Patogenesis
Eliminasi dermatofit
dilakukan oleh
sistem pertahanan
tubuh (imunitas)
seluler
Respon terhadap
infeksi, dimana
bagian aktif akan
meningkatkan proses
proliferasi sel
epidermis dan
menghasilkan
skuama.
Setelah (inkubasi)
sekitar 1-3 minggu
respon jaringan
terhadap infeksi
semakin jelas dan
meninggi yang
disebut ringworm,
yang menginvasi
bagian perifer kulit
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran kinis
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan KOH merupakan
pemeriksaan tunggal yang paling penting
untuk mendiagnosis infeksi dermatofit
secara langsung dibawah mikroskop
dimana terlihat hifa diantara material
keratin
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNO
SIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
dan gambaran kinis
pemeriksaan sediaan
langsung kerokan lesi
untuk
mengidentifikasi
adanya hifa dan
spora untuk
mengetahui infeksi
dermatofit
PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
Menghilangkan faktor predisposisi penting, misalnya
mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang
menyerap keringat.
Medikamentosa
Terapi topikal
Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit
biasanya hidup pada jaringan. Berbagai macam preparat imidazol
dan alilamin tersedia dalam berbagai formulasi. Dan semuanya
memberikan keberhasilan
terapi (70-100%).
Terapi topikal
digunakan 1-2 kali sehari selama 2 minggu tergantung agen yang
digunakan. Topikal azol dan allilamin menunjukkan angka perbaikan
perbaikan klinik yang tinggi.
Terapi sistemik
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Dermatology
menyatakan bahwa obat anti jamur (OAJ) sistemik dapat digunakan
pada kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki,
lesi yang luas, infeksi kronis pasien imunokompromais, atau pasien
tidak responsif maupun intoleran terhadap OAJ topikal.
1.Griseofulvin
Obat ini berasal dari penicillium griceofulvum dan masih dianggap
baku emas pada pengobatan infeksi dermatofit genus Trichophyton,
Microsporum, Epidermophyton. Berkerja pada inti sel, menghambat
mitosis pada stadium metafase.
2.Ketokonazol
Merupakan OAJ sistemik pertama yang berspektrum luas, fungistatik,
termasuk golongan imidazol. Absorbsi optimum bila suasana asam.
3.Flukonazol
Mempunyai mekanisme kerja sama dengan golongan imidazol, namun
absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam lambung.
4 Itrakonazol
Merupakan OAJ golongan triazol, sangat lipofilik, spektrum luas, bersifat
fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik maupun
jamur dematiacea. Absorbsi maksimum dicapai bila obat diminum
bersama dengan makanan.
5.Amfosterin B
Merupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi oleh
Streptomyces nodosus. Bersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah
akan menghambat pertumbuhan jamur, protozoa dan alga. Digunakan
sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang
membahayakan jiwa dan tidak sembuh dengan preparat azol.
PROGNOSIS
IDENTITAS PASIEN
Nama
Ny. K
Umur
44 tahun
Jenis Kelamin
Status
Perkawinan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Suku
Perempuan
Menikah
Islam
Ibu rumah tangga
Sragen
Jawa
Keluhan
Utama
Riwayat
Penyakit
Sekaran
g
Gatal di badan
Keluhan gatal dirasakan pertama kali di
daerah perut sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengatakan terdapat bercak
merah yang gatal.
Kemudian keluhan juga dirasakan
semakin meluas dan sejak 1 bulan yang
lalu gatal juga dirasakan di daerah
tangan kanan dan ketiak berupa bercak
kemerahan berbentuk lingkaran.
Keluhan gatal dirasakan semakin
memberat terutama setelah berkeringat
dan menggunakan deodoran
.Pasien pernah mengobati keluhannya ini
dengan menggunakan salep (lupa nama
salep) dan obat-obatan cina namun
keluhan tidak berkurang..
RPD
R
Kebiasaan
R
Lingkungan
sosial
ekonomi
R.
R.
R.
R.
R.
penyakit serupa
: disangkal
alergi obat dan makanan: disangkal
sakit gula
: disangkal
darah tinggi
: disangkal
atopik
: disangkal
Keadaan
Umum
Berat badan
50 kg
Tinggi badan
157 cm
Tekanan
Darah
Nadi
Laju
Pernapasan
Suhu
120/70 mmHg
80 x/menit, regular, isi dan tegangan
cukup , simetris
24 x/menit, kussmaul (-)
PEMERIKSAAN STATUS
DERMATOLOGIS
Regio antebrachii dextra : terdapat patch eritem,
batas tegas, central healing dan tepi aktif
Regio mediana cubiti dan axilla dextra et sinistra :
terdapat patch hiperpigmentasi, batas tegas,
central healing dan tepi aktif dengan skuama halus
Regio abdominalis
: tampak patch eritem,
terdapat central healing dengan skuama di atasnya
Regio thorax posterior : terdapat patch eritema
dengan skuama halus di atasnya
Pemeriksaan KOH
Dilakukan pengambilan specimen dari lesi dan dilakukan
pemeriksaan KOH pada kerokan daerah pergelangan tangan
dan perutnya. Dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya
hifa
DIAGNOS
IS
Tinea Korporis
TUJUAN
TERAPI
Untuk menyembuhkan
pasien.
Mencegah kekambuhan.
Memutus rantai
penularan.
PROGNO
SIS
Ad vitam: bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
TERAPI
Non Farmakologi
Menyarankan kepada pasien
untuk menggunakan obat
secara teratur dan tidak
menghentikan pengobatan
tanpa seizin dokter
Memelihara dan menjaga
kebersihan
Menggunakan pakaian yang
menyerap keringat, tidak
ketat, dan menghindari kulit
lembab
Tidak menggunakan pakaian
atau handuk secara
bergantian atau bersamasama dengan anggota
keluarga lain.
Farmakologi
GRISEOFULVIN
Mekanisme Kerja:
berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur
yang merusak serat mitotik
dan menghambat mitosis.
Obat ini berakumulasi di
daerah yang terinfeksi,
disintesis kembali dalam
jaringan yang mengandung
keratin sehingga
menyebabkan pertumbuhan
jamur terganggu.
Efek Samping:
Mual, muntah, diare ; sakit
kepala; tidak banyak terjadi
hepatotoksisitas, pusing,
kebingungan, rasa lelah,
gangguan tidur, gangguan
koordinasi, neuropati perifer,
leukopenia, ruam termasuk
yang jarang terjadi erithema
multiform, necrolysis
epidermal toksik, dan
fotosensitivitas
Dosis
Dewasa :500 mg sehari dalam
dosis terbagi atau dosis tunggal,
pada infeksi berat dosis dapat
ditingkatkan hingga dua kali lipat ,
kemudian dosis diturunkan jika
telah ada respon;
Anak-anak : 10 mg/kg sehari
dalam dosis terbagi atau dosis
tunggal
KETOKONAZOL
Mekanisme Kerja:
Ketoconazole adalah suatu
derivat imidazole-dioxolane
sintetis yang memiliki
aktivitas antimikotik yang
poten terhadap dermatofit,
misalnya Tricophyton sp,
Epidermophyton floccosum,
Pityrosporum sp, dan juga
terhadap Candida sp.
Ketoconazole bekerja dengan
menghambat enzim sitokrom
P450 jamur, dengan
mengganggu sintesis
ergosterol yang merupakan
komponen penting dari
membran sel jamur..
CETIRIZINE
Mekanisme Kerja:
Cetirizine merupakan
antihistamin potensial yang
memiliki efek sedasi (kantuk)
ringan dengan sifat
tambahan anti alergi
Efek Samping:
Kejadian mengantuk telah
dilaporkan pada beberapa
pasien yang mengkonsumsi
Cetirizine; oleh karena itu
hati-hati bila mengendarai
kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
Penggunaan Cetirizine
bersamaan dengan alkohol
atau depresan sistem saraf
pusat lainnya sebaiknya
dihindari karena dapat
terjadi peningkatan
penurunan kewaspadaan
Kontra Indikasi :
Penderita dengan riwayat
hipersensitif terhadap
kandungan dalam obat.
Wanita menyusui, karena
kandungan aktif cetirizine
diekskresi pada air susu ibu.
.
Dosis
Dewasa dan anak usia diatas 12
tahun : 1 tablet 10 mg, 1 kali sehari
Penggunaan pada penderita
gangguan fungsi ginjal : dosis
sebaiknya dikurangi menjadi tablet
sehari.
TERIMA KASIH