Anda di halaman 1dari 27

TINEA

KORPORIS

IBNU KHARISMAN

G99141066

KEPANITERAAN KLINIK UPF/LABORATORIUM FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2015

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Tinea korporis adalah penyakit


dermatofit pada kulit glabrosa, selain
kulit kepala, wajah, kaki, telapak tangan
dan kaki, janggut dan lipatan paha

Tricophyton rubrum merupakan infeksi yang paling umum


diseluruh dunia dan sekitar 47 % menyebabkan tinea
korporis.
tidak menyebabkan mortalitas tetapi mempengaruhi
kualitas hidup
prevalensinya sama antara pria dan wanita.
Epidemiologi mengenai semua tingkatan usia tapi lebih tinggi pada
preadolescen.
pada anak-anak umumnya berasal dari binatang.
Secara geografi lebih sering pada daerah tropis daripada
subtropis.

TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI

Microsporum

Trichophyton

M.canis.

T.rubrum, T.mentagrophytes,

Epidermophyton

TINJAUAN PUSTAKA

PATOGENESIS
Types Of Dermatophytes Based On Mode Of Transmission
Category

Mode of transmission

Antropofilik Manusia ke manusia


Hewan ke manusia
Zoofilik
Geofilik

Tanah ke manusia atau


hewan

Typical clinical features


Ringan, tanpa inflamasi, kronik
Inflamasi hebat (mungkin pustula
dan vesikel), akut.
Inflamasi sedang

TINJAUAN PUSTAKA
Patogenesis

Infeksi alami disebabkan oleh deposisi langsung spora atau hifa pada
permukaan kulit yang mudah dimasuki dan umumnya tinggal di stratum
korneum, dengan bantuan panas, kelembaban dan kondisi lain yang
mendukung seperti trauma, keringat yang berlebih dan maserasi juga
berpengaruh.

Infeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan individu atau


hewan yang terinfeksi, benda-benda seperti pakaian, alat-alat dan lain-lain

TINJAUAN PUSTAKA

Patogenesis

kolonisasi hifa atau


cabang-cabangnya
dalam jaringan
keratin yang mati

Hifa ini memproduksi


enzim keratolitik
yang mengadakan
difusi ke dalam
jaringan epidermis
dan merusak
keratinosit

Eliminasi dermatofit
dilakukan oleh
sistem pertahanan
tubuh (imunitas)
seluler

Respon terhadap
infeksi, dimana
bagian aktif akan
meningkatkan proses
proliferasi sel
epidermis dan
menghasilkan
skuama.

Setelah (inkubasi)
sekitar 1-3 minggu
respon jaringan
terhadap infeksi
semakin jelas dan
meninggi yang
disebut ringworm,
yang menginvasi
bagian perifer kulit

TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran kinis

TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan KOH merupakan
pemeriksaan tunggal yang paling penting
untuk mendiagnosis infeksi dermatofit
secara langsung dibawah mikroskop
dimana terlihat hifa diantara material
keratin

TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNO
SIS

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
dan gambaran kinis
pemeriksaan sediaan
langsung kerokan lesi
untuk
mengidentifikasi
adanya hifa dan
spora untuk
mengetahui infeksi
dermatofit

PENATALAKSANAAN

Nonmedikamentosa
Menghilangkan faktor predisposisi penting, misalnya
mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang
menyerap keringat.
Medikamentosa
Terapi topikal
Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit
biasanya hidup pada jaringan. Berbagai macam preparat imidazol
dan alilamin tersedia dalam berbagai formulasi. Dan semuanya
memberikan keberhasilan
terapi (70-100%).
Terapi topikal
digunakan 1-2 kali sehari selama 2 minggu tergantung agen yang
digunakan. Topikal azol dan allilamin menunjukkan angka perbaikan
perbaikan klinik yang tinggi.

1.Topical azol terdiri atas :


a.Econazol 1 %
b.Ketoconazol 2 %
c.Clotrinazol 1%
d.Miconazol 2% dll.
Derivat imidazol bekerja dengan cara menghambat enzim 14-alfadimetilase pada pembentukan ergosterol membran sel jamur.
2. Allilamin bekerja menghambat allosterik dan enzim jamur
skualen 2,3 epoksidase sehingga skualen menumpuk pada proses
pembentukan ergosterol membran sel jamur.(10) yaitu aftifine 1 %,
butenafin 1% Terbinafin 1% (fungisidal bersifat anti inflamasi )
yang mampu bertahan hingga 7 hari sesudah pemakaian selama
7 hari berturut-turut.

3.Sikloklopirosolamin 2% (cat kuku, krim dan losio)


bekerja menghambat masuknya bahan esensial
selular dan pada konsentrasi tinggi merubah
permeabilitas sel jamur merupakan agen topikal
yang
bersifat
fungisidal
dan
fungistatik,
antiinflamasi dan anti bakteri serta berspektrum
luas.
4.Kortikosteroid topikal yang rendah sampai
medium bisa ditambahkan pada regimen anti jamur
topikal untuk menurunkan gejala. Tetapi steroid
hanya diberikan pada beberapa hari pertama dari
terapi.

Terapi sistemik
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Dermatology
menyatakan bahwa obat anti jamur (OAJ) sistemik dapat digunakan
pada kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki,
lesi yang luas, infeksi kronis pasien imunokompromais, atau pasien
tidak responsif maupun intoleran terhadap OAJ topikal.
1.Griseofulvin
Obat ini berasal dari penicillium griceofulvum dan masih dianggap
baku emas pada pengobatan infeksi dermatofit genus Trichophyton,
Microsporum, Epidermophyton. Berkerja pada inti sel, menghambat
mitosis pada stadium metafase.
2.Ketokonazol
Merupakan OAJ sistemik pertama yang berspektrum luas, fungistatik,
termasuk golongan imidazol. Absorbsi optimum bila suasana asam.

3.Flukonazol
Mempunyai mekanisme kerja sama dengan golongan imidazol, namun
absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam lambung.
4 Itrakonazol
Merupakan OAJ golongan triazol, sangat lipofilik, spektrum luas, bersifat
fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik maupun
jamur dematiacea. Absorbsi maksimum dicapai bila obat diminum
bersama dengan makanan.
5.Amfosterin B
Merupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi oleh
Streptomyces nodosus. Bersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah
akan menghambat pertumbuhan jamur, protozoa dan alga. Digunakan
sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang
membahayakan jiwa dan tidak sembuh dengan preparat azol.

PROGNOSIS

Untuk tinea korporis yang bersifat lokal,


prognosisnya akan baik dengan tingkat
kesembuhan 70-100% setelah pengobatan
dengan azol topikal atau allilamin atau dengan
menggunakan anti jamur sistemik.

IDENTITAS PASIEN
Nama

Ny. K

Umur

44 tahun

Jenis Kelamin
Status
Perkawinan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Suku

Perempuan
Menikah
Islam
Ibu rumah tangga
Sragen
Jawa

Keluhan
Utama
Riwayat
Penyakit
Sekaran
g

Gatal di badan
Keluhan gatal dirasakan pertama kali di
daerah perut sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengatakan terdapat bercak
merah yang gatal.
Kemudian keluhan juga dirasakan
semakin meluas dan sejak 1 bulan yang
lalu gatal juga dirasakan di daerah
tangan kanan dan ketiak berupa bercak
kemerahan berbentuk lingkaran.
Keluhan gatal dirasakan semakin
memberat terutama setelah berkeringat
dan menggunakan deodoran
.Pasien pernah mengobati keluhannya ini
dengan menggunakan salep (lupa nama
salep) dan obat-obatan cina namun
keluhan tidak berkurang..

RPD

R
Kebiasaan
R
Lingkungan
sosial
ekonomi

R.
R.
R.
R.
R.

penyakit serupa
: disangkal
alergi obat dan makanan: disangkal
sakit gula
: disangkal
darah tinggi
: disangkal
atopik
: disangkal

Penderita mandi dua kali sehari dengan sabun padat,


handuk sendiri dan dengan air sumur. Penderita biasa ganti
pakaian dua kali sehari.

Pasien adalah seorang perempuan berusia 44 tahun


dengan status menikah. Pasien merupakan anak kedua
dari enam bersaudara. Pasien mempunyai seorang suami
bernama Tn. W berusia 47 tahun dan 3 orang anak yang
tinggal satu rumah dengan pasien. Pasien bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Pasien memiliki jaminan kesehatan
BPJS.

Keadaan
Umum

kompos mentis, kesan sakit sedang, gizi


kesan cukup

Berat badan

50 kg

Tinggi badan

157 cm

Tekanan
Darah
Nadi
Laju
Pernapasan
Suhu

120/70 mmHg
80 x/menit, regular, isi dan tegangan
cukup , simetris
24 x/menit, kussmaul (-)

37,5 0C per axiller

PEMERIKSAAN STATUS
DERMATOLOGIS
Regio antebrachii dextra : terdapat patch eritem,
batas tegas, central healing dan tepi aktif
Regio mediana cubiti dan axilla dextra et sinistra :
terdapat patch hiperpigmentasi, batas tegas,
central healing dan tepi aktif dengan skuama halus
Regio abdominalis
: tampak patch eritem,
terdapat central healing dengan skuama di atasnya
Regio thorax posterior : terdapat patch eritema
dengan skuama halus di atasnya

Pemeriksaan KOH
Dilakukan pengambilan specimen dari lesi dan dilakukan
pemeriksaan KOH pada kerokan daerah pergelangan tangan
dan perutnya. Dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya
hifa

DIAGNOS
IS

Tinea Korporis

TUJUAN
TERAPI

Untuk menyembuhkan
pasien.
Mencegah kekambuhan.
Memutus rantai
penularan.

PROGNO
SIS

Ad vitam: bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam

TERAPI
Non Farmakologi
Menyarankan kepada pasien
untuk menggunakan obat
secara teratur dan tidak
menghentikan pengobatan
tanpa seizin dokter
Memelihara dan menjaga
kebersihan
Menggunakan pakaian yang
menyerap keringat, tidak
ketat, dan menghindari kulit
lembab
Tidak menggunakan pakaian
atau handuk secara
bergantian atau bersamasama dengan anggota
keluarga lain.

Farmakologi

Pro: Ny. S (44 th)

GRISEOFULVIN
Mekanisme Kerja:
berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur
yang merusak serat mitotik
dan menghambat mitosis.
Obat ini berakumulasi di
daerah yang terinfeksi,
disintesis kembali dalam
jaringan yang mengandung
keratin sehingga
menyebabkan pertumbuhan
jamur terganggu.

Indikasi: Infeksi dermatofit


pada kulit, kulit kepala,
rambut dan kuku jika terapi
topikal tidak berhasil atau
tidak cocok

Efek Samping:
Mual, muntah, diare ; sakit
kepala; tidak banyak terjadi
hepatotoksisitas, pusing,
kebingungan, rasa lelah,
gangguan tidur, gangguan
koordinasi, neuropati perifer,
leukopenia, ruam termasuk
yang jarang terjadi erithema
multiform, necrolysis
epidermal toksik, dan
fotosensitivitas

Kontra Indikasi : Penyakit


hati yang berat, lupus
erytematosus sistemik (risiko
serangan); porfiria; kehamilan
(hindari kehamilan selama
penggunaan obat dan hingga
1 bulan setelah pengobatan;
menyusui; pria sebaiknya
tidak merencanakan
mempunyai anak selama 6
bulan dalam pengobatan.

Dosis
Dewasa :500 mg sehari dalam
dosis terbagi atau dosis tunggal,
pada infeksi berat dosis dapat
ditingkatkan hingga dua kali lipat ,
kemudian dosis diturunkan jika
telah ada respon;
Anak-anak : 10 mg/kg sehari
dalam dosis terbagi atau dosis
tunggal

KETOKONAZOL

Mekanisme Kerja:
Ketoconazole adalah suatu
derivat imidazole-dioxolane
sintetis yang memiliki
aktivitas antimikotik yang
poten terhadap dermatofit,
misalnya Tricophyton sp,
Epidermophyton floccosum,
Pityrosporum sp, dan juga
terhadap Candida sp.
Ketoconazole bekerja dengan
menghambat enzim sitokrom
P450 jamur, dengan
mengganggu sintesis
ergosterol yang merupakan
komponen penting dari
membran sel jamur..

Indikasi: Untuk penggunaan


topikal pada pengobatan infeksi
dermatofit pada kulit, seperti
Kontra Indikasi : Penderita
tinea korporis, tinea kruris, tinea
yang hipersensitif terhadap
manus, dan tinea pedis yang
ketoconazole atau salah satu
disebabkan oleh Tricophyton
komponen obat ini.
rubrum, Tricophyton
Wanita hamil
mentagrophytes, Mycosporum
Anak usia di bawah 2 tahun.
canis, Epidermophyton
.
floccosum, juga pengobatan
pada kandidosis kutis dan tinea
versikolor.
Dosis
Pada penderita dermatitis seboroik 1x
atau 2x sehari. Pengobatan harus
dilanjutkan untuk beberapa waktu,
sedikitnya sampai beberapa hari
Efek Samping:
setelah gejala-gejala hilang. Diagnosis
harus dipertimbangkan kembali jika
Sedikit iritasi dan rasa
tidak ada perbaikan setelah 4 minggu
panas. Atau alergi kulit lokal,
pengobatan.
dermatitis kontak karena
Ketoconazole cream atau
Lama pengobatan :
salah satu komponen obat
Tinea versikolor (panu) : 2-3 minggu
seperti natrium sulfit atau
Infeksi ragi
: 2-3 minggu
propilene glikol (jarang).
Tinea kruris
: 2-4 minggu
Tinea korporis
: 3-4 minggu
Tinea pedis
: 4-6 minggu
Dermatitis seboroik : 2-4 minggu

CETIRIZINE
Mekanisme Kerja:
Cetirizine merupakan
antihistamin potensial yang
memiliki efek sedasi (kantuk)
ringan dengan sifat
tambahan anti alergi

Indikasi: Pengobatan rhinitis


alergi menahun ataupun
musiman, dan urtikaria idiopatik
kronik

Efek Samping:
Kejadian mengantuk telah
dilaporkan pada beberapa
pasien yang mengkonsumsi
Cetirizine; oleh karena itu
hati-hati bila mengendarai
kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
Penggunaan Cetirizine
bersamaan dengan alkohol
atau depresan sistem saraf
pusat lainnya sebaiknya
dihindari karena dapat
terjadi peningkatan
penurunan kewaspadaan

Kontra Indikasi :
Penderita dengan riwayat
hipersensitif terhadap
kandungan dalam obat.
Wanita menyusui, karena
kandungan aktif cetirizine
diekskresi pada air susu ibu.
.

Dosis
Dewasa dan anak usia diatas 12
tahun : 1 tablet 10 mg, 1 kali sehari
Penggunaan pada penderita
gangguan fungsi ginjal : dosis
sebaiknya dikurangi menjadi tablet
sehari.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai