Anda di halaman 1dari 55

DEEP

MIKOSIS

Standar Kompetensi 2
 Peserta didik mampu menjelaskan mengenai
penyakit mikosis profunda
1. Mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,dan etiologi
mikosis profunda
2. Mampu menjelaskan gejala klinis mikosis profunda
3. Mampu menjelaskan dan menegakkan diagnosis dan
diagnosis banding mikosis profunda
4. Mampu menentukan rujukan yang tepat dalam
menangani pasien dan mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan
Mikosis subkutan Mycosis sistemik

- Histoplasmosis
- Sporotrichosis
- Blastomycosis Amerika utara
- Mycetoma(Madura Foot)
- Coccidioidomycosis
- Chromoblastomycosis
- Paracoccidioidomycosis
- Pheohyphomycosis
- Penicilliosis
- Lobomycosis
- Criptococcosis
- Subcutaneus Zigomycosis
- Zigomycosis
- Rhinosporidiosis
SPOROTRIKOSIS
SPOROTRIKOSIS
• disebabkan Sporothrix schenckii
• Bersifat dimorfik
• jamur masuk melalui trauma
• bisa menyerang pekerja kebun, pekerja
taman
SPOROTRIKOSIS ini mencakup dua bentuk :
1. lymphangitic
2. Infeksi tetap

Lymphangitic >> pada tangan atau kaki


awal infeksi nodul dermal  pecah menjadi
ulkus kecil,
Pengerasan jaringan limfatik , meradang &
bengkak
Infeksi tetap
sekitar 15% kasus, infeksi lokal untuk satu area
(wajah & Granuloma)  ulserasi
Nodul satelit di sekitar tepi lesi primer

Varian klinis subkutan lainnya:


menyerupai mycetoma, lupus vulgaris, &
ulserasi vena kronik
Nodul subkutan

Nodul ulserasi

Sporotrikosis pada ibu jari


 mycobacterial & primary cutaneous
nocardia infections & leishmaniasis
 The nontuberculous mycobacterial, infeksi
oleh Mycobacterium marinum (fish-tank
granuloma) mirip tipe lymphangitic
 Kerokan dari preparat langsung
 eksudat
 Biopsi  koloni berwarna krem sampai coklat dapat
dilihat setelah 2 minggu
 S. schenckii  sangat jarang pada pem.langsung
karena jamur sll ada dalam jumlah kecil, organisme
bisa dalam sabaraud agar
MICETOMA
MICETOMA PEDIS
PEDIS == MADURA
MADURA MIKOSIS
MIKOSIS
== M.FOOT
M.FOOT
Mycetoma  infeksi lokal kronis yang disebabkan oleh jamur
spesies berbeda atau Actinomycetes.
Hal ini ditandai dengan pembentukan agregat dari organisme
kausatif, yang dikenal sebagai butir/granuls, yang ditemukan
di dalam abses

mengalir melalui sinus ke permukaan kulit


atau melibatkan tulang yang berdekatan,
menyebabkan bentuk osteomielitis
 Mycetomas disebabkan oleh jenis jamur
yang dikenal sebagai eumycetomas,
Filamen aerob Actinomycetes atau bakteri
yang dikenal sebagai actinomycetoma
Organisme ini bisa dari tanah atau tanaman
saprophytes, yang hanya insidennya
patogen pada manusia
 kedua jamur & actinomycete  sangat mirip
 Predileksi ; kaki, kaki bawah, atau tangan, juga kepala
atau punggung
awal infeksi  tanpa rasa sakit, nodul menyebar
perlahan-lahan  papul & sinus
 Jaringan lokal bengkak, pembentukan sinus kronis,
tulang distorsi
MISETOMA
 Infeksi bakteri kronik
 Tuberculous osteomyelitis
1. Menemukan granul mycetoma pada sinus yang terbuka
Butir 250 - 1000-µm, putih, hitam, atau partikel merah yang
dapat dilihat dengan mata telanjang

2. Mikroskop langsung ; granul terdiri dari actinomycete kecil atau


batas filamen jamur
3. Kultur
4. Biopsy ; reaksi peradangan kronis dengan abses neutrofil dan
tersebar sel-sel raksasa & fibrosis.
Butir (50-250 11m) ditemukan di tengah peradangan. Ukuran
dan bentuk mereka dapat membantu dalam identifikasi
 Granul hitam  Jamur
 Granul merah  actinomycetes (bakteri)
KROMOMIKOSIS
KROMOMIKOSIS ==
KROMOBLASTOMIKOSIS
KROMOBLASTOMIKOSIS
 jamur kronik pada kulit & subkutan
oleh jamur berpigmen / dematiaseus
yang berimplantasi ke dermis
 inflamasi : terbentuk sel tunggal atau
kumpulan sel berdinding tebal (badan
sklerotik atau muriformis) 
hiperplasia pseudoepiteliomatosa
disertai eliminasi organisme trans-
epidermal
 Phialophora verrucosa,
 Fonsaceae pedrosoi,
 F. compactum,
 Wangiella dermatitidis
 Cladophialophora carrionii
 Jamur ini diisolasi pada lingkungan dari kayu,
debris tanaman, atau tanah
 paling sering ;laki-laki pekerja di daerah
pedesaan
 semua umur ,>> berusia antara 30–50 thn
 Tempat awal infeksi ; kaki, tungkai
bawah, lengan, atau badan bagian atas.
Gambaran klinik bervariasi
 Lesi awal  papul verukosa meluas
dengan lambat dalam beberapa bulan/
tahun  nodul superfisial dengan
permukaan ireguler & rapuh.
 Lesi tumor lebih besar daripada lesi noduler, dengan
permukaan meninggi yang ditutupi oleh krusta; lesi
ini bisa menjadi sangat besar dan tekstur
permukaannya seperti bunga kol
 lesi plak dengan bagian tengah yang atrofi.Bisa
terjadi ulserasi sekunder. Lesi tersebut biasanya tidak
nyeri tanpa adanya infeksi sekunder yang
menyebabkan gatal dan nyeri. Lesi-lesi satelit
diakibatkan oleh garukan, dan bisa terjadi penyebaran
limfatik ke daerah sekitarnya
 Lesi pada individu bisa tebal dan
berkembang menjadi infeksi bakteri
sekunder
 Komplikasi dari kromoblastomikosis
limfaedema lokal elefantiasis
SCC (kasus kronik)
 Limfaedema tropikal kronik dengan
hiperplasia (mossy foot)
 Jika berlebihan mirip tuberkulosis dan
blastomikosis
 Pemeriksaan sediaan langsung
Dari bahan kerokan dari permukaan lesi,
terutama dari daerah “titik hitam” badan
sklerotik/sel jamur muriform
 Badan sklerotik ini bisa tunggal,
menggumpal/rantai pendek. Struktur
muriform berdinding tebal, berwarna
coklat, dengan diameter sekitar 10 µm
 Biopsy
Respon granulomatosa campuran, dengan
abses netrofil kecil & banyak sekali
hiperplasia epidermal. Organisme yang
sering terlihat dalam sel-sel raksasa atau
dalam abses netrofil terlihat tunggal atau
dalam kelompok sel-sel berpigmen coklat,
sering berseptum tunggal atau ganda dan
dinding sel tebal
 Mikosis sistemik yang disebabkan jamur yang
port de entry; organ dalam paru
 Traktus gastrointestinal atau sinus paranasal
 Menyebar secara hematogen
 Mikosis sistemik:
1. mikosis oportunistik
2. mikosis pernapasan endemik
 Mikosis oportunistik sistemik pada
manusia ;
 1, kandidiasis dalam atau sistemik,
 2, aspergillosis,
 3, zygomycosis sistemik
Histoplasma farciminosum
H. Capsulatum
varian : capsulatum
varian : duboisii
Histoplasmosis disseminata,
nampak multipel papul
Erytematous hiperkeratotik, dan
Papul2 kecil mirip pola
psoriasis guttata pada dada &
lengan atas pasien AIDS
 Awal infeksi; pulmonal,asimptomatik,
biasanya sembuh spontan
 Sekali individu terpapar uji kulit
intradermal positif terhadap antigen
ekstrak histoplasmin
 Dapat bersifat asimtomatik
 Lesi kulit ; hasil dari kompleks imun
primer(erythema multiforme)atau scr
langsung disseminasi dari paru
 lesi kulit jarang akibat autoinokulasi
langsung pada kulit
 Lesi kulit dapat berupa nodul pulmonal
asimptomatik yang dibedah eksis atau saat
dilakukan otopsi untuk menemukan
histoplasma
Pada histoplasmosis pulmonal akut ;
- batuk, nyeri dada, dan demam, yang biasanya disertai
nyeri sendi dan ruam toxic-eritema, eritema
multiforme atau eritema nodusum
- Lesi kulit < 15%, bisa dipresipitasi oleh pengobatan
pada infeksi akut
- Pada pem.radiologi  bercak-bercak yang difus yang
mengalami pengapuran seiring dengan waktu
Pada histoplasmosis pulmonal kronik
- Muncul pada orang dewasa
- Konsolidasi dan kavitasi paru mirip
tuberculosis
- Tidak ada muncul lesi pada kulit
Cryptococcosis (Torulosis,
European Blastomycosis)
 C. neoforlmans
 Port de entry ; paru
 Lesi kulit sangat jarang melalui inokulasi
 Nyeri dada  bayangan nodular, kavitasi,
dan efusi pleura
 Pasien AIDS demam, sakit kepala
ringan dan gejala infeksi lainnya
 Papul akneiformis atau pustul
yang progresif menjadi wart
atau vegetasi, plak krusta,
ulkus dan plak infiltrasi yang
keras atau nodul ; tanda dari
infeksi sistemik
 Pasien jg bisa dtg dengan
gejala klasik meningismus;
perubahan kesadaran,
perubahan mental
 pada cutaneous cryptococcosis primer
 dengan inokulasi langsung organisme pada
kulit; lesi umumnya nodul soliter pecah
ulserasi
 Bisa disertai lymfadenopati
 Cryptococci berukuran besar
 (5 to 15 )lm), budding sel
dengan kapsul baik dilihat
dengan mikroskopik langsung,
dengan tinta india

Anda mungkin juga menyukai