Misetoma
Misetoma ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri atas
pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus, menyerang
jaringan kutan, subkutan, fasia dan tulang. Infeksi misetoma terjadi melalui
trauma, misalnya tusukan duri yang terkontaminasi jamur (biasanya pada
tanah) pada kulit atau jaringan subkutan.
Terdapat dua bentuk misetoma :
Sporotrikosis
Kromomikosis
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan jaringan
subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki atau
tungkai bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara
lambat tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur
berwarna gelap coklat kehitaman (dematiaceae).
Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae. Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae
pedrosoi, Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella
aquaspersa. Jamur penyebab kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan
tumbuh-tumbuhan yang sudah busuk. Jamur ini tergolong Dematiaceae,
berwarna gelap coklat sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni
filamen. Masing-masing spesies mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.
Pengobatan yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh
oral. Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B
atauitrakonazol dapat diberikan.
4)
Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh
bermacam-macam jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih
didiskusikan. Zygomycetes meliputi banyak genera yaitu : Mucor, Rhizopus,
Absidia, Mortierella, dan Cunning-hamella. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
yang pada dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang ditemukan
Fikomikosis subkutan. Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di
dada, perut, atau lengan ke atas sebagai nodus subkutan yang perlahanlahan membesar setelah sekian waktu. Nodus itu konsistennya keras kadang
dapat terjadi infeksi sekunder. Penderita pada umumnya tidak demam dan
tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening regional. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologik dan biakan. Jamur agak
khas hifa lebar 6-50 m seperti pita, tidak bersepta, dan coenocytic.
Sebagai terapi fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jenuh
kaliumIodida.Mulai dari 10-15 tetes 3 kali sehari dan perlahan-lahan dinaikkan
sampai timbul gejalaintoksikasi, penderita mual dan muntah. Kemudian dosis
diturunkan 1-2 tetes dandipertahankan terus menerus sampai tumor
menghilang. Itrakonazol berhasil mengatasifikomikosis subkutan dengan baik.
Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik
b) Ditinjau dari penggolongan Infeknya
Ditinjau dari penggolongan Infeknya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi
sistemik primer dan infeksi oportunis.
1. Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan
oleh jamur
yaitu : Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomik
osis, Blastomikosis
1)
Nokardiosis
asam sebagian. Koloni Nocardia bersfat aerob. Infeksi terjadi dengan inhalasi
jamur, kelainan primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru
lain. Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama
ke otak dan ginjal.
2) Kriptokokosis
Kriptokokosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus
neoformans. Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran burung
merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk
melalui inhalasi ke paru paru, jamur berkembang biak dalam alveoli dan
dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi
mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan,
tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah
dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta
cina untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval. Biakan
pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid
(berlendir).
3) Histoplasmosis
Histoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Histoplasma
capsulatum yang bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit
histoplasmosis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi pada paruparu dan menimbulkan peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran
kelenjar limfe regional. Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai
tuberculosis paru. Jika infeksi dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit
yang lebih parah lagi menyebar ke seluruh organ dalam dan dapat
menimbulkan kematian.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, darah, LCS, urin dan bahan biopsi.
Pemeriksaan langsung dari bahan yang berasal dari jaringan maka akan
tampak spora yang berbentu bulat / oval (yeast).
Bahan pemeriksaan ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni:
Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora
yang berbentuk oval. Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan
mikroskopik maka tampak hifa- hifa dan makrokonidia.
4) Koksidiomikosis
Koksidiomikosis merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya dengan
inhalasi spora C.immitis, jamur dimorfik yang terdapat di alam bebas. C.
Immitisadalah jamur dimorfik. Di tanah dan dalam biakan dalam suhu
kamar C.immitismembentuk koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk
artrospora dan mengalami fragmentasi. Artrospora ringan, mudah dibawa
oleh angin dan terhirup ke dalam paru. Pada suhu
37C, C.immitis membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang berisi
endospora.
5) Blastomikosis
Penyebabnya ialah Blastomyces dermatitidis. Jamur ini adalah jenis
jamur dimorfik dan terdapat bebas di alam. Dalam biakan pada suhu 37C
dan jaringan manusia, jamur tumbuh sebagai sel ragi (8 15 mikron)
berdinding tebal dan berkembang biak dengan membentuk tunas. Tunas ini
berhubungan dengan sel induk pada dasar yang lebar. Biasanya hanya
dibentuk satu tunas. Biakan pada suhu kamar membentuk koloni filamen
dengan mikrokonidia berbentuk lonjong sampai bulat. Pengobatan dilakukan
dengan pemberian amfoterisin-B secara intravena.