Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti
Ilmu.Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur
disebut Fungi / Fungus.
Ciri-ciri jamur :
- Merupakan sel Eukariotik (mempunyai Inti yang jelas)
- Berkembang biak dengan spora secara asexual maupun sexual
- Tidak berklorofil
- Dinding sel terdiri dari khitin dan selulosa
- Bersifat sebagai Saprofit
Peranan jamur dialam ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan bagi manusia,
Yang bermanfaat diantaranya adalah :
- Fermentasi alcohol, pembuatan tempe, menghasilkan antibiotik (Penicillium notatum).
- Jamur yang bisa dimakan edible Mushrom (Volvariella volvacea, Pleurotus ostreatus) dll
Yang merugikan diantaranya :
- yang bersifat pathogen pada manusia
- merusak perabot, penyakit tumbuhan
MORFOLOGI
Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :
a. Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 – 15 mikron,
berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau budding cell.
Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk
pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk
pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah / orange),
Cryptococcus neoformans
Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth,
warna krem, cembung bau seperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia
b. Mold / Kapang
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-
benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman.
Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas
permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang
berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang
berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik
dan makroskopik merupakan dasar identifikasi. Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus,
Mucor, Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton
c. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold. Berbentuk Yeast jika
berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk mold jika
berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh : Histoplasma capsulatum,
Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis
Pengertian Mikosis Profunda
Mikosis Profunda merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala
klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital,
susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.Mikosis profunda
biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan residif.Manifestasi klinis morfologik
dapat berupa tumor, infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun
bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan langsung KOH, biakan
jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan imunologik, termasuk tes kulit, maupun
serologik,dan pemeriksaan imunologik lainnya.
A. Penyakit dari mikosis profunda
Ditinjau dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia.
1. Misetoma Mycetoma (madura foot)
Misetoma adalah penyakit kronik, supuratif, dan granulomatosa yang dapatdisebabkan
bakteri Actinomyces dan Nocardia yang termasuk Schizomycetes dan Eumycetes atau jamur
berfilamen.
Gejala klinis
Biasanya terdiri atas pembengkakan,abses, sinus, dan fistel multiple. Di dalam sinus
ditemukan butir-butir (granules) yang berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui
eksudat.Berhubungan dengan penyebabnya, misetoma yang disebabkan Actinomyces disebut
Actinomycotic mycetoma yang disebabkan bakteri botryomycosis dan yangdisebabkan jamur
berfilamen dinamakan maduromycosis.biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip
dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai butir-butir. Inflamasi dapat
menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dapat menyerang subkutis, fasia, otot,
dantulang. Sering berbentuk fistel yang mengeluarkan eksudat.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan urain di atas. Namun bila
disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan, diagnosis akan lebih meyakinkan. Lagi
pula penentuan spesies penyebab sangat penting artinya untuk terapi dan prognosis.
2. Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenkii dan
ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan jaringan subkutis diatas nodus
bening sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen. Diagnosa klinis & Pembiakan
Umumnya mudah dibuat berdasarkan kelainan kulit yang multiple yang umunya khas.
Penyakit ini umumnya ditemukan pada pekjerja hutan maupun petani.Selain gejala klinis, yang
dapat menyokong diagnosis adalah pembiakan terutama pada mencit atau tikus dan pemeriksaan
histopatologik.
3. Kromomikosis
Kromikosis atau Kromoblastomikosis atau dermatitis verukosa adalah penyakit jamur yang
disebabkan bermacam-macam jamur berwarna (dematiaceous).
Gejala klinis
Penyakit iniditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang perlahan-lahan
sehinggaakhirnya membentuk vegetasi papilomatosa yang besar. Pertumbuhan ini dapat
menjadiulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi di tempat lain
pernahditemukan, misalnya pada tangan, muka, leher, dada, dan bokong.
4. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis
Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh bermacam-macam
jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih didiskusikan.Zygomycetes meliputi
banyak genera yaitu:Mucor, Rhizopus, Absidia,Mortierella, dan Cunning-hamella.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang padadasarnya oportunistik, maka pada orang sehat
jaran g ditemukan Fikomikosis subkutan.
Gejala Klinis & Diagnosis
Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di dada, perut, atau lengan ke atas sebagai
nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu. Nodus itu konsistennya
keras kadang dapat terjadi infeksi sekunder.Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak
disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histopatologik dan biakan. JAmur agak khas hifa lebar 6-50 µm seperti pita, tidak
bersepta, dan coenocytic.
Aspergilosis
Aspergilosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara.Aspergilus termasuk jamur
kontaminan. Spesies yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A.
flavus. Cara infeksi tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.Bahan pemeriksaan berasal
dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan
langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora,
ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata. Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh
cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa
warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni berwarna
hijau. Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau
kuning.
Jamur pada tempe ( Rhizopus oryzae) adalah berwarna hitam, terdapat cabang- cabang
yang berupa hifa-hifa yang banyak, dan diujung hifa ada sporangium yaitu sebagai kotak spora.
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam
laktat.Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida
dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease.
Ciri-ciri :
Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam
kelompok (hingga 5 sporangiofora)
Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora
sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang
berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder
Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan konjugasi.
Klasifikasi jamur tempe
Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
Jamur oncom ( Neurospora sitophila) terdapat hifa yang pendek dan tipis serta
sporangium yang kecil.Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas,
serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang
ini.Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting terutama
dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk membuat
oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat. Nama Neurospora berasal dari kata
neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur
oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen).Sebelum diketahui
perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota,
tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka
jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.
Kingdom : Plantae
Divisio : Zygomycota
Classis : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna biru
kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-cabang, tak bersepta, miselium
yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat
reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering
membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang
menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.
Kingdom : Fungi
Divisio : Thallophyta
Classis : Mycomycetes
Ordo : Mycomycetales
Familia : Mycomycetaceae
Genus : Physarum
Physarum polycephalum dapat kita temukan pada medium biakan bonggol jagung. Biasanya
berwarna putih dan berbentuk agak bulat-bulat dan ada yang bersekat.. Jamur ini mempunyai alat
perkembang biakkan seperti fungus dengan pembentukan sporangium dan spora.Pada
lingkungan yang agak lembab spora mudah membentuk kecambah. Perkecambahan spora
menghasilkan sel kembara bila ada air yang cukup atau micomoeba bila kurang lembab.
Jamur pada kulit jeruk berwarna orange kebiru-biruan, serta susunan konidia seperti sapu. Jamur
yang terdapat pada kulit jeruk adalahPenicillium digillatum.
MIKOSIS SUPERFISIAL
Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu
stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua kelompok: a)
Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis :
A. Dermatofitosis
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita.Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna keratin pada
kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit.
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu
genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito yang sudah dikenal
hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang terdiri dari
15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.
Gambaran Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia bersifat
akut dan sedang dan lebih mudah sembuh.Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang
manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat
menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh
yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton
rubrum.
Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.Penularanlangsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baikdari manusia, binatang
atau dari tanah.Penularan tak langsung dapat melaluitanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
barang-barang atau pakaian, debu atau air.
1. Tinea Kapitis
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang-
binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya danmembentuk
bercak yang berwarna pucat dan bersisik.Warna rambut jadi abu-abudan tidak mengkilat lagi,
serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehinggamenimbulkan alopesia setempat. Dengan
pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui
batas “Grey pacth” tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.
c. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat lokal,
sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang
ditutupi sisik-sisik tebal.Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini
pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk
ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
d. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarnamerah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan(skutula), serta memberi bau
busuk seperti bau tikus “moussy odor”. Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang
permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh
karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah
kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur
seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.
2. Tinea Korporis
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak
bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih
tinggi.Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota
gerak bawah.Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif.Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya
dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner.Pada bagian tepi tampak aktif
dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi
relatif lebih tenang.Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya
hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja.Kelainan-kelainan ini dapat
teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris.
3. Tinea Kruris
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat.Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun.Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous
dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis.Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan
aktif.Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang
hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.Gambaran yang khas adalah lokalisasi
kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus.Kadang-
kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke
aksila.Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites.
4. Tinea Pedis
Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”. Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup
seperti anggota tentara.Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal
yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-
jamur hidup lebih subur.Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh.Bila
terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum.
Bentuk hiperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki,
tepi kaki dan punggung kaki.Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisurafisura yang dalam
pada bagian lateral telapak kaki.
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki.Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah
kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan meninggalkan
skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat dan
memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada Tinea
pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan.Penyebab
utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.
5. Tinea Unguium
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan dari
dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal bila di
mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku. Permukaan kuku
tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis.Dibawah
kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen jamur.Onikomikosis ini
merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah
menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan
subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit.Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah
seluruh kukunya sudah terkena penyakit.Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites
6. Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh Trikofiton
consentricum.Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama yang
melingkar.Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.Pada umumnya pada
bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula
ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh
sehingga menyerupai :
o Eritrodemia
o Pempigus foliaseus
7. Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.
Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau
abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar.Hal ini
disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit dan
tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini adalah:
1) Tinea Versikolor
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan
oleh Malasezia furfur.Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang kronik dan asimtomatik
ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan
dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala.Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas,
berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya tidak
menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur,
berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat.
Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama halus diatasnya dan tepi
tidak meninggi.
Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak
tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak hipopigmentasi,
tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun kemerahan.Di
atas lesi terdapat sisik halus.
2) Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Piedra putih
Disebabkan oleh jamur jenis Trikosporon beigelii erupakan yang terdapat pada rambut.Piedra
putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang mengenai rambut kepala.Piedra putih
terutama terdapat didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia belum ditemukan).Jamur
penyebab piedra putih mempunyai hifa yang tidak berwarna, termasuk moniliaceae.Jamur
berbentuk hifa berukuran 2-4 mikron, artokondria dan blastokonidia.Benjolan pada piedra putih
terlihat lebih memanjang pada rambut dan anyaman hifa tidak padat.Benjolan mudah dilepas dari
rambut. Tidak terlihat askus pada massa jamur.Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya
kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan rambut
tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.Selain pada rambut kepala, dapat juga
menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.
Piedra hitam
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa benjolan yang melekat
erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan oleh jamur Piedraia hortae. Penyakit ini
umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia. Jamur ini tergolong kelas ascomycetes
dan membentuk spora seksual. Piedraia hortae, termasuk jamur Dematiaceae.Pada sediaan
langsung dari koloni yang padat ini terlihat hifa hitam berseptum.Dalam koloni yang padat
tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan
spora jamur penyebab dan jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang rambut.
Diagnosis piedra hitam ialah dengan memriksa benjolan pada rambut.
3) Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke dalam
liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi
atau melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa gatal atau sakit di dalam liang
telinga. Pada liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini
ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam.
Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama halus.Bila meluas sampai ke dalam,
sampai ke membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan pendengaran. Bila ada infeksi sekunder
dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus, sp, Mucor,
Rhizopus, Candida dan Penicillium.Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan
yang terdapat di udara bebas. Aspergillus dan Penicillium membentuk spora aseksual yang
tersusun seperti rantai yang disebut konidia (aleuriospora).Konidia dibentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor.Spora aseksual yang dibentuk oleh Mucor dan Rhizopus, ialah
sporangiospora yang letaknya di dalam gelembung sporangium. Rhizopus membentuk rizoid
(akar semu), sedangkan Mucor tidak.Semua jamur ini membentuk koloni filamen
pada biakan.jamur Candida terdiri atas sel-sel ragi yang kadang-kadang bertunas (blastospora)
dan hifa semu (yaitu hifa yang terbentuk dari rantai blastopora) yang memanjang dan menyempit
pada sekatnya. Jamur ini membentuk koloni :seperti ragi” pada biakan.
4) Tinea Nigra Palmaris
Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak kaki dan
tangan dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang dan kadang-
kadang tampak bersisik.Penyebabnya adalah Cladosporium wemecki atau Cladosporium
mansoni jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik dan orang-orang
yang banyak berkeringat.Tinea nigra palmaris banyak ditemukan di Amerika Selatan dan
Tengah.Penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia.Jamur ini termasuk Dematiaceae yang
membentuk koloni berwarna coklat hitam.Pada biakan tumbuh koloni berwarna hitam dan
padat.Sediaan langsung koloni ini menunjukkan hifa berseptum dan berwarna coklat/hitam.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sridianti.com/penyakit-disebabkan-oleh-jamur.html
http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/mikosis.html
https://www.academia.edu/9214613/laporan_pengamatan_jamur
https://www.academia.edu/34826703/Penyakit_Disebabkan_oleh_Jamur_Mikosis_Superfisial_su
bkutan_sistemik
http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-trelia1.pdf