Anda di halaman 1dari 17

BLASTOMYCOSIS

Infeksi Jamur Non Candida

DEFINISI
Blastomycosis digunakan untuk menunjukkan infeksi yang dikarenakan oleh jamur dimorfik Blastomyces dermatitidis

EPIDEMIOLOGI
Hampir semua kasus blastomycosis dilaporkan berasal dari Amerika Utara, dari negara bagian selatan-tengah, selatan-timur, dan sebagian wilayah barat USA, serta beberapa provinsi di Kanada yang berbatasan dengan Great Lakes. Penyakit ini juga merupakan penyakit endemik di Afrika dan sebagian pada Amerika Tengah dan Selatan

ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah jamur dimorfik B.dermatitidis.

KLASIFIKASI
Pulmonary blastomycosis Sekitar 50% penderita yang terkena spora B. dermatitidis selama perkembangannya mengalami infeksi paru akut. Biasanya infeksi paru akut ini ditandai dengan penyakit seperti sakit flu yang tidak spesifik dengan karakteristik demam, menggigil kedinginan, batuk, myalgia, arthralgia, pleuritic chest pain (sakit pada dada), dan penurunan berat badan. Hampir semua penderita kesehatannya akan pulih dari simtom dengan sendirinya setelah 2 12 minggu, namun beberapa diantaranya akan kambuh beberapa bulan kemudian dengan infeksi ditempat lain.

Cutaneous blastomycosis Kulit merupakan tempat penyebaran dari blastomycosis paling banyak, dan mencapai lebih dari 70% kasus. Lesi cenderung sangat sakit dan tampak adanya lesi veruka dengan bentukan pinggir tidak beraturan atau dengan bentuk seperti ulser.

Osteoarticular blastomycosis Osteomyelitis terjadi pada hampir 30% pasien dengan disseminated blastomycosis. Daerah infeksi yang paling sering terserang adalah pada daerah spinal, tulang panjang dan tulang iga. Lesi cenderung asimtomatis sampai infeksi menyebar kedalam pertautan sendi dan dalam jaringan lunak yang dapat menyebabkan abses dan terbentuklah sinus.

Genitourinary blastomycosis Kelenjar prostat, epididimis, atau testis dapat terkena, yaitu berkisar 15 35% pada pria dengan disseminated blastomycosis. Prostat akan mengalami pembesaran, lunak, dan pada akhirnya mengalami penyumbatan. Epididimis tampak membengkak dengan atau tanpa adanya cairan sinus. Infeksi biasanya menyebar pada testis.

Bentuk lain disseminated blastomycosis Penjalaran infeksi hematogen pada sistem saraf pusat (SSP) jarang terjadi, namun dapat terjadi pada individu dengan gangguan sistem imun. Manifestasi dari penjalaran infeksi ini adalah meningitis, dan abses pada spinal atau otak.

GAMBARAN KLINIS
Gambaran yang sering tampak pada lesi oral dengan blastomycosis adalah ulser veruka dengan rasa sakit yang tidak spesifik, ulser dengan pinggiran yang mengalami indurasi, dan biasanya sering disalah artikan sebagai squamous cell carcinoma. Lesi oral lainnya yang dilaporkan adalah nodula keras dan lesi radiolusen pada rahang.

PATOGENESIS
Infeksi dari penyakit ini adalah melalui inhalasi dari B. dermatitidis. Periode infeksi, dihitung dari awal terkena paparan yaitu sekitar 4 -6 minggu. Banyak dilaporkan terjadinya blastomycosis berhubungan dengan aktivitas perjalanan dan rekreasi, dan biasanya berhubungan dengan aktivitas diluar, yaitu di sungai, dan sebagai hasil dari paparan kegiatan yang berhubungan dengan tanah dengan tanaman vegetasi.

DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan foto thoraks dan kultur jamur. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan infiltrat diffus atau focal , terkadang gambaran berupa patchy bronchopneumonia.

DIAGNOSA BANDING
Tuberculosis paru, kulit, tulang, dan sistem pencernaan Coccidioidomycosis paru, tulang atau meningitis Mucocutaneous paracoccidioidomycosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mikroskopis Dilakukan pemeriksaan mikroskopis dari pus, sputum, cairan bronkial, urin, atau materi klinis lain yang mendukung, apabila didapatkan karakteristik berupa round sel yang besar dengan dinding refraktil tebal dan broad-based bud tunggal. Kultur Definitif diagnosis penyakit ini bergantung pada isolasi dari jamur pada media kultur.

Tes Serologi Tes ini jarang dilakukan karena tingginya insiden hasil false positif dan false negatif. Chest X-ray

TERAPI
Penderita diberikan terapi ketokonazol atau itrakonazol selama 6 sampai 12 bulan. Pasien dengan imunosupresor diberikan amfoterisin B i.v selama lebih dari 10 minggu, begitu juga pada pasien dengan penyakit yang berat.

gb 2. lesi veruka

Anda mungkin juga menyukai