Anda di halaman 1dari 6

Lembar Tugas Mahasiswa

Modul Sel, Gen, dan Biologi Molekuler


Dibuat Oleh:
Anggi Angelina Permatasari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
( Kelompok A 6 – 1506668473 )

Patogenesis Klebisella pneumoniae pada Saluran Kemih


Klebisella pneumoniae adalah salah satu bakteri pathogen yang sering menyebabkan
infeksi nosokomial pada manusia.1 Hal tersebut dikarenakan Klebisella pneumoniae memiliki
kemampuan untuk menyebar dengan cepat di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial
adalah infeksi yang diderita oleh pasien setelah berada kurang lebih 72 jam di rumah sakit
namun tidak diderita oleh pasien ketika pasien tersebut masuk ke rumah sakit.2 Agen
penyebaran utama dari bakteri klebisella pneumoniae adalah saluran pencernaan atau tangan
petugas rumah sakit yang menyebarkan mikroorganisme pathogen tersebut melalui kontak
dengan pasien, dan bisa juga melalui antibiotic yang diberikan kepada pasien.1,3 Klebisella
pneumoniae memiliki dua habitat umum yaitu di lingkungan , seperi di permukaan air , limbah
, tanah , dan tanaman , dan di permukaan mukosa pada mamalia. Klebisella pneumoniae
merupakan salah satu enterobacteriaceae yaitu kelompok bakteri gram negative yang memiliki
habitat alami pada saluran cerna manusia dan hewan. Pada manusia , bakteri klebisella
pneumoniae merupakan saprofit pada nasofaring dan saluran usus. 1
Sebagai salah satu bakteri pathogen , salah satu infeksi terbanyak yang disebabkan oleh
bakteri klebisella pneumoniae adalah infeksi pada saluran kemih ( Urinary Tract Infection ).1

Tabel 1 Infeksi yang disebabkan oleh Klebisella pneumoniae1

Source: http://www.ncbi.nlm. nih.gov/pmc/articles/PMC88898/table/T1/

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.


Tabel 2 Klebisella pneumoniae sebagai Bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih4

Source: http://eprints.undip.ac.id/43890/3/Filia_Clementy_G2A009152_Bab2KTI.pdf
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, kandung
kemih, atau uretra. Seluruh organ tersebut merupakan struktur yang dilewati oleh urin sebelum
dieliminasi dari tubuh.5Infeksi saluran kemih berkaitan dengan hubungan interaksi antara
bakteri pathogen dengan urotelium. Bakteri pathogen akan menginvasi sel urothelium dari
saluran kemih. Infeksi saluran kemih merupakan akibat dari terbentuknya suatu koloni bakteri
pada saluran kemih.
Gambar 1 Patogenesis Infeksi Saluran Kemih5
Infeksi saluran kemih diawali
ketika bakteri uropathogen mencemari
daerah periuretra dan melakukan
kolonisasi pada daerah uretra.
Selanjutnya melalui uretra, bakteri
uropathogen akan melakukan migrasi
ke vesika urinaria. Uropathogen akan
melekat pada epitel vesika urinaria
yang diperantarai oleh pili dan
adhesins ( zat yang dapat membantu
proses penempelan agen infeksi ke sel
inang) yang dimiliki oleh bakteri
uropathogen dan melakukan penetrasi.
Fase penetrasi adalah fase dimana
materi genetik dari bakteri masuk ke
dalam sitoplasma sel inang. Selagi
melakukan penetrasi , bakteri
uropathogen juga akan melakukan
Source:http://www.nature.com/nrmicro/journal/v13/n5/fi
g_tab/nrmicro3432_F2.html replikasi ( memperbanyak diri ) dan
membentuk biofilm. Vesika urinaria

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.


akan mengalami respon peradangan ( inflamasi ) dan akan terjadi infiltrasi neutrophil. Namun,
beberapa bakteri akan menghindari sistem kekebalan tubuh, baik melalui invasi sel inang atau
melalui perubahan morfologi yang mengakibatkan bakteri mengalami resistensi terhadap
neutrophil. Bakteri uropathogen akan menghasilkan racun dan protease yang menyebabkan
kerusakan pada sel inang, selain itu bakteri uropathogen juga akan melepaskan nutrisi penting
yang berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bakteri pada sel inang. 6,7
Setelah bakteri sudah cukup melakukan kolonisasi pada vesika urinaria, bakteri akan
naik melalui ureter menuju ginjal. Pada ginjal , bakteri akan kembali melakukan kolonisasi dan
memproduksi toksin bakteri yang menyebabkan kerusakan jaringan pada ginjal sel inang dan
berkurangnya aliran urin.6 Apabila tidak diobati , akan terjadi pylenophritis yaitu
pembengkakan yang terjadi akibat infeksi pada parenkim ginjal. Selanjutnya apabila infeksi
tidak diobati maka kerusakan pada ginjal akan semakin parah dan akan terjadi obstruksi tubular
yang diikuti dengan nefritis interstistial.7 Infeksi yang tidak diobati tersebut dapat berakhir
dengan kerusakan atau cedera ginjal akut. Hal lain yang dapat terjadi apabila produksi toksin
bakteri dibiarkan adalah terjadinya bacteremia yaitu masuknya bakteri ke dalam darah.8
Bacteremia tidak selalu menunjukkan gejala tertentu , namun terkadang bakteri akan
terakumulasi pada jaringan atau organ tubuh dan mengakibatkan infeksi yang serius.8
Bakteri uropathogen juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dengan komplikasi.
Langkah awal penyebaran bakteri pada infeksi komplikasi sama dengan langkah awal
penyebaran bakteri pada infeksi tanpa komplikasi yaitu bakteri akan mencemari daerah
periuretra, berkoloni pada daerah uretra , lalu kemudian bakteri akan bermigrasi ke vesika
urinaria. Namun infeksi saluran kemih dengan komplikasi terjadi melalui perantara. Salah satu
perantara yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah melalui pemasangan
kateter. 6
Pada bakteri Klebisella pneumoniae, pathogenesis pada saluran kemih dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi pathogenesis dari klabsiella
pneumoniae.1
Gambar 2 Faktor yang Mempengaruhi Patogenesis Klabsiella Pneumoniae1

Source : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC88898/

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.


Faktor pertama adalah kapsuler antigen. Klebisella pneumoniae memiliki kemampuan
untuk mengembangkan kapsul bakteri menonjol yang terdiri dari asam polisakarida yang
komplek. Setiap subunit kapsuler memiliki empat sampai enam gula dan juga asam uronic (
sebagai komponen yang bermuatan negatif ) yang dapat diklasifikasikan ke dalam 77 jenis
serologi. Bagian kapsul pada klebisella pneumoniae merupakan bagian yang sangat penting
untuk melakukan virulensi. Kapsul bakteri klebisella pneumoniae memiliki struktur fibrillari
yang tebal yang dapat menutupi permukaan bakteri. Hal inilah yang melindungi bakteri
klebisella pneumoniae dari fagositosis oleh granulosit polimorfonuklear dan mencegah
pembunuhan bakteri oleh faktor serum bakterisidal. 1
Faktor kedua adalah pili atau fimbrae yang terdapat pada bakteri klebisella pneumoniae.1
Salah satu tahap utama dalam proses menginfeksi adalah mikroorganisme pathogen harus dapat
mendekat dan melekat pada permukaan mukosa dari sel inang. Sifat perekat pada bakteri
klebisella pneumoniae pada umumnya dimediasi oleh beberapa jenis pili. Pili atau dikenal
dengan fimbrae merupakan non flagella yang meproyeksikan filamen pada permukaan bakteri.
Pada klebisella pneumoniae terdapat dua pili yang memiliki morfologi dan fungsional yang
berbeda yaitu pili tipe 1 dan pili tipe 3.9 Pili tipe 1 adalah serat heteropolymeric mannose yang
dihasilkan oleh semua anggota keluarga Enterobacteriaceae yang memediasi melekatnya
bakteri terhadap berbagai jenis sel epitel , salah satu contohnya adalah epitel kandung kemih.
Pili tipe 3 memiliki adhesins protein yang memainkan peran utama dalam virulensi bakteri
klebisella pneumoniae dengan cara melekat pada sel inang , seperti pada urogenital ,
pernapasan , dan pada saluran usus. Hal ini , dapat mengakibatkan kolonisasi bakteri ,
proliferasi pada permukaan mukosa sel inang, dan mengakibatkan infeksi. Pili tipe 3 juga
digunakan untuk pembentukan biofilm oleh bakteri klebisella pneumoniae pada plastik dan
matriks ekstraselular manusia, pembentukan ini di mediasi oleh perlakuan berdiamnya
perangkat plastic dalam tubuh seperti kateter intravena dan kateter urin. 9
Faktor selanjutnya adalah resistensi serum dan lipoposaccaride. Pertahan tubuh sel inang
dalam melawan serangan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh selain melalui
fagositosis adalah dengan efek bakterisidal serum. Aktivitas bakterisidal serum dimediasi oleh
protein komplemen. Namun, dalam menghadapi pertahanan tubuh sel inang tersebut,
mikroorganisme pathogen seperti klebisella pneumoniae telah mengembangkan strategi untuk
melawan efek dari serum bakterisidal. Hampir semua bakteri gram negative sensitive terhadap
efek bakterisidal dari serum manusia, namun tidak pada strain pathogen yang menunjukkan
sifat resistensi terhadap serum dan aktivitas perlawanan serum juga berakibat menimbulkan
reaksi infeksi dan gejala menjadi semakin parah. Sifat resistensi bakteri klebisella pneumoniae
terhadap efek bakterisidal serum diberikan oleh rantai O lipoposaccaride. Peran utama dari
serum bakterisida adalah untuk mencegah mikroorganisme pathogen menyerang dan bertahan
dalam darah, selain itu kerentanan bakteri terhadap serum juga menentukan lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan infeksi. 1,9
Faktor terakhir adalah siderophores. Besi merupakan salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan Enterobacteriaceae seperti klebisella pneumoniae. Siderophores merupakan
mekanisme yang dilakukan oleh bakteri klebisella pneumoniae untuk meningkatkan

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.


penyerapan zat besi , dikarenakan kelangkaan zar besi di dalam lingkungan mikro. Sintesis
chelators besi ( siderophores ) yang paling sering dilakukan adalah enterobactin ( yang juga
disebut enterochelin ) dan aerobactin. 9
Klebisella pneumoniae merupakan salah satu bakteri yang kebal ( resisten ) terhadap
berbagai jenis antibiotic karena dapat menghasilkan enzim Extended Spektrum Beta Lactamase
( ESBL ) yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotic.10 Oleh sebab itu, hingga
saat ini masih dilakukan berbagai penelitian untuk dapat menemukan obat yang tepat yang
dapat digunakan untuk menghambat aktivitas atau membunuh bakteri tersebut.
Infeksi saluran kemih, terutama pada saluran kemih bagian bawah, lebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan pada pria. Hal ini dapat terjadi karena wanita memiliki saluran uretra
yang lebih pendek dibandingkan dengan pria. Wanita memiliki panjang uretra kurang lebih 2
– 3 cm yang membuat kandung kemih ( vesika urinaria ) lebih mudah dicapai oleh bakteri dari
dubur melalui perineum. Sedangkan , pria memiliki uretra yang lebih panjang yaitu sekitar 15
– 18 cm , selain itu pria juga memiliki cairan prostat yang memiliki sifat bakterisida sehingga
dapat menjadi pelindung terhadap infeksi oleh bakteri uropathogen. Selain itu , wanita yang
berusia 40 – 60 tahun ke atas , yang telah mengalami menopause juga dapat mengalami infeksi
saluran kemih . Hal ini dikarenakan setelah mengalami menopause, produksi estrogen akan
menerun dan menyebabkan perubahan pada saluran kemih dan membuat saluran kemih lebih
rentan terhadap infeksi.11

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.


Referensi

1. R. Podschun U. Klebsiella spp. as Nosocomial Pathogens: Epidemiology, Taxonomy,


Typing Methods, and Pathogenicity Factors. Clinical Microbiology Reviews [Internet].
1998 [cited 1 March 2016];11(4):589. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC88898/
2. Committee on Identifying Priority Areas for Quality Improvement, Karen Adams, Janet
M. Corrigan (2003). Priority Areas for National Action: Transforming Health Care
Quality. National Academies Press. ISBN 978-0-309-08543-4.Page.79-80
3. Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen (2007). Introduction to the US
health care system. Springer Publishing Company. ISBN 978-0-8261-0214-
0.Page.175-177
4. Universitas Diponegoro. Infeksi Saluran Kemih [Internet]. [cited 1 March 2016].
Available from:
http://eprints.undip.ac.id/43890/3/Filia_Clementy_G2A009152_Bab2KTI.pdf
5. R. Balentine J. Urinary Tract Infection (UTI): Treatment and Symptoms [Internet].
MedicineNet. 2015 [cited 2 March 2016]. Available from:
http://www.medicinenet.com/urinary_tract_infection/article.htm
6. Flores-Mireles A, Walker J, Caparon M, Hultgren S. Urinary tract infections:
epidemiology, mechanisms of infection and treatment options. Nature Reviews
Microbiology. 2015;13(5):269-284. Available from:
http://www.nature.com/nrmicro/journal/v13/n5/fig_tab/nrmicro3432_F2.html
7. Wong E. Pathogenesis of urinary tract infection | McMaster Pathophysiology Review
[Internet]. Pathophys.org. 2012 [cited 1 March 2016]. Available from:
http://www.pathophys.org/uti/uti-patho/
8. M. Maggio P. Bacteremia [Internet]. MSD Manual Consumer Version. 2015 [cited 2
March 2016]. Available from:
http://www.msdmanuals.com/home/infections/bacteremia,-sepsis,-and-septic-
shock/bacteremia
9. Liang Yu W. Microbiology and pathogenesis of Klebisella pneumoniae infection
[Internet]. Cursoenarm.net. 2016 [cited 2 March 2016]. Available from:
http://cursoenarm.net/UPTODATE/contents/mobipreview.htm?34/21/35152?source=s
ee_link
10.R.M. Parveen J. Extended-spectrum β-lactamase producing Klebisella pneumoniae
from blood cultures in Puducherry, India. The Indian Journal of Medical Research
[Internet]. 2011 [cited 2 March 2016];134(3):392. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3193723/
11. Mayoclinic.org. Urinary tract infection (UTI) Risk factors - Mayo Clinic [Internet].
[cited 2 March 2016]. Available from: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/urinary-tract-infection/basics/risk-factors/con-20037892

Modul Sel , Gen , dan Biologi Molekuler – Anggi Angelina P.

Anda mungkin juga menyukai