Anda di halaman 1dari 9

ASSALAMUALLAIKUM

WR.WB
EPIDEMIOLOGI LALAT TSE-TSE
SEBAGAI VECTOR PENYAKIT
TRYPHANOSOMIASIS

MILLA MONICA SARI


RATNA WULANNDARI
RIA CHANIA DEWI
Penyakit yang banyak terjadi di masyarakat
namun kurang mendapatkan perhatian.

Penyakit yang secara perlahan menggerogoti


kesehatan manusia, menyebabkan penderita
Penyakit demam dan pusing yg menjalar sampai ke
Tidur leher.

Pada tahap lanjut penderita akan mengalami


tidur berhari-hari dan insomnia yg bisa
berakhir dengan kematian.
Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu Trypanosoma brucei
rhodensiense, Trypanosoma brucei gambiense, dan Trypanosoma
cruzi

Penyakit yang disebabkan oleh Trypanosoma brucei


rhodensiense dan Trypanosoma brucei gambiense disebut
Tripanosomiasis Afrika (African Tripanosomiasis) atau sleeping
sickness

Penyakit yang disebabkan oleh Trypanosoma cruzi disebut


Tripanosomiasis Amerika (American Tripanosomiasis) atau
penyakit Chagas (Sutanto et al, 2008)
Lalat ini ditemukan di Afrika, Amerika dan
bagian selatan Arab. Untuk hidupnya, glossina/lalat
tsetse membutuhkan lingkungan dengan suhu panas
yang lembab. Glossina menyukai tempat berkembang
biak daerah pantai berpasit, dan tanah gambar dekat
air atau dekat pohon tumbang.
Penyakit ini terjadi secara rutin di sejumlah
wilayah Afrika Sub-Sahara dengan populasi yang
berisiko terjangkit sekitar 70 juta orang di 36
negara. Sejak tahun 2010, penyakit ini menyebabkan
sekitar 9.000 kematian, lebih rendah dari tahun 1990
yaitu sebanyak 34.000 kematian. Saat ini, kira-kira
30.000 orang terinfeksi, dengan 7000 kasus infeksi
baru pada tahun 2012. Lebih dari 80% kasus tersebut
terjadi di negara Republik Demokratik Kongo
Di Indonesia, wabah Surra terjadi secara
sporadik. Gambaran lain tentang penyakit Surra di
Indonesia adalah masih berlangsungnya perpindahan
hewan dari daerah yang tertular Surra ke daerah yang
bebas atau sebaliknya. Penyebaran penyakit Surra yang
luas di hampir seluruh wilayah Indonesia dan kejadian
penyakit yang sporadik memperkuat dugaan adanya
enzootic stability (penyakit suatu jenis hewan yg
terbatas pada suatu kawasan geografi tertentu) antara
agen Trypanosoma evansi dan inang. Hal ini artinya
penyakit Surra dapat muncul kapan saja tergantung
dengan faktor lingkungan seperti daerah yg lembab,
kondisi imunitas hewan atau manusia dan populasi
lalat (vektor) (Kirchhoff, 2011) .
Lalat ini mempunyai
jangkauan terbang
Epidemiologi
sampai mencapai 3 mil,
sehingga
memungkinkan adanya
penularan penyakit ini.
Distribusi

Sanitasi perorangan
buruk, adanya habitat
vektor lalat, tidak
Frekuensi Determinan memakai pelindung
Mobilitas penduduk
dunia saat ini sangatlah kepala dan tubuh, tidak
memungkinkan untuk menggunakan kelambu
penyebaran parasit ini serta memakai
ke berbagai wilayah reppellent.
dunia.

Anda mungkin juga menyukai