Anda di halaman 1dari 35

Dr. Arina Novilla, S.Pd, M.

Si
Indensi mikosis profunda sangat jarang namun kita
tidak boleh mengabaikannya karena jamur ini
langsung masuk /menyerang:
alat – alat dalam(misal: paru)
melalui : luka atau menyebar dari permukaan kulit
SISTEMIK Koksidioidomikosis Blastomikosis

Fikomikosis
Nokardiosis Kriptokokosis
-Sistemik

Aktinomikosis Histoplasmosis
Nokardiadis adalah penyakit jamur yang disebabkan
oleh Nocardia sp. Nocardia spesies terdapat dialam
bebas,di tanah sebagai saprofit.
2 jenis Nokardiosis :

Sistemik
Nokardiosis
Misetoma
 Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia
asteroides,
 Distribusi Geografi :
Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di Indonesia
telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru
diantaranya disebabkan oleh N. Brasiliensis
 Morfologi:
Nocardia berukuran diameter < I mikron,bersifat
Gram positif Nocardia asteroides, N. Brasiliensis
bersifat tahan asam sebagian .Koloni Nocardia
bersfat aerob.
 Patologi dan Gejala Klinis :
Infeksi terjadi dengan inhalasi,kelainan primer
menyerupai penyakit paru lain, penyebaran
hematogen jamur ke alat lain terutama ke otak dan
ginjal.
 Diagnosis :
-pemeriksaan sputum, biopsi
-pemeriksaan langsung :
-Gram N. asteroides atau N. Brasiliensis tampak
sebagai hifa halus bercabang
-tahan asam, bersifat Gram positip.
 Pembiakan :
NA selama 3 minggu, Koloni berbentuk Glabrous,
irregular/granuler
 Pengobatan :
sulfonamid atau trimetropin-sulfometoksazol,
ampisilin, klidamisin, eritromisin atau minosiklin,
kloramfenicol dan tetrasiklin.
 Epidemiologi
Faktor penyulit untuk menentukan diagnosis
adalah sifat Nocardia yang tahan asam sebagian
hingga mudah dibuat diagnosis sebagai kuman.
Sinonim: Nocardia aktinomisetoma
• Infeksi jaringan subkutan oleh bakteri atau jamur
actinomycetes aerob
• Kronik, riwayat trauma/luka kulit
• Bengkak, benjolan pd jaringan Subkutan
deformitas, sinus+pus/granula
• Pedesaan/tanpa alas kaki
• Sinonim : Lumpy jaw, leptotrikosis, streptotrikosis
• Aktinomikosis adalah suatu infeksi menahun yang
disebabkan terutama oleh Actinomyces israelii,
bakteri yang bisa ditemukan di gusi, gigi dan
amandel.
• Infeksi bakteri subakut/kronik
• Penyebab : bakteri filamen, gram postif, anaerobik,
mikroaerofilik tdk tahan asam. (actinomyces)
• Karakteristik : menyebar secara perkontinuitatum,
peradangan supuratif granulomatosa,
pemebentukan abses multiple, sinus mengeluarkan
sulfur granula, dan debris mikroorganisme
penyebab lain.
Infeksi ini menyebabkan terbentuknya abses di
beberapa tempat.
Aktinomises memiliki 4 macam bentuk dan paling
sering menyerang pria dewasa. Aktinomikosis
kadang terjadi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD, spiral).

 Bentuk abdominalis
 Bentuk servikofasialis
 Bentuk torakalis
 Bentuk generalisata.
• Bentuk Abdominalis
- Terjadi akibat menelan ludah yang tercemar
bakteri. infeksi menyerang usus dan selaput rongga
perut (peritoneum).
- Gejala yang sering ditemukan adalah:
nyeri,demam, muntah, diare,sembelit,penurunan BB.
- Suatu massa terbentuk dalam perut dan nanahnya
bisa mengalir ke kulit melalui saluran yang
menghubungkan massa ini dengan dinding perut.

 Bentuk Servikofasialis (Lumpy Jaw)


- Dimulai pembengkakan kecil, datar dan keras di
dalam mulut, kulit leher atau di bawah rahang.
Kadang pembengkakan ini menimbulkan rasa nyeri.
- Selanjutnya terbentuk daerah lunak menghasilkan
cairan mengandung butiran belerang kekuningan.
- Infeksi bisa menyebar ke pipi, lidah, tenggorokan,
kelenjar liur, tulang tengkorak atau otak dan selaput
otak (meningens).
Bentuk Torakalis
Bentuk ini menyebabkan nyeri dada, demam
dan batuk berdahak. Tetapi gejala-gejala
ini mungkin tidak akan muncul sebelum
terjadinya infeksi paru-paru yang berat.

Bentuk Generalisata
Infeksi ikut ke dalam darah dan akan
sampai ke kulit, tulang belakang, otak, hati,
ginjal, saluran kemih dan rahim serta
indung telur pada wanita.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-
gejala dan hasil pemeriksaan rontgen.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan
pembiakan bakteri pada contoh nanah, dahak
atau jaringan yang terinfeksi.
 Disebabkan oleh histoplasma capsulatum atau H.
duboisii.
 histoplasma capsulatum Pertama ditemukan oleh
Darling tahun 1905, H duboisii oleh Blanchard dan
Lefrou tahun 1922.

 Diagnosis :
sputum , darah, LCS, urin dan bahan biopsi.
Pemeriksaan langsung dari bahan yang berasal dari
jaringan.
 Pembiakan
media Saboraud agar akan tumbuh koloni :
- Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
- Koloni Mold jika diinkubasi pada suhu ruang
 Infeksi karena inhalasi spora (mikrokonidia).
 Di paru terbentuk infiltrasi dan perbesaran
kelenjar hilus, bila infeksi terjadi dengan
jumlah spora besar, maka gambarannya mirip
tuberculosis miliaris.
 Gejala lain adalah batuk darah. Atau dapat
menyebar ke alat lain terutama sistem
retikuloendotel, sehingga menimbulkan
pembengkakan hati, limpa dan kelenjar getah
bening.
 Infeksi terjadi dengan
inhalasi spora, seringkali
jamur ini menyebar ke
tulang
 Gejala yang ditimbulkan
juga tidak khas dan dapat
menyerupai penyakit lain
seperti asteosarkoma.
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur
Cryptococcus neoformans.
Gejala dan gambaran klinisnya tidak khas sehingga
penderita kriptokokosis di Indonesia lebih rendah
dibandingkan dengan di Inggris dan Amerika. hal
ini disebabkan karena penderita kriptokokosis
sering tidak terdiagnosis,
Hidup ditanah yang mengandung kotoran burung
merpati, menyebabkan penyakit Meningitis.
inhalasi ke paru –paru.
Diagnosis :
sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung merpati.
-Pemeriksaan : KHO tinta cina
 Kultur : pada media Sabaroud agar tampak koloni
berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
• 1892 Argentina
• Penyebab Coccidioides immitis
(dimorfik, alam bebas)
Koksidioidomikosis (Demam San
Joaquin, Demam Lembah)

 Kasus pertama ditemukan oleh


Posadas dan Wernicke pada
tahun 1892 di argentina.
• Infeksi : Inhalasi spora
• Koksidioidomikosis primer: paru
• Koksidioidomikosis progresif :
bila tdk diobati,
 Spora dari jamur Coccidioides immitis yang
hidup di udara, tanah di beberapa daerah di
Amerika Utara, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Yang paling mungkin
menghirup spora dan terinfeksi adalah para
petani dan pekerja lainnya yang
berhubungan dengan tanah yang
terkontaminasi spora.
 Koksidioidomikosis primer akut.
Koksidiodomikosis primer akut merupakan infeksi
paru-paru yang ringan. Penderita dengan infeksi
akut biasanya tanpa gejala. Kalaupun ada gejala,
biasanya timbul 1-3 minggu setelah terinfeksi.

 Gejala-gejalanya ringan, diantaranya demam, nyeri


dada dan menggigil. Mungkin disertai batuk
berdahak, kadang-kadang batuk darah.

 Beberapa penderita mengalami rematik padang


pasir (desert rheumatism), yaitu adanya
konjungtivitis (peradangan selaput mata) dan
artritis (peradangan sendi) disertai eritema
nodosum (peradangan kulit).
 Koksidioidomikosis progresif.
Koksidioidomikosis progresif bersifat menyebar ke
seluruh tubuh dan seringkali berakibat fatal.
Bentuk progresif pada seseorang mengalami
gangguan sistem kekebalan (AIDS).

Bentuk yang progresif jarang ditemukan dan bisa
timbul dalam beberapa minggu, beberapa bulan
bahkan bertahun-tahun setelah infeksi akut primer
atau setelah tinggal di daerah dimana penyakit ini
biasa terjadi.
 Gejala-gejalanya berupa demam ringan, kehilangan
nafsu makan, penurunan berat badan dan badan
terasa lemah. Infeksi paru-paru bisa memburuk dan
menyebabkan gangguan pernafasan, bisa menyebar
ke tulang, sendi, hati, limpa, ginjal dan otak.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-
gejala dan hasil analisa dahak ataupun
nanah.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan


adanya antibodi terhadap jamur ini.
Antibodi tertentu akan timbul sejak awal,
tapi menghilang pada infeksi akut dari
penyakit ini dan akan tetap ada pada infeksi
progresif.
 Di Kanada, AS, Meksiko,Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Timur
Tengah, Polandia
 Blastomyces dermatitidis adalah suatu fungi dimorfik yang tumbuh
dalam jaringan mamalia sebagai sel-sel bertunas dan dalam biakan
pada suhu 20°C sebagai fungi
 Blastomikosis (Blastomikosis Amerika Utara, Penyakit Gilchrist) adalah
infeksi yang disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis.

 blastomikosis terutama menyerang paru-paru, tetapi kadang menyebar


ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

 Morfologi :
Bila tumbuh pada agar Sabouraud dengan suhu kamar, terbentuk
koloni putih atau kecoklatan, dengan hifa bercabang yang
menghasilkan konidia bulat atau lonjong bergaris tengah 2-10 µm pada
ujung yang ramping atau konidiofora lateral.
 Gejala Klinis :
demam, malaise berkeringat malam, batuk,
mialgia. Kemudian bisa disertai batuk berdahak
maupun kering, nyeri dada dan kesulitan
bernafas.
 Pengobatan :
Amfoterisin B secara intravena
ketokonazol dan itrakonazol
 Epidemiologi :
sering ditemukan pada anjing dan beberapa
hewan lainnya di daerah-daerah endemik.
 Spora dari jamur Blasomyces dermatitidis diduga
berasal dari rumah berang-berang.
Spora mungkin masuk ke dalam tubuh manusia
melalui sistem pernafasan karena terhirup.

Sering terjadi di daerah tenggara Amerika Serikat


dan di perbukitan Sungai Mississippi, juga di
Afrika.
Penyakit ini biasanya menyerang pria berusia
antara 20-40 tahun dan jarang ditemukan pada
penderita AIDS.

 Penyakit Gilchrist
 bisa menyerang berbagai bagian tubuh :
 Infeksi kulit dimulai dengan benjolan kecil
(papula) dan mungkin saja berisi nanah
(papulopustula), yang segera menghilang dan
menyebar secara perlahan. Kemudian akan
timbul kutil yang dikelilingi abses (penimbunan
nanah) yang tidak terasa nyeri.
 Pada tulang bisa timbul pembengkakan disertai
nyeri.
 Pada laki-laki terjadi pembengkakan epididimis
disertai nyeri atau prostatitis.
Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan
mikroskopis terhadap dahak atau jaringan
terinfeksi misalnya kulit.
Bila ditemukan adanya jamur, dilakukan
pembiakan dan analisa laboratorium.
 Penyebab: Phialophora verrucosa, Fonsecaea
pedrosoi, Rhinocladiella aquasporsa dan
Cladosporium carrionii.
 Gambaran klinik: mirip kutil, tumbuh sepanjang
saluran getah bening, timbul abses berkusta, ulkus
kecil, fibrosis, obstruksi saluran getah bening, lesi
satelit.
 Diagnosis: menggunakan sampel kerokan kulit /
biopsi lesi. Secara mikroskopis + KOH 10%  sel
bulat & gelap. Pada perbenihan koloni berwarna
kuning langsat – hitam dengan permukaan lunak.
 Pengobatan: itrakonazol 400 mg per hari dan
terbinafine 500 mg perhari selama 6 – 12 bulan.
 Bahan: kerokan kulit, kuku dan rambut.
 Pemeriksaan mikroskopik:
Diidentifikasi dengan penambahan KOH 10 –
20%  hifa bercabang.
 Perbenihan:
 Ditanam pada SDA yang mengandung
sikloheksimida + kloramfenikol kemudian
inkubasi 1 – 3 minggu pada suhu kamar.

Anda mungkin juga menyukai