Gambar 1
Lesi nodular kulit dari blastomikosis, salah satunya adalah lesi bulla di bagian atas dari nodul. CDC
Gambar 2
Histopatologi dari blastomikosis kulit. Sel kuncup dari Blastomyces dermatitidis dikelilingi oleh neutrofil.
Beberapa nuklei dapat dilihat. CDC
Gambar 3
Apusan dari lesi kaki dari blastomikosis menunjukkan sel yeast dari Blastomyces dermatitidis yang
menjalani penguncupan yang berbasis luas. ASCP/Atlas of Clinical Mycology II / CDC
Page 1 of 20
Gambar 4
Histopatologi dari blastomikosis. Sel yeast dari Blastomyces dermatitidis menjalani penguncupan yang
berbasis luas. Pewarnaan Methenamine silver. Kasus dari Afrika. CDC
Gambar 5
Histopatologi dari blastomikosis, paru-paru srigala. Sel yeast dari Blastomyces dermatitidis. Pewarnaan FA.
CDC/Dr. Leo Kaufman
Page 2 of 20
Kadang-kadang, organisme dapat diisolasi dari urin karena ia sering menginfeksi
prostat.
Mycology
Jika anda meminta kultur jamur dari laboratorium mikrobiologi mereka akan
menginkubasi kultur pada suhu 37oC dan pada 25oC karena kebanyakan dari
jamur patogen yang signifikan adalah dimorfik.
Kultur dari B. dermatitidis membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk tumbuh pada
suhu 25oC. Warnanya putih, jamur seperti katun (miselium) pada agar dextrose
Sabouraud. Kebanyakan spesimen kultur jamur dipiringkan pada agar dextrose
Sabouraud. Secara mikroskopis, ada miselia dan badan yang berbuah (fruiting
bodies). Meskipun demikian, jamur tidak dapat diidentifikasi dengan ”fruiting
bodies”-nya. ”Fruiting bodies” disebut mikrokonidia, tetapi mereka tidak
memiliki ciri khusus. Jamur saprofit dan patogen lainnya memiliki konidia yang
mirip. Pada suhu 37oC bentuk yeast berkembang dalam waktu kurang lebih 7-10
hari. Ia tampak seperti kupu-kupu, koloni lembut dengan warna yang jelas.
Secara mikroskopis kita melihat bentuk yeast yang khas dari sebuah dinding tebal
dan kuncup tunggal dengan dasar yang lebar. Dasar yang lebar ini merupakan
karakteristik dari B. dermatitidis, dan penting untuk dapat mengenalnya. Sel-
selnya berdiameter 12-15 mikron. Yeast akan berubah menjadi bentuk miselial
bila diinkubasi pada suhu 25oC, membutuhkan waktu 3-4 hari sampai beberapa
minggu. Serupa dengan itu, pertumbuhan miselia dapat diubah ke bentuk yeast
bila diinkubasi pada 37oC. Pada masa lalu, cara satu-satunya untuk
mengidentifikasi jamur dimorfik adalah dengan mengubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, tetapi sekarang sudah mungkin untuk mengambil miselia yang
tumbuh (yang mana merupakan cara yang paling mudah untuk menumbuhkan
jamur), dan mengkonfirmasi hasil isolasi dengan ”DNA probe” dalam waktu
beberapa jam.
Histopatologi
B. dermatitidis menghasilkan reaksi jaringan granulomatosa dan supurativa.
Serologi
Ada tiga tes serologi yang digunakan untuk blastomikosis:
1. Tes imunodifusi (presipitasi). Hal ini membutuhkan 2-3 minggu untuk
menjadi positif. Tes ini positif pada sekitar 80% dari pasien dengan
blastomikosis. Bila positif, spesifisitasnya mendekati 100%.
2. Tes fiksasi komplemen (CF). Tes ini membutuhkan 2-3 bulan sesudah
mulainya penyakit membentuk antibodi yang dapat dideteksi. Disamping
penundaan yang panjang sebelum ada antibodi yang dapat diukur, kerugian
lain dari C-F adalah bahwa dia memberikan reaksi silang dengan infeksi
jamur lainnya (coccidioidomycosis dan histoplasmosis). Keuntungannya
adalah dia merupakan tes kuantitatif. Dokter dapat mengikuti respon pasien
terhadap penyakit ini dengan memonitor titer antibodi.
3. Enzyme Immunoassay (EIA). Tes berikut ini telah memenuhi penerimaan
yang beragam dari ahli jamur. Meskipun demikian mudah untuk dilakukan
dan antibodi mudah dideteksi pada proses penyakit.
Page 3 of 20
Amphotericin B tetap merupakan obat pilihan (DOC) meskipun sangat toksik dan
harus diberikan secara intra vena selama beberapa minggu. Ketokonazole juga
digunakan pada kasus-kasus ringan.
Page 4 of 20
Mikologi
Bila ditumbuhkan pada agar dextrose Sabouraud pada suhu 25oC, dia akan
tampak putih, miselium seperti katum sesudah 2-3 minggu. Bila koloninya agak
tua, dia menjadi berwarna. Pada bentuk jamur, Histoplasma memiliki spora yang
sangat berbeda yang disebut ”tuberculate macroconidium”. Tuberkel adalah
diagnostik, meskipun demikian ada beberapa organisme non-patogen yang
memiliki bentuk yang serupa. Ahli jamur medis dapat membedakan mereka.
Tumbuh pada suhu 37oC, bentuk yeast akan tampak. Koloninya putih sampai
berwarna. Sel yeast berdiameter 5-6 mikron dan bentuknya agak oval. Hal ini
bukan diagnostik. Untuk mengkonfirmasi diagnosis, kita harus mengubah
organisme dari yeast ke miselium atau sebaliknya atau menggunakan ”DNA
probe”.
Page 5 of 20
amphotericin B, dengan semua efek sampingnya. Itraconazole sekarang juga
digunakan.
Gambar 6
Peta bagian timur Amerika Serikat dan Kanada yang menunjukkan distribusi dari kasus blastomikosis yang
dilaporkan. CDC
Gambar 7
Page 6 of 20
Histoplasmosis © Bristol Biomedical Image Archive. Used with permission
Gambar 8
Histopatologi dari histoplasmosis yang menunjukkan bentuk yeast dari Histoplasma capsulatum. Jamur ini
menunjukkan dimorfisme suhu: bentuk jamur pada suhu 25°C dan bentuk yeast pada suhu 37°C. CDC ©
Bristol Biomedical Image Archive. Used with permission
Gambar 9
Histiosit mengandung banyak sel-sel yeast dari Histoplasma capsulatum. Dr. D. T. McClenan / CDC
Page 7 of 20
Gambar 10
Histopatologi dari histoplasmosis pada biopsi paru terbuka. Pewarnaan FA menunjukkan banyak sel-sel
yeast dari Histoplasma capsulatum. CDC/Dr. Leo Kaufman, Maxine Jalbert lek1@cdc.gov
Gambar 11
Pewarnaan Methenamine silver menunjukkan jamur Histoplasma capsulatumi. CDC/Dr. Edwin P. Ewing, Jr.
epe1@cdc.gov
Gambar 12
Spesimen gross patologi dari paru yang menunjukkan potongan permukaan dari nodul fibrocaseous akibat
Histoplasma capsulatum.
ASCP Atlas of Clinical Mycology II / CDC
Page 8 of 20
Gambar 13
Radiografi dada menunjukkan densitas milier pada kedua lapangan paru ditambah dengan cairan
berdinding tipis dengan level cairan. Histoplasmosis. ASCP Atlas of Clinical Mycology II /CDC
Gambar 15
Gambar 16
Computed tomography scan dari paru menunjukkan bentuk klasik dari badai salju yang merupakan
penampakan dari histoplasmosis akut. CDC
Page 9 of 20
Gambar 17
Computed tomography scan menunjukkan nodul paru tunggal dari histoplasmosis. Case 49-01. Mass Gen
Hosp Case Records. CDC
Tanah padang pasir, tembikar, arkeologi kotoran binatang, katun, dan terowongan
binatang pengerat semuanya mengandung C. immitis. C. immitis adalah jamur
dimorfik dengan 2 siklus hidup. Organisme mengikuti siklus saprofitik dalam
tanah dan siklus parasitik pada manusia atau binatang. Siklus saprofitik mulai di
tanah dengan spora (arthroconidia) yang berkembang menjadi miselium.
Miselium kemudian matang dan membentuk spora alternatif dalam dirinya
sendiri. Arthroconidia kemudian dilepaskan dan kembali membentuk miselia.
Siklus parasitik melibatkan inhalasi dari arthroconidia oleh binatang yang
kemudian membentuk ruang kecil yang diisi oleh endospora. Suhu kamar dan
ketersediaan oksigen berguna untuk mengembangkan jalurnya. Organisme dapat
dibawa oleh angin dan dapat menyebar ratusan mil dalam badai sehingga
distribusinya cukup luas. Tahun 1978, kasusnya ditemukan di Sacramento, 500
mil utara dari daerah endemik, dari debu badai di Southern California. Spora dari
organisme ini siap ditularkan melalui udara. Kasus yang terjadi di South Carolina
biasanya pada pasien yang mengunjungi daerah endemis dan membawa kembali
tembikar atau “blanket” yang dibeli dari pinggir jalan yang berdebu, atau pada
personil angkatan laut dan angkatan udara yang terpapar ketika mereka bertugas
di daerah endemis. Penyakit bermanifestasi sesudah mereka ditransfer ke basis di
South Carolina. Beberapa kasus yang menarik terjadi di pengolahan katun di
Burlington dan Charlotte, N.C. Katun, tumbuh di padang pasir di Southwest
terkontaminasi oleh jamur dan pekerja pabrik menghirup spora ketika mengolah
katun mentah dan terjangkit coccidioidomycosis.
Spesimen Klinis
Spesimen klinis termasuk sputum, pus dari lesi kulit, bilas lambung, susunan
saraf pusat, dan bahan biopsi dari lesi kulit.
Page 10 of 20
Mikologi
C. immitis adalah jamur dimorfik (gambar 19-23). Dikultur pada agar Sabouraud
pada suhu 25oC dia tumbuh sebagai sebuah jamur dalam waktu 2-3 minggu.
Secara karakteristik, miselia berkembang menjadi arthroconidia. (”Dengan
buahnya, kamu akan mengenal mereka”). Spora aseksualnya berbentuk ”barrel”
(lebih kecil pada ujungnya, lebar pada tengahnya). Arthroconidia dapat
dipertukarkan dengan sel yang tidak membentuk spora dalam miselium. Bila
tumbuh in vitro pada 37oC, tidak ada bentuk yeast!! C. immitis adalah jamur
dimorfik; in vivo, (pus atau jaringan) orang melihat bentuk patogen atau invasif
yaitu ”spherule”. Organisme berkembang menjadi ”spherule” (30-60 mikron)
yang diisi oleh endospora yang berdiameter 3-5 mikron (lihat gambar diatas).
Sebuah ”spherule” akan berkembang menjadi endospora didalamnya, kemudian
pecah, mengeluarkan endospora. Ini adalah bentuk jaringan yang terlihat di dalam
pus atau potongan histologis: endospora ”spherules” dan lepas. Mereka juga
dapat dilihat dalam sediaan KOH dari sputum. Ini patognomonik bagi
coccidioidomycosis.
Histopatologi
Reaksi peradangan itu purulen dan granulomatosa. Baru-baru ini endospora yang
dikeluarkan merangsang respon polimorfonuklear. Ketika endospora matang
menjadi spherules, reaksi akut diganti oleh limfosit, sel plasma, sel epiteloid dan
sel raksasa.
Gambar 18
Peta Amerika Serika yang menunjukkan variasi geografis dalam prevalensi sensitivitas coccidioidin pada
orang dewasa muda. CDC
Gambar 19
Apusan eksudat yang menunjukkan spherules dari Coccidioides immitis. Infeksi eksperimental dari tikus
dengan tanah sampel. CDC
Page 11 of 20
Gambar 20
Gambar 21
Histopatologi dari coccidioidomycosis paru. Spherule matang dengan endospora dari Coccidioides immitis,
infitrasi yang intensif dari neutrophils. CDC/Dr. Lucille K. Georg
Gambar 22
Histopatologi dari coccidioidomycosis. Spherule Coccidioides immitis dengan endospora. Mercy Hosp Toledo
OH/Brian J. Harrington
Page 12 of 20
Gambar 23
Histopatologi dari coccidioidomycosis paru menunjukkan spherule dengan endospora dari Coccidioides
immitis. FA stain. Endospores, bukan dinding spherulel, diwarnai. CDC
Gambar 24
Lesi Erythema nodosum pada kulit belakang karena hipersensitivitas terhadap antigen Coccidioides immitis
CDC/Dr. Lucille K. Georg
Serologi
Ada empat tes untuk diagnosis:
1. Complement-Fixation
2. Slide agglutination
3. Immunodiffusion
4. Anti EIAC-F lambat meningkatnya dan berkembang dalam waktu 1 bulan.
Tes ini baik untuk coccidioidomycosis karena ia bersifat kuantitatif.
Meskipun demikian antibodi ini memberikan reaksi silang dengan beberapa
jamur lain (Blastomyces dan Histoplasma). Tes C-F juga sebuah tes
prognosis. Jika titer tetap meningkat, kemudian pasien kurang respon
terhadap terapi maka prognosis pasien ini cukup fatal. Jika titer C-F jatuh
maka prognosis untuk pasien ini baik. Titer lebih besar dari 1:128 biasanya
mengindikasikan penyebaran yang ekstensif. Imunitas seumur hidup biasanya
mengikuti infeksi oleh C. immitis. Angka kematian lebih besar pada orang
berkulit gelap (orang Meksiko, Filipino, dan orang negro). Ada 25 kali lebih
Page 13 of 20
besar kemungkinannya bagi penyakit untuk semakin progresif dan
menyebabkan kematian. Alasan untuk ini sulit untuk dimengerti.
Histopatologi
Secara histologi, seseorang melihat berbagai kuncup membentuk “Captain
wheel.” Ini merupakan bentuk diagnostik untuk paracoccidioidomycosis. Pada
kasus ini sel induk berdiameter 40-50 mikron dan kuncupnya berukuran 2-5
mikron (gambar 29-31).
Serologi
Tes serologi terbaik untuk paracoccidioidomycosis adalah tes imunodifusi. Tes
ini lebih baik 99% spesifik dan hampir 85% sensitif.
Terapi
Obat pilihan adalah amphotericin B. Sulphonamide-trimethoprim dan
ketokonazole juga sudah digunakan. Saat ini Itraconazole tampaknya
memberikan penyembuhan yang terbaik.
Page 14 of 20
Gambar 24
Respon imun selama coccidioidomycosis. Grafik garis menunjukkan konsep imunologis dari interaksi antara
respon imun humoral dan cell-mediated immune selama coccidioidomycosis. TX State Chest Hosp/Dr. Rebecca A.
Cox
Gambar 25
Paracoccidioidomycosis: Mukasa mulut seorang laki-laki © Bristol Biomedical Image Archive. Used with permission
Gambar 26
Page 15 of 20
Gambar 27
Lowenstein-Jensen slant culture of the fungus Paracoccidioides brasiliensis grown at 37°C. CDC/Dr. William
Kaplan
Gambar 28
Kultur “slandt” agar dextrose Sabouraud dari jamur Paracoccidioides brasiliensis tumbuh pada suhu 37°C
CDC/Dr. William Kaplan
Gambar 29
Gambar 30
Histopatologi dari paracoccidioidomycosis, kulit. Sel kuncup dari Paracoccidioides brasiliensis di dalam sel
raksasa multinuklear. CDC/Dr. Lucille K. Georg
Page 16 of 20
Gambar 31
Page 17 of 20
pilihan untuk bentuk kutaneus adalah iodida yang tersaturasi (misalnya potassium
iodide) yang diberikan secara oral. Pasien mulai dengan 2-3 tetes, 3-4 kali sehari
sampai toleransi terhadap obat terbangun, kemudian dosisnya ditingkatkan.
Potassium iodide dapat berinteraksi dengan sistem imun hospes. Untuk bentuk
sistemik obat pilihannya adalah itraconazole atau amphotericin B.
Gambar 32
Gambar 33
Page 18 of 20
Gambar 34
Kultur piringan agar SABHI dari Sporothrix schenckii tumbuh pada suhu 20°C CDC/Dr. William Kaplan
Gambar 35
Kultur “slant” agar SABHI dari jamu Sporothrix schenckii tumbuh pada suhu 37 degrees
CDC/Dr. William Kaplan
Page 19 of 20
Gambar 36
Gambar 37
Lengan pasien ini menunjukkan efek dari penyakit jamur sporotrichosis, disebabkan oleh jamur Sporothrix
schenckii. CDC/Dr. Lucille K. Georg
Page 20 of 20