2
Referensi
• Anaissie EJ, McGinnies MR, Pfaller MA, Clinical Mycology 2nd edition, Churchill
Livingstone, Elsevier, 2009
• Riedel S, Morse SA, Mietzner T, Miller S; Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical
Microbiology 28th edition, McGraw Hill-Lange, 2019
• Mahon CR, Lehman DC, Text Book of Diagnostic Microbiology, 6th ed., Elsevier
Saunders, 2019
• Kidd S, Halliday C, Alexiou H, Ellis D, Description of Medical Fungi third edition,
Adelaide, 2017
• Sciortino CV, Atlas of Clinically Important Fungi, Willey-Blackwell, 2017
Jamur sebagai Agen Infeksius
• Kapang (molds) dan ragi (yeast) banyak tersebar di udara,
debu,benda2 dan juga ada yang sebagai flora normal
• Manusia relatif lebih tahan terhadap infeksi jamur
• Jamur banyak yang nonpatogen, dari 100.000 spesies hanya 300
spesies yang telah terbukti berhubungan dengan penyakit pada
hewan/manusia
• Jamur pada umumnya menyebabkan penyakit pada tanaman
• Penyakit jamur pada manusia biasanya disebabkan oleh “true fungal
pathogens” dan jamur oportunistik
True or Primary Fungal Pathogens
• True or primary fungal pathogen dapat menginvasi dan menyebabkan
infeksi pada orang yang sehat (noncompromised host)
• Adaptasi jamur untuk keberlangsungan hidup dan pertumbuhan pada
inang (manusia) adalah kemampuannya berubah dari bentuk sel hifa
menjadi sel ragi (yeast)
• Jamur ini bersifat “Thermal dimorphism” :
• Tumbuh sebagai kapang/molds pada suhu 25-30°C
• Tumbuha sebagai ragi/yeast pada suhu 37⁰C
• Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis
5
Jamur Patogen Oportunistik
• Sifat virulensi jamur patogen oportunistik kecil bahkan tidak sama
sekali, infeksi yang terjadi berhubungan dengan pertahanan imun
host yang menurun/terganggu
• Infeksi bervariasi, mulai dari superfisial, kolonisasi sampai berpotensi
menyebabkan penyakit sistemik yang parah
• Penyumbang 10% dari semua infeksi nosocomial
• Dermatofita dapat bertransformasi menjadi patogen sejati (true
pathogen)
• Contoh : Candida albicans, Aspergillus sp
Patogenesis Jamur
• Portal of Entry :
- Mikosis Primer : melalui saluran pernafasan terhirup spora jamur
- Subkutan : masuk melalui inokulasi kulit, didahului adanya trauma
- Superfisial/Kutan : kontak pada permukaan kulit
• Faktor Virulensi :
- termal dimorphism
- produksi toksin
- kapsul dan faktor adhesi
- Enzim hidrolitik
- Faktor-faktor inflamasi
Klasifikasi Mikosis & Jamur Penyebab
Mikosis Superfisial
Koloni Malassezia furfur Spesimen kerokan kulit : tampak kelompok sel-sel bulat berdinding
pada media agar Dixon tebal dan bertunas, hifa bersudut pendek “ Spaghetti and
modified Meatballs”
Mikosis Superfisial : Piedra
adalah Infeksi jamur pada helai rambut ditandai dengan adanya benjolan
(nodul) sepanjang rambut
• Black Piedra
- Etiologi : Piedraia hortae
- Adanya nodul-nodul berpasir
berwarna coklat kehitaman,
terdapat pada rambut kulit kepala
Dermatophytoses and other superfisial mycosesMandell GL, Bennett JE, Dolin R, editor. Principles and
Practice of Infectious diseases, 7th ed. Elsevier. USA. 2010.
Dermatofitosis
• Reservoir alami : manusia, hewan dan tanah
• Infeksi terjadi karena adanya faktor kulit yang lembab atau lecet
• Periode infeksi yang lama diikuti oleh :
- Inflamasi lokal
- Reaksi alergi terhadap protein jamur
• Dermatofitosis diklasifikasikan menurut bagian dari tubuh yang terlibat,
biasanya disebut “Tinea” diikuti oleh bagian yang terkena
misalnya : Tinea pedis dermatofitosis pada kaki
• Lesi dermatofitosis biasanya disebut “Ringworm” yaitu lesi/ruam berbentuk
lingkaran dengan pinggir tepi yang aktif dan eritem ( terkadang terdapat papul-
papul kecil), bagian tengah lesi lebih pucat
Spesies Dermatofita
Mikosis Subkutan
Sporotrichosis
Chromoblastomycosis
Phaeohyphomycosis
Eumycotic Mycetoma
Entomophthoramycosis
Rhinosporidiosis
Lobomycosis
SUBCUTANEOUS MYCOSES
Mikosis Subkutan
• Jamur penyebab mikosis subkutan biasanya berada di tanah atau
tanaman
• Terjadinya infeksi umumnya didahului adanya trauma sehingga jamur
dapat inokulasi ke jaringan subkutan
• Secara umum lesi berkembang dari daerah implantasi dan menjadi
lesi granulomatosa
• Penyebaran biasanya melalui aliran limfatik
• Mikosis terbatas pada jaringan subkutan dan sangat jarang menjadi
sistemik
Sporotrichosis
• Rose-gardener’s disease
• Infeksi granulomatosa kronik
• Infeksi terjadi setelah inokulasi traumatis mikroorganisme ke dalam
kulit, kemudian terjadi penyebaran melibatkan aliran limfatik dan
kelenjar getah bening
• Etiologi : Sporothrix schenkii
• Merupakan jamur saprofit yang banyak ditemukan pada kayu,
tumbuhan, tanah
• Bersifat termal dimorfik : suhu 25-30⁰C : molds (kapang)
suhu 35-37⁰C : budding yeast
Sporothrix schenkii
Chromoblastomycosis
• Mikosis subkutan progresif yang ditandai dengan lesi verukosa yang
tampak jelas
• Etiologi : dematiceous fungi
- Fonsecaea compacta
- Fonsecaea pedrosoi
- Phiolophora verrucose
- Cladosporium carrionii
- Rhinocladiella aquaspersa
• Karakteristik : yeast like-body, besar dan berdinding tebal, dikenal
dengan Sclerotic body atau Muriform cell atau Medlar body
Chromoblastomycosis
Koloni P . verrucosa
Sclerotic body
Mikosis Sistemik
• Mikosis sistemik yang disebabkan “true fungal pathogen”:
- Histoplasma capsulatum Histoplasmosis
- Coccidioides immitis Coccidioidomycosis
- Blastomyces dermatitidis Blastomycosis
- Paracoccidioides brasiliensis Paracoccidioidomycosis
- Penicillium (Talaromyces) marneffei Penicilliosis
Histoplasmosis
• Etiologi : Histoplasma capsulatum
• Termal dimorfik : 25-30⁰C : kapang/mold
35-37⁰C : yeast like cell (ragi)
• Tersebar di seluruh dunia, endemik di Ohio, Missouri dan Missisippi River Valley, Afrika
tengah (varian duboisii)
• Di alam hidup sebagai saprofit dalam bentuk koloni kapang di tanah yang tercemar tinja
kelelawar, burung/ungags
• Bentuk saprofit di alam menghasilkan bentuk infektif yaitu spora yang disebut
mikro/makrokonidia
• Transmisi melalui konidia yang terhirup masuk ke saluran pernafasan menyebabkan
infeksi paru primer dan dapat berkembang menjadi sistemik melibatkan berbagai organ
& penyakit paru kronis
Life Cycle Histoplasma
Histoplasmosis
• Dalam paru difagosit oleh makrofag
alveolar & berubah menjadi yeast
bentuk parasitic/invasif jamur ini.
• Infeksi pada :
– Pejamu imunokompeten
- spora yang masuk << self
limiting disease (flu like ilness)
- spora yang masuk >> diseminasi
– Pejamu imunokompromais
Penyakit meluas/ diseminasi
Karakteristik