Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM

BENZENA DAN TURUNANNYA


a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi
adanya senyawa benzene dan turunannya dalam sampel.
b. Prinsip Dasar
Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol,
adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah
terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari
6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan
pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon
aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Beberapa turunan benzene yang
digunakan dalam bidang kefarmasian diantaranya fenol, asam benzoat,
aspirin dan parasetamol.

Stuktur Benzena

c. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 2
2 Pipet tetes 2
3 Pembakar spirtus 1
4 Gelas kimia 250 mL 1
5 Kaki Tiga dan Kassa asbes 1
6 Fenol Secukupnya
7 Larutan FeCl3 3% Secukupnya
8 Asam benzoate Secukupnya
9 Asam salisilat Secukupnya
10 Asam asetil salisilat Secukupnya
11 Parasetamol Secukupnya
12 KMnO4 0,1 M Secukupnya
13 Formaldehida Secukupnya
14 H2SO4 pekat Secukupnya
d. Prosedur Praktikum
1. Metode Kompleks Besi
a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan tetes pertetes larutan FeCl3 3% kedalam tabung reaksi.
c) Kocok tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi.
2. Uji Oksidasi
a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan tetes pertetes larutan KMnO4 0,1M kedalam tabung
reaksi.
c) Kocok tabung reaksi, panaskan dalam penangas air dan amati
perubahan yang terjadi.
3. Reaksi Marquis
a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan pereaksi marquis, yaitu 1 tetes Formaldehid dan 9 tetes
H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi.
c) Amati perubahan yang terjadi.
e. Hasil Pengamatan
Pengamatan
No Pereaksi
Sebelum Sesudah
1. Paracetmol + FeCl3 Larutan kuning Larutan hijau tua
2. Asam salisilat + FeCl3 Larutan kuning Larutan ungu
3. Aspirin + FeCl3 Larutan kuning bening Larutan kuning keruh
4. Asam benzoate + FeCl3 Larutan bening Larutan putih susu
kecoklatan
5. Fenol + FeCl3 Larutan bening Larutan ungu
6. Paracetmol + KMnO4 + Larutan kuning Larutan kuning pucat
Panaskan (keruh) - kuning
7. Asam salisilat + KMnO4 + Larutan kuning Larutan kuning jernih –
Panaskan bening
8. Aspirin + KMnO4+ Larutan kuning bening Larutan merah muda –
Panaskan bening kecoklatan
9. Asam benzoate + KMnO4 Larutan bening Larutan ungu – merah
+ Panaskan
10. Fenol + KMnO4 + Larutan bening Larutan kuning orange –
Panaskan putih
11. Paracetmol + Formaldehid Larutan kuning Hijau
+ H2SO4
12. Asam salisilat + Larutan bening Bening ke orangean
Formaldehid + H2SO4
13. Aspirin + Formaldehid + Larutan bening Biru tua
H2SO4
14. Asam benzoate + Larutan bening Bening ke orangean
Formaldehid + H2SO4
15. Fenol + Formaldehid + Larutan bening Ungu keruh
H2SO4
f. Pertanyaan post lab
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada metode kompleks besi, oksidasi
KMnO4, dan reaksi marquis pada masing-masing sampel!

Metode kompleks besi

Reaksi antara paracetamol + FeCl3

C8H9NO2 + FeCl3 → Fe(C8H9NO2) + 3Cl

Reaksi asam salisilat + FeCl3

3C7H6O3 + FeCl3 → Fe(C7H5O3)3 + 3HCl

Reaksi aspirin + FeCl3

C9H8O4 + FeCl3  Fe(C9H5O4) + HCl

Reaksi antara asam benzoat + FeCl3

C7H6O2 + FeCl3  Fe(C7H3O2) + HCl

Reaksi Fenol + FeCl3

C₆H₅OH + FeCl3  Fe(C6H5O)3 + HCl

Metode oksidasi

Reaksi PARACETAMOL + Kmno4

C8H9NO2 + kMNO4  C8H9NO2 + KMnO4

Reaksi aspirin + kmno4

C9H8O4 + KMnO4  MnO2 + K2CO3 + H2O + CO2

Reaksi asam salisilat + KMNO4

9C7H6O3 + 28KMnO4 → 28KCHCOO + 7CO2 + 28MnO2 + 13H2O

Reaksi fenol + KMNO4

3C6H6O + 4KMnO4 → 3C6H4O2 + H2O + 4KOH + 4MnO2

2. Apakah sampel mengalami perubahan warna yang berbeda pada metode


kompleks besi? Jelaskan mengapa!

3. Mengapa pada metode oksidasi dibutuhkan pemanasan?

Untuk mempercepat reaksi.


4. Mengapa pada reaksi marquis H2SO4 harus diteteskan perlahan
melalui dinding tabung?
Proses penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan melalui dinding
tabung secara hati-hati asam sulfat pekat memiliki sifat sebagai
penghidrolisis yang kuat sehingga jika proses penambahannya tidak
dilakukan secara hati-hati dan karbohidrat rusak maka cincin ungu yang
dijadikan sebagai petunjuk atau penanda tidak akan terbentuk karena
proses hidrolisis yang berjalan sangat cepat akibat terjadinya guncangan.

g. Pembahasan
Pada percobaan metode kompleks besi, hasil reaksi antara larutan
paracetamol dengan pereaksi FeCl3 baik dalam pelarut aquadest maupun etaol
(96%) menghasilkan warna biru violet, dimana paracetamol dalam pelarut etanol
menghasilkan warna biru violet yang lebih gelap, sedangkan pada aquadest biru
violet yang dihasilkan lebih muda Perbedaan antara pelarut etanol dan aquadest
dalam reaksi tersebut terdapat pada waktu reaksi dan kepekaan warna yang
dihasilakan Pada metode ini sampel turunan benzena direkasikan dengan FeCl3,
dimana larutan paracetamol yang awalnya berwarna kuning , setelah ditambahkan
dengan FeCl3 larutan menjadi hijau tua.
Namun hasil dari percobaan ini tidak sesuai dengan literatur diatas, hal ini
kemungkinan terjadi karena tidak seimbangnya konsentrasi antara paracetamol
dengan FeCl3, atau sampel yang sudah tidak murni atau terkontaminasi dengan zat
lain dan atau kurangnya ketelitian saat penambahan FeCl3 pada sampel.
Reaksi asam salisilat + FeCl3
3C7H6O3 + FeCl3 → Fe(C7H5O3)3 + 3HCl
Fenol yang bereaksi dengan FeCl3 akan memberikan warna ungu, asam
salisilat direaksikan dengan tetes larutan besi (III) klorida. Terbentuk warna ungu
yang disebabkan gugus fenol.
Dari percobaan diproleh bahwaAsam salisilat + FeCl3 berwarna ungu, terbukti
bahwa asam salisilat mengandung fenol. Dari literatur dapat dilihat bahwa asam
salisilat memang mempunyai gugus fenol.
Reaksi aspirin + FeCl3
C9h8o4 + FeCl3  Fe(C9H5O4) + HCl
Aspirin yang ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna kuning pucat atau
kuning kecoklatan kecokelatan menandakan aspirin tersebut murni (sampel positif)
dikarenakan Asam asetil salisilat atau aspirin tidak memiliki gugus fenol.
Ditemukan bahwa interaksi asam salisilat dengan besi (III) klorida dalam larutan
etanol mendorong pembentukan kompleks [FeC6H4OCOO] +, di mana ligan
salisilat berperilaku sebagai ligan bidentat.
Reaksi antara asam benzoat + FeCl3
C7H6O2 + FeCl3  Fe(C7H3O2) + HCl
Pengujian asam benzoat dilakukan untukmengidentifikasi terbentuknya asam
benzoat.Pada uji FeCl3, gugus fenol bereaksi denganFeCl3 membentuk kompleks
yang menyebabkan larutan berwarna ungu. Terdapat warna putih susu kecoklatan
pada sampel asam benzoat yang menandakan terbentuknya asam benzoat.
Seharusnya warna yang terbentuk adalah warn kecoklatan tetapi karena sampel
yang di hasilkan asam benzoat sangat sedikit tidak terbentuk warna kecoklatan, hal
ini bisa terjadi karena kurangnya ketelitian praktika saat pencampuran reaksi pada
sampel atau sampel zat yang digunakan sudah tidak murni atau terkontaminasi zat
lain
Untuk praktikum kali ini percobaan selanjutya yaitu menggunkan metode
Oksidasi. Dimana oksidasi adalah Reaksi oksidasi dilakukan dalam suasana asam
di mana pada suasana asam dengan kekuatan oksidasi yang besar, maka ion
permanganat secara teoretis dapat mengoksidasi beberapa gugus fungsi . Metode
oksida yaitu reaksi pengikatan oksigen. Pada praktikum kali ini KMNO4
digunakan sebagai oksidator, yaitu yang merupakan oksidator kuat. KMnO4
adalah oksidator penting yang banyak digunakan dalam berbagai reaksi organik
dan anorganik karena permanganat mampu mengoksidasi berbagai macam gugus
fungsi.
Oksidasi dengan KMnO4 Reagen : KMnO4 Dimasukkan sampel masing-
masing ke dalam tabung reaksi bersih dan kering. Ditambahkan tetes demi tetes
larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam keunguan atau larutan menjadi
keruh.
Reaksi oksidasi pada benzena dimana benzene teroksidasi oleh oksigen O 2
melalui reaksi pembakaran. Reaksi ini mengahsilkan karbon dengan kadar yang
tinggi. Struktur benzene yang mengandung electron-elektron yang terdelokalisasi
memberikan kestabilan yang tinggi pada benzene. Hal ini yang menyebabkan
benzene sulit bereaksi atau menjadi tidak reaktif Jika menjadi reaksi. maka
diperlukan kondisi seperti suhu dan tekanan tinggi serta katalis. Berdasarkan hasil
analisa, tidak di dapatkan hasil yang stabil karena Benzena tidak melunturkan
warna pada semua sempel.
Pada praktikum setelah penambahan KMNO4 dilakukannya proses
pemanasan, proses pemanasan ini terjadi untuk mempercepat terjadinya reaksi dan
untuk menghilangkan kekeruhan akibat MNO4 yang mengendap.
Prinsip pada pemeriksaan metode marquiz ini yaitu pembentukan senyawa
berwarna antara zat yang diperiksa dengan formaldehid dalam suasana asam sulfat
pekat. Zat uji + formalin + H2SO4 pekat → warna ungu termasuk golongan
alkaloida.
Reaksi ini bertujuan untuk menunjukkan adanya cincin aromatis dan akan
meberikan hasil positif pada asam aromatis. Suatu zat asam direaksikan dengan
H2SO4 + Formalin akan membentuk senyawa yang berwarna. Hal tersebut
dikarenakan terbentuknya cincin warna dari dua buah gugus aromatis. Warna yang
muncul bermacam-macam, tergantung strukturnya. Dimana prinsip pada
pemeriksaan metode marquiz ini yaitu pembentukan senyawa berwarna antara zat
yang diperiksa dengan formaldehid dalam suasana asam sulfat pekat.
Pada percobaan identifakasi senyawa asam benzena kali ini digunakan
metode marquis, yang didalamnya terdapat pereaksi perpaduan antara formaldehid
dan H2SO4 pekat. Setelah diamati percobaan kali pada sampel berdasarkan
literatur ketika sampel direaksikan dengan formaldehid dan H2SO4 pekat akan
terbentuknya larutan berwarna sesuai dengan strukturnya. Jadi semua sampel yang
direaksikan dengan formaldehid dan H2SO4 semua larutan berwarna dan positif
termasuk senyawa benzena dan untuk larutan fenol termasuk kedalam golongan
alkaloida, hanya saja pada sampel asam salisilat dan benzoat larutannya berwarna
bening sedikit keoren-orenan, kurang menunjukan warna yang lebih pekat, hal ini
diperkirakan bisa terjadi karena sampel yang sudah tidak murni atau
terkontaminasi zat lain atau bisa juga karena kurangnya ketelitian saat penambahan
bahan pereaksi.

h. Kesimpulan
 Pada praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi
adanya senyawa benzene dan turunannya dalam sampel.
 Dari hasil praktikum kali ini menggunkan 3 metode yaitu kompleks besi,
oksidasi dan Marquiz
 Pada metode kompleks besi untuk sampel paracetamol tidak menunjukan
adanya senyaa benzena, dan juntuk keempat sampel lainnya menunjukan
positif adanya senyawa benzena pada turunannya.
 Pada metode oksidasi Berdasarkan hasil analisa, tidak di dapatkan hasil yang
stabil karena Benzena tidak melunturkan warna pada semua sempel.
 Metode marquiz Suatu zat asam direaksikan dengan H2SO4 + Formalin akan
membentuk senyawa yang berwarna. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya
cincin warna dari dua buah gugus aromatis. Warna yang muncul bermacam-
macam, tergantung strukturnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Irma. 2021. Panduan Praktikum Kimia Organik. Bandung: Akademi Farmasi
Bumi Siliwangi.

Ramdani, Isna. Dkk. 2018. “makalah Kimia Organik (Senyawa Benzena dan Turunanya).”
https://www.academia.edu/23724022/MAKALAH_KIMIA_ORGANIK_SENYAWA_BEN
ZENA_OLEH_ANISAFITRI_ISNA_RAMDANI_LARAS_APRIANI_MERY_VERA_TA
NIA (diakses 21 Maret 2021)

Pranata, Farida. 2017. “Benzena dan Turunanya” https://docplayer.info/33133275-Benzena-


dan-turunannya.html (diakses 21 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai