Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KASUS


DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan


Dosen Pengampu : Israyana, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 1

 Nurul Anisa (4201023106)


 Lyra P. (4201023103)
 Hamdan (4201023096)
 Vera (4201023100)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON
TAHUN 2023
A. URAIAN KASUS

Pasien E umur 55 tahun, dirawat di ruang 307 perawatan, Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Bau-bau. Pasien E telah memasuki hari ketujuh

perawatan. Pasien E tersebut dengan diagnosa medis Mengalami Stroke

iskemic, dengan kondisi saat masuk Pesien E tidak sadar. tidak dapat makan.

Kondisi pada hari ketujuh perawatan didapatkan kesadaran compos mentis,

hemiparese/kelumpuhan anggota gerak Dextra atas dan bawah, bicara pelo,

dan mulut mengong kiri. Pesien E Dapat mengerti bila diajak berbicara dan

dapat menjawab pertanyaan dengan baik, tetapi jawaban dari pasien E tidak

jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul 17.00 WITA terdengar Bunyi

gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar Bunyi seseorang jatuh dari tempat

tidur, diruang 307 dimana Pasien E dirawat. Saat itu juga perawat yang

mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruang 307, saat itu perawat

mendapati Pasien E sudah berada dilantai dibawah tempat tidurnya dengan

barang-barang disekitarnya berantakan.

Ketika peristiwa itu terjadi keluarga pasien E sedang berada dikamar

mandi, dengan adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi

pesien E. keluarga pasien E juga terkejut dengan peristiwa itu, keluarga

menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga tampak kesal

dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada pasien E

kenapa bapak bisa jatuh. Pasien E mengatakan “saya akan mengambil minum

tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada pengangan pada tempat tidurnya”,
perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak minta tolong kami “saya pikir kan

hanya mengambil air minum”.

Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur pasien E dan

perawat memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril)

tetapi perawat lupa memasang side drill tempat tidur pasien E kembali. Tetapi

saat itu juga perawat memberitahukan pada pasien dan keluarga, bila butuh

sesuatu dapat memanggil perawat dengan alat yang tersedia

B. KODE ETIK YANG DI LANGGAR

Pada kasus ini merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian dari perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat memberikan

rasa aman dan nyaman kepada pasien E. rasa nyaman dan aman salah satunya

dengan menjamin bahwa pasien E tidak akan terjadi injuri/cedera, karena

kondisi pasien E mengalami kelumpuhan seluruh anggota gerak kanan,

sehingga mengalami kesulitan dalam beraktifitas atau menggerakan

tubuhnya.

Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini

lupa atau tidak memasang pengaman tempat tidur (side drill) setelah

memberikan obat injeksi captopril, sehingga dengan tidak adanya penghalang

tempat tidur membuat pasien E merasa leluasa bergerak dari tempat tidurnya

tetapi kondisi inilah yang menyebabkan pasien E terjatuh. Bila melihat dari

hubungan perawat-pasien dan juga tenaga kesehatan lain tergambar pada

bentuk pelayanan praktek keperawatan, baik dari kode etik dan standar
praktek atau ilmu keperawatan. Paaa praktek keperawatan, perawat dituntut

untuk dapat bertanggung jawab baik etik, disiplin dan hukum.

C. HUKUM YANG MELINDUNGI PERAWAT

Perlindungan hukum pemerintah terhadap perawat sudah diatur dalam

Pasal 27 dan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, yang isinya menjelaskan bahwa perawat berhak memperoleh

perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

pelayanan, standar profesi, standar prosedur.

Untuk mendapatkan perlindungan hukum dan terbebas dari tuntutan,


seorang perawat sebaiknya memastikan bahwa mereka memenuhi standar
dan prosedur yang berlaku. Beberapa standar yang harus diikuti antara lain:

1. Izin Praktik: Pastikan perawat memiliki izin praktik yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku, seperti yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan.
2. Etika Profesi: Perawat harus mematuhi etika profesi dan pedoman
perilaku yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan setempat.
3. . Prosedur Medis: Ikuti prosedur medis yang telah ditentukan untuk
setiap tindakan, termasuk pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan
bedah.
4. Pemberian Informasi: Berikan informasi yang jelas kepada pasien
mengenai kondisi mereka, prosedur yang akan dilakukan, dan biaya
yang terkait.
5. Rekam Medis: Pastikan pencatatan medis dilakukan dengan akurat
dan sesuai dengan standar. Ini meliputi riwayat pasien, tindakan yang
dilakukan, dan obat-obatan yang diberikan.
Dengarkan keluhan dan sampaikan informasi dengan jelas. Mematuhi

standar dan prosedur ini dapat membantu perawat menjaga integritas

profesionalnya dan menghindari masalah hukum

Anda mungkin juga menyukai