Anda di halaman 1dari 93

Konsep Asuhan Keperawatan

Perioperatif

Ns. Melly Rahmayani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep., M.B.


Untuk meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman peserta
tentang perawatan
perioperatif

2/10/2022 2
• Peserta mampu
menjelaskan 3 fase
perawatan
perioperatif
• Peserta mampu
memahami dan
menjelaskan askep
Pre, Intra dan Post
Operatif

2/10/2022 3
Latar Belakang
- Pembedahan adalah seni dan ilmu mengobati penyakit, cedera, dan kelainan
bentuk dengan operasi dan instrumentasi
 Seni → Membedah, menjahit, membalut, dan lainnya yang memerhatikan estetika
 Ilmu → Memahami anatomis tubuh, patofisiologi penyakit dan tindakan yangg
diberikan
- Perioperatif terdiri dari 3 fase, yaitu :
1. Pre Operative
2. Intraoperative
3. Post Operative
- Pengalaman bedah melibatkan interaksi multidisiplin antara pasien, ahli
bedah, penyedia perawatan anestesi (ACP), perawat & anggota tim
perawatan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
- Tujuan pembedahan :
Diagnosis, penyembuhan, paliasi, pencegahan, perbaikan kosmetik, eksplorasi
Latar Belakang....cont’
Tujuan pembedahan :
- Diagnosis → Biopsi, endoscopy
- Penyembuhan → Angkat tumor, debridement
- Paliatif
- Pencegahan → Pre maligna (bisa jadi maligna), polip
- Perbaikan kosmetik
- Eksplorasi → Laparotomy eksplorasi
Suffixes Describing Surgical Procedures

Categories of Surgery Based On Urgency


T I M KAMAR BEDAH

SCRUB CIRCULATING
NURSE PERAWAT NURSE
(NURSE)

KOMPETENSI ASUHAN KEPERAWATAN STANDARD

KEPUASAN KLIEN

2/10/2022 7
Peran Perawat Perioperatif

1. Mempersiapkan pasien untuk operasi


2. Merawat pasien selama operasi
3. Memfasilitasi pemulihan pasien setelah operasi

- Sifat gangguan yang membutuhkan pembedahan dan masalah medis yang


ada bersama → Tahu alasan kenapa harus dibedah dan apa penyakitnya.
- Identifikasi respons individu pasien terhadap stress operasi
Psikologis – Stress :
Ganngguan citra tubuh (psikosomatik dan psikologis), takut selama operasi tubuhnya
dibuat mainan, takut tidak bisa kembali normal, takut luka tidak sembuh, dan lainnya
- Ketahui hasil dari pemeriksaan diagnosis pra operasi yang tepat
- Identifikasi potensi risiko dan komplikasi yang terkait dengan prosedur bedah
dan masalah medis lainnya yang terjadi pada pasien yang harus dimasukkan
dalam rencana perawatan
Nursing Management Preoperative Care

Definisi Pre Operatif


- Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif
yang dimulai sejak diputuskan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri
ketika pasien ditransfer dan dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan
tindakan pembedahan (Brunner & Suddarth, 2013).
- Perawatan pra operasi adalah persiapan dan penanganan pasien sebelum
operasi. Ini mencakup persiapan fisik dan psikologis (Wojhan and
Kaczkowski, 2018).

Tujuan Perawatan Pre Operatif


- Pasien siap untuk operasi secara fisik dan psikologis
- Untuk memenuhi kebutuhan pasien akan informasi mengenai pengalaman
bedah, yang dapat meringankan kecemasan (Wojhan & Kaczkowski, 2018).
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dimulai sejak diputuskan untuk dilakukan intervensi
bedah dan diakhiri ketika pasien ditransfer dan dipindahkan ke meja
operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan (Brunner &Suddarth,
2013).

Dimulai di Poliklinik
7 hari – 13 hari sebelum pembedahan
Memberikan edukasi tentang persaiapan operasi
“Pre Operative Teaching”
Mempersiapkan fisik dan psikologis pasien
Pengkajian Keperawatan pada Pasien Preoperatif

Tujuan Pengkajian :
- Menentukan status psikologis pasien
- Menentukan faktor fisiologis yang secara langsung atau tidak langsung
terkait dengan prosedur bedah
- Menetapkan data dasar – Status hemodinamik, gangguan pergerakan
- Berpartisipasi dalam identifikasi & dokumentasi area yang akan bedah
- Identifikasi resep obat, obat bebas, & suplemen herbal yang diminum oleh
pasien – Dapat berpengaruh pada proses pembedahan
- Dokumentasikan hasil dari semua uji laboratorium & diagnostik pra
operasi
- Identifikasi faktor budaya & etnis – Persepsi proses penyembuhan luka,
keingan utk dibedah oleh tenaga medis yang sejenis kelamin
Tujuan Pengkajian :
- Tentukan apakah pasien telah menerima informasi yang memadai dari
ahli bedah untuk membuat keputusan yang terinformasi untuk
menjalani operasi & bahwa formulir persetujuan ditandatangani &
disaksikan
 Apakah informasi sama antara psien dan tenaga medis terkait alasan dan
prosedur pembedahan
 Pasien tidak paham → Sampaikan kepada dokter, Dokter yang berhak
menyampaikan prosedurnya
 Informed consent → Tidak hanya sekedar meminta tanda tangan tapi juga
memastikan bahwa telah memberikan penjelasan dengan sejelas-
jelasnya dan pasien memahami Lembar persetujuan
 Edukasi → Pasien paham tentang keadaannya (tujuan utama) untuk
mencapai perbuahan perilaku
Subjective Data
1. Psychological Assessment
 Anxiety
 Common fear
 Hope
2. Past health history
3. Medications
Adanya penggunaan obat-obat herbal, suplemen, dan lainnya.
4. Allergies - Semua jenis alergi, termasuk alergi lateks
5. Review of system
Kardiovaskuler, respirasi, neurologi, gastrourinari, endokrin, imun,
muskuloskeletal, integument, status nutrisi, status ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
Herbal Products & Surgery
Review System
1. Sistem Kardiovaskular
Riwayat hipertensi, angina, disritmia, gagal jantung dan infark miokard

2. Sistem Respirasi
 Tanyakan pasien tentang adanya penyakit atau infeksi pernapasan akut
atau kronis, riwayat dispnea, batuk, hemoptisis → Laporkan ke ACP
(Anastesi) dan ahli bedah
 Riwayat asma
 Anjurkan pasien yang merokok untuk berhenti merokok setidaknya 6
minggu sebelum operasi
 Laporkan kondisi yang kemungkinan mempengaruhi fungsi pernapasan :
Sleep apnea; kegemukan; kelainan bentuk tulang belakang, dan
deformitas dada dan jalan napas
3. Sistem Neurologi
 Menilai pasien dalam menanggapi pertanyaan, mengikuti perintah &
menjaga pola pikir yang teratur
 Riwayat stroke, TIA, cedera tulang belakang
 Tanyakan tentang penyakit neurologis :
Myasthenia gravis, penyakit parkinson, dan multiple sclerosis serta perawatan
apa pun yang digunakan

4. Sistem Genitourinari
 Riwayat penyakit ginjal atau saluran kemih (glomerulonefritis, CKD,
infeksi saluran kemih berulang)
 Masalah berkemih
 Pembesaran prostat
 Kehamilan → Setiap pembedahan pada wanita dan diperut selalu ditanyakan
riwayat mens dan dilakukan tes kehamilan
5. Sistem Hepatic
Riwayat jaundice, hepatitis, penggunaan alkohol atau obestitas

6. Sistem Integumen – Riwayat masalah kulit

7. Sistem Muskuloskeletal
 Semua masalah muskuloskeletal dan mobilitas gerak
 Artritis → Mengidentifikasi semua sendi yang terkena
 Pembatasan mobilitas dan bantuan mobilitas apa pun kepada pasien

8. Sistem endokrin
Diabetes, disfungsi tiroid – Tes laboratorium

9. Sistem Immunitas
 Riwayat sistem kekebalan tubuh yang terganggu
 Adanya riwayat minum obat imunosupresif
10. Status ketidakseimbangan Cairan & Elektrolit
 Muntah
 Diare
 Identifikasi obat-obatan yang mengubah status cairan & elektrolit

11. Status nutrisi


 Gizi berlebih
 Kurang gizi
 Konsumsi kopi atau minuman bersoda dalam jumlah besar yang
mengandung kafein

Data Objektif
1. Physical examination
2. Laboratory & Diagnostic testing
 P1 – pasien sehat
 P2 – Pasien dengan 1 penyakit; HT terkontrol, DM terkontrol
 P3 – Pasien dengan 2 penyakit; CHF + CKD, ARDS
 P4 – Pasien dengan HF
 P5 – Pasien dengan kasus yang akan selamat dengan melakukan
operasi
 P6 – Pasien dengan kematian otak
Manajemen Keperawatan Pasien Preoperatif
Preoperative Teaching :
1. Pasien memiliki hak untuk mengetahui apa yang diharapkan dan
bagaimana berpartisipasi secara efektif selama pembedahan
2. Tingkatkan kepuasan pasien
3. Mengurangi rasa takut, cemas, dan stres pasca operasi
4. Kurangi perkembangan komplikasi, lama rawat inap, dan waktu pemulihan
setelah pulang

Diagnosa Keperawatan
Risiko penundaan pemulihan operasi
NOC : Surgical recovery; post-procedure recovery
NIC : Teaching Perioperatif
Intervensi Keperawatan Preoperatif Secara Umum
1. Mengajarkan Pasien
Napas dalam, Batuk, Mobiliasai dini, dan Manajemen nyeri
2. Menyediakan interaksi psikososial
- Mengurangi kecemasan dan mengurangi rasa takut
- Menghargai kepercayaan budaya, spiritual, dan agama
3. Beri tahu pasien :
Jika tube, drain, palat monitoring, atau peralatan khusus akan digunakan
setelah operasi (sesuai dengan kasus pembedahan)
4. Manajemen Nutrisi dan Cairan
5. Preparing Bowel
EBP - Dilakukan atau tidak hasilnya sama, namun ketika dilakukan
dampaknya adalah penumpukan cairan di abdomen → Tanyakan lagi
persiapan operasi ke dokter bedah
6. Preparing skin
Patient Education
Persiapan Legal Untuk Pembedahan
Persetujuan Untuk Operasi
- Informed consent adalah proses pengambilan keputusan bersama yang
aktif antara penyedia layanan kesehatan dan penerima perawatan
 Pasien dijelaskan dengan sejelas-jelasnya dan dikonfirmasi pemahaman pasien
kemudian ditanyakan kesediaannya untuk dilakukan prosedur pembedahan
- Ada 3 syarat harus dipenuhi agar persetujuan berlaku :
 Pengungkapan diagnosis yang memadai
Sifat dan tujuan pengobatan, risiko dan konsekuensi, probabilitas keberhasilan,
ketersediaan, manfaat dan risiko perawatan alternatif, prognosis jika perawatan
tidak dilakukan di RS
 Pasien harus menunjukkan pemahaman yang jelas tentang informasi tersebut
 Penerima perawatan harus memberikan persetujuan secara sukarela
Persiapan Hari-H Prosedur Pembedahan
1. Pastikan semua persiapan sebelum operasi selesai dan lengkap
2. Obat-obatan pra operasi sudah diberikan dengan benar
3. Memindahkan pasien ke Operation Room (OR)
4. Memenuhi kebutuhan keluarga
Diagnosa Keperawatan :
Risiko penundaan pemulihan operasi
Risk fo delayed surgical recovery
(00246)

Definisi :
Rentan terhadap perpanjangan jumlah hari rawat pasca operasi yang
diperlukan untuk memulai dan melakukan aktivitas untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan, yang
dapat menganggu kesehatan (NANDA international 2018-2020).
Faktor Risiko :
 Klasifikasi status fisik ASA  Infeksi luka operasi perioperatif
(American society of  Nausea persisten
Anesthesiologist ) ≥ 3  Muntah persisten
 Diabetes Mellitus  Agen farmakologi
 Edema di area operasi  Respon emosional postoperatif
 Prosedur operasi yang ekstensif  Prosedur operasi memanjang
 Usia yang ekstrim  Gangguan psikologis pada periode
 Riwayat penyembuhan luka postoperatif
operasi terlambat  Kontaminasi area operasi
 Gangguan mobilisasi  Trauma pada area operasi
 Malnutrisi
 Obesitas
 Nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..... x 24 jam, klien tidak mengalami
penundaan pemulihan operasi, dengan karakteristik sebagai berikut:
NOC: pre-procedure readiness
 Klien mengetahui prosedur operasi yang akan dilakukan
 Klien mengetahui rutinitas pre dan post prosedur
 Klien mengetahui tentang potensial risiko dan komplikasi terkait tindakan
 Klien dapat mengidentifikasi perubahan status kesehatan
 Diperoleh surat ijin tindakan setelah mendapatkan penjelasan medik sebelumnya
(informed-consent)
 Teridentifikasi reaksi efek samping anestesi sebelumnya
 Pemeriksaan fisik dilakukan
 Persiapan usus* (bowel preparation) dilakukan
 Restriksi makan dilakukan dengan adekuat
 Persiapan kulit dilakukan lengkap
 Klien berpartisipasi dalam prosedur penandaan area operasi (site-marking)
 Terdapat pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terkait operasi
NOC : Surgical Recovery (convalenscence)
 TTV dan saturasi oksigen dalam batas  Klien dapat melakukan pemenuhan ADLs

 Hemodinamik stabil  Klien tidak mengalami atelektasis

 Output urine adekuat  Klien tidak mengalami pneumonia

 Bising usus normal  Nyeri minimal

 Eliminasi BAB/defekasi normal  Produksi cairan dari drain dan selang sesuai

 Tidak terdapat deviasi kadar elektrolit yang diharapkan

 Asupan cairan adekuat  Jumlah drainase cairan pada balutan

 Asupan makanan adekuat minimal

 Kadar glukosa darah normal  Tidak terjadi infeksi pada luka

 Integritas jaringan dapat dipertahankan  Klien tidak mengalami wound dehiscence

 Tidak terdapat deviasi dalam penyembuhan  Tidak terdapat thrombophlebitis

luka  Tidak mengalami emboli pulmonal

 Klien dapat menoleransi ambulasi  Mual, muntah minimal

 Klien dapat melakukan penyesuaian terhadap  Klien tidak mengalami ileus paralisis

perubahan tubuh pasca operasi  Klien tidak mengalami konstipasi

 Klien dapat melakukan perawatan luka  Tidak terdapat fatigue


 Klien tidak mengalami cemas dan depresi
NOC : Post-procedure Recovery NOC : infection severity
 Bersihan jalan nafas paten  Laboratorium penanda infeksi tidak
 Klien dapat bernafas spontan menunjukkan deviasi (urin tidak
 Klien dapat batuk dengan kuat menunjukkan infeksi atau kolonisasi,
 TTV dan saturasi oksigen dalam batas kultur darah tidak menunjukan
normal kolonisasi, tidak terdapat elevasi atau
 Kesadaran pulih pasca prosedur depresi leukosit)
 Aldrette score dalam batas normal
 Refleks muntah (gag reflex) normal
 Kemampuan menelan baik
 Klien mampu memulai cairan per oral
 Tidak terdapat deviasi keseimbangan
asam basa
 Nyeri minimal
 Resolusi dari komplikasi postoperasi
yang terjadi
Intervensi Keperawatan
Teaching: Preoperative
 Informasikan pada klien dan keluarga mengenai jadwal operasi
 Identifikasi pemahaman dan ekspektasi klien mengenai operasi yang
akan dilakukan dan fasilitasi penjelasan diperoleh klien dari tim medik
terkait
 Fasilitasi klien dan keluarga untuk berdiskusi dan mengungkapkan
kecemasan atau perhatian terkait operasi yang akan dilakukan
 Informasikan pada klien mengenai prosedur preoperatif yang akan
dilakukan terkait prosedur anestesi, diet, persiapan usus, pemeriksaan
laboratorium dan tes diagnostik, berkemih, persiapan kulit (mandi
dengan sabun antiseptik), pemberian terapi intravenous, pakaian yang
dikenakan, area ruang operasi, dll)
 Jelaskan mengenai perhatian terhadap terapi atau medikasi pre operasi
Teaching: Preoperative....cont’
 Orientasikan pasien dengan ruang operasi dan staff ruang operasi
 Jelaskan mengenai manajemen nyeri
 Jelaskan mengenai asesmen yang akan sering dilakukan dan rutinitas
lain pasca operasi termasuk penggunaan alat-alat pada klien (selang,
mesin, balutan operasi, perubahan diet, dll)
 Perkenalkan klien dengan ruangan dan staf dimana tindakan dilakukan
 Jelaskan pada pasien teknik mobilisasi dan pentingnya mobilisasi dini
pasca operasi
 Ajarkan teknik batuk dan nafas dalam
Bed Rest Care*
 Monitor komplikasi akibat tirah baring (kehilangan tonus otot, nyeri
punggung, atelektasis, pneumonia, thrombophebitis, dll)
 Jelaskan rasional bedrest pada klien
 Posisikan klien tegak lurus jika tidak ada kontraindikasi dan atau posisi yang
sejajar dengan postur tubuh (body alignment)
 Berikan matrass yang rendah tekanan untuk mencegah dekubitus
 Ubah posisi klien tiap 2 jam
 Pasang bedside rails
 Tempatkan bel di area jangkauan klien, termasuk bedside table dan
kebutuhan klien
 Lakukan latihan range of motion (ROM) aktif atau pasif
 Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Bila perlu, pasang stocking anti emboli
Pain Management
 Lakukan asesmen nyeri komprehensif
 Observasi tanda non verbal yang dapat mengindikasikan nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup (tidur, nafsu makan, aktivitas,
performa, mood, hubungan/interaksi sosial, dll)
 Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan
 Pilih dan lakukan teknik untuk mengurangi nyeri yang tepat, farmakologik dan atau
non farmakologik
 Jelaskan pada klien mengenai penyebab nyeri
 Jelaskan pada klien mengenai agen farmakologik yang digunakan untuk mengontrol
nyeri, termasuk penggunaan alat misal. PCA
 Lakukan teknik mengurangi nyeri non farmakologik yang dikuasai klien (relaksasi,
terapi musik, distraksi, kompres hangat/dingin, akupresure, massage, dll)
 Evaluasi bersama tim kesehatan lain mengenai efektivitas manajemen nyeri yang
sudah dilakukan
Diet Staging
 Monitor bising usus
 Klien dipuasakan hanya bila diperlukan
 NGT diklem dan monitor toleransi klien
 Monitor toleransi klien yang dimulai dengan ice chips atau minum air
putih dan terhadap peningkatan diet
 Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk peningkatan diet secara
bertahap: clear fluid-diet cair-diet lunak atau diet tertentu sesuai
toleransi klien
Fluid / Electrolyte Management
 Monitor perubahan status jantung dan paru yang dapat
mengindikasikan kelebihan cairan atau dehidrasi
 Monitor status hemodinamik
 Monitor tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
 Lakukan pemeriksaan laboratotorium untuk memonitor gangguan
cairan atau elektrolit (misal. hematokrit, BUN, natrium, kalium, dll)
 Lakukan pencatatan asupan dan keluaran secara akurat
 Berikan suplemen elektrolit sesuai permintaan dan monitor efek
samping terkait pemberian
Incision site care
 Jelaskan prosedur yang akan dijalani pasien
 Monitor keadaan dan penyembuhan luka operasi
 Inspeksi area luka operasi dari tanda-tanda infeksi, dehiscence atau
evisceration
 Monitor kaarkteristik dan jumlah drainase
 Monitor status penyembuhan luka operasi
 Lakukan perawatan luka dengan menggunakan cairan pembersih dan
dressing yang tepat
 Ajarkan pada klien dan keluarga cara perawatan luka operasi:
o sitz bath
o spray dengan cairan antiseptic; kompres dan ganti balutan bila
kotor/basah dan selesai eliminasi BAB atau mandi
o nutrisi yang mendukung penyembuhan luka
INTRAOPERATIF
PERSIAPAN PASIEN DI KAMAR OPERASI
Persiapan di ruang serah terima diantaranya adalah
prosedur administrasi, persiapan anastesi

PRINSIP-PRINSIP UMUM
• Prinsip Asepsis dan Antisepsis
• Cakupan tindakan antisepsis :
• Seluruh sarana kamar operasi, semua implantat, alat-alat
yang dipakai personel operasi (sandal, celana, baju,
masker, topi) dan juga cara membersihkan kulit/tangan

2/10/2022 50
TIM OPERASI
1. Ahli bedah ( operator )
2. Ahli anestesi
3. Assisten Bedah
4. Instrumen tator
5. Perawat Anestesi
6. Perawatr Sirkuler
PERAN PERAWAT INTRAOPERATIF
1. Mengatur posisi
2. Membersihkan dan menyiapkan kulit
3. Penutupan daerah steril
4. Mempertahankan surgical Asepsis
5. Menjaga suhu tubuh
6. Penutupan luka pembedahan
7. Evakuasi pasien ke ruang pulih
FUNGSI KEPERAWATAN INTRA OPERATIF

• Secara umum fungsi perawat di


dalam kamar operasi seringkali
dijelaskan dalam hubungan
aktivitas-aktivitas perawat
sirkulasi dan scrub Nurse

2/10/2022 53
Perawat sirkulasi berperan

Mengatur ruang operasi dan


melindungi keselamatan dan
kebutuhan pasien dengan
memantau aktivitas anggota tim
bedah dan memeriksa kondisi di
dalam ruang operasi

2/10/2022 54
Scrub Nurse berperan :

Melakukan antisepsis lapangan


pembedahan dan drapping, mengatur meja
steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan
peralatan khusus yang dibutuhkan untuk
pembedahan,membantu dokter bedah
selama prosedur

2/10/2022 55
AKTIVITAS KEPERAWATAN SECARA UMUM

• Safety Management
• Monitoring Fisiologis
• Monitoring Psikologis
• Pengaturan dan koordinasi
Nursing Care

2/10/2022 56
Safety Management

• Pengaturan posisi pasien


• Memasang alat grounding ke pasien
• Memberikan dukungan fisik dan psikologis
pada klien
• Memastikan bahwa semua peralatan yang
dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus,
oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen

2/10/2022

57
Monitoring Fisiologis

• Melakukan balance cairan


• Memantau kondisi cardiopulmonal
meliputi fungsi pernafasan, nadi
2/10/2022

dan tekanan darah, saturasi


oksigen, perdarahan dll.
• Pemantauan terhadap perubahan
vital sign

58
PENGKAJIAN
1. Monitoring TTV
2. Monitoring Perdarahan
3. Monitoring cairan
Dukungan Psikologis

• Memberikan dukungan emosional pada


pasien
• Berdiri di dekat klien dan memberikan
sentuhan selama prosedur induksi
• Mengkaji status emosional klien
• Mengkomunikasikan status emosional klien
kepada tim kesehatan.

2/10/2022 60
Pengaturan dan Koordinasi
Nursing Care :

• Memanage keamanan fisik


pasien
• Mempertahankan prinsip dan
teknik asepsis

2/10/2022 61
Diagnosa keperawatan

a. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur


invasif (luka insisi) pada pasien yang beresiko
b. Resiko cedera berhubungan dengan kondisi
lingkungan eksternal misal struktrur lingkungan,
pemajanan peralatan, instrumentasi dan
penggunaan obat-obatan anastesi.

2/10/2022 62
PERENCANAAN ASKEP

2/10/2022 63
A. Memberikan dukungan emosional
B. Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien
C. Mempertahankan keadaan asepsis selam
pembedahan
D. Menjaga kestabilan temperatur pasien
E. Memonitor terjadinya hipertermi malignan
F. Membantu penutupan luka operasi

2/10/2022 64
Intervensi
G. Membantu drainage
H. Memindahkan pasien dari ruang operasi
ke ruang pemulihan/ICU
I. Pasien ditutup dengan selimut dan
dipasang sabuk pengaman. Pengaman
tempat tidur (side rail) harus selalu
dipasang untuk keamanan pasien

2/10/2022 65
Nursing Management Post Operative

Perawatan Post Operatif Pasien Bedah


- Periode pasca operasi dimulai segera setelah operasi dan berlanjut
sampai pasien keluar dari perawatan medis (KRS).
- Asuhan keperawatan berfokus pada :
1) Membangun kembali keseimbangan fisiologis pasien
2) Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3) Mencegah komplikasi
4) Mengajarkan perawatan diri pasien (self care)
Perawatan Post Operatif Pasien Bedah....cont’
- Periode pemulihan pasien langsung dikelola Di Post Anesthesia Care Unit
(PACU) yang terletak berdekatan dengan OR
- Pada PACU tindakan yang diberikan adalah meminimalkan pergerakan
pasien segera setelah operasi dan menyediakan akses siap untuk anestesi
dan Operation Room (OR) personil

Fase Perawatan Postanesthesia :


1. Fase I PACU – Px membutuhkan intensif monitoring 5-15 menit, bahkan
bisa membutuhkan ICU
2. Fase II PACU – Px membutuhkan intensif monitoring 1-2 jam, Px pindah ke
ruang rawat atau langsung pulang
3. Fase III PACU – Px membutuhkan intensif monitoring 4-6 jam, one day
care, dan mempersiapkan self care pasien
Admitting The Patient to The PACU
- Tanggung jawab dokter dan perawat anastesi
- Selama transportasi dari OR ke PACU, petugas anestesi tetap berada
di ujung atas/kepala (untuk mempertahankan jalan napas), dan
anggota tim bedah tetap berada di ujung yang berlawanan – perawat
sirkuler (berada di ujung kaki).
- Pertimbangan khusus dari lokasi sayatan, potensi perubahan dan
- Perawat yang menerima pasien ke PACU meninjau informasi penting
dengan dokter/perawat anastesi dan perawat sirkuler
- OR → RR
Disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya kondisi-kondisi pasien
yang memburuk secara tiba-tiba
PACU Admission Report
Nursing Management in The PACU
- Berikan perawatan sampai pasien :
1. Pulih dari efek anestesi
2. Berorientasi dengan baik
3. Tanda-tanda vital yang stabil
4. Tidak menunjukkan bukti perdarahan atau komplikasi lainnya.
- Menilai Pasien
Penilaian awal :
 Tingkat saturasi oksigen darah
 Denyut nadi & keteraturan
 Kedalaman napas
 Warna kulit
 Tingkat kesadaran
 Kemampuan untuk menanggapi perintah
 Periksa lokasi bedah, drainase, perdarahan
 Pastikan semua selang drainase dan jalur pemantauan terhubung serta
berfungsi dengan baik
Initial PACU Assessment
- Setelah penilaian awal, tanda-tanda vital dipantau dan status fisik umum
pasien dinilai dan didokumentasikan setidaknya setiap 15 menit
- Perawat harus mengetahui/aware adanya informasi terkait dari riwayat
pasien yang mungkin signifikan
- Berkikan analgesik pasca operasi pasien - Prioritas utama

1. Masalah Pernapasan
a. PACU
- Airway obstruction
- Hypoxemia
- Aspiration
- Bronchospasm
- Hypoventilation
b. Clinical Unit
- Atelectasis
- Pneumonia
Postoperative Respiratory Complication
Nursing Management Respiratory Problem
1. Pengkajian Keperawatan :
- Mengevaluasi patensi jalan napas
- Kesimetrisan dada
- Kedalaman, tingkat, & karakter respirasi
- Penggunaan otot perut atau aksesori → Gangguan pernapasan
- Pemantauan berkala tanda-tanda vital & oksimetri nadi
- Nilai takipnea, terengah-engah, gelisah, gelisah, kebingungan &
denyut nadi cepat atau sudah → Hipoksemia
- Catat & catat karakteristik dahak atau lendir
Nursing Management Respiratory Problem
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Ineffective airway clearance related to ineffective cough,
obstruction, pain
b. Ineffective breathing pattern related to anesthetic agents, pain
c. Impaired gas exchange related to hypoventilation
d. Risk for aspiration
e. Potential complication pneumonia
f. Potential complication atelectasis
3. Implementasi Keperawatan
- Di PACU, intervensi keperawatan ditujukan untuk mencegah dan
mengobati masalah pernapasan
- Penempatan yang tepat untuk pasien memfasilitasi pernapasan dan
melindungi jalan napas
- Pasien sadar → Posisi supine dengan kepala tempat tidur ditinggikan
- Oksigen → digunakan jika pasien telah dibius total atau jika diorder
- Napas dalam → Bantu pertukaran gas & untuk mempromosikan
kembalinya kesadaran
- Napas dalam & Batuk → Mencegah kolapsnya alveolar & memindahkan
sekresi pernapasan
2. Masalah Kardiovaskuler
Etiologi
PACU
 Hipotensi, hipertensi, dan disritmia
 Perubahan fungsi pernapasan, riwayat penyakit kardiovaskular, orang
dewasa yang lebih tua, yang lemah, dan yang sakit kritis
Clinical Unit
 Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pasca operasi
 Retensi cairan (1 hingga 3 hari)
- Respons stres
- Cairan IV diberikan terlalu cepat
 Hipokalemia → Kehilangan saluran kemih & saluran cerna
 Tromboemboli vena (VTE)
 Sinkop → penurunan curah jantung, defisit cairan, atau defek perfusi
serebral
Manajemen Keperawatan pada Masalah Kardiovaskular
1. Pengkajian Keperawatan
 Pemantauan secara rutin tanda vital setiap 15 menit
 Bandingkan tanda-tanda vital dengan pra operasi & intraoperatif
 Beri tahu ACP atau ahli bedah, jika:
- BP sistolik kurang dari 90 mmHg atau lebih besar dari 160 mmHg
- Denyut nadi kurang dari 60 x/mnt atau >120 x/mnt
- Tekanan nadi menyempit
- Tren BP menurun secara bertahap
- Ubah irama jantung
- Monitoring EKG
- Penilaian warna kulit, suhu, & kelembaban
2. Diagnosa Keperawatan
a. Decreased cardiac output related to hypovolemia, dysrhytmias
b. Ineffective peripheral tissue perfusion related to prolonged immobility,
venous stasis
c. Risk for imbalanced fluid volume
d. Potential complication: hypovolemic shock
e. Potential complication: venous thromboembolism

3. Implementasi Keperawatan
PACU
Hipotensi
- Terapi O2
- Periksa sayatan bedah
- IV bolus ke BP normal
- Agen vasokonstriktif
3. Implementasi Keperawatan...cont’
PACU
Hipertensi
- Menghilangkan penyebab sistem saraf simpatik
- Gunakan analgesik
- Bantuan untuk membatalkan
- Koreksi masalah pernapasan
- Menghangatkan kembali hipotermia
- Jika pasien memiliki hipertensi yang sudah ada sebelumnya → Terapi obat
untuk mengurangi TD

Unit Klinik
- Mempertahankan keluaran asupan
- Pantau temuan lab
- Mengelola terapi IV
- Ambulasi dini
- Perlahan-lahan lakukan perubahan pada posisi pasien
3. Masalah Neurologis & Psikologis
Etiologi
PACU - Delirium
- Kegelisahan
- Agitasi
- Disorientasi
- Berteriak
Hypoxia, agen anestesi, distensi kandung kemih, nyeri, sisa blokade
neuromuskuler, atau adanya ETT

Clinical Unit
- Disfungsi kognitif pasca operasi (penurunan gangguan kognitif pasien)
- Delirium (nyeri pasca operasi berat, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, hipoksemia, efek obat, kurang tidur & kurang sensorik)
- Ansietas
Manajemen Keperawatan : Masalah Neurologis & Psikologis
1. Pengkajian Keperawatan :
- Nilai tingkat kesadaran, orientasi, memori, dan kemampuan untuk
mengikuti perintah
- Tentukan ukuran, reaktivitas dan kesetaraan murid
- Nilailah siklus dan kualitas tidur/bangun pasien
- Tentukan kemungkinan penyebabnya

2. Diagnosa Keperawatan :
a. Acute confusion related to hypoxia, postoperative cognitive dysfunction,
delirium
b. Anxiety related to change in health status, hospital environment
c. Disturbed body image related to loss of body part(s) function
d. Disturbed sleep pattern related to pain, hospital environment
Manajemen Keperawatan : Masalah Neurologis & Psikologis
3. Implementasi Keperawatan :
PACU
- Mengevaluasi fungsi pernapasan
- Memasang side rails
- Memasang peralatan safety lainnya untuk pasien
- Memantau status fisiologis

Clinical Unit
- Menilai faktor yang berkontribusi pada kondisi
- Pemeliharaan fungsi fisiologis normal adalah penting termasuk
keseimbangan cairan & elektrolit, nutrisi & tidur yang adekuat
- Manajemen nyeri
- Fungsi usus dan kandung kemih yang tepat
- Mobilisasi dini
- Berikan dukungan yang memadai untuk pasien
- Mendengarkan dan berbicara dengan pasien
4. Masalah Nyeri dan Ketidaknyamanan
Etiologi
- Disebabkan oleh interaksi sejumlah faktor fisiologis & psikologis
- Trauma pada kulit & jaringan di bawahnya karena sayatan selama operasi
- Refleks spam otot

Nursing Management Pain


Pengkajian Keperawatan
- Laporan dari pasien secara subjektif
- Amati pasien untuk indikasi lain (gunakan alat untuk pasien tidak sadar)
- Identifikasi lokasi nyeri

Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan peradangan atau cedera di area bedah
Impelmentasi Keperawatan
- Menggunakan berbagai analgesik
- Selama 48 jam, analgesik opioid diperlukan untuk meredakan nyeri
sedang hingga berat
- Pendekatan non-farmakologis
Discharge From The PACU
Discharge Planning

- Proses yang ongoing (terus berlangsung) dimulai selama periode pra


operasi
- Informasi berikut untuk pasien dan perawat :
 Gejala yang harus dilaporkan
 Kapan dan bagaimana menggunakan obat, & kemungkinan efek samping
 Perawatan sayatan & pembalut apa pun, termasuk rekomendasi mandi
 Aktivitas diizinkan & dilarang
 Pembatasan atau modifikasi diet
 Di mana & kapan kembali untuk perawatan lanjutan
 Jawaban untuk setiap pertanyaan atau masalah individu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai