Anda di halaman 1dari 9

Hasil Diskusi Kelompok 2

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan

Topik : Kode Etik Keperawatan

Hari, Tanggal : Senin, 26 Oktober 2020

Anggota Kelompok :

1. I Wayan Reinaldy Wahyu Permana (C1120047)


2. Kadek Hana Rosyanti (C1120048)
3. Ketut Rahayu (C1120049)
4. Komang Ellyn Arthamevia Febriani (C1120050)
5. Komang Krisna Adinata (C1120051)
6. Ni Kadek Ayu Tiya Cahyanti (C1120052)
7. Ni Kadek Dwi Purnama Sari (C1120053)
8. Ni Kadek Ema Diarti Kusinta (C1120054)

Soal :

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien


2. Tanggung jawab perawat terhadap praktik
3. Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat
4. Tanggung jawab perawat terhadap teman sejawat
5. Tanggung jawab perawar terhadap profesi

Jawaban :

1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien


Tn. T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi rumah sakit
AA, Tn. T dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn. T dirawat di ruang
tersebut dengan diagnosa medis stroke, iskemik, dengan kondisi saat masuk Tn. T
tidak sadar, tidak dapat makan, TD: 170/100, RR: 24x/menit, N: 68. Kondisi pada
hari ketujuh perawatan didapatkan kesadaran compos mentis, TD: 150/100, N: 68.
Hemiparese/kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut
mencong kiri. Tn. T dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab
pertanyaan dengan baik tetapi jawaban Tn. T tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore
hari sekitar pukul 17.00 WIB terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu
terdengar bunyi seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana tempat Tn.
T dirawat. Saat itu juga perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan
masuk ruang 206, saat itu perawat mendapati Tn. T sudah berada dilantai dibawah
tempat tidurnya dengan barang-barang disekitarnya berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn. T sedang berada di kamar mandi,
dengan adanya peristiwa itu keluarga juga lansung mendatangi Tn. T. Keluarga
juga terkejut dengan peristiwa itu. Keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu
dan mengapa, keluarga tanpak kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga
menanyakan kepada Tn. T kenapa bapak jatuh, Tn. T mengatakan “saya akan
mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada pegangan pada tempat
tidurnya”, perawat bertanya lagi, “ kenapa bapak tidak minta tolong kami”, kata
Tn. T “ saya pikir kan hanya mengambil air minum saja”.
Dua jam setelah kejadian. Perawat merapikan tempat tidur Tn. T dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captropil) tetapi perawat
lupa memasang side drill tempat tidur Tn. T kembali. Tetapi saat itu juga perawat
memberitahukan pada pasien dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil
perawat dengan alat yang tersedia.

Analisa Kasus :
Kasus diatas merupakan salah satu bentuk kasus kelainan dari perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Seharusnya perawat memeberikan rasa aman
dan nyaman kepada pasien Tn. T. Rasa aman dana nyaman salah satunya dengan
menjamin bahwa Tn. T tidak akan terjadi injuri/cidera. Karena kondisi Tn. T
mengalami kelumpuhan seluruh anggota gerak kanan, sehingga mengalami
kesulitan dalam beraktivitas dan menggerakkan tubuhnya.
Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelainan perawat dalam hal ini lupa
atau tidak memmasang pengaman tempat tidur (side drill) setelah memeberikan
obat injeksi captopril. Sehingga dengan tidaj adanya penghalang tempat tidur
membuat Tn. T merasa leluasa bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah
yang menyebabkan Tn. T terjatuh. Memperhatikan beberapa hal, yaitu :
melakukan praktek keperawatan dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar
praktek keperawatan, melakukan kegiatan sesuai kompetisisnya, dan mempunyai
upaya peningkatan kesejahteraan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.
Kelainan implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum, bila
penyelesainnya dari segi etik maka penyelesaiinnya diserahkan dan ditangani oleh
profesinya sendiri dalam hal ini dewan kode etik profesi yang ada organisasi
profesi, dan bila penyelesaian dari segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini
sebagai bentuk pelanggaran pidana atau perdata atau keduanya dan hal ini
membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang berkompeten dibidang
hukum.
Bila dilihat dari beberapa teori diatas. Maka kasus Tn. T merupakan kelainan
dengan alasan kasus kelainan Tn. T terjadi karena perawat tidak melakukan
tindakan keperawatan yang merupakan kewajiban perawat terhadap pasien. Dalam
hal ini perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar prosefi
keperawatan, dan bentuk kelainan perawat ini termasuk dalam bentuk
neofeasance.

2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Praktik


Tn.N berumur 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri terasa
sakit saat berkemih. Perawat Yeni segera memasang infus dan tanpa memberikan
penjelasan lebih lanjut kepda pasien dan keluarga pasien tersebut. Selama
beberapa saat kemudian saat Dokter melakuan pemeriksaan,dari hasil
pemeriksaan yang ada Tn.N terkena penyakit kanker kandung kemih. Kemudian
Dokter mengintruksi kepada perawat Yeni agar melakukan asuhan keperawatan
lebih lanjut kepada Tn. N, tetapi perawat Yeni karena terlalu sibuk mengurus
pasien lain akhirnya lupa mengobservasi dan memberikan asuhan keperawatan
yang lebih lanjut kepada Tn. N. Selama beberapa jam kemudian Dokter datang
kembali untuk mengobservasi kondisi.
Tn. N ternyata keadaan Tn. N semakin memburuk dan Tn. N mengalami
peningkatan suhu badan hingga 45 ° , Dokter menanyakan kepada perawat Yeni
apakah sudah memberikan asuhan keperawatan terhadap Tn. N atau belum dan
perawat Yeni mengataka dia sudah memberikan asuhan keperawatan sesuai yang
sudah diistruksikan oleh Dokter terhadap Tn. N

Dokter masih belum yakin dengan jawaban yang diberikan oleh perawat Yeni
lalu Dokter mencari tau lebih lanjut apaah betul perawat Yenisudah
menjelalankan apa yang diinstruksikan tersebut dan keluarga mengatakan bahwa
dari tadi setelah Dokter memeriksa tidak ada perawat yang datang untuk
mengobservasi atau memberikan tindakan kepada Tn. N sehingga dengan adanya
keterangan lebih lanjut dari keluarga pasien tersebut ternyata apa di intruksikan
olehnya tidak tidak dilaksanakan oleh perawat Yeni sehingga hal tersebut dapat
memperburuk keadaan atau kondisi Tn. N, sehinga tanpa bekerja sama dengan
perawat Dokter langsung mengambil tindakan sendiri untuk menangani kondisi
Tn. N yang semakin parah. Dokter segera mengambil keputusan untuk melakuan
pembedahan karena mengingat kondisi Tn.N yang semakin memburuk.

Analisa Kasus :

Tanggung jawab perawat terhadap individu keluarga, maupun masyarakat


pada kasus diatas perawat sudah menerapkan tanggung jawab di mana perawat
tersebut tanpa disuruh oleh Dokter. Perawat sendiri melakukan tindakan
pemasangan infuse dalam mengatasi gejala awal dari pasien, akan tetapi perawat
tersebut tidak bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan sehingga
keadaan atau kondisi dari pasien tersebut semakin memburuk.
Hak - Hak Pasien
Pada kasus diatas perawat melanggar hak pasien dimana perawat tidak
memberikan penjelasan serta meminta persetujuan pada pasien dan keluarga saat
memasang infuse.
Perawat lalai akan kewajiban untuk :
a. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar profesi
b. Menghormati hak-hak pasien

Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya dalam praktik
keperawatan. Sebagai seorang perawat seharusnya dapat bertindak sebagai
pemberi rasa nyaman (comforter) dan pelindung (protector), sedangkan perawat
tersebut tidak memberikan asuhan keperawatan dan mengobservasi lebih lanjut
terhadap keadaan pasien tersebut.

3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Ny . J berumur 29th dan Tn . K berumur 32th adalah sepasang suami istri yg


sudah menikah 1 tahun lalu dan baru diberikan rejeki untuk memiliki anak ,
sayang sekali kesehatan janin sangat tidak memungkinkan karena berulang kali
diperiksanya ke dokter , dokter mengatakan bahwa ada cacat berat pada bayi
(tidak memiliki kepala) sehingga dianjurkan untuk melakukan aborsi , jika
dilahirkan pun bayi tidak bisa hidup. Dan satunya lagi Ny .J memiliki riwayat
gangguan pada jantung yang dapat menyebabkan pembuluh darah pada otak
pecah .

Kasus tanggung gugat perawat klien meminta untuk diaborsi demi keselamatan
Ny . J, Tn . K setuju tetap ia mengatakan pada perawat bahwa ia kan selalu
tersiksa dengan pikiran-pikiran bahwa ia setuju membinasakan makhluk yang ia
bantu pembentukannya. Ny. J juga mengatakan kepada perawat itu bahwa ia juga
setuju untuk melakukan aborsi tersebut demi keselamatanya.

Sebagai tenaga perawat kesehatan, seorang perawat harus mempunyai


tanggung gugat terhadap kliennya. Perawat melakukan perannya sebagai
advokasi, edukasi, dan kolaborasi, jadi seorang perawat juga harus melindungi
hak-hak pasien tentang masalah aborsi ini sehingga perawat tidak bertindak
sendiri melainkan membutukan kerjasama dari tim lain. Dan masalah tentang
edukasinya perawat memberikan informasi tentang bahayanya aborsi bagi
kesehatan klien dan tidak hanya kepentingan kesehatannya saja tetapi seorang
perawat juga harus mampu membangkitkan spiritual si klien tentang aborsi ini.

4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Teman Sejawat

Paulina A.M.K.,seorang perawat lulusan akademi keperawatan, baru saja


bertugas disalah satu rumah sakit di Kabupaten ( RS type C ) dirumah sakit
tersebut tenaganya saangat terbatas. Pada umumnya, tenaga yang ada adalah
lulusan sekolah perawat ( SPK ) sedangkan lulusan AKPER hanya dua orang.
Kepala bidang keperawatan di jabat oleh lulusan SPK yang sudah 20 tahun
bekerja disana.
Kedatangan paulina cukup membuat para perawat menyenanginya karena
paulina sering dipanggiloleh direktur untuk berdiskusi tentang bagaimana
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dirumah sakit tersebut.

Analisa Kasus :

Didalam membina hubungan antara perawat yang ada, baik lulusan SPK
maupun lulusan AKPER perlu adanya sikap saling menghargai dan toleransi
sehingga paulina dapat mengadakan pendekatan yang baik kepada kepala bidang
keperawatan dan perawat-perawat lain yang ada. Begitu pula kepala bidang
keperawatan yang dalam hal ini menjabat sebagai manager utama
keperawatan,harus dapat menunjukan sikap yang bijaksana walaupun terdapat
kesejangan dari segi pendidikan. Namun,pengalaman 20 tahun yang ia miliki
cukup mebuatnya lebih matang sebagai seorang manager. Ia tidak perlu merasa
tersaingi ataupun mmerasakan ancaman terhadap jabatananya. Dengan demikian
hubungan yang baik dan saling menghargai dan menghormati antar perawat akan
dapat terbina.

5. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi

Di sebuah bangsal Rumah sakit R di kota K Kondisi saat itu di rumah sakit
tersebut memang jumlah perawat dan pasien memang tidak sebanding itu pun
jumlah perawat di tiap ruangan 2 sampai 3 dan masih lulusan SPK atau SPKC.
Lainnya tenaga keperawatan diambil dari lulusan SD dan SMP. Sedangkan
jumlah pasien tiap ruangan antara 30 sampai 60 pasien.

Setiap shift jaga sore atau malam 1 atau 2 orang perawat juga kejadian kasus
ini berawal saat perawat S memberi dan membimbing minum obat oral pada saat
jaga sore, memang ada salah satu pasien yang sering menipu pada saat minum
obat dengan cara pura - pura minum obat kemudian kalau tidak ketahuan perawat
membuang atau memuntahkan kembali obat tersebut kemudian memasukkan obat
tersebut di saku bajun, pasien tersebut bernama D. pada saat memberi obat pada
pasien D perawat S tersebut berpesan agar obatnya diminum tidak dibuang.
Pasien tersebut juga mengatakan “ IYA PAK “ . Sambil memberi obat pada
pasien lainnya perawat S tersebut tetap memperhatiakan pasien D tersebut,
sampai pada suatu ketika pasien D membelakangi perawat S kemudian mengusap
mulutnya. melihat kejadian tersebut parawat S memanggil dan menarik baju
pasien kemudian mengecek saku baju pasien ternyata benar ada beberapa butir
obat di saku tersebut. Melihat kejadian tersebut perawat S kontan membentak dan
memarahi pasien, tak cuma itu perawat tersebut penampar mulut pasien beberapa
kali sampai akhirnya pasien D tersebut mengatakan “ampun pak “ ! kemudian
disuruhlah pasien tersebut meminum kembali obatnya dan menyarankan untuk
tidak mengulangi perbuatannya.

Analisa Kasus :

Tanggung jawab perawat terhadap indiivdu, keluarga maupun masyarakat


pada contoh kasus diatas, dimana perawat tersebut tidak bisa atau kurang bisa
menjalin kerja sama dengan pasien, seharusnya perawat tidak perlu marah -marah
dan menampar mulut pasien tetapi perawat harus bisa mengambil hati pasien
supaya pasien merasa perlu dan menyakini bahwa dia perlu untuk minum obat.

Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan

Perawat tidak menjunjung tinggi nama baik profesi karena seharusnya perawat
bersifat lemah lembut dan sopan serta sabar. Tetapi perawat tersebut malah
berperilaku kasar pada pasien.

Pelanggaran Hak – Hak Pasien.

Walaupun pasien tersebut adalah gangguan jiwa perawat harusnya tetap


memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan memperlakukanya dengan
sopan santun membimbing minum obat disertai dengan marah - marah jelas tidak
sesuai standar profesi perawatan.

Perawat lalai akan kewajibannya untuk :

a. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar profesi.


b. Menghormati hak - hak pasien

Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya. Sebagai


peran pelaksana seharusnya perawat dapat bertindak sebagai pemberi rasa nyaman
(comforter) dan pelindung (protector), memperlakukan dengan kasar pada pasien
jelas tidak akan memberi rasa nyaman pada pasien walaupun pasien tersebut
dengan gangguan jiwa. perawat tidak mencerminkan niai -nilai seorang perawat
yaitu lemah lembut dan menghargai orang lain seharusnya perawat membimbing
obat dengan cara membujuk atau meyakinkan bahwa obat tersebut perlu untuk
dirinya dengan cara pendekatan dan tindakan yang lemah lembut.

Sumber :

https://id.scribd.com/document/393097472/Kasus-Tanggung-Jawab-Perawat-
Dengan-Pasien-Buk-Masnun

https://www.academia.edu/10729552/CONTOH_KASU1

https://www.academia.edu/10205195/CONTOH_KASUS

https://docplayer.info/30253835-Tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-perawat-
bab-ii-tinjauan-materi.html

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai