Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM KESELAMATAN PASIEN DAN K3

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Dosen Fasilitator :

Dr. Eka Misbahatul MH., S. Kep., Ns., M. Kep

Oleh :

Kelompok 6 (A3)

Hilda Maghfiroh 132111133084


Nabilla Syahwa Aryanto 132111133089
Bilqis Neilun Nidda F. 132111133095
Sabhina Khoirunni’mah 132111133101
Bayu Bachtiar Yudhistira 132111133168

Shovi Adelia Trisnanda 132111133173


Putri Anjeli 132111133174
Audrey Tiurma Raflesia 132111133226

Salsabila Prameswari A. 132111133227

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2022
KASUS :
Lansia Ny. A (66 tahun) MRS untuk menjalani operasi payudara dengan diagnosos Ca
Mammae. Penuhnya bed pasien membuat Ny. A diletakkan sementara di brankar tanpa
penghalang. Saat keluarganya sedang sholat, Ny A terjatuh dari brankar yang membuatnya
mengalami fraktur lengan kiri. Akibatnya, operasi Ny. A tidak bisa segera dilakukan karena
harus menunggu lengannya yang fraktur kondisinya stabil. Saat ini lengan kiri Ny. A sudah
di-gips. Keluarga tidak terima dan menuntut perawat yang bertugas untuk bertanggung jawab
pada pihak berwajib.

PERNYATAAN:

1. Identifikasi insiden dan jelaskan kronologis insiden pada kasus di atas!


2. Tentukan jenis insiden yang terjadi pada kasus di atas!
3. Jelaskan akibat/kerugian yang terjadi pada pasien kasus di atas!
4. Identifikasi sasaran keselamatan pasien yang berkaitan dengan kasus tersebut di
atas!
5. Identifikasi penyebab terjadinya insiden pada kasus tersebut di atas!
6. Susunlah langkah-langkah antisipasi agar insiden tersebut tidak terjadi di
kemudian hari!

JAWAB :
1. Kronologis insiden pada kasus diatas, yaitu dikarenakan penuhnya bed pasien, Ny. A
sementara diletakkan di brankar tanpa ada penghalang. Lalu, saat keluarganya sedang
sholat, Ny. A terjatuh dari brankar yang membuatnya mengalami fraktur lengan kiri.
Akibatnya, operasi payudara dengan diagnosis Ca Mammae tidak bisa segera dilakukan
karena harus menunggu lengannya yang fraktur kondisinya stabil. Menurut beberapa
pendapat dari kelompok 6 dapat diambil kesimpulan, point disini adanya suatu
kelalaian yang terjadi baik dari perawat maupun dari pihak keluarga, yaitu (mengapa)
membiarkan Ny. A sendirian/tidak ada penjaga dengan posisi bed yang tanpa
penghalang, seharusnya perawat memastikan terlebih dahulu kondisi Ny. A ini sedang
kuat atau lemah sehingga bisa mengetahui bisa ditinggal sendiri ata tidak. Namun,
insiden yang terjadi tidak sepenuhnya merupakan kesalahan perawat namun juga
kelalaian dari pihak keluarga. Seharusnya keluarga pasien saling konfirmasi satu sama
lain sebelum meninggalkan pasien. Dari pihak perawat juga seharusnya memberikan
edukasi terkait tanggung jawab keluarga pasien dalam asuhan pasien agar mengurangi
risiko cedera pasien akibat terjatuh. Dari pihak keluarga pasien juga seharusnya
mengindahkan saran dari perawat dan tidak meninggalkan pasien sendirian mengingat
pasien sudah lansia dan ditempatkan pada brankar tanpa penghalang.

2. Insiden ini merupakan insiden jenis KTD yaitu Kejadian Tidak Diharapkan terjadi
namun dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara perawat dan anggota keluarga
sehingga menyebabkan kejadian jatuh pada pasien Ny.A dan mengalami fraktur lengan
kiri. KTD itu sendiri yaitu kejadian /insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. kejadian tersebut bisa
ditentukan sebagai KTD karena kejadian tersebut tidak diharapkan terjadi yakni
jatuhnya pasien dari brankar tanpa penghalang. Keteledoran dan kelupaan perawat
dalam keselamatan pasien ini membuat kejadian ini tidak diharapkan untuk ada karena
kita tidak mengetahui gerakan-gerakan apa yang dilakukan pasien pada saat di brankar
tersebut.

3. Akibat/kerugian yang terjadi pada kasus tersebut, yaitu Ny. A terjatuh dari brankar yang
membuatnya mengalami fraktur lengan kiri, sehingga operasi payudara Ny. A tidak
bisa segera dilakukan karena harus menunggu lengannya yang fraktur kondisinya stabil.
Kemungkinan juga beban biaya yang harus dikeluarkan/ditanggung Ny. A ataupun
keluarga bertambah besar. Tidak hanya itu saja kerugian dapat berdampak pada
penilaian pasien terhadap penanganan rumah sakit dan dapat membuat pasien kecewa
lalu enggan untuk datang kembali ke rumah sakit tersebut.

4. Sasaran keselamatan pasien yang berkaitan dengan kasus tersebut, yaitu mengurangi
risiko cedera pada pasien akibat terjatuh. Misalnya, melakukan evaluasi, bisa meliputi
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap
gaya/cara jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh
pasien. Program ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak
sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Hal ini bisa
dilakukan oleh pihak fasilitas kesehatan dengan mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.

5. Penyebab dari terjadinya insiden tersebut adalah penuhnya bed pasien yang memiliki
pengahalang pada sisi kanan dan kiri, kurangnya komunikasi keluarga dan perawat jika
anggota keluarga akan meninggalkan pasien lebih baik berbicara kepada perawat
sehingga perawat dapat memperhatikan pasien menggantikan anggota keluarga,
memastikan keamanan sarpras yang dimiliki rumah sakit dan kecocokan dengan pasien,
kurangnya konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak keluarga pasien tentang kondisi
pasien dan kurangnya pemberian edukasi terkait risiko cedera yang diakibatkan terjatuh

6. Untuk meminimalisir insiden yang terjadi pada kasus tersebut, kita menmbutuhkan
langkah-langkah antisipasi agar insiden tersebut tidak terjadi kembali di kemudian hari.
Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Perawat memperhatikan system yang digunakan rumah sakit dalam penanganan
pasien.
2. Perawat harus memahami dan mengerti mengenai teknologi yang digunakan dirumah
sakit.
3. Perawat mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi pada pasien sehingga dalam
penanganan akan sesuai dengan asuhan keperawatan yang benar.
4. Perawat harus melakukan tindakan yang tepat dalam mengerjakan tugasnya.
5. Mengawasi pemberian obat kepada pasien.
Perawat dapat memastikan kepada keluarga pasien jika terdapat hambatan seperti keluarga
meninggalkan pasien walaupun pada waktu yang singkat segera memberitahu perawat agar
perawat dapat memberikan pengawasan terhadap pasien, terutama disaat bed pasien tidak
memiliki penghalang yang dimana beresiko besar untuk pasien terjatuh. kemudian dalam kasus
dapat terlihat bahwa sarana serta fasilitas yang didapat pasien masih belum maksimal, sehingga
menyebabkan resiko yang tidak diinginkan terhadap pasien. Pihak rumah sakit seharusnya
dapat meningkatkan monitoring baik terhadap pelayanan kesehatan maupun terhadap fasilitas
rumah sakit tersebut.
Upaya-upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di rumah sakit, yaitu:
● Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.
● Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat.
● Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan.
● Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien.
● Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan lorong.
● Posisikan sandaran tempat tidur di posisi rendah ketika pasien sedang beristirahat, dan
posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika pasien tidak tidur.
● Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada dibangsal rumah sakit.
● Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner.
● Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat pada pasien.
● Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan.
● Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua tumpahan.
● Kondisikan daerah perawatan pasien rapi.
● Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur dan
meninggalkan tempat tidur.
Langkah antisipasi agar insiden tersebut tidak terjadi lagi
● Perawat harus membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien sehingga tidak
langsung meninggalkan pasien begitu saja. Orientasikan terlebih dahulu pada pasien
terhadap lingkungan sekitar sehingga pasien dapat memahami sistem panggil yang
berlaku jika terjadi sesuatu
● Melibatkan dan melakukan komunikasi efektif pada pasien atau keluarga pasien. Jika
semua keluarga berhalangan untuk menjaga maka disarankan untuk bicara pada pihak
perawat untuk menjaga pasien dan tidak meninggalkan pasien sendirian.

Anda mungkin juga menyukai