Anda di halaman 1dari 3

Makalah

Konsep Dasar Keperawatan


Kasus Skenario 4. Tindakan Episiotomi

Disusun

OLEH
Kelompok 3:
Mohammad Rivansyah (C01421080)
Rahmawati Amalia Husain (C01421116)
Tiansi Djafar (C01421149)
Sindi Manalib (C01421169)
Israwati Biadi ( C01421161)
Siti Nuria Taliki ( C01421133)
Yolanda R. Yusuf (C01421157)
Nurfadilah Tantu (C01421096)
Intan Anggraeni Putri Wibowo (C01421008)
Novita Tria Laksmi Nurjannah Bani (C01421092)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
ANGKATAN 2021
Skenario 4. Tindakan Episiotomi

Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnesa
dia mengatakan tidak mau di episiotomy. Sekarang ini pasien tersebut berada dalam kala II
dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan
tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya.
Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal
distress dan mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan episiotomi, tetapi ibu tersebut
tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara, itu ada bidan yang
memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien untukm
melindungi bayi. Jika bidan melakukan episiotomy tanpa persetujuan pasien, maka bidan
akan dihadapkan sedertan tuntutan.

Sebelum kita masuk ke tanggapan dan saran kita akan bahas terlebih dahulu apa itu
Episiotomi ?

Episiotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan untuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini
dapat dilakukan di garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva,
dilakukan di bawah bius lokal dan dijahit kembali setelah melahirkan. Kondisi yang
membuat ibu perlu menjalani episiotomy :
1. Persalinan bayi yang berukuran besar
2. Posisi bayi tidak normal
3. Gawat janin (fetal distress)
Resiko yang akan terjadi pada saat setelah dilakukan tindakan episiotomy adalah dapat
terjadinya infeksi, memar pembengkakan,perdarahan, proses pemulihan yang lama, bekas
sayatan yang terasa menyakitkan sehingga meninmbulkan rsa nyeri saat berhubungan seks
dan inkontinensia tinja akibat robeknya jaringan rectal (anus).
Tanggapan
1. Sebagai seorang perawat maupun bidan hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menjelaskan terlebih dahulu prosedur tindakan dan resiko dari tindakan tersebut kepada
pasien dan keluarga pasien .
2. Menjelaskan juga resiko kepada pasien dan keluarga pasien jika tindakan tidak dilakukan
secepat mungkin.
3. Lalu, minta tnggapan kepada pasien dan keluarga apakah menyetujui tindakan tersebut.
4. Jika pasien dan keluarga pasien setuju setelah di edukasi 2 poin sebelumnya, tanda tangan
surat persetujuan tindakan medis agar perawat atau bidan ada perlindungan hukum dari
bukti persetujuan jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai yang diinginkan dikarenakan
semua tindakan medis memliki resiko yang sangat besar.
5. Jikalau pasien dan keluarga menolak dilakukanya tindakan medis tersebut sekali lagi
jelaskan kembali resiko yang akan terjadi jika pasien dan keluarga menolak tindakan
tersebut dilakukan.
6. Jika klien dan keluarga tetap menolak setelah di edukasi kembali maka minta pasien dan
keluarga pasien untuk menandatangani surat penolakan tindakan agar pada saat terjadi
hal- hal yang tidak diinginkan saat proses melahirkan terdapat bukti tertulis yang
menyatakan bahwa pasien dan keluarga telah menolak prosedur medis yang disrankan.
Karena, sebagai seorang petugas medis kita juga berhak menghargai keputusan klien,
serta kita juga wajib menjaga keamanan diri sendiri saat menjalankan tugas baik di rumah
sakit maupun diluar rumah sakit.,

Anda mungkin juga menyukai