Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KASUS

Untuk memenuhi tugas Etika Keperawatan

Disusun oleh :
Kelompok 2

Cici Rianti Rafly Pasha Yudistira


Ghaya Tri Saputra Riswan Hasyim
Ira Rahmawati Siti Noviyanti
Mila Nuraeni Sukaesih
Muhammad Syarifudin Tantriani

STIKes KHARISMA KARAWANG

Jl. Pangkal Perjuangan KM 1 By Pass

2020
“KASUS”

Kasus tanggung jawab perawat dengan pasien :


Tn. T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit AA, tn. T
dirawat memasuki hari ke tujuh perawatan. Tn. T di rawat di ruang tersebut dengan diagnosa
medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk Tn. T tidak sadar, tidak dapat makan, TD :
170/100, RR : 24 x/menit, N : 68 x/menit. Kondisi pada hari ke tujuh perawatan didapatkan
Kesadaran Compos Mentis, TD : 150/100, N : 68 x/menit, hemiparese/kelumpuhan anggota
gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut mencong kiri. Tn. T dapat mengerti bila di
ajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban Tn. T tidak jelas
(pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul 17.00 WIB terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan
setelah itu terdengar bunyi seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206, saat itu perawat
mendapati Tn. T sudah berada di lantai dibawah tempat tidurnya dengan barang-barang
disekitarnya berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn. T sedang berada dikamar mandi, dengan adanya
peristiwa itu kelurga juga langsung mendatangi Tn. T, keluarga juga terkejut dengan
peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga tampak
kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada Tn. T kenapa bapak
jatuh, Tn. T mengatakan “saya akan mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada
pegangan pada tempat tidurnya”, perawat bertanya lagi, “kenapa bapak tidak minta tolong
kami” kata Tn. T “saya pikir kan hanya mengambil air minbum saja”.
Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur Tn. T dan perawat memberikan
obat injeksi untuk penurunan darah tinggi (captropil) tetapi perawat lupa memasang side drill
tempat tidur Tn. T kembali. Tetapi saat itu juga perawat memberitahukan pada pasien dan
keluarga, buila butuh sesuatu dapat memangil perawat dengan alat yang tersedia.

Analisa dari kelompok kami :


1. Analisa Cici Rianti
Menurut analisa saya, yang menyebabkan pasien terjatuh yaitu karena perawat lupa
memasang side drill tempat tidur pasien ini memang kelalaian dari perawat tapi di kasus
ini juga perawat sudah mengingatkan kepada keluarga pasien untuk menghubungi perawat
bila ada sesuatu, dalam hal ini perawat tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan karena tidak memberikan pelayanan dan keamanan untuk pasien sehingga
menyebabkan pasien terjatuh. Yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus ini yaitu
dari pihak rumah sakit lebih-lebih dari perawat itu sendiri karena ia lupa memasang side
drill pasien.
2. Analisa Ghaya Tri Saputra
Dari kasus tersebut telah terjadi kelalaian tanggung jawab terhadap pasien Tn. T sehingga
hampir membahayakan kondisi pasien. Kelalaian tersebut kurangnya ketelitian yang
menyebabkan perawat lupa memasang kembali side drill sehingga mengakibatkan pasien
terjatuh dari tempat tidur.
Disisi lain perawat juga lalai dalam hal memberikan komunikasi dan memberikan
informasi yang akurat kepada pasien dan keluarga pasien sehingga terjadi mis komunikasi
antara klien dan perawat.
3. Analisa Ira Rahmawati
Siapa saja yang bertanggung jawab dan siapa saja yang mempertanggung gugatkan kasus
tersebut ? Yang bertanggung jawab pada kasus tersebut adalah perawat. Sedangkan yang
mempertanggung gugatkan dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
4. Analisa Mila Nuraeni
Menurut analisa saya dari kasus tersebut, tanggung jawab perawat terhadap pasien dan
klien kurang terpenuhi karena pasien Tn. T terjatuh dari tempat tidur membuat kejadian
yang tidak diharapkan, karena kejadian tersebut termasuk kelalaian tindakan perawat
karena tidak memasang penghalang tempat tidur / side drill kembali pada saat perawat
tersebut melakukan tindakan merapikan tempat tidur dan memberikan obat injeksi untuk
penurunan darah tinggi (captropil) kepada pasien Tn. T.
5. Analisa Muhammad Syarifudin
Kasus di atas merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian dari perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien Tn. T. Rasa aman dan nyaman salah satunya dengan menjamin bahwa Tn. T
tidak akan terjadi injuri/cidera, karena kondisi Tn. T mengalami kelumpuhan seluruh
anggota gerak kanan sehingga mengalami kesulitan dalam beraktivitas atau menggerakan
tubuhnya.
Pada kasus di atas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini lupa atau tidak
memasang pengaman tempat tidur (side drill) setelah memberikan obat injeksi captropil,
sehingga tidak adanya penghalang tempat tidur membuat Tn. T merasa leluasa bergerak
dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan Tn. T terjatuh.
Kasus kelalaian Tn. T terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajiban perawat terhadapt pasien, dalam hal ini perawat tidak melakukan
tindakan keperawatan dan bentuk kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk
Nonfeasance.
Pengertian Nonfeasance adalah tidak melakukan tindakan medis yang merupakan
kewajiban baginya. Bentuk-bentuk kelalaian di atas sejalan dengan bentuk-bentuk error
(mistakes, slips and lapses).
6. Analisa Riswan Hasyim
Pada kasus di atas, dapat di simpulkan bahwa telah terjadi kesalahan perawat dalam
melaksanakan dan menunaikan tanggung jawab dalam memberikan asuhan dan pelayanan
keperawatan.
Dibuktikan dengan tidak pekaan perawat terhadap kondisi pasien yang jelas-jelas terdapat
masalah keperawatan gangguan immobilisasi dan defisit keperawatan diri yang
menyebabkan pasien tidak bisa untuk sekedar bergerak secara normal apalagi untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum. Oleh karena ketidakpekaan tersebut
mengakibatkan pasien yang masuk kedalam kategori pasien dengan risiko jatuh tersebut.
Benar-benar mengalami kejadian tidak diinginkan yaitu jatuh dari tempat tidur,
dikarenakan perawat yang entah lupa atau memang tidak peka untuk memasang side drill
pada tempat tidur sebagai pegangan pasien.
Oleh karena itu perawat berpotensi mendapatkan tanggung gugat atau gugatan dari pada
keluarga pasien. Jikalau tidak segera mengatasi masalah tersebut dengan solusi yang baik.
7. Analisa Siti Noviyanti
Kasus tersebut merupakan kasus kelalaian yang menyebabkan klien jatuh yaitu karena
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sebagai kewajiban perawat terhadap
klien / asuhan keperawatan kepada klien Tn. T seharusnya perawat harus teliti dan jangan
lupa memasang side drill tempat tidur klien. Ini memang kelalaian seorang perawat dari
kasus tersebut sehingga mengakibatkan pasien jatuh dari tempat tidur.
Disisi lain perawat tersebut lalai dalam hal memberikan informasi dan komunikasi yang
akurat kepada pasien dan kelurganya.
8. Analisa Sukaesih
Contoh kasus diatas merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian dari perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien Tn. T. Rasa aman dan nyaman salah satunya dengan menjamin bahwa Tn. T
tidak akan terjadi injuri / cedera, karena kondisi Tn. T mengalami kelumpuhan seluruh
anggota gerak kanan, sehingga mengalami kesulitan dalam beraktifitas atau menggerakkan
tubuhnya.
Pada kasus di atas menunjukkan bahwa kelalalaian perawat dalam hal ini lupa atau tidak
memasang pengaman tempat tidur (side drill) setelah memebrikan obat injeksi captropil,
sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat Tn. T merasa leluasa
bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan Tn. T terjatuh.
Bila melihat hubungan perawat – pasien dan juga tenaga kesehatan lain tergambar pada
bentuk pelayanan praktek keperawatan, baik dari kode etik dan standar praktek atau ilmu
keperawatan. Pada praktek keperawatan, perawat di tuntut untuk dapat bertanggung jawab
baik etik, di siplin dan hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan praktek keperawatan,
perawat harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : melakukan praktek keperawatan
dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek keperawatan, melakukan
kegiatan sesuai kompetisinya, dan mempunyai upaya peningkatan kesejahteraan serta
kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.
Kelalaian implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum, bila penyelesaiannya dari
segi etik maka penyelesaiannya diserahkan dan ditangani oleh profesinya sendiri dalam
hal ini dewan kode etik profesi yang ada di organisasi profesi, dan bila penyelesaian dari
segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini sebagai bentuk pelanggaran pidana atau
perdata atau keduanya dan ini membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang
berkompeten dibidang hukum.
Bila di lihat dari beberapa teori diatas, maka kasus Tn. T merupakan kelalaian dengan
alasan sebagai berikut :
 Kasus kelalaian Tn. T terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan keperawatan
yang merupakan kewajiban perawat terhadap pasien, dalam hal ini perawat tidak
melakukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan, dan bentuk
kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk Nonfeasance. Terdapat beberapa hal
yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan keperawatan dengan benar,
diantaranya sebagai berikut :
- Perawat tidak kompeten (tidak sesuai dengan kompetesinya)
- Perawat tidak mengetahui SAK dan SOP
- Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
- Rencana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
- Supervise dari ketua tim, kepala ruangan atau perawat primer tidak dijalankan
dengan baik
- Tidak mempunyai tool evalusi yang benar dalam supervise keperawatan
- Kurangnya komunikasi perawat kepada pasien dan keluarga tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. Karena kerjasama pasien dan
keluarga merupakan hal yang penting
- Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan keperawatan.
9. Analisa Tantriani
Menurut analisa saya kasus di atas merupakan kasus kelalaian karena dari perawat tidak
melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien, seharusnya perawat memberikan rasa
aman dan nyaman kepada pasien Tn. T. Rasa aman dan nyaman salah satunya dengan
menjamin bahwa Tn. T tidak akan terjadi injuri/cedera. Karena kondisi Tn. T mengalami
kelumpuhan seluruh anggota gerak kanan sehingga mengalami kesulitan dalam
beraktivitas atau menggerakkan tubuhnya.
Dalam hal ini perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi
keperawatan dan bentuk kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk “Nonfeasance”.

KESIMPULAN
Rafly Pasha Yudistira menyimpulkan bahwa :
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam melakukan praktik
keperawatannya. Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya. Tanggung jawab perawat diidentifikasi menjadi beberapa jenis yaitu, tanggung
jawab terhadap klien baik individu, keluarga maupun masyarakat, tanggung jawab terhadap
sesama perawat dan tenaga kesehatan lain, serta tanggung jawab terhadap pemerintah.

SARAN
Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung jawab dan tanggung
gugat dalam keperawatan agar seorang perawat dapat bekerja lebih professional.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai