Anda di halaman 1dari 7

Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan menjadi topik yang akan dibahas.

Perawatan
atau dalam bahas inggris lebih dikenal sebagai Nurse berasal dari bahasa latin yang berarti
merawat atau memelihara. Perawata merupakan sebuat profesi yang difokuskan pada
perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan
menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.

Dalam definisi moderen keperawatan diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni
yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau
keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada
kematian. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan
adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Sebagai ebuah profesi yang lekat dengan masyarakat, tentunya dalam menjalankan
tugasnya seorang perawat harus memgang kode etik profesi. Kode etik merupakan
persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan
standar profesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan
masyarakat telah diterima oleh profesi. Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan
sebagai penghubung antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan tenaga kesehatan
lainnya, sehingga tercipta kolaborasi yang maksimal.
Pada pelaksanaanya tentu saja, kerap ditemukan berbagai tindakan dalam keperawatan
yang tidak sesuai dengan kode etik. Bahkan banyak sekali perwat yang melakukannya.
Tentu saja hal ini dapat berimbas kepada kualitas dalam pelayanan kesehatan. Bahkan
dalam beberapa kasus malah dapat berujung kepada tindakan malpraktik. Nah, untuk
mengetahuinya lenih dalah maka beikut akan diuraikan mengenai 5 Contoh Pelanggaran
Kode Etik Keperawatan.

1. Lalai Menjalankan Kewajiban Terhadap Pasien


Pelanggaran kode etik keperawatan yang pertama adalah bentuk kelalaian yang dilakukan
oleh perawat kepada pasien. Kelalaian ini dapat berupa kesalahan pemberian obat,
penanganan yang lambat, tidak sesuai dengan diagnosa hingga bahkan kesalahan dalam
menangani pasien. Sebut saja sebuah kasus yang pernah terjadi di wilayah Amerika Serikat.
Diaman seorang perawat memotong jari tangan bayi yang barus berusia tiga bulan.
Bukannya nelapor kepada dokter ia justru membuang jari tangan bayi tersebut.
Hal tersebut baru diketahui setelah seorang perawat lain melihat jari tangan sang bayi
berdarah. Setelah dicari cari kemudian barulah ditemukan potongan jari bayi tersebut di
dalam kotak sampah. Tentu saja hal ini membuat kita sedikit prihatin. Sebab, harusnya
seorang perawat mamou memberikan pelayanan yang baik dengan memberi penanganan
medis yang tepat. Namun jika hal yang demikian yang terjadi tentunya akan membuat
seorang perawat yang tadi dikatakan melanggar kode etik.
Sebagai manusia tentunya seorang perawat juga tidak luput dari kesalahan. Namun, ada
baiknya jika tetap berpegang kepada kode etik yang ada, sehingga kemudian nantinya akan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal demi kesembuhan pasien. Serta
juga meminimalisir kesalahan dan kelalaian dengan meningkatkan kualitas dan tanggung
jawab terhadap profesi.

2. Tidak Memberikan Perawatan Sesuai SOP

Dalam menangani dan memberikan perawatan kepada pasien tentunya perawat memiliki
SOP. Misalnya saja harua melakukan pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu sebelum
memeberi perawatan. Atau juga misalnya penanganan untuk pasien luka bakar harus
menggunakan cairan yang tidak menimbulkan efek panas. Dalam beberapa kasus justru
terjadi kesalahan penanganan dimana perawat memberikan cairan yang terlalu panas,
sehingga malah membuat pasien merasa lebih terbakar.
Dalam hal ini tentu saja pelaksanaan SOP sangat didukung oleh skill dan kemampuan setiap
perawat. Hal ini berarti bahwa kualitas sangat dipengaruhi oleh pendidikan serta juga
akademi dimana para perawat tersebut menuntut ilmu. Maka kemudian sangat penting sekali
untuk kemudian memperhatikan asal akademi sanga perawat. Sebab pada faktanya kini
banyak sekali akademi perawat yang abal abal.
Jika demikian maka tentu kualitas perawat yang dihasilkan sama sekali tidak akan mampy
memnuhi persyaratan. Penting juga untuk selalu berpatokan kepada SOP, Sebab SOP
memang telah dibuat sedemikian rupa agar dapat dijalankan dan dilakukan sebagai sebuah
standar pelayanan yang diberikan terhadap pasien. Sehingga nantinya hal ini akan
mengurangi resiko kesalahan dalam memberikan perawatan kepada pasien.
3. Tidak Memberikan Informasi Secara Jelas

Bagi pasien informasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya amatlah penting. Namun
dalam beberapa kasus banyak perawat yang tidak memberikan informasi secara gamblang.
Bahkan perawat terkesan cuek dengan pasien. Padalah hal yang demikian ini sama sekali
tidak dibenarkan, seharusnya perawat dan bersikao informatif dengan memberikan semua
informasi terkait dengan pasien.
Secara pribadi hal demikian banyak dilakukan oleh perawat yang bertugas di rumah sakit
negeri. Mereka bahkan terkesan galak dan kadang ogah ogahan. Berbeda dengan para
perawat dari rumah sakit swasta yang terkesan lebih ramah dan reaktif terhadap pasien.
Penilain semacam ini sudah umum dan memang demikian adanya. Ileh sebab itu rumah
sakit negeri cenderung memiliki rate review yang lebih rendah.
Kondisi ini tidak dapat diabaikan begitu saja sebab pastinya akan dapat menimbulkan
kebingungan bagi pasien. Tidak hanya itu, bagi keluarga pasien para perawat juga harus
bersikap informatif dan terbuka. Sehingga pihak keluarga akan merasa tenang dan yidak was
was lagi akan kondisi keliarganya yang sedang dirawat.

4. Tidak Menjaga Kerahasiaan Informasi Pasien

Dalam dunia medis, kerahasiaan informasi mengenai pasien adalah merupakan prioritas
utama. Kerahasiaan informasi ini merupakan hak pasien mutlak dan sebagai perawat anda
tidak boleh mengutarakannya kepada orang lain. Bahkan juga pihak keluarga, namun jika
kemudian pasien mempercayai pihak keluarga maka sebagai petigas kesehatan anda boleh
memberikan informasi dengan seizin pasien yang bersangkutan.
Beberapa perawat terkadang malah saling membagikan informasi atas pasien yang sedang
mereka rawat bahkan juga kerap mengosipkannya. Tentu saja hal ini merupakan bentuk
pelanggaran etika keperawatan. Sebab informasi yang terkait dengan pasien harus benar
benar di jaga kerahasiaannya.

5. Tidak Berlaku Adil Kepada Pasien

Beberapa perawat kerap memberikan perlakuan yang berbeda kepada pasien berdasarkan
status sosialnya. Misalnya saja kepada pasien bpjs , mereka bersikap lebih galak dan
garang. Berbeda dengan pasien umum dimana mereka akan bersikap cenderung lebih
ramah dan hati hati.
Hal ini sudah umum terjadi dan menjadi pemandangan yang biasa. Sehingga hal ini jugalah
yang kemudian membuat para pasien merasa kapok dan membuat pandangan pasien
terhadap perawat menjadi sangat buruk. Hal ini tentu akn mempengaruhi integerutas perawat
itu sendiri.
Oleh sebab itu, maka sebagai perawat haruslah berlaku adil terhadap semua pasien. Tanpa
memandang bulu apakah pasien tersebut kaya atau miskin. Sebab perilaku yang demikian ini
selalin tidak patut dicontoh juga merupakan bentuk pelanggaran etika keperawatan.
PELANGGARAN DAN SANKSI ETIKA PROFESI FORMAL SEORANG PERAWAT

Etika bagi perawat adalah suatu pedoman bagi perawat yang digunakan dalam pemecahan
masalah / pengambilan keputusan etis baik dalam area praktek, pendidikan, administrasi
maupun penelitian,sedangkan
kode etik keperawatan adalah suatu pernyataan masyarakat profesi keperawatan dari
keyakinan yang menggambarkan moral nilai nilai dan tujuan keperawatan berikut ini adalah
jenis pelanggaran dan sanksi yang diberikan jilka suatu perawat melakukan kesalahan atau
pelanggaran kode etik :
pelanggaranya sebagai berikut :
1. Tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan pasien mengingat hak
pasien adalah mendapatkan informasi terbuka tentang status kesehatannya.
2. Memaksa pasien untuk menerima atau menyetujui sat tindakan medis dimana sebenarnya
hak pasien memberikan persetujuan atau penolakan terhadap tindakan medis atas dirinya
atau keluarganya.
3. Sengaja menimbulkan kerugian bagi pasien, contohnya : menjual obat dengan harga tinggi
padahal pasien sebenarnya tak membutuhkan obat tersebut.
4. Sengaja tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien contoh : melindungi
bagian tubuh dengan selimut atau pakaian untuk menjaga privasi pasien, memasang side rail
(rail penyangga tempat tidur sehingga pasien jatuh ).
5. Salah memberikan therapy (obat) pada pasien yang beresiko menimbulkan relasi negatif
untuk pasien.
6. Membuka atau memberikan informasi medis ( jenis penyakit,penyebab dll) pasien kepada
orang lain yang tidak berkepentingan (selain tenaga medis yang menangani pasien) hak
pasien adalah mendapat privasi dirinya dan kerahasiaan medis dirinya.
7. Membedakan pasien atas dasar ras, keyakinan, umur dan faktor lain hak pasien adalah
mendapat perlakuan yang sama.
8. Menolak melakukan tindakan emergency yang akan membahayakan jiwa dikarenakan
jaminan pasien belum selsai
9. Tidak melakukan dokumentasi pasien dengan benar, catat secara akurat objektif, dan
lengkap tidak boleh ada penghapusan data ataupun tanpa paraf dan nama
disampingtulisannya.
10. Perawat melakukan tindakan kriminal : kekerasan pada pasien ringan hingga berat.
11. Perawat melakukan kecerobohan : meliputi memfitnah,mengekang kebebasan pasien
atau mengancam pasien.

Dari pelanggaran diatas erawat akan mendapatkan sanksi yang beragam dan bermacam –
macam dibawah ini adalah sanksi yang akan diberikan jika seorang perawat melakukan
kesalahan :
sanksi – sanksi yang akan diberikan :
sanksi – sanksi akan diberikan setelah yang bersangkutan dinyatakan melanggar kode etik
keperawatan ”
sanksi I : Diberikan teguran secara lisan dan dilakukan pembinaan
sanksi II : Diberikan teguran secara tertulis dan dilakukan pembinaan
sanksi III : Diberikan sanksi hukuman (denda/penjara)
catatan : sanksi diberikan tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan

Yang Melanggar Kepala Keperawatan

Mengetahui;
Dokter Jaga IGD

Anda mungkin juga menyukai