Anda di halaman 1dari 3

5 Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan

Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan menjadi topik yang akan dibahas. Perawatan atau
dalam bahas inggris lebih dikenal sebagai Nurse berasal dari bahasa latin yang berarti merawat
atau memelihara. Perawata merupakan sebuat profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang
optimal dan berfungsi.

Dalam definisi moderen keperawatan diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang
memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga,
melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian. Sedangkan
menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.

Sebagai ebuah profesi yang lekat dengan masyarakat, tentunya dalam menjalankan tugasnya
seorang perawat harus memgang kode etik profesi. Kode etik merupakan persyaratan profesi
yang memberikan penentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode
etik menunjukan bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah diterima oleh
profesi. Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai penghubung antara perawat
dengan tenaga medis, klien, dan tenaga kesehatan lainnya, sehingga tercipta kolaborasi yang
maksimal.

Pada pelaksanaanya tentu saja, kerap ditemukan berbagai tindakan dalam keperawatan yang
tidak sesuai dengan kode etik. Bahkan banyak sekali perwat yang melakukannya. Tentu saja hal
ini dapat berimbas kepada kualitas dalam pelayanan kesehatan. Bahkan dalam beberapa kasus
malah dapat berujung kepada tindakan malpraktik. Nah, untuk mengetahuinya lenih dalah maka
beikut akan diuraikan mengenai 5 Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan.

1. Lalai Menjalankan Kewajiban Terhadap Pasien

Pelanggaran kode etik keperawatan yang pertama adalah bentuk kelalaian yang dilakukan oleh
perawat kepada pasien. Kelalaian ini dapat berupa kesalahan pemberian obat, penanganan yang
lambat, tidak sesuai dengan diagnosa hingga bahkan kesalahan dalam menangani pasien. Sebut
saja sebuah kasus yang pernah terjadi di wilayah Amerika Serikat. Diaman seorang perawat
memotong jari tangan bayi yang barus berusia tiga bulan. Bukannya nelapor kepada dokter ia
justru membuang jari tangan bayi tersebut.

Hal tersebut baru diketahui setelah seorang perawat lain melihat jari tangan sang bayi berdarah.
Setelah dicari cari kemudian barulah ditemukan potongan jari bayi tersebut di dalam kotak
sampah. Tentu saja hal ini membuat kita sedikit prihatin. Sebab, harusnya seorang perawat
mamou memberikan pelayanan yang baik dengan memberi penanganan medis yang tepat.
Namun jika hal yang demikian yang terjadi tentunya akan membuat seorang perawat yang tadi
dikatakan melanggar kode etik.
Sebagai manusia tentunya seorang perawat juga tidak luput dari kesalahan. Namun, ada baiknya
jika tetap berpegang kepada kode etik yang ada, sehingga kemudian nantinya akan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal demi kesembuhan pasien. Serta juga
meminimalisir kesalahan dan kelalaian dengan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab
terhadap profesi.

2. Tidak Memberikan Perawatan Sesuai SOP

Dalam menangani dan memberikan perawatan kepada pasien tentunya perawat memiliki SOP.
Misalnya saja harus melakukan pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu sebelum memeberi
perawatan. Atau juga misalnya penanganan untuk pasien luka bakar harus menggunakan cairan
yang tidak menimbulkan efek panas. Dalam beberapa kasus justru terjadi kesalahan penanganan
dimana perawat memberikan cairan yang terlalu panas, sehingga malah membuat pasien merasa
lebih terbakar.

Dalam hal ini tentu saja pelaksanaan SOP sangat didukung oleh skill dan kemampuan setiap
perawat. Hal ini berarti bahwa kualitas sangat dipengaruhi oleh pendidikan serta juga akademi
dimana para perawat tersebut menuntut ilmu. Maka kemudian sangat penting sekali untuk
kemudian memperhatikan asal akademi sanga perawat. Sebab pada faktanya kini banyak sekali
akademi perawat yang abal abal.

Jika demikian maka tentu kualitas perawat yang dihasilkan sama sekali tidak akan mampy
memnuhi persyaratan. Penting juga untuk selalu berpatokan kepada SOP, Sebab SOP memang
telah dibuat sedemikian rupa agar dapat dijalankan dan dilakukan sebagai sebuah standar
pelayanan yang diberikan terhadap pasien. Sehingga nantinya hal ini akan mengurangi resiko
kesalahan dalam memberikan perawatan kepada pasien.

3. Tidak Memberikan Informasi Secara Jelas

Bagi pasien informasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya amatlah penting. Namun dalam
beberapa kasus banyak perawat yang tidak memberikan informasi secara gamblang. Bahkan
perawat terkesan cuek dengan pasien. Padalah hal yang demikian ini sama sekali tidak
dibenarkan, seharusnya perawat dan bersikao informatif dengan memberikan semua informasi
terkait dengan pasien.

Secara pribadi hal demikian banyak dilakukan oleh perawat yang bertugas di rumah sakit negeri.
Mereka bahkan terkesan galak dan kadang ogah ogahan. Berbeda dengan para perawat dari
rumah sakit swasta yang terkesan lebih ramah dan reaktif terhadap pasien. Penilain semacam ini
sudah umum dan memang demikian adanya. Ileh sebab itu rumah sakit negeri cenderung
memiliki rate review yang lebih rendah.

Kondisi ini tidak dapat diabaikan begitu saja sebab pastinya akan dapat menimbulkan
kebingungan bagi pasien. Tidak hanya itu, bagi keluarga pasien para perawat juga harus bersikap
informatif dan terbuka. Sehingga pihak keluarga akan merasa tenang dan yidak was was lagi
akan kondisi keliarganya yang sedang dirawat.

4. Tidak Menjaga Kerahasiaan Informasi Pasien


Dalam dunia medis, kerahasiaan informasi mengenai pasien adalah merupakan prioritas utama.
Kerahasiaan informasi ini merupakan hak pasien mutlak dan sebagai perawat anda tidak boleh
mengutarakannya kepada orang lain. Bahkan juga pihak keluarga, namun jika kemudian pasien
mempercayai pihak keluarga maka sebagai petigas kesehatan anda boleh memberikan informasi
dengan seizin pasien yang bersangkutan.

Beberapa perawat terkadang malah saling membagikan informasi atas pasien yang sedang
mereka rawat bahkan juga kerap mengosipkannya. Tentu saja hal ini merupakan bentuk
pelanggaran etika keperawatan. Sebab informasi yang terkait dengan pasien harus benar benar di
jaga kerahasiaannya.

5. Tidak Berlaku Adil Kepada Pasien

Beberapa perawat kerap memberikan perlakuan yang berbeda kepada pasien berdasarkan status
sosialnya. Misalnya saja kepada pasien bpjs , mereka bersikap lebih galak dan garang. Berbeda
dengan pasien umum dimana mereka akan bersikap cenderung lebih ramah dan hati hati.

Hal ini sudah umum terjadi dan menjadi pemandangan yang biasa. Sehingga hal ini jugalah yang
kemudian membuat para pasien merasa kapok dan membuat pandangan pasien terhadap perawat
menjadi sangat buruk. Hal ini tentu akn mempengaruhi integerutas perawat itu sendiri.

Oleh sebab itu, maka sebagai perawat haruslah berlaku adil terhadap semua pasien. Tanpa
memandang bulu apakah pasien tersebut kaya atau miskin. Sebab perilaku yang demikian ini
selalin tidak patut dicontoh juga merupakan bentuk pelanggaran etika keperawatan.

Nah, itulah tadi 5 contoh pelanggaran etika keperawatan. Semoga dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai