Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“FIDELITY (TEPAT JANJI)”


Dosen pengampu : Ns. Fatima Ura Pabanne, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 6

MAYA SARI (14401022035)


MIRHANG YOHANNES (14401022037)
MUTIARA MUHADJIR (14401022071)
NAWAL SUBGI (14401022042)
SUSANTI PALING (14401022061)

PRODI DIII KEPERAWATAN (LOKAL B)


POLITEKNIK KALTARA
2022
BAB I
KASUS DILEMA ETIK

Suatu hari ada seorang bapak dibawa oleh keluarganya ke suatu rumah sakit di kota Surakarta
dengan gejala diare dan demam sudah lebih dari 5 hari. Tak hanya itu TN.A juga mengindap
sariawan sudah 3 bulan tidak kunjung sembuh, dan berat badan TN. A menurun dalam kurun
waktu 3 bulan. TN.A berprofesi sebagai anak buah kapal dengan tuntutan kerja yang sangat
menyita waktu sehingga TN.A jarang pulang dan waktu istirahat yang sangat singkat.

Setelah masuk ke UGD TN.A diopname ke ruang penyakit dalam dikarenakan kondisi TN.A
sangat lemas. Pada keesokan harinya dokter yang menangani TN.A melakukan kunjungan
dan menyuruh perawat untuk mengambil sampel darah agar dapat di uji di laboratorium.
Setelah melakukan pengujian hasil menyatakan bahwa TN.A mengidap penyakit HIV/AIDS.
Kemudian perawat memberitahu kepada keluarga dan pihak keluarga berpesan untuk tidak
memberitahu TN.A dikarenakan takut beliau stress dan dikucilkan oleh masyarakat
dikarenakan penyakit HIV/AIDS.

Perawat tersebut mengalami dilemma etik dimana satu sisi harus memenuhi permintaan
keluarga dan disatu sisi lain perawat harus memberitahu kepada pasien atas penyakit yang
dialami.
BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Kasus yang telah dipaparkan diatas dapat dikategorikan sebagai dilemma etik bagi perawat
dikarenakan perawat harus melibatkan 2 hal yang bersangkutan dengan landasan moral atas
suatu Tindakan akan tetapi perawat tidak dapat melakukannya. Ini merupakan suatu kondisi
yang membutuhkan Tindakan alternatif.

Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan suatu strategi untuk mengatasinya
dikarenakan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pro maupun kontra antar tim medis
yang terlibat termasuk keluarga pasien. Seperti terdapat misskomunikasi yang menimbulkan
permasalahan yang membuat pekerjaan tidak optimal. Berbagai model pendekatan dapat
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini

Berdasarkan pendekatan yang dilakukan oleh megan menyatakan bahwa kasus dilemma etika
perawat yang merawat TN.A ini dapat dibentuk kerangkan penyelesaiannya sebagai berikut :

1. Mengkaji Situasi

Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah dan
menganalisis situasi yang sedang terjadi :

 TN.A sebagai pasien memiliki hak untuk mengetahui penyakit yang


dideritanya sekarang sehingga TN.A berhak untuk mengetahui penyakit yang
dialami oleh dirinya.
 Dilain sisi pihak keluarga sangat saying dan memperhatikan Kesehatan TN.A
sehingga tidak ingin TN.A mengalami stress dikarenakan penyakit yang
dialami oleh dirinya.
 Dan disisi perawat merasa kebingungan serta dilemma karena dihadapkan oleh
2 pilihan yang dimana perawat harus memenuhi haknya pasien atau harus
mengikuti permintaan pihak keluarga.

2. Mendiagnosa masalah etik moral


Berdasarkan kasus diatas maka ini dapat menimbulkan permasalahan dalam etik
moral dika perawat tidak memenuhi hak pasien dengan memberitahu penyakit yang
dialami oleh pasien.
3. Tindakan alternatif yang dapat dilakukan
 Dengan tetap memberitahu kepada pasien disaat kondisi pasien sudah mulai
membaik hal ini bertujuan untuk meminimalisir efek dari rasa panik yang
dapat timbul secara berlebihan. Serta pihak keluarga harus diberikan sosialiasi
untuk dapat tetap memberikan support kepada TN.A tanpa ada sedikitpun
perilaku denial ataupun menghindari TN.A agar beliau tetap merasa nyaman.
Namun hal ini tetap melanggar kode etik dikarenakan tidak adanya kejujuran.
 Pilihan kedua yang dapat dilakukan adalah dengan memenuhi hak pasien
dengan memberitahu pasien setelah hasil tes laboraturium dilakukan agar hak
pasien terpenuhi dan pasien merasa dihargai.

4. Kendala yang mungkin terjadi


 Keluarga tetap tidak setuju untuk memberitahu hasil uji labor kepada TN.A
 Keluarga telah memberikan izin kepada pihak rumah sakit untuk memberitahu
kepada TN.A mengenai penyakit yang di alami.

5. Alternatif yang harus dipertimbangkan


 Perawat harus mengutamakan hak TN.A untuk mengetahui penyakit yang
sedang dialaminya.
 Perawat dapat memilih keputusan yang tidak merugikan TN.A dan dapat
mengoptimalkan kinerja para perawat.
 Perawat harus bersikap adil dan mengutamakan hak dari pasien
 Perawat harus bertindak secara jujur tanpa harus menutup-nutupi.
 Perawat harus menepati janji dengan memberitahu kepada TN.A hasil dari
laboratorium.
 Perawat harus menghargai pasien dengan menjaga rahasia pasien.

6. Evaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana
TN.A beradaptasi mengenai informasi yang diberikan. Jika TN.A masih denial maka
pendekatan yang sudah dijelaskan harus tetap dilakukan dengan support yang kuat
dari pihak keluarga.
BAB III
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima oleh pasien serta
masyarakat sekitar, maka sebagai seorang perawat harus memanfaat serta menerapkan etika
moral yang disertai dengan komitmen yang kuat selama menjalani peran sebagai seorang
perawat.

Dengan demikian perawat harus dapat menerima tanggung jawab dan melaksanakan seluruh
asuhan keperawatan secara etis professional. Dengan menghargai hak pasien, bersikap jujur,
berprilaku adil serta menjaga perilaku untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Serta dalam menyelesaikan permasalahan kode etik harus disertai dengan pertimbangan yang
matang tanpa merugikan pihak manapun.

5.2. SARAN

Pembelajaran mengenai etika profesi harus ditanamkan sejak dini kepada mahasiswa agar
lebih memahami tentang kode etik keperawatan sehingga mahasiswa dapat bersikap sesuai
dengan kode etik keperawatan disaat menjalani asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N. (2013). Prinsip Etika Keperawatan. Yogyakarta: D- Medika. Buchbinder, S. B., &
Shank, N. H.(2014). Manajemen Pelayanankesehatan [Palupi Widyastuti & Estu Tiat,
Alih Bahasa]. Jakarta: Egc.

Fadhillah, N., & Jannah, N. (2017). Pelaksanaan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Asuhan
Keperawatan Pada Perawat Pelaksana. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 2(3).

Feriadi, A., Purwanti, E., & Novyriana, E. (2020). Gambaran Tingkat Penerapan Prinsip Etik
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rumah Sakit Pku Muhammadiyah
Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(1).

Firmansyah, I. R. F. A. N. Gambaran pengetahuan dan Sikap perawat tentang kode etik


keperawatan di Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember” (Doctoral
dissertation, Fakultas Keperawatan). Nasrullah, D. (2014). Etika Dan Hukum
Keperawatan Untuk Mahasiswa Dan Praktisi Keperawatan. Jakarta: Tim.

Notoatmodjo, S. (2012). Etika Dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Padang, A. S.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepala Ruangan Rawat Inap Rumah
Sakit Terhadap Pengambilan Keputusan.Osf.Io.

Rahayu, C. D., & Mulyani, S. (2020). Pengambilan Keputusan Klinis Perawat. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 10(1), 1-11

Anda mungkin juga menyukai