Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA KARDIVASKULAR

RESPIRASI DAN HETAMOLOGI

DISUSUN OLEH :

Intan Lailatul F (2212081)

DOSEN PEMBIMBING : Sandi Alfa Wiga Arsa, Ns., M.Kep

PRODI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

STIKES PATRIA HUSADA BLITAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel
darah (korpuskili). Plasma merupakan komponen intraseluler yang berbentuk cair dan
berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan komponen
padat yang terdapat di dalam plasma darah yang terdiri dari sel eritrosit (sel darah
merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (bekuan darah) dengan jumlah 45%
dari volume darah (Evelyn C, 2009).

Darah arteri berwarna merah terang, itu menandakan bahwa darah


teroksigenasi dengan baik. Sementara darah vena berwana gelap karena kuranng
teroksigenasi. Darah mengalir 4-5 kali lebih lamban dibanding air karena darah 4- 5 kali
lebih kental dari pada air. Berat jenis darah bervariasi berkisar anatara 1,054-1,065, suhu
darah adalah 38o celcius dan pHnya adalah 7,38. Volume darah dalam tubuh berkisar
8% dari berat badan, rata-rata mendekati 5-6 liter cairan. Keadaan jumlah darah pada
setiap orang itu berbedabeda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung
atau pembuluh darah (Syaifuddin, 2011).

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda
dengan organ lain karena berbentuk .(Handayani dan Haribowo, 2012)

Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari tentang


darah dan jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu organ tubuh yang
sangat penting bagi tubuh manusia karena di dalamnya terkandung berbagai macam
komponen, baik komponen cairan berupa plasma darah, maupun komponen padat
berupa sel-sel (Firani, 2018). Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup
khususnya untuk mengangkut zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses
metabolisme tubuh akan terjadi gangguan jika darah mengalami gangguan. Kelainan
pada darah adalah kondisi yang mempengaruhi salah satu atau beberapa bagian dari
darah sehingga menyebabkan darah tidak dapat berfungsi secara normal. Dampak
kelainan darah akan mengganggu fungsi dari bagian-bagian darah tersebut. . Kelainan
darah dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, kelainan pada darah diantaranya
yaitu kelainan eritrosit seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti leukemia, kelainan
pada trombosit seperti trombositopenia, dan kelianan hemostasis : hemophilia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka yang menjadi
permasalahan dalam makalah ini adalah :

a. Bagaimana trend dan isu yang terkait dengan hematologi saat ini ?
b. Bagaimana solusi untuk menghadapi penyakit yang disebabkan oleh kelainan
pada hetomologi ?

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Untuk menambah wawasan penulis mengenai kasus hetamologi yang terjadi
saat ini.
b. Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam menangani pasien yang mengidap
kelainan hetamologi.
1.4.
BAB II

RESUME ARTIKEL

no Judul artikel Penulis Alamat artikel ringkasan


1 analisis masalah Agung Jurnal Latar Belakang :
keperawatan pada Waluyo Keperawatan Keganasan hematologi
klien (2004) Indonesia, seperti leukemia
keganasan Volume 8, No. memiliki masalah yang
hematologi yang 1, Maret 2004; cukup serius meliputi
mendapatkan 1-7 masalah primer dan
terapi medik sekunder. Pemberian
kemoterapi kemoterapi pada
pertama kali (seri
pertama) sering
menimbulkan masalah
yang cukup
serius, baik karena
efek samping maupun
dampak
dari ketidaksiapan
klien. Hal ini bisa
disebabkan
informasi tentang
kemoterapi yang
diberikan
kurang memadai atau
kurang dipahami klien

Tujuan :
menggali masalah/
diagnosa keperawatan
yang sering ada pada
klien keganasan
hematologi yang
mendapatkan
kemoterapi.

Metode Penelitian :
Phenomenology

Objek penelitian :
pria berusia 14-61
tahun. Diagnosa medis
dari pasien tersebut
adalah limfoma
malignum
hodgkin, limfoma
malignum non
hodgkin, anemia
aplastik, dan leukemia
limfoblastik akut.

Kelebihan :
Peneliti memberikan
penjabaran mengenai
efek samping yang
dirasakan pasien
setelah melakukan
kemoterapi

Kekurangan :
Sampel yang diambil
oleh peneliti hanya
dari pasien pria.
2 Perbandingan Nilai Like Medicia Latar Belakang :
Corrected Count Rahayu Hospitalia, vol Transfusi thrombocyte
Increment pasca Nindhita, 6, No.1, Mei concetrate (TC) dan
Transfusi Dian 2019 thrombocyte
Thrombocyte widyaningr apheresis (TA)
Concetrate dengan um merupakan bentuk
Thrombocyte (2019) penggunaan
apheresis pada komponen darah
penderita sebagai tindakan
keganasan suportif untuk
hematologi meningkatkan jumlah
trombosit pasien
keganasan hetamologi
dengan
trombositopenia.
Keberhasilan transfusi
di nilai dengan CCI
untuk melihat apakah
terjadi kegagalan atau
PTR.

Tujuan :
Menaikkan jumlah
trombosit yang
berkualitas baik.

Metode :
Analisis statistik
komputer
menggunakan uji
mann whitney.

Kelebihan :
Peneliti melakukan
perbandingan
terhadap pasien yang
mendapatkan terapi
trombosit dengan
pasien yang
mendapatkan
profilaksis transfusi.
Peneliti juga
melakukan
pengukuran tingkat
keberhasilan dengan
beberapa formula
yang membuat
pembaca mudah
memahami.

Kekurangan :
Peneliti banyak
menggunakan bahasa
ilmiah yang sulit
dimengerti
3 Perbedaan Kadar Ria Syafitri, Akademi Bakti Latar Belakang :
Trombosit Pada Desty Kemanusiaan Jumlah trombosit di
Pasien Shoumi Palang Merah bawah nilai normal
Trombositopenia (2021) Indonesia, menyebabkan suatu
Sebelum Dan Vol. 3 No.5 kondisi disebut
Sesudah Transfusi Edisi 3 trombositopenia.
Trombosit Desember 2021 Kekurangan trombosit
Konsentrat pada pasien
Di Rsud Karawang trombositopenia
Tahun 2019 – 2020 membuat pasien
membutuhkan
transfusi darah,
komponen yang
ditransfusikan
merupakan
komponen
Thrombocyte
Concentrate (TC)

Tujuan :
untuk mengetahui
apakah ada perbedaan
atau tidak ada
perbedaan kadar
trombosit pada pasien
trombositopenia
sebelum dan sesudah
transfusi.:

metode penelitian :
metode deskriptif
komparatif studi
perbandingan

objek penelitian :
pasien disertai
Trombositopenia yang
dirawat di RSUD
Karawang pada tahun
2019-2020.

kelebihan :
peneliti meneliti
berdasarkan usia, jenis
kelamin, golongan
darah, serta diagnosis.

Kekurangan :
Tidak dijabarkan
secara detail efek
samping yang
dirasakan oleh pasien
4 Pengaruh Eunike Ilmu Kesehatan Latar belakang
Kemoterapi Pinontoan, Anak FK Leukemia atau lebih
Terhadap Profil Max UNSRAT dikenal kanker pada
Hematologi Pada Mantik, Manado darah atau sumsum
Penderita Novie tulang merupakan
Leukemia Rampenga pertumbuhan sel-sel
Limfoblastik Akut n abnormal tidak
terkontrol (sel
neoplasma) yang
berasal dari hasil
mutasi sel
normal Kejadian
leukemia setiap tahun
sekitar 3,5 kasus dari
100.000 anak dibawah
15 tahun.
Leukemia pada anak
terdiri dari dua tipe
yaitu : Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
82% dan
Leukemia Mieloblastik
Akut (LMA) 18%.
Puncak kejadian LLA
pada usia 2-5 ta hun.
Perbandingan
penderita perempuan
dan laki-laki ialah
1,3:1,5. Data rekam
medik BLU RSUP
Prof.dr.R.D. Kandou
sepanjang tahun
2008-2012, jumlah
penderita leukemia
limfoblastik akut
(LLA) ada sekitar 60
anak yang rawat inap
di bagian IKA
Prof.Dr.R.D.Kandou
Manado.

Tujuan:
Penelitian ini
bertujuan untuk
menganalisis
pengaruh terapi medis
(kemoterapi)
terhadap profil
hematologi pada
penderita Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
yang rawat inap
di bagian IKA-BLU
RSUP
Prof.dr.R.D.Kandou.

Metode penelitian :
Jenis penelitian
merupakan penelitian
analitik dengan
menggunakan desain
kohort retrospektif.

Objek penelitian :
Penelitian berlokasi di
bagian Ilmu kesehatan
anak RSUP Prof. dr.
R.D. Kandou pada
bulan Desember 2012-
Januari 2013.

Kelebihan :
Peneliti mengambil
sampel secara berkala
sehingga peneliti
dapat mengetahui
kadar hemoglobin
pada setiap anak
setelah melakukan
kemoterapi.

Kekurangan:
Peneliti hanya
berfokus pada kadar
hemoglobin.

BAB III
HASIL ANALISIS

3.1 analisis masalah keperawatan pada klien keganasan hematologi yang


mendapatkan terapi medik kemoterapi

hasil dari penelitian ini adalah Lebih dari separuh responden pada
penelitian ini adalah klien dewasa muda dan dalam usia produktif yaitu yang
berusia antara 35-45 tahun.Usia ini mungkin dapat berpengaruh terhadap daya
tahan tubuh klien. Walaupun demikian, dampak kemoterapi secara umum akan
menurunkan daya tahan tubuh akibat dari depresi sumsum tulang belakang.
Dari studi ini terlihat adanya 3 masalah/ diagnosa keperawatan utama
pada klien kanker yang mendapatkan kemoterapi. Ketiga diagnosa keperawatan
ini terdapat pada sekumpulan diagnosa keperawatan yang terdapat pada studi
kepustakaan. Di samping kemiripannya, terdapat perbedaan antara hasil
penelitian ini dengan kepustakaan yaitu 4 diagnosa yang dijelaskan pada studi
kepustakaan tidak diperoleh pada penelitian ini. Hal tersebut dapat terjadi
karena berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan diagnosa
keperawatan pada penelitian ini dan pada studi kepustakaan antara lain usia,
dosis dan jenis obat, status nutrisi klien, kondisi sumsum tulang belakang,
kemampuan tubuh memetabolisme obat, pengobatan sebelumnya, waktu paruh
obat kemoterapi, tingkat kecemasan klien, dan dukungan keluarga (EN).

3.2 Perbandingan Nilai Corrected Count Increment pasca Transfusi Thrombocyte


Concetrate dengan Thrombocyte apheresis pada penderita keganasan
hematologi
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tingkat keberhasilan seorang
pasien mengidap leukimia yang telah mendapat transfusi trombosit. Transfusi
trombosit diberikan sesuai dengan luas permukaan tubuh dan jumlah trombosit
yang dimiliki sebelum melakukan transfusi. Transfusi dapat dikatakan berhasil
ketika platelet recovery yang didapatkan ± 67% dalam keadaan stabil. Dan
terjadi kenaikan >30% setiap 1 jam.
PTR atau biasa disebut kenaikan Trombosit Post transfusi trombosit,
didefinisikan sebagai lebih dari dua kali periode transfusi atau berturut-turut
didapatkan nilai CCI <7,5 pada 1 jam pertama post transfusi atau <4,5 pada 18-
24 jam post transfusi.
Salah satu penyebab dari faktor non imun yang menyebabkan kegagalan
adalah ketiadaan informasi data jumlah trombosit yang terkandung dalam 1
kantong trombosit yang ditransfusikan.
Namun apabila PTR atau kegagalan kenaikan trombosit terjadi maka
diperlukan evaluasi faktor klinis non imun. Setelah dilakukan evaluasi apabila
HLA matched berdampak baik maka ada kemungkinan untuk memberikan
transfusi trombosit yang sama pada transfusi selanjutnya.

3.3 Perbedaan Kadar Trombosit Pada Pasien Trombositopenia Sebelum Dan


Sesudah Transfusi Trombosit Konsentrat Di Rsud Karawang Tahun 2019 – 2020

Dalam penelitian ini frekuensi subjek penelitian berdasarkan jenis


kelamin adalah laki-laki 55,0% dan perempuan 45,0%. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Epidemiologi Klinis, Institute
of Clinical Medicine, Denmark

tahun 2018 mengenai prevalensi trombositopenia di Denmark


didapatkan bahwa jumlah pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Karawang ditemukan beberapa diagnosis disertai
trombositopenia diantaranya Anemia, Anemia Aplastik, Dengue Haemoragic
Fever (DHF), Dengue Shock Syndrome (DSS), Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura (ITP), Leukimia dan Syndrome Myelodysplastic (MDS). Frekuensi
terbanyak pasien dengan trombositopenia berdasarkan diagnosis ialah
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) dengan jumlah 15 orang (25,0%).

Trombositopenia merupakan kondisi kadar trombosit dalam tubuh di


bawah nilai Normal. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel
pasien trombositopenia, kadar trombosit pada pasien trombositopenia
sebanyak 59 orang (98,3%) mengalami kenaikan kadar trombosit dan sebanyak
1 orang (1,7%) mengalami penurunan kadar trombosit pasca atau setelah
transfusi komponen TC.
Kenaikan serta penurunan trombosit dapat terjadi dikarenakan
beberapa hal : perbedaan dosis trombosit, volume TC, sumber trombosit,
kompatibilitas donor-resepien, dan masa penyimpanan trombosit serta adanya
sifat refractoriness.

Dari frekuensi pasien trombositopenia berdasarkan kenaikan kadar


trombosit setelah transfusi, menunjukkan bahwa transfusi TC efektif untuk
pasien trombositopenia. Tetapi ada 1 orang dengan diagnosis anemia yang
mengalami penurunan kadar trombosit

3.4 PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP PROFIL HEMATOLOGI PADA PENDERITA


LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT
Pada minggu I terdapat enam penderita yang memiliki kadar
hemoglobin normal untuk umur 6 bulan sampai enam tahun, berbeda dengan
minggu II, IV mencapai sembilan orang dan pada minggu III terdapat tujuh
orang, di mana masing-masing penderita berbeda setiap minggu. Untuk leukosit
terdapat tiga penderita yang memiliki kadar leukosit normal pada minggu I,
minggu II dua orang, mingu III enam orang dan minggu IV terdapat tujuh orang.
Untuk trombosit pada minggu I ada lima orang memiliki kadar trombosit normal,
minggu II dan IV ada tujuh orang dan terdapat Sembilan orang pada minggu III.
Ditinjau dari usia tujuh tahun sampai 13 tahun, pada minggu I dan II
terdapat lima penderita yang memiliki kadar hemoglobin normal, minggu III 12
orang dan minggu IV berjumlah enam penderita dengan masingmasing berbeda
setiap minggunya.
Untuk leukosit pada minggu I terdapat 14 penderita yang memiliki kadar
leukosit normal, 13 penderita pada minggu II, l0 penderita minggu III dan 6
penderita minggu IV. Untuk trombosit terdapat delapan penderita yang memiliki
nilai trombosit normal, tujuh penderita minggu II, enam penderita minggu III
dan pada minggu IV terdapat 10 penderita.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa insiden LLa


terbanyak terdapat pada usia kurang dari 10 tahun, puncak insiden ialah pada
usia dua sampai delapan tahun dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.
Profil hematologi pada penderita leukemia bervariasi mulai ringan sampai berat.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Widiaskara dkk yang menemukan
umumnya kadar hemoglobin rendah terdapat pada penderita awal induksi
sedangkan kadar hemoglobin lebih dari 10gr/dl terdapat pada penderita yang
telah mendapat transfusi

3.5 xxxxxxx
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai