DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel
darah (korpuskili). Plasma merupakan komponen intraseluler yang berbentuk cair dan
berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan komponen
padat yang terdapat di dalam plasma darah yang terdiri dari sel eritrosit (sel darah
merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (bekuan darah) dengan jumlah 45%
dari volume darah (Evelyn C, 2009).
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda
dengan organ lain karena berbentuk .(Handayani dan Haribowo, 2012)
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka yang menjadi
permasalahan dalam makalah ini adalah :
a. Bagaimana trend dan isu yang terkait dengan hematologi saat ini ?
b. Bagaimana solusi untuk menghadapi penyakit yang disebabkan oleh kelainan
pada hetomologi ?
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Untuk menambah wawasan penulis mengenai kasus hetamologi yang terjadi
saat ini.
b. Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam menangani pasien yang mengidap
kelainan hetamologi.
1.4.
BAB II
RESUME ARTIKEL
Tujuan :
menggali masalah/
diagnosa keperawatan
yang sering ada pada
klien keganasan
hematologi yang
mendapatkan
kemoterapi.
Metode Penelitian :
Phenomenology
Objek penelitian :
pria berusia 14-61
tahun. Diagnosa medis
dari pasien tersebut
adalah limfoma
malignum
hodgkin, limfoma
malignum non
hodgkin, anemia
aplastik, dan leukemia
limfoblastik akut.
Kelebihan :
Peneliti memberikan
penjabaran mengenai
efek samping yang
dirasakan pasien
setelah melakukan
kemoterapi
Kekurangan :
Sampel yang diambil
oleh peneliti hanya
dari pasien pria.
2 Perbandingan Nilai Like Medicia Latar Belakang :
Corrected Count Rahayu Hospitalia, vol Transfusi thrombocyte
Increment pasca Nindhita, 6, No.1, Mei concetrate (TC) dan
Transfusi Dian 2019 thrombocyte
Thrombocyte widyaningr apheresis (TA)
Concetrate dengan um merupakan bentuk
Thrombocyte (2019) penggunaan
apheresis pada komponen darah
penderita sebagai tindakan
keganasan suportif untuk
hematologi meningkatkan jumlah
trombosit pasien
keganasan hetamologi
dengan
trombositopenia.
Keberhasilan transfusi
di nilai dengan CCI
untuk melihat apakah
terjadi kegagalan atau
PTR.
Tujuan :
Menaikkan jumlah
trombosit yang
berkualitas baik.
Metode :
Analisis statistik
komputer
menggunakan uji
mann whitney.
Kelebihan :
Peneliti melakukan
perbandingan
terhadap pasien yang
mendapatkan terapi
trombosit dengan
pasien yang
mendapatkan
profilaksis transfusi.
Peneliti juga
melakukan
pengukuran tingkat
keberhasilan dengan
beberapa formula
yang membuat
pembaca mudah
memahami.
Kekurangan :
Peneliti banyak
menggunakan bahasa
ilmiah yang sulit
dimengerti
3 Perbedaan Kadar Ria Syafitri, Akademi Bakti Latar Belakang :
Trombosit Pada Desty Kemanusiaan Jumlah trombosit di
Pasien Shoumi Palang Merah bawah nilai normal
Trombositopenia (2021) Indonesia, menyebabkan suatu
Sebelum Dan Vol. 3 No.5 kondisi disebut
Sesudah Transfusi Edisi 3 trombositopenia.
Trombosit Desember 2021 Kekurangan trombosit
Konsentrat pada pasien
Di Rsud Karawang trombositopenia
Tahun 2019 – 2020 membuat pasien
membutuhkan
transfusi darah,
komponen yang
ditransfusikan
merupakan
komponen
Thrombocyte
Concentrate (TC)
Tujuan :
untuk mengetahui
apakah ada perbedaan
atau tidak ada
perbedaan kadar
trombosit pada pasien
trombositopenia
sebelum dan sesudah
transfusi.:
metode penelitian :
metode deskriptif
komparatif studi
perbandingan
objek penelitian :
pasien disertai
Trombositopenia yang
dirawat di RSUD
Karawang pada tahun
2019-2020.
kelebihan :
peneliti meneliti
berdasarkan usia, jenis
kelamin, golongan
darah, serta diagnosis.
Kekurangan :
Tidak dijabarkan
secara detail efek
samping yang
dirasakan oleh pasien
4 Pengaruh Eunike Ilmu Kesehatan Latar belakang
Kemoterapi Pinontoan, Anak FK Leukemia atau lebih
Terhadap Profil Max UNSRAT dikenal kanker pada
Hematologi Pada Mantik, Manado darah atau sumsum
Penderita Novie tulang merupakan
Leukemia Rampenga pertumbuhan sel-sel
Limfoblastik Akut n abnormal tidak
terkontrol (sel
neoplasma) yang
berasal dari hasil
mutasi sel
normal Kejadian
leukemia setiap tahun
sekitar 3,5 kasus dari
100.000 anak dibawah
15 tahun.
Leukemia pada anak
terdiri dari dua tipe
yaitu : Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
82% dan
Leukemia Mieloblastik
Akut (LMA) 18%.
Puncak kejadian LLA
pada usia 2-5 ta hun.
Perbandingan
penderita perempuan
dan laki-laki ialah
1,3:1,5. Data rekam
medik BLU RSUP
Prof.dr.R.D. Kandou
sepanjang tahun
2008-2012, jumlah
penderita leukemia
limfoblastik akut
(LLA) ada sekitar 60
anak yang rawat inap
di bagian IKA
Prof.Dr.R.D.Kandou
Manado.
Tujuan:
Penelitian ini
bertujuan untuk
menganalisis
pengaruh terapi medis
(kemoterapi)
terhadap profil
hematologi pada
penderita Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
yang rawat inap
di bagian IKA-BLU
RSUP
Prof.dr.R.D.Kandou.
Metode penelitian :
Jenis penelitian
merupakan penelitian
analitik dengan
menggunakan desain
kohort retrospektif.
Objek penelitian :
Penelitian berlokasi di
bagian Ilmu kesehatan
anak RSUP Prof. dr.
R.D. Kandou pada
bulan Desember 2012-
Januari 2013.
Kelebihan :
Peneliti mengambil
sampel secara berkala
sehingga peneliti
dapat mengetahui
kadar hemoglobin
pada setiap anak
setelah melakukan
kemoterapi.
Kekurangan:
Peneliti hanya
berfokus pada kadar
hemoglobin.
BAB III
HASIL ANALISIS
hasil dari penelitian ini adalah Lebih dari separuh responden pada
penelitian ini adalah klien dewasa muda dan dalam usia produktif yaitu yang
berusia antara 35-45 tahun.Usia ini mungkin dapat berpengaruh terhadap daya
tahan tubuh klien. Walaupun demikian, dampak kemoterapi secara umum akan
menurunkan daya tahan tubuh akibat dari depresi sumsum tulang belakang.
Dari studi ini terlihat adanya 3 masalah/ diagnosa keperawatan utama
pada klien kanker yang mendapatkan kemoterapi. Ketiga diagnosa keperawatan
ini terdapat pada sekumpulan diagnosa keperawatan yang terdapat pada studi
kepustakaan. Di samping kemiripannya, terdapat perbedaan antara hasil
penelitian ini dengan kepustakaan yaitu 4 diagnosa yang dijelaskan pada studi
kepustakaan tidak diperoleh pada penelitian ini. Hal tersebut dapat terjadi
karena berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan diagnosa
keperawatan pada penelitian ini dan pada studi kepustakaan antara lain usia,
dosis dan jenis obat, status nutrisi klien, kondisi sumsum tulang belakang,
kemampuan tubuh memetabolisme obat, pengobatan sebelumnya, waktu paruh
obat kemoterapi, tingkat kecemasan klien, dan dukungan keluarga (EN).
3.5 xxxxxxx
BAB IV