SISTEM HEMATOLOGI
Disusun sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
OLEH:
KELOMPOK II
3. MIND MAP
RUAM PADA
MASALAH
HEMATOLOGI
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Mengapa terjadi penurunan Hb pada kasus di atas ?
2. Mengapa klien mengalami kelelahan pada kasus di atas?
3. Mengapa terjadi peningkatan leukosit?
5. JAWABAN PERTANYAAN
1. Kegagalan sumsum tulang merupakan hipofungsi sumsum tulang primer sehingga terjadi
penurunan produksi semua unsur sel hemopoietik (pansitopeni). Kegagalan sumsum tulang
merupakan ketidak sanggupan sumum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut
disebabkan kerusakan primer stemsel mengakibatkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia. Trombositopenia ini kemudian juga mengakibatkan Hb darah menurun
(Brunner,dan Suddarth. 2011)
2. Jkjkhj
3. Peningkatan leukosit disebabkan karena adanya kesalahan fungsi dari sum-sum tulang
sebagai sumber produksi darah. Hal ini menyebabkan produksi leukosit meningkat namun
leukosit yang ada tidak sampai pada proses pematangan yang sempurna sehingga
menyebabkan kelainan dari fungsi leukosit itu sendiri.
7. INFORMASI TAMBAHAN
Sebagai informasi tambahan ada beberapa jurnal yang meneliti tentang penyakit leukimia
khususnya dalam hal yang berkaitan dengan intervensi penyakit leukimia itu sendiri, yaitu:
a. Jurnal Ilmiah Flash oleh Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa
cendana, Kupang dengan judul “KLASIFIKASI KANKER LEUKIMIA
MENGGUNAKAN MICROARRAY EKSPRESI GEN” yang diterbitkan pada tahun 2018
b. Jurnal kinetik oleh M. Fahruddin Ghozali, Ade Eviyanti, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo dengan judul “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI PENYAKIT LEUKEMIA
DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR” yang diterbitkan pada tahun 2016.
8. KLARIFIKASI INFORMASI
a. Berdasarkan Jurnal Ilmiah Flash oleh Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Nusa cendana, Kupang dengan judul “KLASIFIKASI KANKER LEUKIMIA
MENGGUNAKAN MICROARRAY EKSPRESI GEN” yang diterbitkan pada tahun 2018
menyatakan bahwa:
Kanker adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh pembelahan secara berlebihan dan tak
terkendali darisel-sel dalam tubuh. Teknologi DNA microarray telah memungkinkan untuk
mengamati beribu-ribu ekspresi gen dalam waktu bersamaan. Tingkat ekspresi gen
dapatdigunakan untuk menentukan jenis sel kanker dari seorang penderita. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan machine learning dalam mengklasifikasi kanker
leukimia menggunakan data microarray ekspresi gen. Hasil percobaan menunjukan bahwa
jaringan syaraf tiruan memiliki akurasi sebesar 98% lebih tinggi dibandingkan dengan
algoritma lain.
b. Berdasarkan Jurnal kinetik oleh M. Fahruddin Ghozali, Ade Eviyanti, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo dengan JUDUL “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI
PENYAKIT LEUKEMIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR” yang diterbitkan
pada tahun 2016. Menyatakan bahwa:
Penyakit kanker darah (Leukemia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganannya di Indonesia masih terbilang lambat. Leukemia perlu
diketahui sedini mungkin, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya sebuah
sistem pakar. Perhitungan ketidakpastian dalam sistem pakar ini menggunakan metode
certainty factor. Metode ini merupakan perhitungan tingkat kepastian terhadap kesimpulan
yang diperoleh dan dihitung berdasarkan nilai probabilitas penyakit karena adanya
evident gejala. Maka, bisa diasumsikan bahwa sistem pakar identifikasi dini penyakit
leukemia dapat menggunakan metode certainty factor sebagai metode pendukungnya.
Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat memanfaatkannya untuk penanganan atau
pertolongan pertama penyakit leukemia. Sistem pakar identifikasi dini penyakit leukemia
dengan metode certainty factor melakukan diagnosis dengan cara menganalisis masukan
gejala tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Masukan gejala tersebut kemudian diolah
dengan menggunakan kaidah tertentu sesuai dengan ilmu pengetahuan pakar atau dokter
umum yang sebelumnya sudah disimpan di dalam basis pengetahuan. Hasil dari penelitian
ini adalah membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi sistem pakar identifikasi dini
penyakit leukemia dengan metode certainty factor. Aplikasi ini dapat dijadikan
alternatif pemanfaatan teknologi agar dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker
darah (leukemia) sejak dini secara cepat, tepat, dan akurat, sehingga untuk kedepannya
penanganan terhadap penderita penyakit leukemia bisa lebih cepat dan lebih banyak jiwa
yang bisa diselamatkan
Berdasarkan keluhan yang dikeluhkan pasien pada kasus diatas tanda dan gejala yang
dikeluhkan pasien lebih mengarah pada diagnosa medis Leukimia, sehingga kelompok
merumuskan diagnosa medis yang diangkat pada kasus di atas adalah Leukimia.
BAB I
KONSEP MEDIS
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas pasien
Nama : Ny. A
JK : Wanita
Umur : 47 tahun
Alamat : tidak dikaji
2) Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh kelelahan yang luar
biasa dan sesak nafas
Keluhan sesak nafas dirasakan klien tambah berat selama dua minggu terakhir, dan
semakin berat beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.
5) Aktivitas/istirahat
Klien mengeluh kaki lemas diikuti dengan keluhan badan pasien yang lemas hingga
sulit untuk pasien beraktivitas seperti sedia kala.
6) Integritas ego
Tidak dikaji
7) Eliminasi
Tidak dikaji
8) Makanan/cairan
Klien mengeluh penurunan berat bada sebanyak 10 kg dalam satu bulan terakhir.
9) Hygine
Tidak dikaji
10) Neurosensori
Tidak dikaji
11) Nyeri/kenyamanan
Tidak dikaji
Tidak dikaji
a) TD : -
b) N :-
c) R :-
d) SB : -
14) Pemeriksaan Penunjang
WBC : 174.1 × 109/L, hemoglobin 7.3 g/dL.
Penyimpangan KDM
Analisa Data
DO :
- Takipnea
2. DS : Defisit Nutrisi
- Klien mengatakan
penurunan BB
sebanyak 10 kg
DO :
3. DS : Intoleransi
Aktivitas
- Klien mengeluh Lelah
- Klien mengeluh kaki
dan badan lemas
sehingga sulit
beraktifitas
DO :
- Takikardi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Defisit Nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
6. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi selama 3 x 24 Observasi
jam maka Defisit nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi tidak dengan status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
cukup untuk memenuhi membaik dengan kriteria - Monitor asupan makanan
kebetuhan metbolisme hasil : - Monitor berat badan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
umtuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Kolaborasi
D. Implementasi
E. Evaluasi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Dewan