Anda di halaman 1dari 15

Tugas PBL (Problem Basic Learning)

SISTEM HEMATOLOGI

Disusun sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

OLEH:
KELOMPOK II

1. Apriliyani Imran (841422171)


2. Berliana F. Hasan (841422166)
3. Safrin B Pano (841422150)
4. Endro Budiharto (841422164)
5. Feron Ladiku (841422177)
6. Reynaldy Tumewu (841422151)
7. Suryanto Suwandi (841422178)
8. Reynaldi Dunggio (841422153)
9.

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2022
PEMICU 2
RUAM
Seorang pasien Wanita umur 47 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam yang
dirasakan kurang lebih sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Pada saat dilakukan
pengkajian didapatkan bahwa pasien mengeluh kelelahan yang luar biasa dan sesak nafas.
Keluhan sesak nafas dirasakan klien tambah berat selama dua minggu terakhir, dan semakin
berat beberapa jam sebelum masuk rumah sakit. Kaki lemas dirasakan seperti berat jika
digerakan dan kesemutan. Keluhan tersebut membaik jika pasien meluruskan kaki dan
menyangga kakinya dengan bantal, memburuk apabila pasien menggunakan kakinya untuk
berjalan. Keluhan kaki lemas diikuti dengan keluhan badan pasien yang lemas hingga sulit
untuk pasien beraktivitas seperti sedia kala. Pasien mengatakan terjadi penurunan berat
badan sebanyak 10 kg dalam satu bulan terakhir. Hasil pemeriksaan didapatkan,
Pemeriksaan fisik ditemukan takikardia, takipnea, ruam eritematosa di dada dan
punggungnya, dan ekimosis yang tersebar di ekstremitas. Hasil laboratoriumnya
mengungkapkan hal berikut: WBC : 174.1 × 109/L, hemoglobin 7.3 g/dL.

1. KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING


a. Takikardi
b. Takipnea
c. Ruam Erimatosa
d. Ekimosis
e. WBC
f. Hemoglobin
2. KATA / PROBLEM KUNCI
a. WBC 174,1 x 109/L
b. Hemoglobin 7,3 g/dL
c. Sesak napas
d. Takipnea
e. Demam
f. Berat badan menurun
g. Kelelahan
h. Lemas
i. Ruam Erimatosa
j. Ekimosis

3. MIND MAP

Anemia adalah kondisi berkurangnya sel


Leukimia merupakan penyakit akibat darah merah atau yang biasa disebut
terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel dengan eritrosit dalam sirkulasi darah
imatur) sel leukosit yang abnormal dan
atau hemoglobin sehingga tidak mampu
ganas, serta sering disertai adanya leukosit
dengan jumlah yang berlebihan, yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pembawa
menyebabkan terjadinya anemia oksigen ke seluruh jaringan (Astuti &
trombisitopenia (Hidayat, 2006). Ertiana, 2018).

RUAM PADA
MASALAH
HEMATOLOGI

Limfoma adalah penyakit keganasan primer dari


jaringan limfoid yang bersifat padat atau solid
meskipun kadang-kadang dapat menyebar secara
sistemik. Secara garis besar, limfoma maligna dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: limfoma
Hodgkin (LH) dan limfoma nonHodgkin (LNH)
(Adnyana, 2017
Table Ceklis
N Manifestasi
LEUKIMIA ANEMIA LIMFOMA
O Klinis
1 WBC 174,1 x 109/L √
2 Hemoglobin 7,3 g/dL √ √
3 Sesak napas √ √
4 Takipnea √
5 Demam √ √
6 Berat badan menurun √ √
7 Kelelahan √ √ √
8 Lemas √ √
9 Ruam Erimatosa √
10 Ekimosis √

4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Mengapa terjadi penurunan Hb pada kasus di atas ?
2. Mengapa klien mengalami kelelahan pada kasus di atas?
3. Mengapa terjadi peningkatan leukosit?

5. JAWABAN PERTANYAAN
1. Kegagalan sumsum tulang merupakan hipofungsi sumsum tulang primer sehingga terjadi
penurunan produksi semua unsur sel hemopoietik (pansitopeni). Kegagalan sumsum tulang
merupakan ketidak sanggupan sumum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut
disebabkan kerusakan primer stemsel mengakibatkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia. Trombositopenia ini kemudian juga mengakibatkan Hb darah menurun
(Brunner,dan Suddarth. 2011)
2. Jkjkhj
3. Peningkatan leukosit disebabkan karena adanya kesalahan fungsi dari sum-sum tulang
sebagai sumber produksi darah. Hal ini menyebabkan produksi leukosit meningkat namun
leukosit yang ada tidak sampai pada proses pematangan yang sempurna sehingga
menyebabkan kelainan dari fungsi leukosit itu sendiri.

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

a. Di harapkan bisa mengerti dan mendalami masalah sistem hematologi.


b. Diharapkan bisa menganalisa penyakit yang terdapat pada kasus diatas.
c. Untuk mengetahui pemeriksaan selanjutnya untuk menegakkan diagnose dari kasus
diatas.
d. Untuk mengetahui apakah adanya penatalaksanaan dari kasus diatas.

7. INFORMASI TAMBAHAN
Sebagai informasi tambahan ada beberapa jurnal yang meneliti tentang penyakit leukimia
khususnya dalam hal yang berkaitan dengan intervensi penyakit leukimia itu sendiri, yaitu:
a. Jurnal Ilmiah Flash oleh Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa
cendana, Kupang dengan judul “KLASIFIKASI KANKER LEUKIMIA
MENGGUNAKAN MICROARRAY EKSPRESI GEN” yang diterbitkan pada tahun 2018
b. Jurnal kinetik oleh M. Fahruddin Ghozali, Ade Eviyanti, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo dengan judul “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI PENYAKIT LEUKEMIA
DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR” yang diterbitkan pada tahun 2016.

8. KLARIFIKASI INFORMASI
a. Berdasarkan Jurnal Ilmiah Flash oleh Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Nusa cendana, Kupang dengan judul “KLASIFIKASI KANKER LEUKIMIA
MENGGUNAKAN MICROARRAY EKSPRESI GEN” yang diterbitkan pada tahun 2018
menyatakan bahwa:
Kanker adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh pembelahan secara berlebihan dan tak
terkendali darisel-sel dalam tubuh. Teknologi DNA microarray telah memungkinkan untuk
mengamati beribu-ribu ekspresi gen dalam waktu bersamaan. Tingkat ekspresi gen
dapatdigunakan untuk menentukan jenis sel kanker dari seorang penderita. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan machine learning dalam mengklasifikasi kanker
leukimia menggunakan data microarray ekspresi gen. Hasil percobaan menunjukan bahwa
jaringan syaraf tiruan memiliki akurasi sebesar 98% lebih tinggi dibandingkan dengan
algoritma lain.
b. Berdasarkan Jurnal kinetik oleh M. Fahruddin Ghozali, Ade Eviyanti, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo dengan JUDUL “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI
PENYAKIT LEUKEMIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR” yang diterbitkan
pada tahun 2016. Menyatakan bahwa:
Penyakit kanker darah (Leukemia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganannya di Indonesia masih terbilang lambat. Leukemia perlu
diketahui sedini mungkin, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya sebuah
sistem pakar. Perhitungan ketidakpastian dalam sistem pakar ini menggunakan metode
certainty factor. Metode ini merupakan perhitungan tingkat kepastian terhadap kesimpulan
yang diperoleh dan dihitung berdasarkan nilai probabilitas penyakit karena adanya
evident gejala. Maka, bisa diasumsikan bahwa sistem pakar identifikasi dini penyakit
leukemia dapat menggunakan metode certainty factor sebagai metode pendukungnya.
Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat memanfaatkannya untuk penanganan atau
pertolongan pertama penyakit leukemia. Sistem pakar identifikasi dini penyakit leukemia
dengan metode certainty factor melakukan diagnosis dengan cara menganalisis masukan
gejala tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Masukan gejala tersebut kemudian diolah
dengan menggunakan kaidah tertentu sesuai dengan ilmu pengetahuan pakar atau dokter
umum yang sebelumnya sudah disimpan di dalam basis pengetahuan. Hasil dari penelitian
ini adalah membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi sistem pakar identifikasi dini
penyakit leukemia dengan metode certainty factor. Aplikasi ini dapat dijadikan
alternatif pemanfaatan teknologi agar dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker
darah (leukemia) sejak dini secara cepat, tepat, dan akurat, sehingga untuk kedepannya
penanganan terhadap penderita penyakit leukemia bisa lebih cepat dan lebih banyak jiwa
yang bisa diselamatkan

9. ANALISA DAN SINTESIS INFORMASI

Berdasarkan keluhan yang dikeluhkan pasien pada kasus diatas tanda dan gejala yang
dikeluhkan pasien lebih mengarah pada diagnosa medis Leukimia, sehingga kelompok
merumuskan diagnosa medis yang diangkat pada kasus di atas adalah Leukimia.

BAB I
KONSEP MEDIS

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Pengkajian primer dan sekunder:

Identitas pasien

Nama : Ny. A

JK : Wanita

Umur : 47 tahun
Alamat : tidak dikaji

Pendidikan : tidak dikaji

Pekerjaan : tidak dikaji

Agama : tidak dikaji

2) Keluhan utama

Klien mengeluh sesak napas

3) Riwayat penyakit sekarang

Saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh kelelahan yang luar
biasa dan sesak nafas

4) Riwayat penyakit sebelumnya

Keluhan sesak nafas dirasakan klien tambah berat selama dua minggu terakhir, dan
semakin berat beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.

5) Aktivitas/istirahat

Klien mengeluh kaki lemas diikuti dengan keluhan badan pasien yang lemas hingga
sulit untuk pasien beraktivitas seperti sedia kala.

6) Integritas ego

Tidak dikaji

7) Eliminasi

Tidak dikaji

8) Makanan/cairan

Klien mengeluh penurunan berat bada sebanyak 10 kg dalam satu bulan terakhir.

9) Hygine

Tidak dikaji

10) Neurosensori

Tidak dikaji
11) Nyeri/kenyamanan

Tidak dikaji

12) Interaksi social

Tidak dikaji

13) Pemeriksaan Fisik

Tanda tanda vital :

a) TD : -
b) N :-
c) R :-
d) SB : -
14) Pemeriksaan Penunjang
WBC : 174.1 × 109/L, hemoglobin 7.3 g/dL.
Penyimpangan KDM

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Pola Napas Tidak
Efektif
- Klien mengeluh sesak
napas

DO :

- Takipnea

2. DS : Defisit Nutrisi

- Klien mengatakan
penurunan BB
sebanyak 10 kg

DO :

3. DS : Intoleransi
Aktivitas
- Klien mengeluh Lelah
- Klien mengeluh kaki
dan badan lemas
sehingga sulit
beraktifitas

DO :
- Takikardi

- WBC 174,1 x 109/L


- Hb 7,3 g/dL

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Defisit Nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas

C. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


dx
1. Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
intervensi keperawatan Observasi
selama 3 x 24 jam, maka
Definisi : Inspirasi dan/atau
pola napas membaik, - Monitor pola napas
ekspirasi yang tidak
dengan criteria hasil : (frekuensi , kedalaman,
memberikan ventilasi
adekuat. usaha nafas)
- dispnea menurun - Monitor bunyi napas
- pemanjangan fase tambahan (mis. gurgling,
ekspirasi menurun mengi, wheezing, ronkhi
- frekuensi napas kering)
membaik
- kedalaman napas Terapeutik
membaik
- Ventilasi semenit - Pertahankan kepatenan
membaik jalan napas dengan head-
- Tekanan ekspirasi tilt, dan chin-lift (Jaw-
membaik thrust jika curiga trauma
- Tekanan inspirasi servikal )
- Posisikan semi fowler
atau fowler
membaik - Berikan oksigen, jika
perlu

Edukasi

- Anjurkan asupan cairan


2000 ml / hari, jika tidak
kontraindikasi

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
6. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi selama 3 x 24 Observasi
jam maka Defisit nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi tidak dengan status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
cukup untuk memenuhi membaik dengan kriteria - Monitor asupan makanan
kebetuhan metbolisme hasil : - Monitor berat badan

- Berat badan Terapeutik


membaik
- Frekuensi makan - Sajikan makanan secara
membaik menarik dengan suhu
- Nafsu makan yang sesuai
membaik - Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi

- Ajarkan diet yang


diprogramkan

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
umtuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

3. Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan Manajemen Energi


intervensi selama 3x24 Observasi
jam maka Intoleransi
Definisi: aktifitas membaik dengan - Identifikasi gangguan
Ketidakcukupan energi untuk kriteria hasil: fungsi tubuh yang
melakukan aktivitas sehari- mengakibatkan kelelahan
hari. - Kemudahan dalam
- Monitor kelelahan fisik
melakukan aktivitas
dan emosional
sehari-hari meningkat
- Monitor lokasi dan
- Kekuatan tubuh
ketidaknyamanan selama
bagian bawah
melakukan aktivitas
meningkat
- Keluhan lelah
Terapeutik
menurun
- Dispneu saat aktivitas - Sediakan lingkungan
menurun nyaman dan rendah
- Dispneu setelah stimulus
aktivitas menurun - Lakukan latihan rentang
- Aritmia saat aktivitas
gerak pasif dan aktif
menurun
- berikan aktivitas distraksi
- Aritmia setelah
yang menenangkan
aktivitas menurun
- Fasilitas duduk di sisi
- Perasaan lemah
tempat tidur, jika tidak
menurun
dapat berpindah atau
- Saturasi oksigen
berjalan
meningkat
- Frekuensi napas
Edukasi
membaik
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli


gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.

D. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan


rencana atau perencanaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Tindakan-tindakan pada
perencanaan keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi

E. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan fase akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi


dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif
yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan evaluasi
sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi efektivitas
pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk
SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing) (Warsiki. 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Dewan

Pengurus Pusat PPNI. Edisi 1. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai