Anda di halaman 1dari 17

Contoh Kasus Etika di Bidang Kesehatan

Tindakan yg Etis dan Sah

Tindakan yg termasuk tipe ini adl tindakan yg etis,ideal,dan sah di hadapan hukum. Tdk selalu bebas dr komplikasi & ketidaknyamanan. Contoh : selagi menyiapkan & mengobati pasien yg akan dioperasi,perawat menyadari bhw pasien tdk ingin dioperasi,tp tlh memberi persetujuan hny krn suaminya bersikeras. Krn persetujuan tsb tdk valid perawat menghub. dokter pasien tsb,meskipun tindakan ini akan mengubah jdwl pembedahan & hsl akhir yg tlh direncanakan.

Tindakan yg Etis dan Tidak Sah


Tindakan yg tmsk tipe ini bs dipertimbangkan etis oleh bbrp org,tp ttp saja tdk sah. Contoh : seorg perawat sdg menangani pasien dgn demensia & kanker. Suami pasien meminta informasi ttb pemberian sedasi terminal yg menyangkut tipe & jml obat yg dpt digunakan utk mengantar istrinya pd kematian damai. Perawat menjelaskan informasi yg dimintanya & mengatur spy pasien dipulangkan ke rmh dlm perawatan suaminya.

Tindakan yg Tidak Etis dan Sah


Tndkn yg tmsk ini tdk etis tapi sah scr hukum. Contoh : seorg perawat sdg merawat pasien kanker usia 12 th,menyadari bhw anak tsb tlh menerima fakta bhw ia menjelang kematian & ingin menyudahi kemoterapi. Di sisi lain ortunya sdh menyetujui utk mencoba kemoterapi baru & agresif. Perawat ttp menjalankan perintah& melakukan kemoterapi sesuai perintah dokter.

Tindakan yg Tidak Etis dan Tidak Sah

Seorg dokter menginformasikan kpd perawat bhw ia scr rutin memprogramkan antidepresan utk setiap penghuni baru yg dibawa ke homecare. Bila penghuni bertanya ttg jns obat yg diberikan ia menginstruksikan perawat berkata : pil ini sesuai resep dokter. Krn menyampaikan lbh byk informasi bs membuat pasien kesal. Perawat mengikuti program dokter sebab scr politis dokter memiliki otoritas yg kuat & perawat tdk ingin melangkahi otoritas itu.

Contoh-contoh Kasus dlm Konflik Etika

1. Seorg pasien berusia 45 th dibawa ambulans ke UGD. Terlihat pucat, cemas, berkeringat byk, dan mengeluh nyeri substernal berat. Hsl pengkajian, pemeriksaan EKG & tes awal lain disimpulkan tdk ada AMI. Pasien menerima obat utk meredakan nyeri dada & dibawa ke klinik penanganan nyeri dada utk observasi lbh lanjut. Stlh 30 mnt pasien menyatakan pd perawat nyerinya hilang.

2. Beatty adl perawat pd suatu unit medikal-bedah. Ia adl org yg ramah & brsm slh seorg sejawatnya Joy berdinas di unit tsb. Pd bln Maret,Beatty mengamati Joy menggunakan kata2 cercaan & tidur pd jam kerja. Perilaku Joy berlanjut selama bbrp minggu & Beatty mulai memperhatikan bhw pasien pascaoperasi yg dirawat Joy lbh byk mengeluh nyeri dibanding pasien pascaoperasi yg lain. Ia curiga bhw Joy suka mencuri obat narkotika milik pasien.

Pd awal bln April, Beatty mengonfrontasi Joy dgn menyampaikan kecurigaannya. Joy scr empatik menyangkal tlh mencuri & menggunakan narkotika. Joy merasa sgt tersinggung thd tuduhan tsb shg kmdn ia mengancam Beatty bhw ia akan mengajukan klaim pelecehan nama baik jika Joy ttp dgn kecurigaannya. Pd pertengahan April, Beatty melaporkan kecurigaannya pd penyelia keperawatannya & menghubungi Dewan Keperawatan Negara Bagian.

3. Kasus di Wonogiri (NOVA,no.223/V-7 juni 92). Bayi meninggal stlh jarinya putus tergunting. Kasus ini tjd di suatu RS di Wonogiri Jateng. Swktu hendak mengakhiri pemberian infus, Ibu Siti berada disamping Wawan, bayinya. Rasa waswas sempat singgah di hati Ibu Siti mlht cara perawat melepas jarum infus di tangan Wawan. Perawat lgsg memotong tnp melepas plesternya dulu. Sesaat kmdn Bu Siti nyaris terpekik mlht ujung gunting menyentuh jari anaknya. Mungkin jari sdh tergores. Tiba2 Cres! ibu Siti mlht jari Wawan jatuh ke perlak, darah mengucur deras.

Segalanya berlangsung cpt. Sang perawat segera membungkus jari tsb dgn kapas. Bu Siti disuruh memegang kapas itu sementara perawat lari memanggil temannya. Kmdn 3 perawat dtg tmsk perawat yg melepas infus tadi. Bu Siti keluar ruangan. Kmdn tangan Wawan dijahit dan ditempelkan kembali oleh perawat pria yg dtg kmdn. Krn tdk diberi penghilang rasa skt, Wawan menjerit kesakitan. Stlh kejadian, sorenya panas tinggi dan perut kembung. Bbrp hari kmdn Wawan meninggal.

4. Kasus Perawat sikap acuh tak acuh, kurang perhatian thd keluhan keluarga pasien. Seorg pasien anak 13 th menderita demam rematik. Ia batuk2 trs, kukunya tampak membiru, jantung berdetak keras shg selama 6jam ranjangnya sampai turut berguncang. Permintaan pertolongan dr ibunya thd perawat bahkan mndpt omelan dr perawatnya. Akhirnya ibu menangis di lorong RS sampai dilihat kepala perawat. Kpdnya ibu menceritakan persoalannya. Kepala perawat lgsg bergegas pergi nelihat pasien tsb dan segera memanggil dokter jaga. Walaupun perawatan intensif dilakukan, ditambah usaha keras dr dokter & perawat khusus, jiwa anak tsb tdk tertolong dan meninggal keesokan harinya.

5. Kurang teliti pengawasan tdk melapor dokter. Seorg pasien yg dirawat di suatu RS menunjukkan gejala2 kehilangan peredaran drh pd kaki. Perawat tlh membuat cttn yg krg jls pd rekam medik, spt kaki dingin, pasien mengeluh sgt skt pd kaki & lengan bahkan kaki jg tampak membiru. Namun tdk ada pengecekan neurovaskuler. Jg tdk ada cttn tlh dilaporkan pd dokternya. Perawat dianggap tlh lalai krn tdk scr baik mengawasi keadaan pasien & melapor hsl pengawasannya pd dokter.

6. Kelalaian perawat, kaki bayi menempel pada lampu, sebagian kaki hrs dibuang. Seorg bayi baru lahir hrs menjalani prosedur tukar drh. Utk itu bayi tsb dipasangkan pengikat pd inkubator oleh perawat. Krn suatu kelalaian maka kaki bayi tsb menempel pd lampu yg menyala nyg digunakan utk memanaskan inkubator. Akibatnya bayi menderita luka bakar & kehilangan sebagian besar telapak kakinya.

Studi kasus profesionalitas petugas kes dlm konteks etika


1. Lisa adl seorg perawat yg mencintai pekerjaannya, sgt pandai dlm jalankan peran dan fungsi sbg perawat. Namun suatu ketika terjadi kebakaran di bangsal tempatnya bertugas, alih2 berupaya menolong pasien, Lisa malah lari menyelematkan dirinya sendiri. Tindakan tsb tak sesuai dg komitmennya sbg perawat yg akan melindungi kepentingan pasien. Krn itu meski pandaiia bukanlah perwat yg profesional.

2. Rita bidan desa suatu daerah, ia juga praktek di rumahnya sendiri yg ckp jauh dr tempat ia bekerja. Suatu kali ibu hamil datang padanya hendak melahirkan dg sedikit gangguan, namun krn peralatan yg terbatas di tempatnya, merujuk pasien ke RS. Pasien tak punya kendaraan, maka ia antar pasien sampai RS

3. Ridho dokter umum bekerja di RS suatu kecamatan, gaji tak besar tp pasien ckp banyak krn daerah tsb kurang tenaga medis. Suatu kali ditawari kerja di RS yg lbh besar dg gaji lbh besar bekerja dg rekan2 senior. Namun ia dg pertimbangan bahwa akan sulit mencari yg mau kerja di tempat ia bertugas ia menolak tawaran tsb, sikap ini menunjukan loyalitas yg tinggi berarti ia memperhatikan nasib pasien2 nya yg akan datang.

4. Seorang pasien semalaman tak bs tidur krn kesakitan yg dirasakan, tetap akan dibangunkan pd pukul 6 pagi unt mandi dan sarapan meski baru saja terlelap, demikian jg pemberian obat yg terprogram misal AB maks masuk 8 jam sekali, petugas memaksakan progr secara kaku, jadi pasien bukan tambah baik tp tambah buruk

Anda mungkin juga menyukai