Anda di halaman 1dari 29

Konsep Dasar

Keperawatan
Dosen Pembimbing : Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M.Kep
Anggota Kelompok :
▪ Nita Synta Nia 221FK03083
▪ Trinita Tulwahidah 221FK03098
▪ Dhea Nurafida H 221FK03081
▪ Reni Apri Suryawati 221FK03079
▪ Indriyani Apsari 221FK03084
▪ Tati Susanti 221FK03087
▪ Rahayu Amalia 221FK03086
▪ Indira Maharani 22F1K03091
▪ Septi Saputra 221FK03097
Anggota Kelompok :
▪ Tarysha Marsenda 221FK03095
▪ Hasna Thaharah Assyifa 221FK03148
▪ Yasmin Nur Haliza 221FK03145
▪ Nazwa Rizkia Putri 221FK03017
▪ Lina Septiani 221FK03116
▪ Karina Selpia Apriani 221FK03144
▪ Tria Syifa Zahratunnisa 221FK03119
▪ Resa Gustiani 221FK03106
▪ Fitri Maulida 221FK03125
Prinsip – prinsip Etik

❑ Autonomy
❑ NonMaleficence
❑ Beneficience
❑ Justice
❑ Veracity
❑ Confidentiality
❑ Fidelity
01
Autonomy
Autonomy → Individu memiliki kebebasan untuk
menentukan tindakan atau keputusan
berdasarkan rencana yang mereka pilih.

—Someone Famous
Kasus Prinsip Etik Autonomy

Ny.B umur 30 tahun, mempunyai 1 prang anak yang berumur 7 tahun, dan
suami ny.B bekerja sebagai sopir angkutan umum. Saat ini ny.B sedang
diruang kandungan Rs.Sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan
ny.B positif kanker rahin grade lll, dan dokter merencanakan klien harus
di oprasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain
yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk
persiapan oprasi ny.B. Klien tampaknya diam dan tampak cemas dan
binggung dengn oprasi yang akan dijalaninya. Sehari seblum oprasi ny.B
berunding dengan suaminya dan memutuskam untuk menolak operasi
dengan alasan,klien dan suaminya ingin mempunyai anak lagi
Penjelasan kasus Autonomy

Dalam kasus tersebut, dokter merencanakan operasi pengangkatan


rahim karena penyakit kanker pada rahim klien. Tetapi, klien serta
keluarga tidak menyetujui adanya penyakit tersebut. Oleh sebab itu,
tindakan klien diatas merupakan tindakan yang sesuai dengan
prinsip etik autonomy.
02

Non Maleficence &


Beneficence
Non Maleficience & Beneficience

Adalah suatu tanggung jawab untuk melakukan


kebaikan yang menguntungkan klien dan menghindari
perbuatan yang merugikan atau membahayakan klien

Perawat diwajibkan melaksanakan tindakan yang


bermanfaat bagi klien, namun peningkatan teknologi
dalam sistem asuhan keperawatan dapat juga
merupakan risiko dari tindakan yang membahayakan
Non Maleficence &
Beneficence

• Beneficience
seorang pasien mengalami perdarahan setelah melahirkan, menurut
program terapi pasien tersebut harus diberikan tranfusi darah, tetapi
pasien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi bertentangan
dengan keyakinanya, dengan demikian perawat mengambil tindakan
yang terbaik dalam rangka penerapan prinsip moral ini yaitu tidak
memberikan tranfusi setelah pasien memberikan pernyataan tertulis
tentang penolakanya. Perawat tidak memberikan tranfusi, padahal hal
tersebut membahayakan pasien, dalam hal ini perawat berusaha
berbuat yang terbaik dan menghargai pasien
Penjelasan kasus Beneficience

Dalam kasus tersebut klien menolak tindakan yang akan


diberikan perawat. Dan perawat tersebut tidak melakukan
tindakannya padahal itu sangat penting dan bermanfaat
untuk kesembuhan klien. Tindakan perawat tersebut
melanggar prinsip etik Beneficience.
03
JUSTICE
JUSTICE

Mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat,


sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak
sederajat, sesuai kebutuhan mereka.
Suatu hari di sebuah rumah sakit umum ada pasien A
berusia 18 tahun dengan keluhan mual, muntah, nyeri
pada ulu hati yang disertai dengan nyeri pada dada,
JUSTICE pasien mengaku sering terlambat makan. Pasien A
merupakan orang yang kurang mampu. perawat Nina
memberikan obat generik dan tidak memungut jasa
dokter. Setelah pasien A kemudian datang pasien B.
Pasien B merupakan orang yang lebih mampu
berusia 30 tahun dengan keluhan yang sama.
Kemudian perawat Nina memberikan obat paten
kepada pasien B dan memungut biaya dokter. Oleh
perawat Nina pasien diperiksa secara menyeluruh dan
pasien di diagnosa penyakit gastristis. Sehingga
pasien harus diterapi. walaupun penyakit yang dialami
pasien A dan pasien B sama.
Penjelasan kasus Justice

Dalam kasus tersebut perawat dan dokter


memberikan tindakan sesuai dengan derajatnya.
Tindakan tersebut termasuk kedalam Prinsip etik
Justice.
04
VERANCITY

Kejujuran (truth telling)yaitu menyatakan


hal yang sebenarnya dan tidak bohong.
Seorang pasien lansia berusia 60 tahun
sedang mengalami masa kritis karena
penyakit jantung. Saat perawat akan
mengecek kondisi pasien, pasien
meninggal, perawat tersebut memanggil
dokter dan dinyatakan meninggal. Lalu,
perawat itu menemui keluarga pasien untuk
memberitahu pasien sudah meninggal.
Penjelasan kasus Veracity

Dalam kasus tersebut perawat memberitahukan kebenaran


kepada keluarka klien, bahwa klien sudah meninggal dunia.
Tindakan tersebut masuk kedalam prinsip etik veracity.
05
CONFIDENTIALITY
CONFIDENTIALITY
Suatu prinsip dasar etika untuk menjaga
privacy klien. Menghindari berdiskusi
mengenai kondisi klien dengan orang lain
yang tidak ada kaitannya dengan perawatan
klien.
Confidentiality
Perawat X merawat pasien yang merupakan tetangga di depan
rumahnya. Ternyata tetangga perawat X tersebut mengidap
penyakit HIV/AIDS. Perawat X terkejut mengetahui pasien yang
dirawatnya merupakan tetangga yang tidak disukainya. Akhirnya
perawat X tanpa sengaja telah menceritakan penyakit pasien
kepada tetangga dan kerabatnya yang lain. Sehingga
tetangganya yang lain tidak mau membezuk dia kerena takut
tertular. Perawat X mengatakan walaupun pasien telah keluar
dari rumah sakit dia tidak akan sembuh total dan bisa
menularkan penyakitnya kepada orang terdekatnya.
Penjelasan kasus Confidentality

Dalam kasus tersebut perawa menceritakan kondisi privasi


klien pada orang lain sehinggu merugikan klien. Tindakan
perawat tersebut melanggar prinsip etik confidentiality.
06
ACCOUNTABILITY
ACCOUNTABILITY

tanggung gugat adalah mampu


menjawab/mempertanggung jawabkan
dengan kata-kata yang berhubungan
dengan Tindakan seseorang.
ACCOUNTABILITY
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi.
Dan konyolnya, perawat itu tidak meminta pertolongan
dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah.
Kejadian tersebut mungkin tidak akan segera
diketahui jika tidak ada seorang staf RS anak yg
melihat tangan bayi tersebut berdarah. Bayi tersebut
baru berusia 3 minggu. Pencarian masih tetap
dilakukan dan beruntung jari bayi tersebut masih
ditemukan di bak sampah.
Penjelasan kasus Acountability

Dalam kasus tersebut perawat secara tidak sengaja


memotong jari bayi dan membuang jari bayi tersebut
tanpa mengatakan keadaannya pada keluarga bayi.
Tindakan tersebut melanggar prinsip etik accountability.
Thanks for attention
Any question???

Anda mungkin juga menyukai