Anda di halaman 1dari 12

Confidentiality

Aina Lutfiatun Nisa


Bela Monita
Dika Meisari
Ma’rifatul Hakikoh
Maulana Ainul Yaqin
Muhammad Hari Triana
Muhammad Juhara
Umi Qonnayda
Peran keperawatan
• Secara umum :
Nasrullah (2014) peran perawat professional meliputi :
1. Care giver (pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan
secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan proses keperawatan
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan evaluasi).
2. Client advocate (pelindung klien).
3. Counsellor (pembimbing).
4. Educator (pendidik klien).
5. Collaborator (bekerjasama dengan tim).
6. Coordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada baik materi maupun
kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun
tumpang tindih).
7. Change agent (sebagai pembaharu).
8. Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien).
Peran utama perawat

Memberikan asuhan keperawatan kepada klien,


meliputi : treatment keperawatan, observasi,
pendidikan kesehatan, dan menjalankan treatment
medikal sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
Peran dan fungsi perawat gawat darurat
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan keperawatan yang berada pada area khusus atau spesialis dalam
keperawatn yang memiliki peran dan fungsi sebagai berikut:
• Pemberi pelayanan kesehatan (direct care provider) keperawatan langsung pada klien dan keluarga yang
mengalami masalah kesehatan karena sakit akut, kritis dan labil, cedera. Serta memberikan pelayanan
kesehatan/perawatan langsung pada keluarga, kelompok pasien dan masyarakat yang membutuhkan karena
mengalami masalah kesehatan tersebut karena bebagai sebab.
• Manajer klinis (leadership); perawat gawat darurat dapat berperan sebagai administrator atau manajer
klinik/unit gawat darurat yang bekerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gawat darurat.
• Pendidik (educator); perawat gawat darurat berperan sebagai pembimbing klinik pada peserta didik
keperawatan dan; dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan cedera atau injury melalui program
pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
• Peneliti (researcher); perawat gawat darurat berperan sebagai peneliti di area kesehatan terkait pelayanan
gawat darurat.
• Praktik kolaboratif (collaborative practice); berperan untuk membangun koalisi antar profesi dan melakukan
praktik kolaboratif untuk mengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yang diberikan.
Konsep Confidentiality

Confidentiality secara etik dan legal, perawat unit gawat


darurat memiliki obligasi untuk menghargai hak-hak
pasien akan privasi dan untuk menyimpan informasi
rahasia yang dikomunikasikan pasien. Apapun informasi
yang dibuka kepada publik tanpa consent dari pasien
dapat diproses melalui jalur hukum. Krisanty (2009)
Potter and perry (2009), confidentiality yaitu tentang hak-hak istimewa
klien terhadap perlindungan pribadi tanpa membatasi akses
kepelayanan yang berkualitas. Hal ini menetapkan sanksi terhadap
pelanggaran. Sebagai contoh, tidak dapat menyalin rekam medis tanpa
izin dari klien, tidak dapat membagi informasi pelayanan kesehatan
termasuk hasil laboratorium, diagnosis, dan prognosis dengan orang
lain tanpa izin dari klien, kecuali informasi tersebut diperlukan dalam
upaya penyelenggaraan perawatan.
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalm dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan (Geoffry Hunt, 1994).
Menurut Ismail (2001) prinsip kerahasiaan adalah menjaga kerahasiaan
informasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya dapat dibaca dalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorangpun dapatmemperoleh informasi tersebut kecuali jika
diizinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
• Confidentiality adalah melindungi informasi yang bersifat pribadi,
prinsip bahwa perawat menghargai semua informasi tentang pasien
dan menyadari bahwa asien mempunyai hak istimewa dan semua
yang berhubungan dengan informasi pasien tidak disebarluaskan.

• Contoh: perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang


lain tanpa seizin klien atau keluarga
kasus
Ny D seorang ibu rumah tangga usia 29th, sudah 4 tahun menikah dan belum memiliki
anak. Ny D berpendidikan sarjana, dan suami Ny D seorang pengusaha kelapa sawit. Saat
ini Ny D dirawat di ruang kandungan RS sejak dua hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan
Ny D positif menderita kanker rahim stadium III dan dokter merencanakan klien harus
operasi pengangkatan rahim karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua
pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny D.
Klien tampak diam, cemas, dan bingung dengan rencana operasi yang akan
dilakukan. Klien sudah membicarakan tentang penyakit dan rencana operasi pengangkatan
rahim kepada suaminya. Klien dan suaminya sepakat untuk melakukan operasi meskipun
klien tau bahwa setelah pengangkatan rahim klien tidak bisa memiliki anak. Klien dan
suaminya berpesan kepada dokter dan perawat yang merawatnya supaya tidak
mengatakan tentang kondisinya kepada keluarganya atau kerabat yang menjenguk. Klien
tidak ingin keluarga dan orang lain mengetahuinya sehingga membuat klien dan suami
menjadi malu.
Pembahasan
Kondisi dari Ny. D saat ini akan dilakukan operasi pengangkatan rahim,
tetapi Ny. D dan suaminya tidak menginginkan keluarga dan kerabatnya
mengetahui bahwa Ny. D rahimnya akan diangkat yang memungkinkan
Ny. D tidak bisa memiliki keturunan, sehingga Ny. D dan suaminya
merasa malu, dan meminta perawat untuk merahasiakannya.
Sesuai dengan aspek etik dan legal keperawatan, perawat harus
melakukan confidentiality dengan menjamin kerahasiaan segala
sesuatu yang telah dipercayakan Ny. D dan suaminya kecuali jika Ny. D
dan suaminya mengizinkan untuk memberitahukan informasi tersebut
kepada keluarga dan kerabatnya.

Anda mungkin juga menyukai