Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER : DILATED CARDIOMYOPATHI DI RUANG
MULTAZAM 3 RS MUHAMMADIYAH
BANDUNG.

LAPORAN
Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas praktek sistem ganda
( PSG )

Disusun oleh :
DHEA NURAFIDA HERMAWATI
192010069

PROGAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER/DILATED CARDIOMYOPATHY DI RUANG
MULTAZAM 3 RS MUHAMMADIYAH BANDUNG

NAMA : DHEA NURAFIDA HERMAWATI

NIS : 192010069

Laporan ini telah disetujui pada November 2021

Pembimbing

( Asep Wijana Kusumah, S.Kep., Ners )

Mengetahui,

Kepala Progam Keperawatan

(Rokhmat Fauzi, S.Kep., Ners )

II
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER : DILATED CARDIOMYOPATHY DI
RUANG MULTAZAM 3 RS MUHAMMADIYAH BANDUNG

NAMA : DHEA NURAFIDA HERMAWATI

NIS : 192010069

Laporan ini telah disetujui pada November 2021

Penguji

( Dika Fitriani Pratiwi, S.Kep., Ners )

Mengetahui,

Kepala Sekolah

SMK Bhakti Kencana Bandung

( Jumroh, A.Md.Kep.,S.E.,MM )

III
KATA PENGATAR

Puji sukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik guna memenuhi syarat tugas Praktik
Sistem Ganda yang dilaksanakan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

Penyusunan laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.


A DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER/DILATED
CARDIOMYOPATHY DI RUANG MULTAZAM 3 RS MUHAMMADIYAH
BANDUNG” ini sebagai bukti bahwa dalam pelaksaan Praktik sistem Ganda dan
untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir sekolah dan nasional.

Saya menyadari bahwa sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami, baik dalam segi isi, penulisan, maupun kata
katanya yang tidak tersusun secara baik. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya Laporan Kerja Praktik ini dapat diselesaikan . Bapak
H.Mulyana, SH., M.Pd., M.H.Kes, Selaku ketua Yayasan adhiguna Kencana.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan karya tulis
ini sehingga dapat diselesaikan pada waktunya :

1. Bapak Jumroh, A.Md.Kep., SE,. MM selaku kepala sekolah Bhakti


Kencana Bandung.

2. Bapak Dr. M. Kautsar Boesorie, Sp.M(K),MM selaku direktur Rumah


Sakit Muhammadiyah Bandung.

3. Bapak Rokhmat Fauzi, S.Kep., Ners selaku kepala jurusan keperawatan.

4. Bapak Asep Wijayana Kusumah, S.Kep., Ners selaku guru pembimbing.

5. Bapak Yanyan Baehaki, A.Md.Perkes selaku wakasek kesiswaan.

6. Ibu Dika Fitriani Pratiwi, S.Kep., Ners Selaku penguji sidang

7. Ibu Yani Setianingsih, S.Kep., Ners selaku Pembimbing praktik di


Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
IV
8. Bapak Rokhmat Fauzi, S.Kep., Ners selaku kepala jurusan keperawatan.

9. Bapak Ibu Guru beserta Staf SMK Bhakti Kencana Bandung

10. Kedua orang tua yang selalu memberi doa restu, dukungan, semangat,
serta motivasi.

11. Semua pihak yang telah membantu menyelasaikan Praktik Sistem Ganda
(PSG)

12. Teman- teman saya yang membantu dalam penyusunan laporan, terutama
Nabila Yulistina, Florenza Kayla Azzahra dan Reifita Salsabila.

Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan karunia


dan rahmat nya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan tugas untuk memenuhi salah satu penyelesaian PSG SMK
Bhakti Kencana Bandung. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
bermanfaat untuk saya pribadi ataupun orang lain sebagai pembaca. Amiinn.

Bandung, November 2021

Penyusun

V
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................

KATA PENGATAR ..........................................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................

NARASI KHUSUS .............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................

1.1 Pengertian 1
1.2 Etiologi 1
1.3 Manifestasi klinis 2
1.4 Epidemiologi 2
1.5 Patofisiologi 3
1.6 Diagnosa medik 5
1.7 Pemeriksaan diagnostic 5
1.8 Penatalaksanaan 6

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................

A. PENGKAJIAN 10
1. Pengumpulan Data 10
a. Identitas Klien 10
b. Identitas Penanggung Jawab 10
c. Riwayat Kesehatan 11
1) Riwayat Kesehatan Dahulu 11
2) Riwayat Kesehatan Keluarga 11
a. Pola Aktivitas Sehari-hari 12
b. Pemeriksaan Fisik 14
c. Data Psikologis 17
d. Data Pengetahuan 17

VI
e. Data Sosial 18
f. Data Spritual 18
g. Pemeriksaan Penunjang 20
h. Progam dan Rencana Obat 22
2. Analisa Data 24
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 25
C. PERENCANAAN 26
D. PENATALAKSANAAN 28
E. EVALUASI DAN CATAT PERKEMBANGAN 30

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................

a. Kesimplan 32
b. Saran 32

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................................

VII
NARASI KASUS

Dua bulan sebelum masuk RS klien mengeluh Nyeri dan sesak, kemudian pada
tanggal 23-10-2021 klien dibawa ke IGD dengan bantuan keluarga. Setelah itu, klien
dianjurkan di rawat inap di ruang Arafah 1 dan dipindahkan pada tanggal 24-10-
2021 ke Ruang Multazam 3.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25-10-2021 pukul 05.00 klien
tampak lemas dan pucat. Tetapi, klien dapat berkomunikasi dengan baik. Setelah
dilakukan observasi TTV dengan hasil T : 100/80 mmHg, N: 60x/m, R: 22x/m, S :
35,80C. Klien mengeluh nyeri pada dada dan mengatakan sesak terbukti dengan
suara nafas ronchi dan R: 22x/m.

Dari hasil pengkajian fisik dan pola aktifitas segari hari, terdapat 2 diagnosa
keperawatan. Pertama Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan arteri
koroner. Kedua, Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan
ventilasi (Kelemahan otot jantung)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam. Diagnosa pertama


gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan arteri koroner. Klien sudah tidak
megeluh nyeri dengan skala 2(0-10) dari yang sebelumnya 5(0-10) dan evaluasi
masalah teratasi. Diangnosa kedua, Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
ketidak adekuatan ventilasi (Kelemahan otot jantung) dapat teratasi dengan bukti R:
19x/m dan klien tidak mengatakan sesak.

VIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung yang bukan
diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan
(congenital), hipertensi atau penyakit katup.

Kardiomiopati dilatasi adala ardiomiopati yang ditandai dengan


adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan
dinding otot, pembesaran atrium kiri dan statis darah dalam ventrikel.
1.2 Etiologi
Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi
kemungkinan ada hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian
alkohol berlebihan, graviditas, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan
autoimun, bahan kimia dan fisik. Individu yang mengkonsumsi alkohol
dalam jumlah besar lebih dari beberapa tahun dapat mengalami gambaran
klinis yang identik dengan kardiomiopati dilatasi. Alkoholik dengan gagal
jantung yang lanjut mempunyai prognosis buruk, terutama bila mereka
meneruskan minum alkohol. Kurang dari ¼ pasien yang dapat bertahan
hidup sampai 3 tahun.
Penyebab kardiomiopati dilatasi lain adalah kardiomiopati
peripatum, dilatasi jantung dan gagal jantung kongesti tanpa penyebab yang
pasti serta dapat timbul selama bulan akhir kehamilan atau dalam beberapa
bulan setelah melahirkan.
Penyakit neuromuskuler juga merupakan penyebab kardiomiopati dilatasi.
Keterlibatan jantung biasa didapatkan pada banyak penyakit distrofi
muskular yang ditunjukkan dengan adanya EKG yang berbeda dan unik, ini
terdiri dari gelombang R yang tinggi di daerah prekordial kanan dengan
rasio R / S lebih dari 1,0 dan sering disertai dengan gelombang Q yang
dalam di daerah ekstremitas dan perikardial lateral dan tidak ditemukan ada
bentuk distrofi muskular lainnya. Pengobatan juga dapat mengakibatkan
kardiomiopati dilatasi seperti derivat antrasiklin, khususnya doksorubisin
(adriamnyan) yang diberikan dalam dosis tinggi (lebih dari 550 mg / m 2
untuk doksorubisin) dapat menimbulkan gagal jantung yang fatal.
IX
Siklofosfamid dosis tinggi dapat menimbulkan gagal jantung kongestif
secara akut.

X
1.3 Manifestasi klinis
1. Kardiomiopati Dilatasi (DCM) Pada penderita ini gejala dan tanda tidak
begitu spesifik, stroke.
2. Kardiomiopati Restriktif
Ditemukan adanya pembesaran jantung sedang. Terdengar bunyi jantung
S3 atau S4 serta adanya regurgitasi mitral atau tripuspid.
3. Gejala Umum Kardiomiopati Hipertrofik (HCM) : Beberapa penderita
mungkin tidak mengalami gejala atau tanda kardiomiopati pada tahap
awal, tetapi sejalan dengan berkembangnya penyakit ini gejala
kardiomiopati dan tanda biasanya muncul, tanda atau gejala penyakit ini
bisa berupa :
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Palpitasi (disebabkan detak jantung abnormal)
 Pingsan (hilang kesadaran), karena merasa pusing
 Merasa lelah

1.4 Epidemiologi
Dibandingkan dengan penyakit jantung lainnya, penyakit otot jantung
atau kardiomiopati relatif jarang ditemukan. Di Amerika Serikat kasus baru
yang didapat berjumlah 50.000 tiap tahunnya, dibandingkan dengan kasus
stroke yang berjumlah 500.000 tiap tahun. Tidak seperti kebanyakan
penyakit kardiovaskular lainnya yang cenderung menyerang mereka yang
usia tua, kardiomiopati umumnya menyerang orang muda.
Insidens kardiomiopati semakin meningkat frekuensinya, dengan
majunya teknik diagnostik, kardiomiopati idiopatik merupakan penyebab
morbiditas dan mortalitas yang utama. Di beberapa negara dilaporkan
kardiomiopati merupakan penyebab kematian sampai 30 % atau lebih dari
semua kematian karena penyakit jantung.  Dilated cardiomyopathy dikaitkan
dengan sejumlah besar penyakit sistemik atau jantung, termasuk penyakit
otot jantung tertentu (misalnya, kardiomiopati iskemik, kardiomiopati
diabetes, kardiomiopati alkohol). Dilated cardiomyopathy terdiri dari sekitar

XI
90% dari semua kardiomiopati, sekitar 25% dari semua kasus kardiomiopati
membesar etiologinya  tidak diketahui.

1.5 Patofisiologi
1. Narasi
Miopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan
sekelompokpenyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi
miokardium.Kardiomiopati digolongkan berdasar patologi, fisiologi dan
tanda klinisnya.
Penyakit ini dikelompokkan menjadi (1) kardiomiopati dilasi atau
kardiomiopatikongestif; (2) kardiomiopati hipertrofik; (3) kardiomiopati
restriktif. Tanpamemperhatikan kategori dan penyebabnya, penyakit ini
dapat mengakibatkangagal jantung berat dan bahkan kematian.
1) Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati
yang palingsering terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau
pembesaran rongga ventrikelbersama dengan penipisan dinding otot,
pembesaran atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel. Pada
pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah
elemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan
sering berakibat berakibat kardiomiopati jenis ini.
2) Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati
hipertrofi, massa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang
septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat
aliran darah dari atrium ke ventrikel; selanjutnya, kategori ini dibagi
menjadi obstruktif dan nonobstruktif.
3)  Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling
sering terjadi. Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan
ventrikel dan tentu saja volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat
dihubungkan dengan amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein,
tertimbun dalam sel) dan penyakit infiltrasi lain. Tanpa
memperhatikan perbedaannya masing-masing, fisiologi
kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif yang
diakhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel kiri.

XII
Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang, maka
terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan
vaskuler sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan
berbagai penyebab, ventrikel kiri akan membesar untuk
mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga akan mengalami
kegagalan. Kegagalan ventrikel kanan biasanya juga menyertai
proses ini.

2 Pathway

XIII
1.6 Diagnosa Medik

XIV
1. Gagal jantung.
Gagal jantung berarti jantung tidak bisa memompa darah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Otot jantung yang menebal, kaku, atau
melemah karena kardiomiopati dapat menyebabkan ketidakmampuan
untuk memompa atau menyebabkan darah tidak dapat dipompa keluar
jantung. Jika tidak ditindaklanjuti, gagal jantung dapat mengancam jiwa.
2. Pembekuan darah.
Karena jantung tidak dapat memompa secara efektif sehingga lebih
mudah mengalami pembekuan darah dalam jantung jika mengalami
kardiomiopati. Jika bekuan tersebut terpompa keluar dari jantung dan
masuk ke dalam aliran darah, mereka dapat menyumbat aliran darah ke
organ lain, termasuk jantung dan otak. Jika terjadi pada jantung sisi
kanan, bekuan tersebut dapat berjalan ke paru (emboli paru). Untuk
mengurangi risiko, dokter akan memberikan resep obat pengencer darah
(pengobatan antikoagulan), seperi aspirin, clopidogrel atau warfarin.
3. Gangguan katup.
Karena orang dengan kardiomiopati meluas memiliki jantung yang
membesar, dua dari empat katup jantung – katup mitral dan trikuspid –
tidak dapat menutup secara sempurna sehingga mengakibatkan aliran
darah balik. Aliran ini dapat membuat bunyi yang disebut murmur
jantung.
4. Henti jantung dan kematian secara mendadak.
Semua bentuk kardiomiopati dapat mengakibatkan ritme jantung
abnomal. Beberapa dari ritme jantung ini terlalu lambat untuk menjaga
darah tetap mengalir di dalam jantung secara efektif dan beberapa dari
ritme jantung ini terlalu cepat bagi jantung untuk berdenyut selayaknya.
Pada kedua kasus tersebut, ritme abnormal jantung ini dapat
menyebabkan pingsan atau, pada beberapa kasus, kematian secara
mendadak jika jantung berhenti berdenyut.

1.7 Pemeriksaan diagnostic


- Rontgen

XV
Pada pemeriksaan radiologi dada akan terlihat pembesaran jantung
akibat dilatasi ventrikel kiri, walaupun seringkali terjadi pembesaran
pada seluruh ruang jantung. Pada lapangan paru akan terliat gambaran
hipertensi pulmonal serta edema alveolar dan interstitial.
- Elektokardiogram (EKG)
Menunjukkan sinus takikardi atau fibrilasi atrial, aritmia ventrikel,
abnormalitas atrium kiri, abnormalitas segmen ST yang tidak spesifik
dan kadang-kadang tampak gambaran gangguan konduksi
intraventrikuler dan low voltage.
- Ekokardiografi dan ventrikuler radionuklir
Menunjukkan dilatasi dan sedikit penebalan dinding jantung atau
bahkan normal atau menipis, gangguan fungsi sistolik dengan penurunan
fraksi ejeksi.
- Kateterisasi jantung dan angiografi koroner
Terlihat dilatasi, hipokinetik difusi, ventrikel kiri dan regurgitasi
mitral dalam derajat yang bervariasi dan menghindari penyakit jantung
iskemik.
- MRI
Membedakan berbagai jenis hipertopi apical ventrikel kiri, pada
sadapan jantung ditemukan compliance ventricular outflow tract
obstruction (Nasotion, 2009).

1.8 Penatalaksanaan
i. Non-medis
1. Pencegahan primer
 Anjurkan klien untuk mengurangi konsumsi alkohol.
 Cegah proses infeksi
 Monitor terjadinya hipertensi sistemik
 Monitor keadaan wanita selama masa kehamilan
2.  Pencegahan sekunder
 Monitor tanda awal dari gagal jantung kongestif.
 Evaluasi klien dengan disritmia.
3.  Pencegahan tersier.
XVI
 Perhatikan petunjuk spesifik pemakaian obat
 Pertimbangkan untuk dilakukan transplantasi jantung
 Evaluasi pemberian terapi antikoagulasi untuk mengurangi
embolisme sistemik.

ii. Medis
1) Kardiomiopati dilatasi
 Obat-obatan
 Diuretik
 Digitalis
 Vasodilator
 Kartikosteroid
 Anti aritmika
 Anti koagulan
 Transplantasi jantung
2) Kardiomiopati Restriktif
 Obat-obatan
 Anti aritmia
 Kortikosteroid
 Imunosupresif.
 Pemasangan alat pacu jantung
3) Kardiomiopati Hipertrofi
 Obat-obatan
 Amiodarum
 Kalsiumantagonis, seperti verapamil & nifedipin
 Disopiramid
 Digitalis diuretik nitrat dan penyekat beta adrenergik
 Operasi miotomi atau miektomi
I. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Biodata

XVII
Sering timbul pada anak-anak dan dewasa muda pada waktu atau setelah
latihan fisik.
2. Keluhan utama
Sesak nafas, pusing, berdebar-debar, mudah lelah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak saat kerja, lemah, eutopnea, proksimal nokturnal, edema perifer,
palpitasi berlangsung secara perlahan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi
 Intark Miokard dengan episode GJK sebelumnya
 Penyakit katup
 Bedah jantung
 Endukarditis
 Sistemik lupus eritematosur (SLE)
 Syok septic
5. Pemeriksaan fisik
 TTV
Tekanan Darah : Mungkin rendah
Nadi : Nadi Perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan
denyutan dapat terjadi.
Suhu : Normal, kadang-kadang meningkat
Respirasi : Tekipnea, Nafas dangkal, dispneu
 Leher
Terdapat pembesar vena jugularis
 Dada
I : Warna kulit pucat/sianosis
P : Nyeri tekan pada daerah jantung
P : suara pekak, terjadi pembesaran jantung
A : bunyi jantung S3 (Gallop) adalah diagnostik, S1 dan S2 mungkin
melemah.
 Ekstremitas
Kemungkinan sianosis
6. Pemeriksaan penunjang
XVIII
 Foto thorax
Menunjukkan pembesaran ventrikel kiri, pembesaran pangkal aorta
dan perkapuran katup tidak terlihat.
 EKCI
Hipertropi ventrikuler, kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu
atau lebih setelah intark miokard menunjukkan adanya ansukisme
ventrikuler.

 AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respimitorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2.
 Kreatinin
Kenaikan kreatinin indikasi gagal ginjal
 Albumin
Mungkin menurun akibat penurunan protein atau sintesis protein
dalam hepar yang mengalami kongesti.

XIX
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : DILATED CARDIOMYOPATHI
DI RUANG MULTAZAM 3 RS MUHAMMADIYAH
BANDUNG.

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Dx medis : Dilated cardiomyopathi
Tgl Masuk RS : 23-10-2021
Tanggal Pengkajian : 25-10-2021
Alamat : Jl. Cihalarang Kec. Cimenyan Kel. Mekar
saluyu RT 02
RW 01 No. 31, Bandung, Jawa Barat.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D

XX
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Cihalarang Kec. Cimenyan Kel. Mekar
saluyu RT 02
RW 01 No. 31, Bandung, Jawa Barat.
Hub. dengan klien : Ayah

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh Nyeri.
b) Keluhan saat masuk RS
Dua bulan sebelum masuk RS klien mengeluh Nyeri dan sesak,
kemudian pada tanggal 23-10-2021 klien dibawa ke IGD dengan
bantuan keluarga. Setelah itu, klien dianjurkan di rawat inap di
ruang Arafah 1 dan dipindahkan pada tangga 24-10-2021 ke
Ruang Multazam 3.
c) Keluahan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25/10/2021 klien
mengeluh nyeri, nyeri bertambah ketika sesudah makan dan
berkurang setelah meminum obat. Nyeri dirasakan seperti di
tusuk-tusuk jarum. Nyeri dirasakan di abdomen atas sebelah kiri
dengan skala nyeri 5 (0-10). Dan Nyeri dirasakan hilang timbul.

2) Riwayat kesehatan dahulu


Klien pernah dirawat di Rumah Sakit Santo Yusuf satu tahun yang
lalu dengan penyakit yang sama.

3) Riwayat kesehatan keluarga

XXI
Menurut klien di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi dan lainnya dan
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular yang tinggal
serumah seperti TBC, HIV.

4) Genogram Keterangan :
Tidak ada (-)

d. Pola aktivitas sehari – hari

Jenis ADL Sebelum Sakit / Dirumah Saat di RS

a. Makan
 Frekuensi 3x/hari 2x/hari
 Jenis Nasi , sayuran, daging, Bubur, nasi tim,
gorengan. sayuran sup.
 Jumlah 1 porsi ½ porsi
 Keluhan Tidak ada Nyeri setelah makan.

b. Minum
 Jumlah ± 4 gelas/hari ±2 gelas/hari
 Jenis Air putih, teh, kopi Air putih.
 Keluhan Tidak ada Tidak ada

c. Eliminasi BAB
 Frekuensi 1x/hari 1x/hari
 Konsistensi Padat Padat
XXII
 Warna Kuning feses Kuning feses
 Keluhan Tidak ada Tidak ada

d. Eliminasi BAK
 Frekuensi ±3 kali/hari ± 4 kali /hari
 Warna Kuning urin Kuning urin
 Keluhan Tidak ada Tidak ada

e. Istirahat / tidur
1. Tidur
a) Siang
 Lama tidur 2 jam/hari ±1 jam
 Waktu 13.00 – 15.00 wib 07.00 – 09.00 wib
 Keluhan Tidak ada Serig terbangun,
tidak nyenyak.
b) Malam
 Lama tidur 5 jam/hari 4 jam/hari
 Waktu 01.00 – 06.00 wib 22.00 – 05.00 wib
 Keluhan Susah tidur. Tidak nyenyak.

f. Personal higyene
1. Mandi
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari (diseka)
 Keluhan Tidak Ada Tidak ada
2. Keramas
 Frekuensi 1x/hari Belum pernah
dilakukann selama di
rawat di RS
 Keluhan Tidak ada Gatel, rambut lepek
3. Gosok gigi
 Frekuensi 2x/hari Belum pernah
dilakukann selama di
rawat di RS.
 Keluhan Tidak ada Tidak nyaman.

XXIII
4. Gunting Kuku
 Frekuensi 1x/minggu Belum pernah
 Keliuhan Tidak ada Tidak ada

g. Aktivitas Klien merupakan pekerja Selama di rawat di


wirausaha. RS klien bedrest.

e. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum : klien tampak meringis, pucat, dan lemah
2) Tingkat kesadaran (Composmentis)
GCS :
E = 4
M= 6
V = 5
3) Pemeriksaan Antropometri
TB =163 cm
BB =55 kg
IMT = 20,7 kg
4) Tanda – tanda Vital
TD : 100/80 mmHg
N: 60x/m
R: 22x/m
S: 35,80C
5) Kepala
Inspeksi
bentuk kepala simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan
tanda-tanda kekurangan gizi,rambut berwarna hitam,tidak terdapat
alopecia distribusinya merata.
Palpasi
ada penonjolan, rambut tidak lebat dan kuat. Tidak terdapat nyeri
tekan.

XXIV
6) Mata
Inspeksi
simetris mata kiri dan kanan, alis dan kelopak mata simetris, simetris
bola mata kika, warna konjungtiva anemis, dan sclera berwarna
merah, tidak menggunakan kaca mata, terdapat mata panda. Mata
tampak sayu, rangsangan terhadap cahaya +/+. Fungsi penglihatan
klien baik terbukti dapat membaca papan nama perawat dari jarak ±
60 cm

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.
7) Telinga
Inspeksi
bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak
menggunakan alat bantu dengar. Fungsi pendengaran baik terbukti
dengan cara merespon saat di panggil namanya.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.

8) Hidung
Inspeksi
simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi,
tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi. Fungsi
penciuman baik terbukti bisa membedakan bau minyak wangi dan
kopi

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.

9) Mulut
Inspeksi

XXV
mukosa bibir kering dan bibir pucat, tidak ada lesi dan stomatitis, gigi
lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan gigi,
tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, warna pink,
langit2 utuh dan tidak ada tanda infeksi.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.

10) Leher
Inspeksi
warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris,
tidak ada pembesaran kelenjer getah bening.

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.
11) Dada
Inspeksi
simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan, warna kulit sama dengan warna pucat/ sianosis, tidak
ikterik/sianosis, terdapat edema.
Palpasi
integritas kulit baik, nyeri tekan pada daerah jantung. tanda-tanda
peradangan, ekspansi simetris, taktil vremitus cendrung sebelah
kanan lebih teraba jelas.
Perkusi
Suara pekak terjadi pembengkakan jantung
Auskultasi
bunyi nafas ronchi

12) Abdomen
Inpeksi
simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ikterik ,
gerakan dinding perut sama disetiap kuandran
Perkusi
XXVI
timpani,
Auskultasi
tidak melakukan pengkajian.
Palpasi
tidak teraba penonjolan tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada massa
dan penumpukan cairan

13) Reproduksi
Tidak melakukan pengkajian.

14) Ekstremitas
Atas
Inspeksi
simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh,
terpasang infus RL 20 tetes/m di sebelah kanan.
Palpasi
Turgor kulit kembali dalam 3 detik (normal), kelembaban kulit baik,
ada lesi, tidak oedem

kekuatan otot:

5 5

Bawah
Inspeksi
simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot.

Palpasi
Turgor kulit kembali dalam 3 detik kelembaban kulit baik, ada lesi,
terdapat oedem (+) kika.

Kekuatan otot:
XXVII
5 5

f. Data Psikologis
1) Status emosi
Status emosi klien stabil terukti klen tidak mudah tersinggung dan
tidak mudah marah.
2) Kecemasan
Klien mengatakan saat ini tidak merasa cemas. Klien megetahui
bahwa penyakit ini bias disembuhkan dengan menjaga pola makan
dan gaya hidup sehingga klien berharap sembuh total.

3) Pola Koping
Bila terjadi permasalahan maka akan dirundingkan dengan
keluarganya.
4) Gaya komunikasi
Klien sangat kooperatif.
5) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Klien tidak merasa malu terhadap tubuhnya sekarang walaupun
tubuh bagian kiri mengalami kelemahan.
b) Peran Diri
Klien menyadari perannya sebagai ayah dari anak-anaknya, dan
selalu memberikan kasih saying kepada keluarganya, klien
merasakan perannya sedikit berkurang karena sakit. Namun,
keluarga tidak mempersalahkannya. Sehingga, kiln merasa masih
diterima ditengah keluarganya.
c) Ideal Diri
Klien menyadari idealnya diri sendiri harus mampu beperan
sebagai ayah. Karena sakit klien tidak mampu mencapai ideal

XXVIII
dirinya. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi klien karena
keluarga mau menerima keadaan klien seperti sekarang.

d) Harga Diri
Walaupun klien tidak bias mencapai ideal dirinya, namun klien
tidak merasa rendah hati karena keluarga mau menerima keadaan
klien seperti sekarang dan selalu memberi dukungan moral.

e) Identitas Diri
Klien mudah menydari bahw klien masih seorang laki-laki.

g. Data Pengetahuan
Klien dan keluarga menanyakan cara untuk melatih gerak di rumah dan
menanyakan diit makanan.
h. Data Sosial
Social klien terlihat baik, terbukti selalu ada saja tetangga atau saudara
yang menjenguk klien setiap harinya.
i. Data Spiritual
Menurut pengskusn klien hal yang menjadi dorongan dalam menjalani/
menghadapi penyakitnya adalah:
1. Agama
Klien dan keluarga berkeyakinan bahwa penyakit klien adalah cobaan
dari allah swt. Sehingga klien sadar berdoa agar diberikan
kesembuhan. Dan klien selalu menjalankan ibadah shalat walaupun di
tempat tidur.
2. Keluarga
Keluara yang selalu memberikan dukungan dan dan mau menerima
klien lebih awal apa adanya. Hal itu menjadikan semangat klien
dalam menghadapi penyakitnya.

XXIX
j. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium

Tanggal Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan Interpretasi


23-10- 1. HEMATOLOGI
2021 Hemoglobin 8
parameter, hitung
jenis: Pria: 14-18 gr/dl
Hemoglobin 16,1 Pria: 40-54 %
Hematokrit 47 4.000-10.000 sel/mm3
Leukosit 7.700 150.000-400.000 sel/mm3
Trombosit Pria: 4,5-6,5 juta sel/mm3
172.000 80-100 fL
Eritrosit 5,9 27-34 pg
MCV 92 32-36
MCH 32 %
XXX
MCHC 34 0-1 %
Hitung jenis: 1-4 %
Basophil - 35-70 %
Eosinophil - 2-10 %
Netrofil 70 20-40
Monosit 3
Limfosit 27 mg/dl

2. ABETES
Gula Darah Sewaktu Sampai 160
93
24-10- 1. FAAL GINJAL
2021 Ureum 15,0-43,2 mg/dl
31,8 Pria : 0,731,36 mg/dl
Kreatinin
0,91

2. ELEKTROLIT
Natrium 138 135-145 mmol/L
Kalium 4,0 3,5-5,5 mmol/L
Chloride 109 96-106 mmol/L
24-10- KLINIK RUTIN
2021 Urine Rutin Kuning jernih
Warna Kuning jernih 1.005-1.030
BJ 1.010 4,8-8,0
PH 6,5 Negatif
Protein Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif s/d Positif 1
Urobilin Negatif Negatif
Bilirubin Negatif

Sedimen 0-2/lpb
Leukosit 1-3/lpb -/lpb
Eritrosit 0-1/lpb -
XXXI
Kristal - -
Silinder - +
Sel epitel +

2) Radiologi tanggal 23-10-2021


Hasil Pemeriksaan radiologi CT-SCAN
Pada pemeriksaan foto toraks.
 Cardiomegali dengan awal bandungan paru
 Tidak tampak pneumonia/ TB paru aktif

k. Program Dan Rencana Pengobatan


Tanggal Therafi Dosis Fungsi
26-10-2021 Spironolactone 1x25 mg menghambat
penyerapan garam
(natrium) berlebih
ke dalam tubuh
dan menjaga
kadar kalium
dalam darah agar
tidak terlalu
rendah, sehingga
tekanan darah
dapat diturunkan.
Ramipril 1x2,5 menghambat
perubahan
angiotensin I
menjadi
angiotensin II.

XXXII
Sucralfat 3x1 cth mengatasi tukak
lambung, ulkus
duodenum, atau
gastritis kronis. 
Pantoprozole 40 mg meredakan
keluhan dan
gejala akibat
peningkatan asam
lambung, seperti
nyeri perut, panas
di dada
(heartburn), atau
sulit menelan.
Furosemide 1x40 untuk mengatasi
edema
(penumpukan
cairan di dalam
tubuh) atau
hipertensi
(tekanan darah
tinggi).
Bisoprolol 1x1,25  memperlambat
detak jantung dan
tekanan otot
jantung saat
berkontraksi,
sehingga beban
jantung dalam
memompa darah
ke seluruh tubuh
dapat berkurang.

XXXIII
2. Analisa Dat
No. Data senjang Kemungkinan Masalah
dampak dan penyebab
1 DS : Arteri koroner Gangguan
- Klien mengeluh rasa nyeri.
nyeri di dada.
- Klien mengatakan
nyeri seperti Pasokan darah tidak
ditusuk jarum. memadai ke otot
DO : - Klien tampak jantung
Meringis
- Klien tampak lesu.
- Klien tampak pucat Penurunan perfusi
- Skala nyeri 5 (0-10) jaringan
- TTV : kardiopulmoner
TD : 100/80 mmHg
N: 60x/m
R: 22x/m Hipoksia
S: 35,80C

Hipoksemia miokard

MK : nyeri

XXXIV
2 DS : Kegagalan ventrikel kiri Pola nafas
Klien mengatakan sesak nafas tidak efektif.
DO :
- Terdapat ronchi Tekanan atrium kiri
- R : 22x/m
- Terdapat oedem (+)
pada akstriminitas Hipertensi pulmonal
bawah kika
- Radiologi tanggal
23-10-2021 dengan
hasil : Edema paru
Cardiomegali
dengan awal
bandungan paru sesak

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan arteri koroner


2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan ventilasi

(Kelemahan otot jantung)

XXXV
XXXVI
C. PERENCANAAN

No Diagnosa Keperawatan Intervensi


Tujuan Tindakan Rasional
1 Gangguan rasa nyeri Setelah dilakuan 1. Pengkajian nyeri secara 1. Menggunakan skala
berhubungan dengan tindakan keperawatan komperhensif termasuk penilaian rasa yang
arteri coroner. selama 2x24 jam, lokasi,karakteristik dan tepatakan membantu
diharapkan nyeri dapat frekuensi. penyediaan pelayanan
berkurang. kesehatan, memantau
Dengan kriteria hasil: tingkat rasa nyeri dan
- Klien menyesuaikan obat nyeri
mengtakan sesuai dengan kebutuhan
nyeri 2. Observasi TTV. 2. Mengetahui perkembangan
berkurang vital klien.
- Mampu 3. Atur posisi tidur klien 3. Penggunaan tindakan
mengontrol dengan nyaman. kenyamanan akan
nyeri mengalihkan klien dari
- Menyatakan nyeri.
4. Kolaborasi dengan
rasa nyaman 4. Analgesik akan sangat
dokter pemberian obat
ketika nyeri membantu dalam
analgesik.
berkurang mengurangi nyeri dan
membantu proses
pemulihan.
37
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Monitor pola nafas 1. Mengetahui ada
tindakan keperawatan tidaknya suara
berhubungan dengan
2x24 jam diharapkan tambahan.
ketidak adekuatan
pola nafas klien 2. Auskultasi bunyi 2. Kerkel dan mengi dapat
ventilasi (Kelemahan otot teratur. nafas. Catat adanya menunjukan adanya
Kriteria Hasil : krekel mengi. akumulasi cairan.
jantung)
- Klien tidak 3. Posisikan pasien 3. Dapat mengurangi
mengeluh semi fowler atau sesak pada klien.
sesak fowler
- Klien tidak 4. Observasi kulit 4. Sianosis pada kulit dan
menunjukan membrane mukosa membrane mukosa
tanda dipsnea pucat menunjukan
kondii hipoksia
sehubungan dengan
gagal jantung.

38
D. PELAKSANAAN
Tanggal & jam Tindakan DP ke Paraf

26-10-2021 - Melakukan pengkajian nyeri pada klien 1


14.00 Respon : klien mengatakan nyeri hilang
timbul dengan skala 5 (0-10).
- Mengatur klien senyaman mungkin 2
Respon : klien merasa nyaman dengan
posisi semi fowler
- Memberikan obat IV 1
15.45 Respon : Klien diberikan Pantoprazole
- Melakukan observasi TTV 1
Hasil :
TD : 100/60mmHg
N : 68x/m
R : 16x/m
S : 36,10C

27-10-2021 - Melakukan pengkajian nyeri pada klien 1


19.00 Respon : pasien sudah tidak mengatakan
nyeri 1
- Memberikan obat
Respon : klien meminum obat 1

28-10-2021 - Melakukan pengkajian nyeri pada klien 2


05.00 Respon : klien sdah tidak mengeluh

39
nyeri. 1
- Menanyakan apakah klien merasa sesak
Respon : klien tidak mengatakan sesak
- Melakukan observasi TTV
Hasil :
TD : 130/90mmHg
N : 57x/m
R : 19x/m
S : 360C

E. EVALUASI & CATATAN PERKEMBANGAN

40
Tanggal & jam No. DP SOAPIER Paraf

28-10-2021 1 S:
05.00 Klien tidak mengeluh nyeri

O:
- Klien tampak segar
- Skala nyeri 2 (0-10)
- TTV :
TD : 130/90mmHg
N : 57x/m
R : 19x/m
S : 360C

A:
Masalah teratasi.

P : Hentikan Intervensi.

28-10-2021 2 S:
05.00 Klien sudah tidak mengatakan sesak.

O:
- Klien tampak segar

- R: 19x/m

A:
Masalah teratasi.

P : Hentikan Intervensi.

41
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

42
Setelah melakukan tindakan keperawatan pada Tn.A dengan Dilated
cardiomyopathy, di dapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah
dilakukan tindakan yang meliputi data subjektif dan objektif. Dari pengkajian
tersebut diambil suatu diagnose. Setelah melakukan pengkajian pada Tn.A
didapatkan diagnose bahwa Tn.A dengan Dilated Cardiomyopathy, dengan
masalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diverticula.

Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,


sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisiyang ada.
Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Tn. A
menunjukan suatu kemajuan yaitu nyeri sudah tidak dirasakan. Klien kembali
normal, dan keadaan umum klien membaik.
b. Saran
1. Teoritis
Diharapkan hasil laporan ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca
tentang dilated cardiomyophaty dan sebagai wacana untuk mengetahui
proses proses pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan dilated
cardiomyopathy.
2. Praktisa
a). Bagi rumah sakit
Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan dilated cardiomyopathy.
b). Bagi tim kesehatan
Diharapkan kepala tim kesehatan , hasil laporan ini dapat digunakan
sebagai masukan bagi tim kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan prilaku dalam upaya peningkatan asuhab keperawatan serta
pencegahan komplikasi padapasien dengan dilated cardiomyopathy.
c). Bagi instansi akademik

43
diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai referensi institusi
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan
datang.
d). Bagi pasien dan keluarga
diharapkan laporan ini dapat menambah informasi tentang gambaran
umum penyakit dilated cardiomyopathy sehingga dapat menumbuhkan
kesadaran untuk meningkatkan kesehatannya serta melakukan perawatan
yang tepat bagi keluarga.

LEMBAR BIMBINGAN

No Hari Tanggal Pembahasan Tanda Tangan


Pembimbing

44
1 Selasa 12-10-2021 Membahas pemeriksaan fisik dan
analisa data.
2 Selasa 19-10-2021 Mencari kasus baru.
3 Selasa 16-11-2021 Membahas pendahuluan, pengkajian,
dan analisa data.
4 Rabu 17-11-2021 ACC siding.
5

Bandung, November 2021

( Asep Wijana Kusumah , S.Kep.,Ners )

DAFTAR PUSTAKA

Mayadesi, Cia. 2017. Laporan Pendahuluan Kardiomiopati.


https://id.scribd.com/document/359585674/TRISNA-LP-KARDIOMIOPATI-docx
Diakses pada tanggal 16-10-2021 pada jam 11.00.

45
RIWAYAT HIDUP

46
Nama : Dhea Nurafida Hermawati

NIS : 192010069

Tempat, tanggal lahir : Garut, 26 Juli 2003

Alamat : Jl. Jatihandap RT 02 RW 15 Kec. Mandalajati Bandung, Jawa barat.

Email : dheahrmwtii@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Hikmatul Insan.
2. SDN 2 Jatihandap.
3. SMPN 1 Limbangan.
4. SMK Bhakti Kencana Bandung.

47

Anda mungkin juga menyukai