FARMAKOKINETIKA
Di Buat Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inahyanya, kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul FARMAKOKINETIKA.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat tata bahasanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sifat Kerja Obat .................................................................................3
B. Mekanisme Kerja Obat........................................................................................3
C. Fase Farmakokinetik...........................................................................................4
1. Absorpsi.........................................................................................................5
2. Distribusi........................................................................................................7
3. Metabolisme atau biotransformasi.................................................................8
4. Eksresi............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas serta suatu toksisitas suatu obat tergantung pada keberadaan dan
perubahan zat aktif di dalam tubuh (Aiche, 1993). Menurut Shargel (1988), bahwa
intensitas efek farmakologi atau efek toksik suatu obat sering kali dikaitkan
dengan konsentrasi obat pada reseptor, yang biasanya terdapat dalam sel-sel
jaringan . oleh karena sebagian sebagian besar sel-sel jaringan di perfusi oleh
jaringan atau plasma, maka pemeriksaan kadar obat dalam plasma merupakan
suatu metode yang sesuai untuk pemantauan pengobatan.
1
B. Rumusan Masalah
a) Bagaiman sifat kerja obat?
C. Tujuan
a) Mengetahui sifat kerja obat beserta komponen-komponennya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Sebuah obat tidak
menciptakan suatu fingsi didalam jaringan tubuh atau organ, tetapi mengubah
fungsi fisiologis. Obat dapat melindungi sel dari pengaruh agents kimia lain,
meningkatkan fungsi sel, atau mepercepat atau memperlambat proses kerja sel.
Obat dapat menggantikan zat tubuh yang hilang (Insulin, Hormon Tiroid, atau
Estrogen
Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel
dengan berinteraksi dengan tempat reseptor. Sel aluminium hidroksida obat
mengubah zat kimia suatu cairan tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar
asam lambung). obat-obatan, misalnya gas anestsi mum, berinteraksi denga
membran sel. Setelah sifat sel berubah, obat mengeluarkan pengaruhnya.
Mekanisme kerja obat yang paing umum ialah terikat pada tempat reseptor sel.
Reseptol melokalisasi efek obat. Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena
memiliki bentuk kimia yang sama. Ketika obat dan reseptor saling berkaitan, efek
terapeutik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok
reseptor yang unik. Misalnya, reseptor pada sel jantung berespon pada preparat
digitalis.
Suatu obat yang di minum peroral akan melalui tiga fase : Farmasetik
(Disolusi), Farmakokinetik, Farmakodinamik, agar kerja obat dapat terjadi. Dalam
3
fase farmasetik, obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus
membran biologis. Jika obat di berikan melalui ureter subkutan, intramuskular,
atau intravena, maka tidak terjadi fase farmaseutik. Fase ke dua, yaitu
Farmakokinetik, terdiri dari empat proses : Absorpsi, Distrbusi, Metabolisme
(Biotranformasi), dan Ekskresi
C. Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek
tubuh terhadap obat. Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk
kedalam tubuh, mencapai tempat kerjanya, dimetabilosme, dan keluar dari tubuh.
Farmakokinetik adalah keseluruhan proses atau kejadian yang dialami molekul
obat mulai saat masuknya obat kedalam tubuh sampai keluarnya obat tersebut dari
dalam tubuh.
1. Absorpsi
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat di masukan kedalam tubuh, melalui
jalurnya hingga masuk kedalam sirkulasi sistemik pada level seluler, obat
diabsorpsi melalui beberapa metode, teruratam transport aktif dan transport pasif.
4
Absoorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dan
saluran gastrointestinal kedalam cairan tubuh melalui absorpsipasif, absorpsi
aktif, rinositosis atau pinositosis.
Absorpsi obat di pengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stres, kelaparan, makanan,
dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat obat vasokontriktor, atau penyakit
yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas, dan
berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih
lama berada di dalam lambung.
Faktor faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian
obat, daya larut obat, dan kondisi ditempat absorpsi.
Obat oral lebih mudsh di absorpsi, jika diberikan di antara waktu makan. Saat
lambung terisi makanan, isi lambung secara perlahan di angkut ke duodenum
sehingga absorpsi melambat. Beberapa makanan dan antasida membuat obat
berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lampisan saluran
cerna. Beberapa obat hancur akibat peningkatan keasaman isi lambung dan
pencernaan protein selama makan. Selubung enterik pada tablet tertentu tidak
larut dalam getah lambung, sehingga obat tidak dapat di cerna di dalam saluran
cerna bagian atas. Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat.
5
a. Metode absorpsi
b. Kecepatan absorpsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik hanya sedikit sel.
Absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh.
1) . Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi
2) . Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
3) . Lambat sekali, berjam jam/ berhari hari: per rektal/ sustained frelease.
d. Kecepatan absorpsi
1) . Diperlambat oleh nyeri dam stres
2) . Makanan tinggi lemak
3) . Faktor bentuk obat
4) . Kombinasi dengan obat lain
6
2. Distribusi
Distribusi adalah proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah ( Dinamika
sirkulasi), afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, berat dan
komposisi badan, dan efek pengikatan dengan protein.
Dstribusi obat adalah proses obat di hantarkan dari sirkulasi sistemiak
kejaringan dan jaringan tubuh.
Distribusi obat yang teah diabsorpsi tergantung beberapa faktor:
a. Aliran darah
b. Permeabilitas kapiler
c. Ikatan protein
7
3. Metabolisme atau biotransformasi
Waktu paruh, dilambangkan dengan t atau 1/2 dari suatu obat adalah waktu
yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk di eliminasi, metabolisme
dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya pada kelainan fungsi
hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat di
metabolisasi dan di eliminasi. Jika suatu obat di berikan terus menerus, maka
dapat terjadi penumpukam obat.
Jika obat memiliki waktu paruh yang panjang (seperti di goksin: 36 jam ),
maka diperlukan beberapa hari agar tubuh dapat mengeliminasi obat tersebut
seluruhnya, waktu paruh obat juga dibicirakan dalam bagian berikut mengenai
farmakodinamik, karena proses farmakodinamik berkaitan dengan kerja obat.
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat di ekskresikan melalui ginjal atau empedu.
8
Dengan perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian
berubah menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi toksik.
Faktor faktor yang mempengaruhi metabolisme:
1). Kondisi khusus
2). Pengaruh gen
3). Pengaruh lingkungan
4). Usia
4. Eksresi
Eksresi obat artinya eliminasi atau pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar
dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat juga dapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudarah), kulit dan karaktusintestinal
Organ terpenting untuk eksresi obat adalah ginjal. Obat di eksresi melalui ginjal
dalam bentuk utuh maupun metaboliknya. Eksresi dalam bentuk aktif merupakan
cara eliminasi obat melalui ginjal. Eksresi melalui ginjal melibatkan tiga proses,
yaitu filtrasiglomelurus, sekresiaktifditubul. Fungsi ginjal mengalami kematangan
pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun 1% pertahun. Eksresi obat
yang kedua penting adalah melalui empedu kedalam usus dan keluar bersama
fases. Eksresi melalui paru terutama untuk eliminasi gas anestetik umum
(Gunawan, 2009).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mencapai kerja maksimal, obat memerlukan beberapa tahap yakni tahap
farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Sebelum obat benar-benar
diserap oleh tubuh, obat perlu di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
masing-masing obat tidak akan mempunyai waktu perubahan yang berbeda-beda.
Tergantung kandungan obat itu sendiri. Karena beberapa obat tidak 100% obat.
Keadaan asam basah urin juga berpengaruh didalam perubahan partikel obat
tersebut.
Setelah obat mencapai kerja obat, obat akan di metabolasi menjadi bentuk yang
tidak aktif, sehingga lebih mudah untuk dieksresi. Setelah dimetabolisasi, obat
akan keluar dari tubuh melalui ginjal, hati, usus, paru-paru, dan kelenjar eksokrin.
Strukrur kimia sebuah obat akan menentukan organ yang akan di mengekresinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11