DI
OLEH:
KELOMPOK : 7
SARIFATUL MUNA
SHIBA SASALBILA
SITI MAISARAH
ZAHRATUL JANNAH
A. Latar Belakang
Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak
da keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai
terapi bagi anak. Dasar pemikiran pentingnya asuhan terapeutik ini adalah bahwa
walaupun ilmu pegetahuan dan teknologi di bidang pediatrik telah berkembang
pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri,
marah, cemas dan takut pada anak. Sangat disadari bahwa sampai saat ini belum
ada teknologi yang dapat mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak
perawatan tersebut diatas. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari tenaga
kesehatan, khususnya perawat dalam melaksanakan tindakan pada anak dan
orang tua (Supartini, 2004).
Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit
yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah lingkungan fisik rumah sakit,
tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan,
dan lingkunagan sosial antar sesama pasien. Dengan adanya stresor tersebut,
distres yang dapat dialami anak adalah gangguan tidur, pembatasan aktivitas,
perasaan nyeri, dan suara bising, sedangkan dostres psikologis mencakup
kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih, malu, dan rasa bersalah (Supartini,
2004).
B. MRumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, masalah yang dapat dirumuskan
adalah bagaimanakah teori atau sebuah konsep tentang atraumatic care itu?.
A. Konsep Anak
1. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak menurut (Supartini, 2004) dikelompokkan 4
komponen yaitu:
a. Manusia (Anak)
Manusia sebagai klien dalam keperwatan anak adalah individu yang
berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh
kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologik, dan
spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa.
b. Sehat
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-
sakit. Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan
sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan
usianya.
c. Lingkungan
Lingkungan terdiri atas lingkungan interna dan lingkungan eksternal
yang dapat mempengaruhi kesehatan anak. Lingkungan interna, yaitu
genetik (keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi,
dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan
eksternal yaitu status nutrisi, orang tua, saudara sekandung (sibling),
masyarakat atau kelompok sekolah dan lain-lain.
d. Keperawatan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi kebutuhan yang
spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik dengan anak atau
keluarga melalui perannya sebagai pembela, pemulih atau pemelihara
kesehatan, koordinator, kolabolator, pembuat keputusan etik dan perencana
kesehatan.
2. Prinsip-Prinsip Perawatan Anak
Prinsip-prinsip dalam asuhan keperawatan anak (Hidayat, 2005) yaitu:
a. Anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari
ukuran fisik saja, karena anak mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan menuju proses kematangan
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan
sesuai dengan tahap perkembangan.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggungjawab
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak misalnya
anak tidak merasakan gangguan psikologis, rasa cemas dan takut.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan
meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sabagai
makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan
masyarakat.
g. Pada masa yang akan datang kecendrungan keperawatan anak berfokus
pada ilmu tumbuh kembang .
D. Permainan Terapeutik
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga
anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi
orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Macam – macam bermain :
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain. Untuk di
hospitalisasi bermain fisik harus disesuaikan dengan kemampuan dan
kesehatan anak saat itu.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh: Melihat gambar di buku/majalah ,mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dan sebagainya.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
A. Kesimpulan
Atraumatic care merupakan asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan
trauma pada anak dan keluarganya dan merupakan asuhan yang teurapetik karena
bertujuan sebagai therapi pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk
perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan
kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic car
ebukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian
pada apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak
dengantujuan mencegah dan mengurangi stres fisik maupun psikologis. Aktivitas
bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang
banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif
dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya
maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara
efektif.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai perawatan atraumatik,
dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan
Anak I serta menjadi bahan pembelajaran. Oleh karena itu dengan adanya bahan
materi ini diharapkan kita dapat mengaplikasikan konsep ini saat praktek
keperawatan anak di RS dan dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2 Cetakan 3 Jilid
Ke 2. Jakarta: Salemba Medik.
Bets, Cecili Lynn.. 2009. Buku Saku : Keperawatan Pediatric Edisi 5 Cetakan Pertama.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif Et All. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius.