Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARAGA

“ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA USIA REMAJA”

Dosen Pembimbing : Dian Yuniar Syanti Rahayu,SKM,M.Kep

Disusun Oleh :
Armeylany Dwi Chandra S.T
Fitrianingsih
Muhammad Ishaq Andeleu
Nelly Tri Widia Wati
Sri Ramdina
Yuni Adriani
3C KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan
kekuatan, ketabahan, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada kita dalam
melaksanakan perkuliahan di lingkup Poltekkes Kemenkes Kendari, sehingga kami dari
kelompok 5 dapat menyusun dan menyelesaikan sebuah makalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Usia Remaja”tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan kepada
dosen pengampu yang telah memberikan topik makalah dan referensi yang harus kami
gunakan, sehingga kami dapat lebih terarah dalam menyusun makalah ini. Terimakasih pula
kepada teman-teman kelompok 5 yang telah berpartisipasi dalam menyusun makalah ini, baik
andilnya dalam mencari, memilah materi, dan menyusun makalah. Semoga kita semua selalu
dalam lindungan Allah subhana wata’ala dan diberkahi kesehatan dalam masa pandemi
seperti sekarang ini, dan semoga pandemi ini segera berlalu sehingga kita semua dapat
berkumpul kembali untuk melaksanakan perkuliahan secara normal di kampus kita tercinta.
Aamiin.
Selaku penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
apabila menemukan kekurangan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan serta
menerima kritik dan saran yang mendukung dari pembaca khususnya dari dosen pengampu
dan teman-teman sekalian, untuk dijadikan pegangan dan upaya peningkatan selanjutnya agar
menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
untuk kelompok 5 dan teman-teman sekalian serta semua pihak yang sempat membaca.

Kamis, 17 Maret 2022


Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................................
C. Metode Penulisan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian........................................................................................................................
B. Tahapan perkembangan anak remaja..............................................................................
C. Ciri-ciri masa remaja.......................................................................................................
D. Tugas Perkembangan pada Masa Remaja.......................................................................
E. Tugas Perkembangan Keluarga.......................................................................................
F. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak  Usia
Remaja............................................................................................................................
G. Peran Perawat..................................................................................................................
H. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki
perannya masing-masing.Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi
perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang
didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita
banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda
(perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-
nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak
remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka
sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan
nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada
usia ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya
teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada
usia ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang sering mengganggu anak
remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka
memiliki dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja mencari
kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.Peran
perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja adalah
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga,
sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan
masalah yang timbul bisa teratasi.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
a. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan
usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan
usia remaja
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan
tahap perkembangan usia remaja
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja
C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan
dan internet, diskusi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individumengalami perubahan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,biasanya antara usia 13 dan 20 tahun.
Istilah adolesens biasanyamenunjukkan maturasi psikologis individu, ketika
pubertasmenunjukkantitik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan
hormonalpubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan
perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis danberhadapan
dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005).
B. Tahapan Perkembagan Remaja
Menurut Purwanto (1999), tingkat-tingkat perkembangan dalam masaremaja dapat
dibagi dengan berbagai cara. Salah satu pembagian yangdilakukan oleh Stolz adalah
sebagai berikut:
a. Masa prapuber: satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang sesungguhnya. Anak
menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badanterhambat sementara.
b. Masa puber atau masa remaja: perubahan-perubahan sangat nyata dancepat. Dimana
anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari padapria. Masa ini lamanya berkisar
antara 2,5 – 3,5 tahun.
c. Masa postpuber: pertumbuhan yang cepat sudah berlalu, tetapi masihnampak
perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapabagian badan.
d. Masa akhir puber: melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-
tandakedewasaan.
Menurut Depkes RI (1999) dalam Purwanto (1999) dijelaskanbahwa perkembangan
psikososial remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaituperkembangan psikososial remaja
awal (10-14 tahun), remaja pertengahan(15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).
1. Remaja Awal (10 -14 tahun)
Masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa anak-anak yangbiasanya tidak
menyenangkan, dimana dengan meningkatnya kesadaran diri (self consciousness)
terjadi juga perubahan secara fisik, psikismaupun sosial pada remaja sehingga remaja
mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah,
tersinggung bahkan agresif.Selain hal tersebut, remaja juga menjadi sulit bertoleransi
danberkompromi dengan lingkungan sekitar sehingga cenderungmemberontak dan
terjadi konflik.Masa remaja awal ini juga remaja senang bereksperimen dalam
pakaian,gaya yang dianggap tidak ketinggalan zaman dan senang
membentukkelompok sebaya yang sesuai dengan mereka. Rasa keterikatan
dengankelompoknya ini sangat penting bagi remaja, sehingga cenderungmengikuti
apa yang dipakai oleh kelompoknya karena keinginan untuktampak sama dan
dianggap dalam kelompok pergaulan. Konsumsi obat(narkoba) juga dapat berkaitan
dengan alasan sosial, yang membanturemaja merasa lebih nyaman dan menikmati
kebersamaan dengan oranglain (Ksir, Hart, & Ray dalam Santrock, 2007).
2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)
Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun, pada tahap inibiasanya remaja
lebih mudah untuk diajak bekerjasama karena mampuberkompromi, tenang, sabar,
lebih toleran untuk menerima pendapatorang lain. Saat ini remaja lebih belajar untuk
berfikir independen danmenolak campur tangan orang lain termasuk orang tua.
Remaja jugamulai terfokus pada diri sendiri, mudah bersosialisasi, tidak lagi
pemaludan mulai membutuhkan lebih banyak teman bersifat solidaritas bahkanmulai
membina hubungan dengan lawan jenis sehingga lebih memilihuntuk menghabiskan
waktu dengan teman-teman dibandingkan keluarga.Remaja mulai memiliki minat
yang besar dalam seni, olah raga,organisasi, dan sebagainya seiring dengan
berkembangnya intelektualitasmereka. Pada masa ini remaja mampu berfikir abstrak,
berhipotesa danpeduli untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap
permasalahannyasehingga remaja sering bereksperimen untuk mendapatkan citra diri
yangdirasakan nyaman bagi mereka walaupun berisiko. Beberapa
remajamenyalahgunakan narkoba karena tertarik dengan keterangan yangdiberikan
oleh media mengenai sensasi yang dihasilkan, merekabertanya-tanya seandainya obat
yang dideskripsikan dapat memberikanpengalaman yang sangat unik (Santrock,
2007).
3. Remaja Akhir (17 – 19 tahun)
Masa remaja akhir ini, remaja lebih berkembang dalam intelektualitasnyasehingga
mulai menggeluti masalah sosial, politik, agama. Remaja yangtumbuh dengan baik
dan tanpa masalah akan mulai belajar mandiri baiksecara finansial maupun
emosional dengan lebih baik mengatasi stresssehingga pada tahap ini remaja ingin
diakui sudah menjadi seseorangyang dewasa dan dapat menentukan keputusan
hidupnya sendiri.Remaja juga mulai menjalin hubungan yang serius dengan
temantemannya,khususnya lawan jenis sehingga semakin sulit untuk diajakdalam
acara keluarga. Keluarga diharapkan terus memantauperkembangan remaja di tahap
ini tanpa memberikan banyak peraturankarena mereka sudah ingin dianggap dewasa.

C. Ciri-Ciri Masa Remaja


Menurut Hurlock (1998), masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentuyang membedakan
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a) Masa remaja sebagai periode yang penting
Peroide remaja dianggap sangat penting dari pada beberapa periode lainnya, karena
akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku. Akibat fisik dan psikologis
mempunyai persepsi yang sangat penting. Perkembangan fisik yang cepat dan penting
disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal pada
masa remaja.Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental
dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b) Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadisebelumnya, tetapi
peralihan yang dimaksud adalah dari satu tahapperkembangan ke tahap berikutnya.
Artinya, apa yang terjadi sebelumnyaakan meninggalkan bekasnya pada apa yang
terjadi sekarang dan akan datang. Bila anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa, anakharus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekakak-kanakan
danjuga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikanperilaku
dan sikap yang sudah ditinggalkan.
c) Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajardengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketikaperubahan fisik terjadi
dengan pesat maka perubahan perilaku dan sikapjuga berlangsung pesat. Jika
perubahan fisik menurun maka perubahansikap dan perilaku menurun juga. Ada
empat perubahan yang sama danhampir bersifat universal. Pertama, meningginya
emosi yangintensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologis.Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan olehkelompok.
Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku makanilai-nilai juga berubah.
Keempat, sebagian besar remaja bersikapambivalen terhadap setiap perubahan.
d) Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baikoleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagikesulitan itu, yaitu
sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anaksebagian diselesaikan oleh orang tua
dan guru-guru, sehinggakebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi
masalah, sertapara remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin
mengatasimasalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru.Ketidakmampuan
remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya, makamemakai menurut cara yang
mereka yakini. Banyak remaja akhirmyamenemukan bahwa penyelesaian tidak selalu
sesuai dengan harapanmereka.
e) Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapadirinya, apa
peranannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak ataudewasa, apakah ia mampu
percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat
beberapa orang merendahkannya.Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau
akan gagal.
f) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidakrapih, yang
tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak danberperilaku merusak, menyebabkan
orang dewasa yang harusmembimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut
bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
g) Masa Remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merahjambu. Ia
melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana adanya,terlebih dalam hal cita-
cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanyabagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya,menyebabkan meningkatnya emosi yang merupakan
ciri dari awal masaremaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi
marah.Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannyaatau
kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
h) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remajamenjadi gelisah
untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untukmemberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian danbertindak seperti orang dewasa ternyata
belumlah cukup. Oleh karena itu,remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang
dihubungkan denganstatus dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras,
menggunakanobat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka
menganggapbahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

D. Tugas Perkembangan pada Masa Remaja


a. Menerima citra tubuh
Seringkali sulit bagi remaja untuk menerima keadaan fisiknya bilasejak kanak-kanak
mereka telah mengagungkan konsep merekatentang penampilan diri pada waktu
dewasa nantinya. Diperlukanwaktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk
mempelajari cara-caramemperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai denganapa
yang dicita-citakan.
b. Menerima identitas seksual
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklahmempunyai banyak
kesulitan bagi anak laki-laki, mereka telahdidorong dan diarahkan sejak awal masa
kanak-kanak. Tetapiberbeda bagi anak perempuan, mereka didorong
untukmemainkan peran sederajat sehingga usaha untuk mempelajariperan feminim
dewasa memerlukan penyesuaian diri selamabertahun-tahun.
c. Mengembangkan sisitem nilai personal
Remaja megembangkan sistem nilai yang baru misalnya remajamempelajari
hubungan baru dengan lawan jenis berarti harusmulai dari nol dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana harusbergaul dengan mereka.
d. Membuat persiapan untuk hidup mandiri
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untukmandiri harus
didukung oleh orang terdekat.
e. Menjadi mandiri atau bebas dari orang tua
Kemandirian emosi berbeda dengan kemandirian perilaku. Banyakremaja yang ingin
mandiri, tetapi juga membutuhkan rasa amanyang diperoleh dari orang tua atau orang
dewasa lain. Hal inimenonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok
sebayayang mempunyai hubungan akrab dengan anggota kelompok dapat mengurangi
ketergantungan remaja pada orang tua.

f. Mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan


Ketrampilan mengambil keputusan dipengaruhi olehperkembangan ketrampilan
intelektual remaja itu sendiri, misaldalam mengambil keputusan untuk menikah di
usia remaja.
g. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa
Remaja erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai-
nilaiyangselarasdenganduniaorangdewasayangakandimasuki,adalahtugas untuk
mengembangkan perilaku sosial yangbertanggung jawab.

E. Perubahan pada Remaja


1) Perubahan fisik pada remaja
Menurut Tim Pembina UKS Propinsi Jawa Barat (2004) terjadipertumbuhan fisik
yang cepat pada remaja, termasukpertumbuhan organ reproduksi (organ seksual)
untuk mencapaikematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi
reproduksi.Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda yaitu:
 Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya haid pada remaja putri(menarche) dan terjadinya mimpi basah pada
remaja laki-laki.
 Tanda-tanda seks sekunder yaitu: pada remaja laki-laki terjadiperubahan suara,
tumbuhnya jakun, penis dan buah zakarbertambah besar, terjadinya ereksi dan
ejakulasi, dada lebihlebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan
rambutdisekitar kemaluan dan ketiak. Dan pada remaja putri terjadiperubahan
pinggul lebar, pertumbuhan rahim dan vagina,payudara membesar, tumbuhnya
rambut di ketiak dan sekitarkemaluan (pubis).
2) Perubahan kejiwaan pada remaja
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambatdibandingkan perubahan fisik
yang meliputi:
 Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi:
i. Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
ii. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh,
sehingga misalnya mudah berkelahi.
 Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
i. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
ii. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin coba-coba.
F. Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya.Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit pada tahap keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope :
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b.  Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan gerak
badan.
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang tua.
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan
mental.
e.  Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g.  Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Keluarga Bp. R (38 tahun) dan Ibu. R (30tahun) memiliki anak An. H (14 tahun), An. F (12
tahun), An. L (9 tahun).Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga
yang sakitdiberikan obat warung terlebih dahulu untuk pertolonganpertamanya. Saat dikaji
Ibu. Rmengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam dan jarang berbicara jikatidak
ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja, An. H sudah mulai jarangberkumpul dengan
keluarga, jika berada di rumah An. H banyak menghabiskanwaktunya di dalam kamarnya.
An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. Rkarena menurut An. H bapaknya itu galak
dan kalau menyuruh sesuatu, misalkanbelajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H
malas untuk menanggapinya.Ibu. R mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang agak
keras untukmendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa An. H sulit untuk
diatursemenjak memasuki SMP. An. H mengatakan tidak mengetahui tugasperkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena sebelumnyatidak pernah mendapatkan
informasi mengenai tugas perkembangan maupuntanggung jawabnya sebagai remaja. Ibu.
Rmengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan keterbukaan.Namun An. H
mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannyadibandingkan
kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. Rsibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R jugamengatakan di rumahnya tidak ada
peraturan yang jelas tentang apa saja tugassetiap anggota keluarga. Ibu. R mengatakan urusan
anaknya lebih banyakdiserahkan kepada ibunya. An. H mengatakan malas belajar dan
jarangmengerjakantugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan tidak pernah memantau
aktivitasbelajar anaknya di rumah. Keluarga Ibu. R sering memanfaatkan pelayanankesehatan
di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warungmaka hanya diobati di
rumah saja.

A. Pengkajian
a) Data Umum:
1. Nama Keluarga (KK) : Bp. R
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMA
4. Usia : 38 tahun
5. Pekerjaan : Buruh
6. Alamat : Lrg.Ambon, Kambu
7. Komposisi Keluarga:

No Nama Jenis kelamin Hubungan Usia Pendidikan


dengan KK
1. Ibu.R Perempuan Istri 30 thn SMA
2. An.H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kelas 2
3. An.F Perempuan Anak 2 12 thn SD kelas 6
4. An.L Perempuan Anak 3 9 thn SD kelas 3

Genogram

X
X X

Ibu.R
Bp. R
30 thn
38 thn

An.F An.L
An.H
12 thn 9 thn
14 thn

Keterangan :
= laki-laki = remaja/pasien kelolaan

= perempuan

X = meninggal = tinggal dalam satu rumah

8. Tipe Keluarga
Keluarga Bp. R termasuk tipe keluargainti.Keluarga Bp. R (38 tahun) terdiri dari Bp. R,
Ibu R,dan ketiga anaknya
9. Suku Bangsa:
Bp. R berasal dari Kendari (Tolaki) dan istrinya, Ibu. R juga berasal dari Kendari
(Tolaki). Bahasa dominan yang merekagunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa
Indonesia. Saat di luarrumah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia
dalampercakapan.
10. Agama:
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadahkeagamaan keluarga Bp. R yaitu
sholat lima waktu dan puasadilakukan
11. Status Sosek Keluarga
Di keluarga Bp. R, pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. Ryang bekerja sebagai
buruh. Selain itu Bp. R juga masih aktif sebagaipembawa acara/ MC di acara-acara
pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang berada dirumah. Ibu. R sehari-hari
membuka warungyang menjual kebutuhan sehari-hari dan makanan ringan dirumahnya.
Keperluan keluarga sehari – hari adalah untuk makandan jajan anaknya. Ibu. R
mengatakan bahwadirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. Rsaat
ini memiliki tabungan atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasikeluarga, hanya sesekali
anaknya mengajak berwisata. Waktuliburan biasanya disesuaikan dengan jadwal libur
kerja dan liburanak sekolah, tetapi sekarang jarang dilakukan, hanya jika adawaktu saja
keluarga pergi rekreasi.

b) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


13) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini:Termasuk keluarga dengan anakremaja.
14) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi:
a) Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.
Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam danjarang berbicara
jika tidak ditanya. Terutama saat memasukiusia remaja, An. H sudah mulai jarang
berkumpul dengankeluarga, jika berada di rumah An. H banyak
menghabiskanwaktunya di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarangberbicara
dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itugalak dan kalau menyuruh
sesuatu, misalkan belajar, Bp. Rsering marah-marah sehingga An. H malas
untukmenanggapinyaIbu. R mengatakan sebenarnya Bp. R baik,tetapi memang
agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. Rjuga mengatakan bahwa An. H
sulit untuk diatur semenjakmemasuki SMP. An. H mengatakan tidak mengetahui
tugasperkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja,karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasimengenai tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.

15) Riwayat Keluarga Inti:


Bp. R dan Ibu. R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanyalahir setahun
kemudian. Ibu. R dan Bp. R baru memutuskanmemakai kontrasepsi setelah kelahiran
anak ke-3. Jenis kontrasepsiyang dipilih adalah pil KB.

16) Riwayat Keluarga Sebelumnya:


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit,keluarga Bp. R pergi
ke dokter swasta langganan keluarga. Tidakada pola makan atau jenis makanan yang
dibatasi.
c. Lingkungan
17) Karakteristik Rumah:
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanenpeninggalan orang
tua Bp. R yang berukuran 70 m . Desain interiorrumah terbagi menjadi 6 ruangan,
2

yang paling depan adalah ruangtamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling belakang
adalah dapurdan kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Bp. R dan Ibu.
R,sedangkan 2 kamar tidur lainnya digunakan oleh anak-anak. Lantai rumahterbuat
dari keramik. Terdapat 2 jendela yang kurang lebihberukuran 1,5 x 1 meter di depan
samping pintu masuk. Namun,jendela yang terlihat selalu terbuka ini jarang
dibersihkan. Warnadinding rumah adalah putih yang kondisinya cukup bersih.
Kondisirumah, tampak rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabotrumah yang
sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluargaberasal dari pegunugan sehingga
airnya tidak berasa, tidakberwarna, dan tidak berbau. Pada saat hari mulai
gelap,pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang.
Denahrumah Bp.R:

Kamar mandi Dapur

Ruang tidur ruang kelurga Teras

Ruang tidur ruang tamu Warung 10 M

Ruang tidur Teras

7M

18) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW:


Bp.R jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya,namun Ibu. R aktif di
arisan PKK dan pengajian yang ada dilingkungan rumah. Ibu.R sendiri tidak bekerja
hanya menjadi iburumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di
rumah.Keluarga Bp. R, di sisi kanan rumah Bp. Ryaitu rumah saudaranya dan sisi kiri
adalah rumah tetangganya,dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan.
Kehidupanbertetangga terlihat rukun dan harmonis.
19) Mobilitas
Geografis Keluarga:Saat ini, keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah
yangsekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp. Rsendiri sudah
tinggal dirumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp.R adalah anak tunggal.
20) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:
Bp. R selalu menekankan pada Ibu. R supaya mengikuti acara yangdiadakan oleh
RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatanlainnya. Apabila ada waktu luang
Ibu.R mengajak anaknyabermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat
rukun,tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat harmonis). Bp. Rsendiri
sering diminta untuk menjadi pembawa acara/ MC di acaraacarapernikahan ataupun
acara yang diadakan RT/ RW. Ibu. Rjuga bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri
dan depanrumahnya. Saudara Ibu. R tinggal tidak jauh dari rumah Ibu. R,setiap hari
selalu bertemu. An. H berteman dengan beberapa temanseusianya, sering nongkrong
di pos hansip dekat rumahnya,bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan
denganmenggunakan motor.
21) Sistem Pendukung Keluarga:
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senangmenyelesaikan dengan
anggota keluarga. Kadang juga melibatkanorang tua, karena dengan orang tua tinggal
bersama danberdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung keluarga
adalahkeluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikanbila ada
anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang hidupsaling menghormati serta
menghargai. Disamping itu adanyafasilitas dana kesehatan dari tempat kerja Bp. R
untuk anggotakeluarga yang sakit menurut Ibu. R sangat membantu keluarga.
d. Struktur Keluarga
22) Pola Komunikasi Keluarga:
Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganyamenekankan keterbukaan.
Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu. Rmendiskusikan bersama Bp. R, terkadang
meminta bantuan nasihatdari orang tua. Waktu yang biasanya digunakan untuk
komunikasipada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan Bersamadengan
anggota keluarga. Namun An. H mengatakan lebih sukamenceritakan masalahnya
kepada teman-temannya dibandingkankepada orang tua atau pun keluarganya yang
lain. Bp. R sibukbekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
23) Struktur Kekuatan keluarga:
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepalakeluarga, tetapi tidak
menutup kemungkinan suatu ketika Ibu. Rpunya pendapat sendiri dan membuat
keputusan sendiri, misalnyapada saat membeli keperluan rumah tangga dan mengatur
posisiperabotan rumah tangga. Terkadang Ibu. R juga berinisiatif sendiriuntuk
membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada yangsakit dan tidak bisa sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung.
24) Struktur Peran:
 Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencarinafkah untuk
kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
 Ibu. R
Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkankepada ibunya.
Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tanggadan juga membuka usaha warung di
rumahnya.
 An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugassekolahnya. Ibu. R
mengatakan bahwa anaknya jarang belajardan nilainya pas-pasan. Ibu. R
mengatakan tidak pernahmemantau aktivitas belajar anaknya di rumah.
 An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu. R yang pada tahun ini akanmemasuki SMP.
An. F juga berperan sebagai adik dari An. Hdan kakak dari An. L.
 An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu. R juga berperan sebagaiadik dari dua orang
kakaknya yaitu An. H dan An. F.
Ibu. R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelastentang apa
sajatugas setiap anggota keluarga.
25) Nilai dan Norma Budaya:
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengannilai-nilai ajaran
Islam dan tidak terpengaruh oleh norma budaya.Penerimaan keluarga terhadap
perawat sangat baik, setiap masalahyang ada diutarakan dan menerima kehadiran
perawat.
e. Fungsi Keluarga
26) Fungsi Afektif:
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumahdapat saling terbuka
dalam menyampaikan pendapat walaupun An.H termasuk anak yang pendiam dan
jarang menyampaikanpendapatnya.
27) Fungsi Sosialisasi:
Hubungan antaranggota keluarga dalam rumah berjalan denganbaik. Hubungan
anggota keluarga dengan tetangga juga baikapalagi keluarga Bp. R tergolong paling
lama tinggal di wilayahtersebut.
28) Fungsi Perawatan Keluarga:
Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit,maka yang sakit
akan langsung diberikan obat dari warung ataudari apotek. Keluarga Ibu. R juga
sering memanfaatkan pelayanankesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan
mengkonsumsiobat warung maka hanya diobati di rumah saja. Bp. R
mengatakanbahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak merokokhanya saja
jika sedang banyak pekerjaan yang harusdiselesaikannya biasanya Bp. R
mengeluhkan pegal-pegal padabadannya.
f. Stress dan Koping Keluarga
29) Stressor Jangka Pendek:
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudahmemasuki masa remaja.
30) Stressor Jangka Panjang:
Ibu. R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakinmahal, terlebih lagi
tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulusdari SD dan akan memasuki SMP.
31) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah:
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluardari masalah tersebut
dengan jalan musyawarah. Keluargameyakini kalau setiap masalah ada jalan
keluarnya, misalnyadengan minta bantuan dari orang tua dan tetangga yang terdekat.
32) Strategi Koping yang Digunakan:
Ibu. R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadikepada Allah
SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalahyang ada.
33) Strategi Adaptasi Disfungsional:Tidak ada.
g. Harapan Keluarga:
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung kerumahnya adalah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga.Dengan demikian keluarga berharap
akan selalu berada dalam kondisisehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan
mendapatkan banyakpengetahuan tentang berbagai macam jenis penyakit dan
caraperawatannya.
h. Pemeriksaan Fisik
 Bp. R:Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
padapemeriksaan fisik, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak
merokok,aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
 Ibu. R:Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
padapemeriksaan fisik, Ibu. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, aktif
berkegiatan,tidak ada riwayat penyakit keturunan.
 An. H:Keadaan umum baik, kesadarancomposmentis, memiliki postur tubuh
seimbang,tidak memiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3
bulanterakhir.
 An. F:Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang,tidak ada keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan
terakhir.
 An. L:Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh kurus,
tidakmemiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan terakhir.

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Ketiakadekuatan Penampilan
• Ibu. R mengatakan bahwa An. H sulit sistem pendukung peran tidak
untuk diatur semenjak memasuki SMP efektif
• Ibu. R mengatakan bahwa An. H lebih suka
menghabiskan waktunya didalam kamar
daripada berkumpuldengan keluarga
• Ibu. R mengatakan An. H
merupakanseorang anak yang pendiam dan
jarangberbicara jika tidak ditanya
• Ibu. R mengatakan di rumahnya tidakada
peraturan yang jelas tentang apasaja tugas
setiap anggota keluarga
• An. H mengatakan tidak mengetahui tugas
perkembangan maupuntanggung jawabnya
sebagai remaja
• An. H mengatakan sebelumnya tidakpernah
mendapatkan informasimengenai tugas
perkembanganmaupun tanggung jawabnya
sebagairemaja
• An. H mengatakan malas belajar danjarang
mengerjakan tugas sekolahnya
• An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
Data Objektif :
• Bp. R terlihat jarang berada dirumah
• Di rumahnya tidak ada yang bisa
mengajarkan peran dan tanggungjawab
kepada remaja (An. H)
• An. H merupakan anak yang pendiamdan
tertutup
2. Data Subjektif: Ketidakmampuan Ketidakmampuan
• Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih orang terdekat koping keluarga
banyak diserahkan kepadaibunya mengungkapkan
• Ibu. R mengatakan An. H perasaan
merupakanseorang anak yang tertutup
• Ibu. R mengatakan bahwa An. H lebihsuka
menghabiskan waktunya didalam kamar
daripada berkumpuldengan keluarga
• Ibu. R mengatakan Bp. R memangagak
keras untuk mendidik anak-anaknya
• An. H mengaku tidak pernahmenceritakan
masalah yangdihadapinya pada orang tua
An. H mengatakan kadang
percakapandengan orang tua akan
berakhirdengan ketegangan
• An. H mengatakan lebih sukamenceritakan
masalahnya kepadateman-temannya
dibandingkan kepadaorang tua atau pun
keluarganya yanglain
Data Objektif:
• Bp. R sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepadaanaknya
• An. H merupakan anak yang pendiamdan
tertutup

Diagnosa keperawatan
1. Penampilan peran tidak efekif b.d Ketiakadekuatan sistem pendukung
2. Ketidakmampuan koping keluarga b.d Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan
perasaan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa kep Luaran Interveni keperawatan
1. Penampilan peran Setelah dilakukan Dukungan penampilan peran
tidak efekif b.d tindakan keperawatan Observasi
Ketiakadekuatan selama 3x24 jam maka • Identifikasi berbagai peran
sistem pendukung penampilan peran dan periode transisi sesuai
membaik dengan kriteria tingkat perkembangan
hasil : • Identifikasi peran yang ada
1. Verbalisasi harapan dalam keluarga
terpenuhi dari • Identifikasi adanya peran
menurun menjadi yang tidak terpenuhi
meningkat Terapeutik
2. Verbalisasi kepuasan • Fasilitasi adaptasi peran
peran dari menurun keluarga terhadap perubahan
menjadi meningkat peran yang tidak diinginkan
3. Verbalisasi perasaan • Fasilitasi bermain peran
bingung menjalankan dalam mengantisipasi reaksi
peran dari menurun orang lain terhadap perilaku
menjadi meningkat • Fasiitasi diskusi tentang
4. Perilaku cemas dari perubahan peran
menurun menjadi Edukasi :
meningkat • Diskusikan perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan peran
• Diskusikan startegi positif
untuk mengelola perubahan
peran
2. Ketidakmampuan Setelah dilakukan Dukungan koping keluarga
koping keluarga b.d tindakan keperawatan Observasi :
Ketidakmampuan selama 3x24 jam maka • Identifikasi respon emosional
orang terdekat status koping keluarga terhadap kondisi saat ini
mengungkapkan membaik dengan kriteria Terapeutik :
perasaan hasil : • Dengarkan masalah, perasaan
1. Perasaan diabaikan dan pertanyaan keluarga
dari meningkat • Terima nilai-nilai keluarga
menjadi cukup dengan cara yang tidak
menurun menghakimi
2. Kekhawatiran tentang • Fasilitasi memperoleh
anggota keluarga dari pengetahuan, keterampilan dan
meningkat menjadi peralatan yang diperlukan
cukup menurun untuk mempertahankan
3. Komunikasi antar keputusan perwatan pasien
anggota keluarga dari • Hargai dan dukung
menurun menjadi mekanisme koping adaptif
meningkat yang digunakan
Edukasi
• Informasikan kemajuan pasien
secara berkala
• Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi :
• Rujuk untuk terapi keluarga,
jika perlu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa
tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan
keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya
perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada
setiap-setiap individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas
perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang
kepada remaja, mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina
hubungan intim, serta melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait
dengan perkembangan keluarga pada saat ini.
B. Saran
1. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami
tahap  perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi
pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas
perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan
pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah
yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas  dan perkembangan keluarga dengan anak
usia remaja ini.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta

Perry &  potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta

Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta

Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta

Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta

Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta 

Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Edisi ke-6.
Jakarta: Media Grafika.

Allender, J. A., & Spredley, B. W. (2005). Community health nursing: promoting Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams& Wilkins.

Anderson, E. T., &Mc.Farlane, J. M. (2000). Community health and nursing,concept and


practice. Lippincott: California.
.
Bintarto. (2000). Interaksi desa-kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BKKBN. (2002). Teknik berkomunikasi dengan remaja.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai