DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 6:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan makalahMANAJEMEN PATIENT SAFETY ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini.Khususnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi isi maupun dari segi bahasa.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................6
PENUTUP.....................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................................6
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah adalah untuk mengetahuiTujuan
dibuat kajian ini untuk member informasi kepada pembaca mengenai 6 sasaran penting yang harus
perawat ketaahui dan pahami agar meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada
pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien
satu dengan pasien yang lainnya sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian
pelayanan kepada pasien.Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan
berhubungan langsung dengan keselamatan pasien; mengidentifikasi pasien dengan benar merupakan
Sasaran yang pertama dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.
Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan ketepatan pasien yang akan
menerima layanan atau tindakan, serta untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien. Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya pernah terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar
sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan;
mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.
Tujuan ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat dipercaya/reliable
mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan atau
pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
3. Kebijakan dan Prosedur
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif harus dikembangkan untuk memperbaiki
proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian
obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
memberikan pengobatan atau tindakan lain.
Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien,
seperti hal berikut :
Identifikasi terhadap pasien koma yang tanpa identitas, juga termasuk. Suatu proses kolaboratif
digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk memastikan telah mengatur
semua situasi yang memungkinkan untuk diidentifikasi.
Gelang Pasien :
Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien yang dominan (sesuai dengan
kondisi). Petugas akan memastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien. Jika
gelang tidak bisa dipasang di pergelangan tangan pasien, dapat kenakan pada pergelangan kaki.
Warna Gelang
Gelang warna merah muda untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan, biru untuk pasien
dengan jenis kelamin laki-laki, merah untuk pasien dengan alergi obat, kuning untuk pasien dengan
risiko jatuh, dan ungu untuk pasien yang menolak tindakan resusitasi (Do Not Rescucitation).
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan.Komunikasi
dikatakan efektif jika, informasi, ide atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik sehingga terbentuk kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling mendapatkan
informasi atau menjadi paham.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.proses komunikasi efektif artinya proses dimana
komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara
dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Meningkatkan Komunikasi Yang
Efektif merupakan Sasaran yang kedua dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.
2. Latar Belakang :
Didalam sebuah Rumah Sakit terdiri dari berbagai profesi; yaitu Medik (Dokter Umum, Dokter
Spesialis), Keperawatan (Perawat Klinik, Bidan) dan Profesi Lainnya (Farmasi, Analis, Radiografer,
dll.) yang memilki kebiasaan dan latar belakang masing masing profesinya. Namun untuk bekerja
dalam melayani kebutuhan pasien dengan prinsip "patient centre care", masing masing profesi tidak
bisa bekerja sendiri sendiri, tetapi harus menjadi sebuah tim yang solid, kompak, serta bekerjasama.
Untuk mewujudkan teamwork yang solid, kompak, saling bekerjasama, dibutuhkan komunikasi
yang baik diantara sesama anggotanya. Komunikasi Efektif dapat diterapkan untuk menjadi solusi
sehingga masing masing anggota saling memahami dan menghargai demi tercapainya tujuan bersama.
Berkomunikasi Efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan.
3. Strategi Penerapan :
Komunikasi Efektif yang diterapkan di Rumah Sakit Krakatau Medika adalah dengan menggunakan
Strategi SBAR yang terdiri dari :
Hal lain yang diterapkan dalam komunikasi efektif antara lain penyampaian informasi tentang hal
kritis. Jika diperoleh hasil atau data pemeriksaan yang bersifat "kritis" (memenuhi kriteria kritis);
setiap profesi terkait harus segera menyampaikannya kepada yang berkepentingan dan berwenang
dalam bidangnya.
Beberapa aktifitas yang membutuhkan Komunikasi Efektif antar profesi antara lain adalah :
komunikasi/ instruksi dalam bentuk lisan atau telepon, penyampaian data/ hasil periksaan kritis,
sistem rujukan, serta aktifitas serah terima pasien.
4. Ekspektasi :
Komunikasi yang efektif ini akan membuat para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang
bekerjasama akan mampu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, meningkatkan akurasi diagnosis,
mencegah krisis medis dan intervensi yang mahal, serta menghindari long stay perawatan. Selain itu
juga dapat meningkatkan pengetahuan pasien terhadap masalah kesehatannya, juga meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap proses terapi dan pencegahan penyakit.
Komunikasi yang efektif antar profesi pemberi asuhan, akan sangat membantu peran integrasi dan
coordinative care pada para pasien. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan kepuasan pasien,
penggunaan sumber dana kesehatan yang cost effective, mencegah terjadinya insiden keselamatan
pasien, meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan image pelayanan dan menurunkan
kemungkinan tuduhan pelayanan yang kurang baik.
High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek
samping, atau bahaya yang dapat merugikan pasien. Hal inidapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
Pihak rumah sakit harus mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obatan
tersebut.Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan manajemen
yang benar penting/krusial untuk memastikan keselamatan pasien.Meningkatkan Keamanan Obat
Obatan Yang Harus Diwaspadai merupakan salah satu dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.
Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering disebut-sebut dalam
isu keamanan obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya,
kalium/potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat
[(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].
Terjadinya Kesalahan
Kesalahan ini bisa terjadi bila staf tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien,
bila perawat baru atau kontrak tidak diberikan Orientasi sebagaimana mestinya terhadap unit asuhan
pasien, atau pada keadaan gawat darurat/ emergensi. Insiden dapat terus meningkat seiring dengan
bertambahnya pasien yang dirawat pada unit pelayanan tersebut.
Metoda pendekatan
Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara
kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat
yang perlu diwaspadai berdasarkan datanya sendiri.
Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional, seperti di IGD
atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta bagaimana
penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,
bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan hand hygiene yang tepat.
Pedoman hand hygiene yang berlaku secara internasional bisa diperoleh dari WHO, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat US CDC berbagai organisasi nasional dan
intemasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan danatau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene yang diterima secara umum
untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
6 Sasaran keselamatan pasien harus dipahami dan diaplikasikan oleh perawat untuk
mengurangi angka kecelakaan yang terjadi dirumah sakit. Dalam menjaga keselamatan
pasien bukan hanya peran perawat namun semua tenaga medis yang berada dirumah sakit dan
keluarga yang menjaga pasien selama dirumah sakit. Angka kecelakaan pasien selama
dirumah sakit dapat berkurang apabila semua tenaga medis dan keluarga pasien dapat
bekerjasama dalam mengurangi angka kecelakaan tersebut agar tujuan pasien dibawa
kerumah sakit dapat tercapai yaitu untuk pulih kekeadaan normal.
3.2 Saran
Perawat dan tenaga medis harus menambah informasi mengenai 6 sasaran
keselamatan pasien serta mampu mengajari keluarga dan pasien untuk membantu peran
tenaga medis mengurangi angka kecelakaan dirumah sakit, serta perawat dan tenaga medis
lainnya harus mampu mengaplikasikan 6 sasaran keselamatan pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
(https://krakataumedika.com/info-media/artikel/mengidentifikasi-pasien-dengan-benar)
(https://krakataumedika.com/info-media/artikel/penerapan-komunikasi-efektif-di-rumah-
sakit)
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/meningkatkan-keamanan-obat-obatan-yang-
harus-diwaspadai
https://text-id.123dok.com/document/nzwxx4lye-pengurangan-risiko-infeksi-terkait-
pelayanan-kesehatan-pengurangan-risiko-pasien-jatuh-pengetahuan.html