Anda di halaman 1dari 13

MANEJEMENT PATIENT SAFETY

“PENERAPAN 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 6:

1) SILFANA YUDA (72144720034)


2) SITI NURLAELA (72144720040)
3) SINTA OKTAFIANI AIM (72144720041)
4) SYAFRUDIN ILAHUDE (72144720036)
5) TITIN APRIANA S STENE (72144720037)
6) YUNGKI FRANSISKA (72144720039)
7) VALENTINO JHOSE DUMPAPA (72144720038)

Poltekkes Kemenkes Palu

Prodi D3 Keperawatan Luwuk


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan makalahMANAJEMEN PATIENT SAFETY ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini.Khususnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi isi maupun dari segi bahasa.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................................5

2.1 Identifikasi Pasien dengan Tepat.................................................................................................5

2.2 Tingkatkan Komunikasi Efektif...................................................................................................5

2.3 Tingkatkan Keamanan Obat yang perlu di waspadai (HING ALERT)........................................5

2.4 Pastikan Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi.....................................................5

2.5 Kurangi Resiko Infeksi terkait Pelayanan Pasien.........................................................................5

2.6 Kurangi Resiko Pasien Jatuh.......................................................................................................5

BAB III..........................................................................................................................................6

PENUTUP.....................................................................................................................................6

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................6

3.2 Saran........................................................................................................................................6

DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh tindakan medis terhadap pasien pasti memiliki resiko, tentunya seluruh
tenaga medis dirumah sakit tidak menginginkan terjadinya hal yang tidak diinginkan untuk
terjadi dirumah sakit. Keselamatan pasien harus sangat diperhatikan oleh tenaga medis setiap
penanganan yang dilakukan terhadap pasien, oleh sebab itu tenaga medis harus memahami
apa saja yang harus diperhatikan untuk keselamatan pasien agar dapat diaplikasikan pada saat
menangani pasien dirumah sakit.
Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan
membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian
risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, dan
kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindak lanjuti suatu kejadian, dan
menerapkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1) identifikasi pasien dengan tepat
2) tingkatkan komunikasi efektif
3) tingkatkan keamanan obat yang perlu di waspadai (high alert)
4) patikan tepat lokasi,tepat prosedur, tepat pasien operasi
5) kurangi resiko infeksi terkait pelayanan pasien
6) kurangi resiko pasient jatuh.

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah adalah untuk  mengetahuiTujuan
dibuat kajian ini untuk member informasi kepada pembaca mengenai 6 sasaran penting yang harus
perawat ketaahui dan pahami agar meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada
pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Pasien dengan Tepat


Ketepatan identitas pasien merupakan sasaran pertama yang harus diperhatikan pasien untuk
mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan selama di rumah sakit. Perawat harus
memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar atau tidak, untuk memastikan ketepatan identitas
pasien perawat harus mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng digunakan
oleh pasien, selain itu perawat juga bisa menanyakan langsung kepada pasien mengenai nama pasien,
umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien Ketepatan identitas pasien sangat wajib
diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan maupun pemberian
terapi, salam pemberian terapi dan asuhan keperawatan dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pasien selama dirumah sakit, dampak yang sangat besar akan dialami oleh pasien apabila
perawat teledor dalam memberikan terapi dan asuhan keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali
identitas pasien.

1. Pengertian identifikasi pasien

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien
satu dengan pasien yang lainnya sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian
pelayanan kepada pasien.Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan
berhubungan langsung dengan keselamatan pasien; mengidentifikasi pasien dengan benar merupakan
Sasaran yang pertama dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.

2. Maksud dan Tujuan :

Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan ketepatan pasien yang akan
menerima layanan atau tindakan, serta untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien. Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya pernah terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar
sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan;
mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.

Tujuan ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat dipercaya/reliable
mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan atau
pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
3. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif harus dikembangkan untuk memperbaiki
proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian
obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
memberikan pengobatan atau tindakan lain.

Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien,
seperti hal berikut :

 nama pasien, dengan dua nama pasien.


 nomor identifikasi menggunakan nomor rekam medis.
 tanggal lahir.
 gelang (identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain.
Catatan : Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi.

Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua pengidentifikasi/penanda yang


berbeda pada lokasi yang berbeda di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di pelayanan ambulatori
atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit gawat darurat, atau kamar operasi.

Identifikasi terhadap pasien koma yang tanpa identitas, juga termasuk. Suatu proses kolaboratif
digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk memastikan telah mengatur
semua situasi yang memungkinkan untuk diidentifikasi.

Gelang Pasien :

Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien yang dominan (sesuai dengan
kondisi). Petugas akan memastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien. Jika
gelang tidak bisa dipasang di pergelangan tangan pasien, dapat kenakan pada pergelangan kaki.

Warna Gelang

Gelang warna merah muda untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan, biru untuk pasien
dengan jenis kelamin laki-laki, merah untuk pasien dengan alergi obat, kuning untuk pasien dengan
risiko jatuh, dan ungu untuk pasien yang menolak tindakan resusitasi (Do Not Rescucitation).

Kegiatan Identikasi Pasien :


1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
4. Diberlakukan kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.

2.2 Tingkatkan Komunikasi Efektif


1. Pengertian :

Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan.Komunikasi
dikatakan efektif jika, informasi, ide atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik sehingga terbentuk kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling mendapatkan
informasi atau menjadi paham.

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.proses komunikasi efektif artinya proses dimana
komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara
dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Meningkatkan Komunikasi Yang
Efektif merupakan Sasaran yang kedua dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.

2. Latar Belakang :

Didalam sebuah Rumah Sakit terdiri dari berbagai profesi; yaitu Medik (Dokter Umum, Dokter
Spesialis), Keperawatan (Perawat Klinik, Bidan) dan Profesi Lainnya (Farmasi, Analis, Radiografer,
dll.) yang memilki kebiasaan dan latar belakang masing masing profesinya. Namun untuk bekerja
dalam melayani kebutuhan pasien dengan prinsip "patient centre care", masing masing profesi tidak
bisa bekerja sendiri sendiri, tetapi harus menjadi sebuah tim yang solid, kompak, serta bekerjasama.

Untuk mewujudkan teamwork yang solid, kompak, saling bekerjasama, dibutuhkan komunikasi
yang baik diantara sesama anggotanya. Komunikasi Efektif dapat diterapkan untuk menjadi solusi
sehingga masing masing anggota saling memahami dan menghargai demi tercapainya tujuan bersama.

Berkomunikasi Efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan.
3. Strategi Penerapan :

Komunikasi Efektif yang diterapkan di Rumah Sakit Krakatau Medika adalah dengan menggunakan
Strategi SBAR yang terdiri dari :

 S : Situation; Yakni penjelasan situasi terkini yang terjadi pada pasien.


 B : Background; Yakni informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi dan latar
belakang pasien terkini.
 A : Assessment; Yakni hasil pengkajian kondisi pasien terkini/ terakhir.
 R : Recommendation; Yakni rekomendasi apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah terhadap pasien ybs.

Hal lain yang diterapkan dalam komunikasi efektif antara lain penyampaian informasi tentang hal
kritis. Jika diperoleh hasil atau data pemeriksaan yang bersifat "kritis" (memenuhi kriteria kritis);
setiap profesi terkait harus segera menyampaikannya kepada yang berkepentingan dan berwenang
dalam bidangnya.

Beberapa aktifitas yang membutuhkan Komunikasi Efektif antar profesi antara lain adalah :
komunikasi/ instruksi dalam bentuk lisan atau telepon, penyampaian data/ hasil periksaan kritis,
sistem rujukan, serta aktifitas serah terima pasien.

4. Ekspektasi :

Komunikasi yang efektif ini akan membuat para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang
bekerjasama akan mampu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, meningkatkan akurasi diagnosis,
mencegah krisis medis dan intervensi yang mahal, serta menghindari long stay perawatan. Selain itu
juga dapat meningkatkan pengetahuan pasien terhadap masalah kesehatannya, juga meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap proses terapi dan pencegahan penyakit.

Komunikasi yang efektif antar profesi pemberi asuhan, akan sangat membantu peran integrasi dan
coordinative care pada para pasien. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan kepuasan pasien,
penggunaan sumber dana kesehatan yang cost effective, mencegah terjadinya insiden keselamatan
pasien, meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan image pelayanan dan menurunkan
kemungkinan tuduhan pelayanan yang kurang baik.

2.3 Tingkatkan Keamanan Obat yang perlu di waspadai (HING ALERT)


1. Meningkatkan Keamanan Obat Obatan Yang Harus Diwaspadai
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat yang sering  menyebabkan 
terjadi  kesalahan/kesalahan  serius  (sentinel  event),  obat yang  berisiko  tinggi  menyebabkan 
dampak  yang  tidak diinginkan  (adverse outcome).

High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek
samping, atau bahaya yang dapat merugikan pasien. Hal inidapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.

Pihak rumah sakit harus mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obatan
tersebut.Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan manajemen
yang benar penting/krusial untuk memastikan keselamatan pasien.Meningkatkan Keamanan Obat
Obatan Yang Harus Diwaspadai merupakan salah satu dari 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien.

 Obat Obatan Yang Perlu Diwaspadai


Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang persentasinya tinggi
dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) demikian pula obat-
obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-
Alike Sound-Alike/ LASA).

Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering disebut-sebut dalam
isu keamanan obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya,
kalium/potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat
[(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

 Terjadinya Kesalahan
Kesalahan ini bisa terjadi bila staf tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien,
bila perawat baru atau kontrak tidak diberikan Orientasi sebagaimana mestinya terhadap unit asuhan
pasien, atau pada keadaan gawat darurat/ emergensi. Insiden dapat terus meningkat seiring dengan
bertambahnya pasien  yang  dirawat  pada  unit  pelayanan  tersebut.

 Metoda pendekatan
Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. Fasilitas pelayanan kesehatan secara
kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat
yang perlu diwaspadai berdasarkan datanya sendiri.
Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional, seperti di IGD
atau Kamar Operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta bagaimana
penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.

 Kegiatan yang dilaksanakan

1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, lokasi,


pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai.

2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.

3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,
bila diperkenankan kebijakan.

4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

 Metoda yang digunakan


Beberapa metode yang digunakan untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi;
a.l. :

a. Meningkatkan akses informasi mengenai high alert medications


b. Membatasi akses terhadap obat high alert
c. Menggunakan huruf tallman
d. Menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk obat high alert
e. Menstandarisasi    prosedur    mengenai    penyimpanan,    persiapan,    dan pemberian high
alert medications

Melakukan prosedur pengecekan ganda ̧untuk obat-obat tertentu.

2.4 Pastikan Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi


Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran keselamatan pasien ke
empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak terjadinya kesalahan yang tentunya akan
meningkatkan angka kecelakaan dirumah sakit. Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus
diperhatikan perawat pertama kali, perawat harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi,
jangan sampai terjadi kesalahan yang seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan karena
kurangnya perhatian perawat mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah terjadi pembedahan
diperut sebelah kiri, selain itu memperhatikan lokasi operasi bukan hanya diperhatikan oleh perawat
namun semua tenaga medis yang akan membantu tindakan operasi termasuk dokter.
Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur yang akan
dilakukan, ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi, jangan sampai
karena perawat lalai untuk memahami prosedur yang akan dilakukan sehingga berakibat buruk pada
pasien pacsa atau pra operasi, setelah lokasi sudah benar, prosedur yang akan dilakukan sudah
diketahui dan sudah tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi.
Tepat operasi bisa terjadi seiring bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan lokasi, ketepatan
prosedur sehingga terciptalah ketepatan operasi, untuk mencapai ketepatan operasi perawat harus
mendata ulang ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan tepat prosedur
yang dilaksanakan.

2.5 Kurangi Resiko Infeksi terkait Pelayanan Pasien


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan praktisi dalam kebanyakan tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan
kesehatan.Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih- terkait kateter, infeksi aliran darah blood stream infections dan pneumonia sering kali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis.

Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan hand hygiene yang tepat.
Pedoman hand hygiene yang berlaku secara internasional bisa diperoleh dari WHO, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat US CDC berbagai organisasi nasional dan
intemasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan danatau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene yang diterima secara umum
untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.

2.6 Kurangi Resiko Pasien Jatuh


Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan
konsumsi alkohol, penelitian terhadap gayacara jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan
yang digunakan oleh pasien. Program ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang
tidak Universitas Sumatera Utara sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang aau pembatasan
asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau integrasi kulit yang menurun.
Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit Depkes RI. 2011.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
6 Sasaran keselamatan pasien harus dipahami dan diaplikasikan oleh perawat untuk
mengurangi angka kecelakaan yang terjadi dirumah sakit. Dalam menjaga keselamatan
pasien bukan hanya peran perawat namun semua tenaga medis yang berada dirumah sakit dan
keluarga yang menjaga pasien selama dirumah sakit. Angka kecelakaan pasien selama
dirumah sakit dapat berkurang apabila semua tenaga medis dan keluarga pasien dapat
bekerjasama dalam mengurangi angka kecelakaan tersebut agar tujuan pasien dibawa
kerumah sakit dapat tercapai yaitu untuk pulih kekeadaan normal.

3.2 Saran
Perawat dan tenaga medis harus menambah informasi mengenai 6 sasaran
keselamatan pasien serta mampu mengajari keluarga dan pasien untuk membantu peran
tenaga medis mengurangi angka kecelakaan dirumah sakit, serta perawat dan tenaga medis
lainnya harus mampu mengaplikasikan 6 sasaran keselamatan pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

(https://krakataumedika.com/info-media/artikel/mengidentifikasi-pasien-dengan-benar)

(https://krakataumedika.com/info-media/artikel/penerapan-komunikasi-efektif-di-rumah-
sakit)

https://krakataumedika.com/info-media/artikel/meningkatkan-keamanan-obat-obatan-yang-
harus-diwaspadai

https://text-id.123dok.com/document/nzwxx4lye-pengurangan-risiko-infeksi-terkait-
pelayanan-kesehatan-pengurangan-risiko-pasien-jatuh-pengetahuan.html

Anda mungkin juga menyukai