(HALUSINASI)
Citra W. Latongkaya
(PO7244720009)
stimulus yang nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang sesuatu
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan manusia
2011).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduaan tanpa adanya stimulus yang nyata (Keliat,
2014).
Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi
adalah adanya gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan
pikiran sering terjadi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa berupa suara,
1) Faktor perkembangan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
2) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi akan merasa
3) Faktor biologis
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam
mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
Anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia.
Hasil studi menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
3. Tanda dan Gejala
a. Halusinasi penglihatan
b. Halusinasi pendengran
halusinasi ini mendengar suara, perintah, atau ancaman yang sebanarnya tidak
ada.
c. Halusinasi penciuman
Penderita halusinasi penciuman akan mencium bau harum atau bau yang tidak
d. Halusinasi pengecapan
Penderita halusinasi pengecapan akan mengecap rasa yang aneh, misalnya rasa
logam pada makanan atau minuman yang ia konsumsi, padahal rasa tersebut
e. Halusinasi sentuhan
Halusinasi ini, pederita merasa seakan-akan ada seseorang yang meraba atau
a. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat ansietas
b. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu yaitu individu
merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat ansietas
yang tampak pada individu adalah orang yang berhalusinasi menyerah untuk
tersebut berakhir.
d. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat ansietas
intervensi teraupetik.
5. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat muncul pada penderita Halusinasi adalah adanya
perilaku kekerasan, yaitu resiko mencederai dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan, selain itu komplikasi yang dapat muncul adalah mengisolasi diri sendiri,
6. Pemeriksaan penunjang
a. Tes darah dan urine, untuk mendeteksi infeksi penyalahgunakan alkohol dan
NAPZA
c. Pemindahan CT scan dan MRI, untuk mendeteksi stroke dan kemungkinan adanya
7. Penatalksanaan
a. Psikofarmakologis,