Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASION

SISTEM PERSYARAFAN
(Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Meningitis)

AHWAN SABAHA PO72144720003


HAMDANI ILAHUDE PO72144720014
MURNIATI LAGUNI PO72144720023
MELINDA PO72144720022
NUR APRILIA R.M PO72144720025
RAHAYU DESIANA PO72144720029
SINTA OKTAFIANI AIM PO72144720041
YUNGKI FRANSISKA PO72144720039
DEFINISI

• Meningitis adalah inflamasi pada meningen atau


membrane (selaput) yang mengelilingi otak dan
medulla spinalis. Penyebab meningitis meliputi
bakteri, virus, dan organisme jamur
(Muttaqin,2008). Otak dan medul spinalis
dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut
meningen. Peradangan pada meningen khususnya
pada bagian araknoid dan piameter
(leptomeningens) disebut meningitis. Peradangan
pada bagian durameter disebut pakimeningen.
Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus,
jamur, atau karena toksin. Namun demikian
sebagian besar meningitis disebabkan bakteri.
 ETIOLOGI

• Terdapat beberapa penyebab yang terjadi pada masalah meningitis yaitu


bakteri, faktor predisposisi, faktor maternal, dan faktor imunologi. Menurut
(Suriadi & Rita Yuliani 2006) penyebab meningitis antara lain.
• Bakteri : Haemophilus influenza (tipe B), streptococcus pneumonia, Neisseria
meningitis, hemolytic streptococcus, staphylococcus aureu, e. Coli
• Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
• Faktor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
• Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin, anak
yang mendapat obat obat imunosupresi
• Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
KLASIFIKASI MENIGITIS

• Meningitis Virus. Meningitis virus adalah jenis meningitis yang paling umum


• Meningitis Bakteri. Meningitis bakteri menular dan bisa fatal jika tidak ditangani
• Meningitis Jamur. Meningitis yang tergolong langka. Ini disebabkan oleh jamur
yang menginfeksi tubuh dan kemudian menyebar dari aliran darah ke otak atau
sumsum tulang belakang.
• Meningitis Parasit. Meningitis parasit tidak ditularkan dari orang ke orang.
Sebaliknya, parasit ini menginfeksi binatang atau bersembunyi di makanan yang
kemudian dimakan manusia. 
• Meningitis Non-Infeksi. Meningitis non-infeksi adalah jenis meningitis yang
disebabkan oleh kondisi atau perawatan medis lainnya. Beberapa kondisi yang
sebabkan meningitis yaitu lupus, cedera kepala, operasi otak, kanker dan
penggunaan obat-obatan tertentu.
 MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala meningitis secara umum:

1.Aktivitas / istirahat ;Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan,


gerakan involunter, kelemahan, hipotonia
2.Sirkulasi ;Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi
berat, takikardi dan disritmia pada fase akut
3.Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin
4.Makanan / cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek,
mukosa kering
5.Nyeri / kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan
okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh
6.Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah
7.Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis,
abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel
sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes
simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.
 
PATOFISIOLOGI

• Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur, maupun


protozoa, point d’entry masuknya kuman juga dapat
melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak
yang pecah. Penyebab lainnya adalah adanya rhinorhea,
otorheapada basis cranial yang memungkinkan kontaknya
CSS dengan lingkungan luar (Pradana, 2009).

•.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah


analisa cairan otak. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah
sel, protein, dan konsentrasi glukosa Lumbal Pungsi. Lumbal
pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel
dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
adanya peningkatan TIK. Lumbal pungsi tidak bisa dikerjakan
pada pasien dengan peningkatan tekanan intra kranial..
KOMPLIKASI
• Komplikasi serta sequelle yang timbul biasanya
berhubungan dengan proses inflamasi pada meningen dan
pembuluh darah cerebral (kejang, parese nervus
cranial,lesi cerebral fokal, hydrasefalus) serta disebabkan
oleh infeksi meningococcus pada organ tubuh lainnya
(infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis,
endocarditis, myocarditis, orchitis, epididymitis,
albuminuria atau hematuria, perdarahan adrenal). DIC
dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis.
Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran
nafas bagian atas, telinga tengah dan paru-paru, Sequelle
biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous
system.
 PENATALAKSANAAN

 Menurut (Riyadi & Su


karmin, 2009) penatalaksan
dilakukan di rumah sakit an aan medis yang secara umu
tara lain : m yang
• Pemberian cairan intrav
ena. Pilihan awal yang bersi
atau ringer laktat dengan do fat isot
sis yang dipertimbangkan m onik seperti asering
badan anak atau tingkat deg elal
idrasi yang diberikan karena ui penurunan berat
menderita meningitis sering pa
datang dengan penurunan k da anak yang
kekurangan cairan akibat m esadaran karena
untah, pengeluaran cairan m
akibat hipertermia dan inta elalui proses evaporasi
ke cairan yang kurang akib
• Pemberian diazepam ap at kesadaran yang menurun.
abila anak mengalami keja
diazepam 0,5 mg /Kg BB/ka ng. Dosis awal diberikan
li pemberian melalui intrav
diatasi maka diberikan feno ena. Setelah kejang dapat
barbital dengan dosis awal
kurang dari 1 tahun 50 mg pa
sedangkan anak yang lebih da neonates 30m, anak
dari 1 tahun 75 mg.
LANJUTAN

• Pemberian antibiotik yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab. Antibiotik yang


sering dipakai adalah ampisilin dengan dosis 300-400 mg/KgBB dibagi dalam enam
dosis pemberian secara intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 50 mg/KgBB
dibagi dalam empat dosis pemberian.
• Penempatan pada ruang yang minimal rangsangan seperti rangsangan suara, cahaya dan
rangsangan polusi. Rangsangan yang berlebihan dapat membangkitkan kejang pada anak
karena peningkatan rangsang depolarisasi neuron yang dapat berlangsung cepat.
• Pembebasan jalan napas dengan menghisap lendir melalui suction dan memposisikan
anak pada posisi kepala miring hiperekstensi. Tindakan pembebasan jalan napas dipadu
dengan pemberian oksigen untuk mendukung kebutuhan metabolism yang meningkat
selain itu mungkin juga terjadi depresi pusat pernapasan karena peningkatan tekanan
intracranial sehingga peril diberikan oksigen bertekanan lebih tinggi yang lebih mudah
masuk ke saluran pernapasan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MENINGITIS
• Tanggal masuk RS : 11-novemeber-2022
• Tanggal pengkajian : 11-november-2022
• Jam pengkajian : 10.00 wita
• Jam masuk : 07.15 wita
• No RM : 00-185289
• Diagnose masuk : meningitis
IDENTITAS KLIEN :
Nama pasien : Ny.A
Umur : 30 Tahun
Suku/bangsa : Saluan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa uso
Sumber biayaya : BPJS
 KELUHAN UTAMA
Keluhan utama : Ny. A mengatakan merasa nyeri
di bagian kepala
Keluhan yang dikaji : Pasien mengeluh nyeri pada
bagian kepala
P : pasien mengatakan nyeri pada bagiab kepala
Q : pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : pasien mengatakan lokasi nyeri pada kepala
S : skala nyeri 7
T : pasien mengatakan kepalanya sakit secaraterus-
menerus
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan nyeri kepala serta demam dirasakan sejak kemarin, nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri 7 dirasakan secara terus menerus.
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
Pernah dirawat : Tidak Pernah
Penyakit kronik dan menular : Tidak Ada
Riwayat penggunaan obat : Tidak Ada
Riwayat alergi : Tidak punya riwayat alergi
Riwayat operasi : Tidak Ada
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit turunan.
• PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Perilaku sebelum sakit yang memengaruhi kesehatan:
Alkohol : Tidak
Merokok : Tidak
Obat : Tidak
Olahraga : Tidak
 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda-Tanda vital
• S:37,8 derajat N: 100 kali/menit TD: 150/95 mmHg
• RR: 26 kali/menit
• Kesadaran :compos mentis
 Sistem pernafasan
• RR :26 kali/menit
• Keluhan : sesak
• Batuk : tidak
• Secret :-
• Warna :-
• Penggunaan alat bantu napas : tidak
• PCH : Tidak
• Irama napas : Tidak teratur
• Pola napas : Tidak teratur
• Suara napas : Vesikuler
• Alat bantu napas : Tidak Ada
 SISTEM PERSYARATAN
•S : 37,8ᵒ
• GCS : compos mentis
• Refleks asiologi : patella triceps biceps
• Refleks patologis : Babinsky Brudzinsky Kerning
• Keluhan pusing : Ya
P : pasien mengatakan pusing pada kepalanya
Q : pasien mengatakan pusing seperti di tusuk-tusuk
R : pasien mengatakan lokasi pusing pada kepala
S : Skala nyeri 7
T : pasien mengatakan pusing secara terus-menerus
 PEMERIKSAAN SARAF kRANIAL

• N1 : Normal ket : klien mampu mengidentifikasikan bau dengan baik


• N1 : Normal ket : klien melihat tidak menggunakan alat bantu
• N3 : Normal ket: klien mampu mengerakan bola mata dengan baik
• N4 : Normal ket: klien mampu mengerakan otot dengan baik
• N5 : Normal ket: klien mampu membedakan panas dengan dinggin
• N6 : normal ket : klien mampu menerima rangsangan di bagian mata
• N7 : Normal ket : klien mampu mengerakan wajah dengan baik
• N8 : Normal ket: klien mampu mendengar dengan baik
• N9 : Normal ket : klien mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka
mulut dengan baik
• N10 : normal ket : klien mampu menerima rangsangan organ dengan baik
• N11 : normal ket : klien mampu menggerakan lengan dengan baik
• N12 : Normal ket : klien mampu sepenuhnya menggerakan bagian lidah
 Diagnosa Keperawatan

• Resiko perfusi jaringan serebral berhubungan dengan


edema serebral yang mengubah/menghentikan darah
arteri/virus
• Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi.
• Hipertemi b/d reaksi inflamasi
 INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI


O KEPERAWATA KRITERIA HASIL
N
1. Resiko perfusi Setelah dilakukan 1.Identifikasi 1.Untuk S : Pasien
jaringan serebral tindakan penyebab TIK mengetahui mengatakan
berhubungan keperawatan 2.Monitor peningkatan TIK masih merasa
dengan edema selama 3 x 24 jam peningkatan 2.Untuk pusing
serebral yang resiko perubahan tekanan darah mengetahui  
mengubah/meng perfusi jaringan 3.Monitor peningkatan O:
hentikan darah menjadi adekuat. ireguleritas tekanan darah Pasien
arteri/virus Dengan kriteria irama nafas 3.Untuk nampak
hasil : 4.Pertahankan mengetahui gelisah
1. sakit kepala posisi kepala irregulitas irama TD :150/9
menurun dan leher netral nafas 5 mmHg
2. tekanan darah 5.Jelaskan 4.Agar pasien  
membaik tujuan dan nyaman A : Masalah
3. gelisah menurun prosedur 5.Agar pasien belum teratasi
pemantauan mengetahui tujuan  
prosedur P : Intervensi
pemantauan dilanjutkan
 LANJUTAN……
2 Nyeri akut Setelah 1.Identifikasi lokasi, 1.Mempengaruhi S : Pasien
berhubungan dilakukan karakteristik frekuensi, pilihan/pengawasan mengatakan
dengan proses tindakan asuhan durasi dan intesitas keefektifan intervensi nyeri di area
inflamasi. keperawatan nyeri 2.Untuk mengetahui kepala
diharapkan 2.Identifikasi skla nyeri tingkat keparahan
tingkat nyeri 3.Identifikasi respon nyeri O : Pasien
pasien menurun, nyeri non verbal 3.Untuk mengetahui nampak
dengan kriteria 4.Berikan teknk non persepsi/reaksi meringis
hasil : faramakologis untuk terhadap nyeri -TD :150/95
1. keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri 4.Untuk memberikan mmHg
menurun 5.Jelaskan penyebab, ketenangan kepada -N : 100 x/menit
2. meringis periode, dan pemicu pasien sehingga nyeri
menurun nyeri tidak bertambah A : Masalah
3. tekanan darah 5.Memfokuskan belum teratasi
membaik kembali perhatian,
meningkatkan kontrol P : Intervensi
dan meningkatkan dilanjutkan
harga diri dan
kemampuan koping
 LANJUTAN……
3 Hipertemi b/d Setelah dilakukan 1.Identifikasi 1.Untuk mengetahui S : Pasien
proses intervensi penyebab penyebab dari mengatakan
penyakit keperawatan hipertermi hipertermi bahwa dia
dibuktikan diharapkan suhu 2.Monitor suhu 2.Memantau status merasa demam
dengan suhu tubuh menurun tubuh kesehatan pasien
tubuh diatas dengan kriteria 3.Melakukan 3.Tindakan untuk O : S : 38,9ᵒC
normal hasil : kompres hangat menurunkan demam
1. kulit merah pada lipatan pasien A : Masalah
sedang 4.Berikan cairan 4.Membantu proses belum terarasi
2. suhu tubuh per oral penyembuhan pasien
membaik 5.Kolaborasi 5.Agar mempercepat P : intervensi
pemberian cairan penyembuhan dilanjutkan
elektolit
intravena, jika
perlu
 KESIMPULAN

• Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan


bab-bab sebelumnya, penelitian ini memiliki kesimpulan :
• Sistem Pakar yang dibuat berdasarkan dari pengetahuan pakar.
• Sistem tersebut dapat menampilkan hasil dari diagnosa yang diisi oleh
pengguna. Hasil tersebut berdasarkan gejala-gejala yang di jawab dari
pertanyaan pada sistem.
• Sistem pakar diagnosis penyakit meningitis ini dapat membantu masyarakat
dalam memperoleh informasi dan solusi tentang penyakit meningitis.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai