INITIAL ASSESMENT
DISUSUN OLEH :
NIM : PO7120318019
KELAS : V.A
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “INITIAL ASSESMENT”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Trauma adalah penyebab ketiga terbesar kematian dan kecacatan di seluruh dunia,
terutama usia dekade keempat di negara berkembang.1-3 Lebih dari 5 juta orang meninggal
akibat trauma pada tahun 2002, lebih dari 90% terjadi di negara berkembang. Dari tahun
2000-2020, kematian akibat kecelakaan lalu lintas diperkirakan meningkat 83% di negara
berkembang.3-5 Akibat trauma dapat berupa kecacatan fisik, psikologis, dan keuangan.1
Penanganan trauma merupakan salah satu tantangan utama pelayanan kesehatan saat ini.
Dokter harus menilai secara objektif keparahan cedera, sehingga diperlukan sebuah sistem
yang menyatukan deskripsi dan kuantifikasi cedera. Penilaian cedera sebagai proses
kuantifikasi dampak trauma dimulai tahun 19698 oleh American Association for Automotive
Safety, yaitu Abbreviated Injury Score (AIS), dan terus mengalami perkembangan. Sistem
penilaian trauma mencoba menerjemahkan keparahan cedera menjadi angka, harus dapat
digunakan di lapangan sebelum pasien sampai ke rumah sakit untuk keputusan rujukan serta
untuk mengambil keputusan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).6 Pengukuran tingkat
keparahan cedera merupakan prasyarat penting terhadap penanganan trauma yang efektif.
Triase dapat lebih konsisten jika menggunakan sistem penilaian. Penilaian untuk triase harus
mudah diaplikasikan. Deskripsi cedera melalui telepon dapat difasilitasi oleh penggunaan
istilah standar dan penilaian organ yang spesifik. Hal ini membantu proses penilaian antar
dokter di institusi yang sama atau berbeda serta para dokter spesialis. Pemantauan berulang
dan sistematis dapat digunakan sebagai identifikasi awal perbaikan atau perburukan.
Beberapa sistem penilaian bertujuan memperkirakan probabilitas kelangsungan hidup.
Penilaian membantu peneliti untuk menentukan tingkat keparahan dan populasi pasien.
Terdapat tiga tipe sistem penilaian trauma.
Tipe pertama berdasarkan anatomi; tergantung deskripsi cedera. Tipe kedua berdasarkan
fisiologi; didapat dari observasi dan pengukuran tanda-tanda vital untuk menentukan tingkat
penurunan fisiologis akibat cedera. Tipe ketiga adalah kombinasi sistem penilaian anatomis
dan fisiologis.
1.3 TUJUAN
A. Meningkatkan pengetahuan tentang initial assessment
B. Mengetahui bagaimana penilaian cepat dan tepat pasien gawat darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Pengelolaan pasien yang terluka parah memerlukan penilaian yang cepat dan
pengelongaan yang tepat guna menghindari kematian. Pada pasien trauma waktu sangat penting,
karena itu diperlukan adanya suatu cara yang mudah diingat dai dilaksanakan. Proses ini dikenal
sebagai initial assessment (penilaian awal) yang meliputi persiapan, triase, primary survey,
resusitasi,tambahan terhadap primary survei dan resusitasi, pertimbangkan kemungkinan
rujukan, secondary survay, tambahan secondary survei, pemantauan dan re-cvaluasi
berkesinambungan serta penanganan defenitif
2.2 PERSIAPAN
A. Tahap pra rumah sakit
Dalam persiapan pra rumah sakit petugas diarahkan untuk dapat menstabilitas, fiksasi,
dan transportasi dengan benar serta mampu berkoordinasi dengan dokter maupun perawat
di RS.
B. Tahap rumah sakit.
Dalam tahap ini, dimana dilakukan persiapan untuk menerima pasien sehingga dapat
dilakukan
tindakan & sesusitasi dslam waktu yang cepat. Serta data2 dalam tahap pra-rumah sakit
juga
dibutuhkan diantaranya waktu kejadian, mekanisme kcjadian, serta riwayat pasien.
dituju.
2.3 TRIASE
A.Pengertian triase
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan
tingkat kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk
mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam
kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Untuk bisa
melakukan triage dengan benar maka perlu Anda memahami tentang prinsip-prinsip
triage.
B. PRINSIP TRIAGE
Triage seharusnya segera dan tepat waktu, penanganan yang segera dan tepat
waktu akan segera mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi kecacatan akibat
kerusakan organ. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, data yang didapatkan
dengan adekuat dan akurat menghasilkan diagnosa masalah yang tepat. Keputusan
didasarkan dari pengkajian, penegakan diagnose dan keputusan tindakan yang diberikan
sesuai kondisi pasien. Intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau
tindakan yang diberikan sesuai dengan masalah/keluhan pasien. Kepuasan korban harus
dicapai, kepuasan korban menunjukkan teratasinya masalah. Dokumentasi dengan benar,
dokumentasi yang benar merupakan sarana komunikasi antar tim gawat darurat dan
merupakan aspek legal. Anda telah memahami tentang prinsip triage, sekarang Anda
akan belajar tentang klasifikasi triage. Klasifikasi ini penting untuk menseleksi korban
yang datang sehingga keselamatan korban segera ditolong.
C.PROSES TRIAGE
Ketika Anda melakukan triage,waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari 2 menit
karena tujuan triage bukan mencari diagnose tapi mengkaji dan merencanakan untuk
melakukan tindakan.
D. PENGKAJIAN DAN SETTING TRIAGE
Ada beberapa petunjuk saat Anda melakukan pengkajian triage yaitu: Riwayat
pasien, karena sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi pasien; 2. Tanda,
keadaaan umum pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas injuri dan posisi tubuh; 3.
Bau, tercium bau alkohol, keton dan melena; 4. Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas,
dingin dan berkeringat, palpasi nadi dan daerah yang penting untuk dikaji serta sentuh
adanya bengkak; 5. Perasaan (commonsense), gunakan perasaan dalam memutuskan
jawaban yang relevan dengan kondisi pasien. Di saat Anda menemukan korban yang
datang dalam kondisi kegawatdaruratan maka Anda melakukan proses triage dengan
menerapkan S-O-A-P-I-Esystem.
Pasien mengerang 2
Tingkat kesadaran pasien dibagi menjadi 4 keadaan berdasarkan skor GCS totalnya :
Composmentis 15
Somnolen/Letargis 13-14
Soporokomatus 8-12
Koma 3-7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Trauma adalah kondisi sensitif-waktu dan merupakan salah satu tantangan utama. Triase
pasien trauma penting untuk menentukan prioritas penentuan kebutuhan korban dengan sumber
terbatas. Sistem penilaian trauma membantu menilai secara kuantitatif berat ringannya cedera,
memperkirakan hasil akhir trauma, bahkan berguna untuk penelitian. Pasien cedera dan risiko
berat dapat teridentifikasi melalui fisiologi abnormal mereka. Masalah yang lebih sulit dalam
triase adalah identifikasi pasien dengan cedera anatomis nyata dengan status fisiologis mendekati
normal.
DAFTAR PUSTAKA
Carolina Salim,2015 Sistem Penilaian Trauma CDK-232/ vol. 42 no. 9 hal 702