Anda di halaman 1dari 12

NUR ANISYA FAUZIAH(1905112976)

PPK-n 19B.

PROYEK-MEMBANGUN PROPOSAL PENELITIAN & KEGIATAN DENGAN MANDIRI

1. PROPOSAL PENELITIAN
“Makna Organisasi Karang Taruna Bagi Remaja”
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini peran remaja sangat dibutuhkan dalam hal pengembangan suatu kreativitas
penunjang kegiatan yang terjadi di wilayah masing-masing. Dalam hal ini peran remajalah
yang sangat ditekankan karena remajalah yang akan menjadi tonggak perubahan dalam hal
apapun yang ada di negara kita. Remaja dinilai sangat produktif untuk bisa menggali
kreativitas mereka, dimana kreativitas tersebut dapat berguna bagi orang lain, khususnya
lingkungan sekitar mereka. Hal yang paling kecil atau sederhana yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah peran remaja dalam lingkungan tempat mereka tinggal.
Para remaja saat ini ingin berkembang agar dapat memajukan apapun yang ada disekitar
mereka. Salah satunya adalah mereka bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di
lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagai contoh adalah karang taruna.
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan
wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan
rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di
wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang
kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan
kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia
dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai
organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman
Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan
dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua
ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan
anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda dan pemudi berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan
batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan
dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya
dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, keterampilan, advokasi, keagamaan dan
kesenian.
Jika dilihat pada pengertian dan fungsi dari karang taruna, maka sangatlah bagus makna dari
organsasi ini untuk remaja kita, dimana organisasi tersebut merupakan wadah untuk para
remaja dapat mengembangkan kemampuan dalam berorganisasi dan menjalin hubungan
yang lebih luas dalam masyarakat setempat. Namun sangatlah disayangkan, pada saat ini
sebagian remaja justru enggak atau bahkan sulit untuk diajak berorganisasi atau menjadi
bagian dari karang taruna di wilayah mereka. Dalam hal ini penulis akan mengulas
permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini mengenai apa alasan mereka untuk tidak
mau bergabung ke dalam organisasi karang taruna. Dalam hal ini penulis juga akan
memaparkan makna atau manfaat apa saja yang dapat diambil oleh remaja yang telah aktif
bergabung dalam organisasi karang taruna ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Makna Organisasi Karang Taruna Bagi Remaja”.

1.2 Rumusan masalah


Setelah melihat latar belakang yang telah penulis paparkan diatas dan agar dalam
penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini.

Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana pendapat atau kesan remaja yang telah mengikuti organisasi karang taruna ?
2. Mengapa remaja saat ini cenderung kurang berminat untuk bergabung dalam organisasi
karang taruna di wilayah mereka ?

1.3 Tujuan penelitian

Setelah melihat latar belakang dan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang dapat diambil oleh remaja dalam mengikuti
organisasi karang taruna.

2. Untuk mengetahui alasan mengapa sebagian remaja saat ini kurang berminat untuk
mengikuti atau bergabung dengan organisasi karang taruna.

1.4 Manfaat penelitian

Dalam hal ini penulis akan memaparkan manfaat penelitian, dimana tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan minat remaja dalam hal
pengembangan diri mereka yang sudah menjadi bagian dari karang taruna untuk dapat lebih
kreative dalam pembangunan wilayah mereka.
2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta remaja agar mau menjadi
bagian dari karang taruna yang ada di wilayah mereka.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Teori dan konsep


Untuk memperkuat masalah yang akan di teliti oleh penulis, maka penulis mengadakan
studi pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori serta pembahasan untuk
memperkuat dalam membahas permasalahan yang telah dipaparkan diatas.
A. Pengertian karang taruna
· Karang Taruna adalah wadah pengembangan generasi muda dan putusan yang
tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk
masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas social
sederajat sampai tingkat nasional, bergerak terutama di bidang kesejahteraan sosial
(Kesos)”.[1]
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa Karang Taruna adalah organisasi pemuda atau
remaja Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Sehingga karang taruna boleh
dikatakan sebagai organisasi modern dan bukan organisai konvensional yang mengangkat
pengurus dari kalangan keluarga, keturunan dan kerabat. Dikatakan organisasi modern,
maksudnya adalah sebagai berikut :
· Organisasi dimana faktor-faktor yang bersifat pribadi tidak memegang peranan
penting dalam pengambilan keputusan. Organisai modern disebut juga sebagai organisai
rasional dan legal, adalah organisasi yang dalam kegiatannya terdapat pemisahan yang tegas
antara urusan pribadi dengan urusan organisasi”. (Saragi, 2004:291).
Dalam menjalankan fungsi, visi, dan misinya, karang taruna tidak lepas dari pijakan tujuan
organisasi karang taruna, adapun tujuan karang taruna terdapat dalam pasal 6 Anggaran
Dasar, salah satunya adalah sebagaimana berikut:
· Membina kejasama strategis dan saling menguntungkan dengan kalangan pemerintah,
sector swasta, organisasi social, lembaga swadya masyarakat, para praktisi pengembangan
masyarakat, cendikiawan, dan mitra kepemudaan lainnya, guna kemajuan dalam
kemandirian dan independensi organisasinya dan cita-cita kesejahteraan masyrakat yang
menjadi tujuan geraknya.[2]
Dilihat dari tujuan karang taruna sebagaimana tertuang dalam pasal 6 di atas menunjukkan
bahwa karang taruna mempunyai posisi strategis dalam pembangunan bangsa, dimana
melalui wadah karang taruna para remaja / pemuda ditempa dan disiapkan dengan berbgai
kemapuan, mengembangakan bakat minat, guna mencapai kesejahteraan hidup masa
depan para remaja atau generasi muda sebagai generasi pengganti dalam meneruskan
pembangunan bangsa.

B. Tugas dan fungsi karang taruna


Sesuai Pedoman Dasar Karang Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial
wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di
wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang
usaha kesejahteraan sosial. Pembinaan Karang Taruna diatur dalam Permensos
83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Berikut kutipan isi pedoman:
Tujuan Karang Taruna adalah :
Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap
generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menagkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah sosial.
Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang
Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan
keberdayaan warga Karang Taruna.
Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi
dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka
mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di
desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi
sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan
sosial dilingkungannya.
Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau
komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah
serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya.

Adapun fungsi dari karang taruna adalah sebagai berikut :


Setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi :
Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya
secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.
Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di
lingkungannya.
Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial
generasi muda.
Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial
yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya
dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya
secara swadaya.
Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan
berbagai sektor lainnya.
Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sifat penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih
dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara
analisa induktif dan makna merupakan hal yag esensial.

Menurut Sugiyono, Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
skema, dan gambar.[3]

Menurut Strauss dan Corbin, Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
membuahkan berbagai penemuan yang tak dapat dicapai dan diperoleh dengan
menggunakan data statistik seperti layaknya apa yang digunakan di dalam penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, yang digunakan di dalam merode penelitian adalah
apa yang ada di dalam masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial dan juga beberapa
hal di dalam masyarakat yang lain. Metode yang dipakai ini adalah untuk mengahasilkan
sebuah kesimpulan akan apa yang ada di balik segala hal yang terjadi di dalam masyakarat
tersebut. Terkadang apa yang terjadi tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang sulit untuk
dimengerti sehingga membutuhkan data penjelas untuk lebih memahami hal tersebut.

Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif diartikan sebagai sebuah metode
penelitian yang menggunakan data yang menggambarkan sesuatu dari ucapan dan tulisan
serta sikap dan perilaku dari beberapa orang yang dijadikan sebagai objek penelitian
tersebut. Kemudian dari metode penelitian yang telah dilakukan ini akan dibuat sebuah
kesimpulan untuk menjelaskan mengenai ucapan, tulisan dan juga perilaku dari kelompok
objek yang telah diteliti.

Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah tradisi tertentu
dalam sebuah ilmu pengetahuan yang meneliti menganai sosial masyarakat. Dalam
penelitian ini, objek utama yang ada adalah manusia itu sendiri dengan berbagai hubungan
yang ada dengan dirinya dan juga orang lain.

3.2 Metode penelitian

Ada 8 (hal) macam metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
Studi kasus, Etnografi, Fenomenologi, Grounded theory, Biografi, Historical social science,
Clinic research dan Interaksionis simbolik.

Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian Fenomenologi, yaitu suatu
penelitian yang dilakukan untuk mempelajari pengalaman seseorang (fenomena) yang telah
atau sedang mengikuti organisasi karang taruna di masyarakat. Pada penelitian ini penulis
juaga menganggap berkurangnya keikutsertaan peran para remaja akan organisasi-
organisasi masyarakat khusunya karang taruna ini merupakan fenomena yang banyak terjadi
saat ini oleh karena itu penulis akan mendalami faktor-faktor apa saja yang menjadi
penyebab hal tersebut.

3.3 Key informan dan informan

Objek penelitian adalah para remaja yang ada di wilayah lingkungan Kelurahan Gedong
dengan menentukan key informan dan informan. Penulis menyadari bahwa dalam
menentukan key informan dan informan sebagai narasumber dalam penelitian ini harus
sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan penulis. Selain itu key informan dan
informan harus lah pihak yang memiliki informasi yang memadai dan relevan dengan
masalah pokok penelitian.
Key informan dalam penelitian ini adalah para remaja yang ada di lingkungan sekitar
kelurahan gedong baik yang mengikuti ataupun yang tidak mengikuti organisasi karang
taruna yang sengaja penulis temui untuk dilakukan wawancara. Peneliti memilih key
informan dari latar belakang berbeda yang bisa mewakili lingkungannya dan juga dapat
mewakili semua latar belakang yang sama. Ada lima key informan yang terdiri dari wakil
para remaja baik yang mengikuti ataupun yang tidak mengikuti organisasi karang taruna dan
ada dua informan yang terdiri dari penanggung jawab dan pengawas dari organisasi karang
taruna yang semuanya peneliti anggap memenuhi kriteria tersebut.

3.3.1 Profil key informan

1. Nama : Debby dwi sintiyah


Umur : 17 Tahun
Alamat : Jl. Trikora raya RT. 001 RW.02
Pekerjaan : Pelajar (SMK)
Status : Tidak mengikuti atau bergabung di karang taruna karena beranggapan sudah
terlalu sibuk dengan urusan sekolah dan ekskul bola basket yang diikutinya sehingga sudah
males untuk bergabung dengan karang taruna.

2. Nama : Alex sitohang


Umur : 23 Tahun
Alamat : Jl. Swadaya RT. 005 RW.02
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status : Tidak mengikuti atau bergabung di karang taruna karena sudah sibuk dengan
pekerjaannya, sehingga beranggapan bahwa hari libut hanya digunakan oleh dia untuk
istirahat dan tidak mau disibukkan kembali dengan organisasi.

3. Nama : Evi Handayani


Umur : 21 Tahun
Alamat : Komplek Depsos RT. 008 RW. 02
Pekerjaan : Mahasiswa dan karyawan swasta
Status : Tidak mau ikut gabung di organisasi karang taruna karena beranggapan
bahawa organisasi ini hanya membuang-buang waktu, karena jika bergabung maka sebagai
anggota karang taruna harus berperan aktif dalam mengikuti segala kegiatan yang ada
dilingkungan setempat.

4. Nama : Defrizal
Umur : 23 Tahun
Alamat : Jl. Masjid Al-fitroh RT.003 RW.02
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Sudah bergabung bersama karang taruna selama dua periode yakni periode
pertama masa jabatan 2011 sd 2013 dengan posisi sebagai Seksi Hubungan masyarakat
(Humas) dan periode kedua masa jabatan 2013 sd 2015 dengan posisi Wakil ketua karang
taruna.

5. Nama : Rossa maryani


Umur : 17 Tahun
Alamat : Gg. Prayitno RT.009 RW.02
Pekerjaan : Pelajar (SMK)
Status : Saat ini menjabat sebagai Seksie Hubungan Masyarakat (Humas).

3.3.2 Profil Informan


1. Nama : Bpk. Saubie Sayoeti, SE
Umur : 50 Tahun
Alamat : Jl. Pahlawan RT.007 RW.02
Pekerjaan : Wirausaha
Status : Sudah menjadi penanggung jawab Karang taruna selama 3 periode berturut-
turut yakni periode I tahun 2009 sd 2011, periode II tahun 2011 sd 2013 dan periode III
tahun 2013 sd 2015.
2. Nama : Bpk Sulistyo, Spd
Umur : 40 Tahun
Alamat : Jl. Masjid Al-fitroh RT.003 RW.02
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Status :Menjadi pengawas organisasi karang taruna dengan masa jabat tahun 2013
sd 2015.

3.4 Teknik penentuan informan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif. Dimana dalam
pendekatan kualitatif ini dalam teknik penentuan informan terdiri dari dua teknik yakni
purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling dikenal juga dengan
sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sedangkan snowball
sampling adalah teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel
(responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga
jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang sedang
menggelinding semakin jauh semakin besar).
Dalam penelitian ini penulis dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive
sampling dimana dalam mengambil responden peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan khusus, dimana responden yang akan dijadikan informan adalah remaja yang
telah menjadi anggota dan juga bukan anggota dari karang taruna dan pengurus, baik laki-
laki atau perempuan yang berumur 17 sd 35 tahun dengan tiga latar belakang yang berbeda
yakni dari pelajar sekolah menengah, perguruan tinggi sampai dengan karyawan swasta.

3.5 Teknik pengambilan data

Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang digunakan pada
penelitian ini. jenis dan sumber data yang digunakan ada dua, yakni data primer dan data
sekunder, yaitu :

1. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, kemudian diamati dan dicatat
oleh penulis. Data primer merupakan data utama yang kemudian akan diolah dan
menghasilkan jawaban penelitian. Data primer tersebut adalah :
1. Wawancara mendalam
Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang diperlukan untuk
keperluan penelitian dengan berpedoman pada panduan wawancara. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan dengan
panduan guide question. Indepth interview merupakan poses menggali informasi secara
mendalam, terbuka, dan bebas sesuai dengan masalah dan fokus penelitian dadiarahkan
pada pusat penelitian. Guide question berisi pertanyaan terstruktur yang sudah
dipersiapkan sebelumnya yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dengan
metode ini penulis melakukan pengamatan langsung pada lingkungan setempat yang
berlokasi di daerah Pasar Rebo, tepatnya di Kelurahan Kampung Gedong.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu dokumen yang sudah ada sebeum dan ketika penelitian dilakukan, data
sekunder pada penelitian ini adalah :
1. Studi dokumentasi
Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini di dapat dari kantor sekretariat
karang taruan Kelurahan gedong, seperti profil karang taruna tersebut, sejarah karang
taruna, struktur organisasi karang taruna dan dokumentasi lainnya.
2. Studi pustaka
Studi pustaka perlu untuk menunjang penelitian. Pengumpulan pustaka didapat baik dari
buku, internet dan lain-lain. Dalam hal ini sumber dari internet yang utama adalah
http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_Taruna dan
http://karangtarunadaha.blogspot.com/2012/07/sejarah-berdirinya-karang-taruna.html .
Hasil wawancara menjadi sumber data utama atau primer. Data primer dan sekunder
kemudian dikumpulkan dan digali untuk dijadikan informasi, kemudian dianalisis yang
hasilnya dibuat suatu generalisasi bagi suatu masyarakat.

3.6 Analisa data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa
analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Dalam pengumpulan data
ini peneliti menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data
dukungan penguat dari data utama. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan, gambar, foto, dokumen berupa laporan, struktur organisasi, artikel, tape
recorder dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di
atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan
analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan


menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian
dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga
memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Tujuan
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Dimana peneliti dapat mengetahui apa saja manfaat yang dapat diambil dari
keikutsertaan anggota karang taruna yang didapat dari wawancara dengan informan.
Peneliti juga dapat mengetahu faktor-faktor apa saja yang membuat remaja saat ini enggan
untuk mengikuti organisasi karang taruna.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_Taruna
http://karangtarunadaha.blogspot.com/2012/07/sejarah-berdirinya-karang-taruna.html
Agus Salim. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Teori Paradigma Penelitian Sosial, Tiara
Wacana, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung

2. PROPOSAL KEGIATAN
Proposal Kegiatan Futsal Kampus

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia olahraga ini pada umumnya telah mengalami perkembangan pada
beberapa tahun terakhir ini yang cukup memuaskan. Potensi-potensi muda telah
bermunculan seiring dengan perkembangan dunia olahraga, hal ini tidak lepas dari
peran serta dari beberapa pihak yang memberikan support dan ruang kepada para
mahasiswa untuk mengaktualkan kreativitas dan sportivitas mereka dalam sebuah
tournament/kompetisi.

Oleh karena itu, maka kami menganggap bahwa potensi-potensi tersebut memerlukan
ruang kepada para mahasiswa untuk berprestasi. Sehingga kami bermaksud untuk
melaksanakan sebuah pertandingan futsal Mahasiswa Perguruan Tinggi se-Pekanbaru

2. TUJUAN KEGIATAN
Untuk pengaktualisasian diri dalam proses pengembangan potensi para pemuda dalam
bidang olahraga khususnya dalam bidang olahraga Futsal.

3. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan ini adalah Himpunan Mahasiswa Prodi PPK-n Fakultas kegurun dan
ilmu pendidikan Universitas Riau.
4. NAMA KEGIATAN

Nama kegiatan ini adalah “Ecodeuphoria Futsal Tournament”.

5 . TEMA KEGIATAN

Tema kegiatan ini adalah “Let’s Play Together Fair Play Is Our Game”.

6. SASARAN

Seluruh mahasiswa Se-Pekanbaru

7. TARGET KEGIATAN

 Munculnya kesadaran akan potensi dasar setiap pemuda.


 Terciptanya kesadaran akan arti penting peran generasi penerus.
 Meningkatkan daya kreativitas dan sportivitas.
8. WAKTU DAN TEMPAT

Tanggal : 1 – 3 September 2019

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Lapangan Delima Futsal Jl. Ternak 103/235

Tempat Pendaftaran : Sekretariat HM PPK-n

9. BENTUK KEGIATAN

A. Pertandingan Futsal

Dilaksanakan dalam bentuk kompetinsi dengan menggunakan system pool pada saat
penyisihan dan system gugur pada putaran kedua.

B. Top Score Player

Pemain yang mencetak gol terbanyak dalam pertandingan ini.

C. The Best Keeper

Keeper yang menjaga gawangnya secara maksimum dalam pertandingan ini.


D. The Best Player

Pemain yang bermain secara individu dengan baik.

10 SUMBER DANA DAN ANGGARAN KEGIATAN

Sumber dan anggaran ini meliputi kas organisasi, donator, dan sponsor. Adapun
anggaran kegiatan terlampir.

11. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat sebagai sebuah refrensi bagi kita bersama untuk
melakukan kerjasama nantinya. Atas perhatiannya kami mengucapkan banyak
terimakasih, semoga mendapat respon dan dukungan yang positif dan semoga kegiatan
ini nantinya dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai