Oleh :
1. Della Rizkyta Effendy ( 2015301010 )
2. Devi Trisnawati ( 2015301011 )
3. Diajeng Rara Azzahra ( 2015301012 )
4. Dinda Gustika ( 2015301013 )
5. Dini Dwi Chantika ( 2015301014 )
6. Indri Yanti ( 2015301016 )
7. Intan Nurcahya ( 2015301017 )
8. Luthfiatun Munawaroh ( 2015301018 )
9. Mela Susilawati ( 2015301019 )
10. Mia Fitriyani ( 2015301020 )
َت َعلَ ْي ِه ْم آيَاتُهُ زَ ا َد ْتهُ ْم ِإي َمانًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون ْ َِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ الَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر هَّللا ُ َو ِجل
ْ َت قُلُوبُهُ ْم َوِإ َذا تُلِي
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS. Al Anfal : 2).
Diera globalisasi yang modern pada zaman sekarang ini banyak sekali terjadi masalah
moralitas dan akhlak, khususnya di Indonesia. Turunnya moral di masyarakat Indonesia
terjadi di segala usia, baik remaja ataupun dewasa. Dibawah ini adalah dampak yang di
timbulkan oleh globalisasi dan modernisasi terhadap akhlak (moral) remaja :
1. Sikap positif
• Open minded, lebih dinamis, dan tidak terbelenggu akan hal-hal yang bersifat
kolot.
• Mengembangkan sikap selektif kepekaan (antisipatif).
2. Sikap negatif
• Menjadi tertutup dan penuh rasa was-was (apatis)
• Acuh tak acuh
Dibawah ini adalah contoh-contoh masalah moral pada zaman sekarang yang ada di
Indonesia:
1. 15-20 persen remaja usia sekolah di negara Indonesia sudah pernah melakukan
hubungan seksual luar nikah,
2. Remaja perempuan dalam usia 15-19 tahun sudah pernah melahirkan. Hingga 15
juta pertahunnya.
3. Kasus criminal yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja melonjak naik
4. Terdapat kasus aborsi di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya sekitar 2,3 juta
dan 20 persen di antaranya dilakukan oleh remaja.
5. Meningkatnya penderita HIV/AIDS di Indonesia.
PEMBAGIAN MORAL
Pembahasan moral melalui sejarah sifat nya :
1. Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin,
kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan
perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya
kehidupan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak
mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi
perlawanannya.
2. Fakta Sosial
Fakta sosial adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu
menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan sistem kemasyarakatan,
misalnya interaksi (hubungan) antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran
raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat
atau suatu Negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi
yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan
Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun
rumah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya.
3. Artefak Artefak
Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan
manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.
https://pengajianalikhlas-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/
pengajianalikhlas.wordpress.com/2010/11/03/38/amp/?
amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15984066378550&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fpengajianalikhlas.wordpress.com%2
http://jagadtanti.blogspot.com/2017/06/konsep-moral-dan-nilai-moral.html?m=1
F2010%2F11%2F03%2F38%2F
E. Pluralisme
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan
ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar,
sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia
untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah
sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas
langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan
antara etika dengan etiket yaitu:
• Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia
tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi
perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering
dicampuradukkan.
Moral dan etika ini memang tidak dapat dipisahkan , karena dari artinya sendiri memiliki
pengertian yang sama, yaitu adat kebiasaan. Pada dasarnya moral ini ditentukan oleh
etika. Moral merupakan pengertian tentang mana hal yang baik dan mana hal yang tidak
baik. Sedangkan etika itu sendiri adalah tingkah laku yang dilakukan oleh manusia
berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral tadi. Etika juga diartikan sebagai filsafat
bidang moral yang mengatur bagaimana manusia harus bertindak. Etika dan moral ini
memberi petunjuk tentang bagaimana cara hidup dengan baik. Dimana petunjuk ini biasanya
bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu
G. PENGERTIAN AGAMA
Sanskerta : A = tidak, GAMA = kacau. Artinya tidak kacau atau adanya keteraturan
dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan
saksama. jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau
memulihkan hubungannya dengan Ilahi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia : agama merupakan suatu sistem yang mampu
mengatur tata keimanan dan kepercayaan serta ibadah pada Tuhan Yang Maha Kuasa
disertai dengan tata kaidah yang berkaitan langsung dengan ciri pergaulan manusia
dengan manusia lainnya ataupun manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian
agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau
ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh
aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita
makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh
aturan/tata cara agama.
Fungsi Etika
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi baik. Itu tugas ajaran moral, karena moral
yang bertugas membuat manusia menjadi baik. Etika adalah sarana untuk memperoleh
orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita
dihadapkan dengan pluralisme moral.
Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada adanya kekuasaan mengatur yang
bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau peraturan yang menata bagaimana cara
manusia berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana manusia hidup yang berkelanjutan
sampai sesudah manusia itu mati.
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/jappy/pengertian-
agama_55004284a33311376f5107ea
https://belajargiat.id/agama/
http://prasko17.blogspot.com/2012/09/persamaan-dan-perbedaan-etika-dan-agama.html?
m=1#:~:text=Etika%20adalah%20kepercayaan%20yang%20tidak,kehidupan%20yaitu
%20dunia%20dan%20akhirat.
https://www.google.com/amp/s/kimooyyy.wordpress.com/2013/11/03/etika-dan-agama/amp/
H. Perbedaan antara Etika dan Agama
b) Dari sumbernya
Agama (Islam) itu bersumber dari satu sumber Tuhan, sedangkan Etika bersumber dari
bermacam-macam jenis sumbernya, antara lain sumbernya berasal dari pemikiran manusia
(argumentasi rasional) yang sesuai dengan aliran masing-masing.
d) Ajaran Agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya, sedangkan Etika terbuka bagi
setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan antara etika dan agama ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
1. Etika tidak dapat menggantikan agama dan tidak bertentangan dengan agama.
2. Etika diperlukan oleh agama.
3. Agama tidak hanya memberi petunjuk moral, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip
etis.
4. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral, dimana pemeluk
Agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi Agama itu
memerlukan keterampilan Etika agar dapat memberikan orientasi itu.