Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA, MORAL DAN

AGAMA DALAM PROFESI

Disusun untuk memenuhi tugas :


Mata Kuliah: Pendidikan Agama
Dosen Pengampu: Drs. Imam Syafei, Mag.

Oleh :
1. Della Rizkyta Effendy ( 2015301010 )
2. Devi Trisnawati ( 2015301011 )
3. Diajeng Rara Azzahra ( 2015301012 )
4. Dinda Gustika ( 2015301013 )
5. Dini Dwi Chantika ( 2015301014 )
6. Indri Yanti ( 2015301016 )
7. Intan Nurcahya ( 2015301017 )
8. Luthfiatun Munawaroh ( 2015301018 )
9. Mela Susilawati ( 2015301019 )
10. Mia Fitriyani ( 2015301020 )

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBINANAN


POLITEKNIK KESEHATAN TAJUNG KARANG 2020
A. Konsep Moral

Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang menyangkut


perbuatan dan kelakuan yang berdasarkan kepada kodrat manusia.
Seseorang individu yang tingkah-lakunya sesuai dengan harkatnya sebagai
manusia disebut baik secara moral dan jika sebaliknya disebut buruk secara
moral atau imoral.
Moral berasal dari kata "mos" atau "niores", artinya kesusilaan.
Menurut Ahmadi (1990) moral adalah suatu hal yang berhubungan dengan
"kesusilaan" atau "etik". Moral menyangkut kebaikan; orang yang tidak
baik disebut sebagai orang yang tidak atau kurang bermoral. Secara
sederhana pengertian moral dapat disamakan dengan kebaikan orang atau
kebaikan manusiawi.
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1991) moralitas adalah
suatu ciri berperilaku seseorang yang dihubungkan dengan ukuran dan
standar yang ada dalam masyarakat, khususnya mengenai baik atau buruk.
Moralitas bukan sesuatu yang diperoleh dari kelahiran, tetapi tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan hidup seseorang.
Menurut Panuju (1995) pengertian moral sama dengan "etika" yang
berarti "kesusilaan" yang diciptakan oleh akal, adat dan agama, yang
memberi kepada kita norma tentang bagaimana kita harus hidup.
Sehingga Moral adalah sebuah kata dari bahasa Latin yaitu mores yang mempunyai arti adat
kebiasaan. Sedangkan moral dalam konsep Islam adalah moral di dalam Islam sangat identic
dengan akhlak. Akhlak adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu khulk. Khulk sendiri
artinya adalah budi pekerti atau perangai. Secara keseluruhan moral dan akhlak adalah dua
hal yang sama, hanya saja yang membedakannya adalah dasarnya. Standar baik dan buruk
moral biasanya berdasarkan kesepakatan yang ditentukan oleh masyarakat dan apabila
masyarakat menganggap suatu perbuatan baik, maka nilai perbuatan itu juga baik. Sedangkan
akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunna Rasul. Dalam Islam, akhlak adalah cerminan jiwa
seseorang. Akhlak yang baik adalah bentuk dorongan yang berasal dari keimanan seseorang,
karena keimanan harus dibuktikan menjadi perilaku atau perbuatan nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun firman Allah SWT yang berhubungan dengan akhlak dan moral adalah
sebagai berikut :

َ‫ت َعلَ ْي ِه ْم آيَاتُهُ زَ ا َد ْتهُ ْم ِإي َمانًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬ ْ َ‫ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ الَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر هَّللا ُ َو ِجل‬
ْ َ‫ت قُلُوبُهُ ْم َوِإ َذا تُلِي‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS. Al Anfal : 2).

َ ِ‫ِإنَّا َأ ْخلَصْ نَاهُ ْم بِخَال‬


ِ ‫ص ٍة ِذ ْك َرى ال َّد‬
‫ار‬

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)


akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat (QS. Sad : 46).

Diera globalisasi yang modern pada zaman sekarang ini banyak sekali terjadi masalah
moralitas dan akhlak, khususnya di Indonesia. Turunnya moral di masyarakat Indonesia
terjadi di segala usia, baik remaja ataupun dewasa. Dibawah ini adalah dampak yang di
timbulkan oleh globalisasi dan modernisasi terhadap akhlak (moral) remaja :

1. Sikap positif
• Open minded, lebih dinamis, dan tidak terbelenggu akan hal-hal yang bersifat
kolot.
• Mengembangkan sikap selektif kepekaan (antisipatif).

2. Sikap negatif
• Menjadi tertutup dan penuh rasa was-was (apatis)
• Acuh tak acuh

Faktor-faktor penyebab menurunnya moral di Indonesia.


a) Penyalahgunaan ajaran moral
b) Penyalahgunaan konsep moral
c) Masuknya budaya kebarat-baratan (westernisasi)
d) Perkembangan teknologi
e) Lemahnya mental generasi bangsa
f) Kurangnya materi aplikasi mengenai budi pekerti

Dibawah ini adalah contoh-contoh masalah moral pada zaman sekarang yang ada di
Indonesia:
1. 15-20 persen remaja usia sekolah di negara Indonesia sudah pernah melakukan
hubungan seksual luar nikah,
2. Remaja perempuan dalam usia 15-19 tahun sudah pernah melahirkan. Hingga 15
juta pertahunnya.
3. Kasus criminal yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja melonjak naik
4. Terdapat kasus aborsi di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya sekitar 2,3 juta
dan 20 persen di antaranya dilakukan oleh remaja.
5. Meningkatnya penderita HIV/AIDS di Indonesia.

PEMBAGIAN MORAL
Pembahasan moral melalui sejarah sifat nya :
1. Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin,
kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan
perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya
kehidupan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak
mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi
perlawanannya.

2. Fakta Sosial
Fakta sosial adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu
menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan sistem kemasyarakatan,
misalnya interaksi (hubungan) antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran
raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat
atau suatu Negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi
yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan
Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun
rumah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya.

3. Artefak Artefak
Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan
manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.
https://pengajianalikhlas-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/
pengajianalikhlas.wordpress.com/2010/11/03/38/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15984066378550&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fpengajianalikhlas.wordpress.com%2
http://jagadtanti.blogspot.com/2017/06/konsep-moral-dan-nilai-moral.html?m=1
F2010%2F11%2F03%2F38%2F
E. Pluralisme

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan
ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar,
sistematik dan normatif.

Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia
untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah
sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas
langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos


(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek,
etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau
baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system”.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial(profesi) itu sendiri.

Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan
antara etika dengan etiket yaitu:

•   Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia
tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
•   Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi
perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering
dicampuradukkan.

Hubungan antara Moral dan Etika

Moral dan etika ini memang  tidak dapat dipisahkan , karena dari artinya sendiri memiliki
pengertian yang sama, yaitu adat kebiasaan. Pada dasarnya moral ini ditentukan oleh
etika. Moral merupakan pengertian tentang mana hal yang baik dan mana hal yang tidak
baik. Sedangkan etika itu sendiri adalah tingkah laku yang dilakukan oleh manusia
berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral tadi. Etika juga diartikan sebagai filsafat
bidang moral yang mengatur bagaimana manusia harus bertindak. Etika dan moral ini
memberi petunjuk tentang bagaimana cara hidup dengan baik. Dimana petunjuk ini biasanya
bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu

G. PENGERTIAN AGAMA

 Sanskerta : A = tidak, GAMA = kacau. Artinya tidak kacau atau adanya keteraturan
dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
 Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan
saksama. jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau
memulihkan hubungannya dengan Ilahi.
  Kamus Besar Bahasa Indonesia : agama merupakan suatu sistem yang mampu
mengatur tata keimanan dan kepercayaan serta ibadah pada Tuhan Yang Maha Kuasa
disertai dengan tata kaidah yang berkaitan langsung dengan ciri pergaulan manusia
dengan manusia lainnya ataupun manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Pengertian agama menurut berbagai sudut.


1. Dari sudut sosiologi
Agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang
percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar dirinya dan
masyarakat keselamatan.
Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat. Sistem sosial yang
dibuat manusia untuk berbhakti dan menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai
merupakan perintah, hukum, kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia
mentaatinya. Perintah dan kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat
difungsikan untuk mencapai atau memperoleh keselamatan secara pribadi dan masyarakat.

2. Dari sudut kebudayaan


Agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk atau menciptakan
agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua
bentuk-bentuk penyembahan kepada Ilahi contohnya seperti nyanyian, pujian, tarian, mantra,
dan lain-lain yang merupakan unsur-unsur kebudayaan.
Dengan demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal
yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan bahkan ajaran-ajaran dalam
agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.

3. Dari sudut kaum agamawan


Berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah kepada manusia. Artinya, agama
berasal dari Allah. Ia menurunkan agama agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan
benar. Ada juga yang berpendapat bahwa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah
TUHAN Allah yang telah mengasihinya. Dan masih banyak lagi pandangan tentang agama,
misalnya,Agama ialah percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan manusia yang percaya
tersebut, menyembah serta berbhakti kepada-Nya, serta melaksanakan berbagai macam atau
bentuk kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia.
Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya
dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya
menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada
bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God,
Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha
Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu:
 Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari
Tuhan, danmenaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari
Tuhan.

Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian
agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau
ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh
aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita
makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh
aturan/tata cara agama.

PERSAMAAN ETIKA DAN AGAMA


Etika dan agama adalah bidang yang menyangkut masalah prinsip-prinsip berkehidupan antar
manusia sebagai mahluk sosial yang berhubungan dengan moral. Pengertian Moral adalah
penilaian terhadap tindakan seseorang yaitu apakah tindakannya baik atau buruk.
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari pandangan dan persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan yang berisi ketentuan norma moral dan nilai-nilai
yang dapat menentukan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

 Fungsi Etika
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi baik. Itu tugas ajaran moral, karena moral
yang bertugas membuat manusia menjadi baik. Etika adalah sarana untuk memperoleh
orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita
dihadapkan dengan pluralisme moral.
Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada adanya kekuasaan mengatur yang
bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau peraturan yang menata bagaimana cara
manusia berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana manusia hidup yang berkelanjutan
sampai sesudah manusia itu mati.

Persamaan Etika dan Agama dapat dibagi berdasarkan, yaitu :


1. Berdasarkan pada sasarannya. Etika dan Agama sama-sama bertujuan meletakkan
dasar ajaran moral, agar manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan
yang tidak baik.
2. Berdasarkan pada sifatnya. Etika dan Agama sama-sama bersifat memberi peringatan
dan sama-sama bersifat tidak memaksa.

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/jappy/pengertian-
agama_55004284a33311376f5107ea
https://belajargiat.id/agama/
http://prasko17.blogspot.com/2012/09/persamaan-dan-perbedaan-etika-dan-agama.html?
m=1#:~:text=Etika%20adalah%20kepercayaan%20yang%20tidak,kehidupan%20yaitu
%20dunia%20dan%20akhirat.
https://www.google.com/amp/s/kimooyyy.wordpress.com/2013/11/03/etika-dan-agama/amp/

   
H. Perbedaan antara Etika dan Agama

a) Dari segi prinsip


Agama merupakan suatu kepercayaan pengabdian/penghambaan yang berdasarkan syarat dan
cara yang diatur oleh agama itu sendiri kepada Tuhan-nya, sedangkan Etika bukanlah suatu
kepercayaan yang mengandung pengabdian.

b)  Dari sumbernya
Agama (Islam) itu bersumber dari satu sumber Tuhan, sedangkan Etika bersumber dari
bermacam-macam jenis sumbernya, antara lain sumbernya berasal dari pemikiran manusia
(argumentasi rasional) yang sesuai dengan aliran masing-masing.

c)  Pada bidang yang diajarkan,


Agama mengajarkan manusia pada beberapa alam (dunia, kubur, akhirat), sedangkan Etika
hanya mempersoalkan kehidupan moral manusia dialam dunia/fana ini saja.

d) Ajaran Agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya, sedangkan Etika terbuka bagi
setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan antara etika dan agama ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :

1. Etika tidak dapat menggantikan agama dan tidak bertentangan dengan agama.
2. Etika diperlukan oleh agama.
3. Agama tidak hanya memberi petunjuk moral, tetapi  juga mengajarkan prinsip-prinsip
etis.
4. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral, dimana pemeluk
Agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi Agama itu
memerlukan keterampilan Etika agar dapat memberikan orientasi itu.

Alasan Mengapa Etika diperlukan Agama ;

1. Orang beragama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional.


2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu agama mengijinkan interpretasi yang
berbeda dan bahkan saling bertentangan.
3. Bagaimana agama harus bersikap terhadap masalah moral yang tidak disinggung dalam
wahyuNya, misalnya soal aborsi, bayi tabung dan lain-lain.
4. Etika memungkinkan dialog antar agama, dimana etika dapat menjadi dasar bagi kerjasama
antar agama.
5. Etika memungkinkan dialog antar agama dengan pandangan-pandangan dunia.

Anda mungkin juga menyukai