Dosen Pengampu:
Ratna Wulandar, M.Pd
Disusun Oleh:
Shintya Veronica (208620100401)
Vera Safira (208620100691)
Siti Aisyah
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT Karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan Penulisan Makalah ini
mengenai “Biografi serta sejarah singkat pendekatan SFBT” ini dengan sebaik
mungkin. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Ratna Wulandari,
M.Pd.selaku dosen mata kuliah Konseling PostModern.
Tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil.
Dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan,baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
pengetikan,walaupun demikian,inilah usaha maksimal kami selaku para penyusun.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan sebagai penutup di harapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan pada masa yang akan
datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Biografi Tokoh Tokoh SFBC
2.2. Sejarah Singkat Pendekatan SFBT
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita telah memasuki dunia postmodern di mana kebenaran dan realitas
sering dipahami sebagai sudut pandang yang dibatasi oleh konteks sejarah dan
bukan sebagai objektif, fakta-fakta kekal. Modernis lebih percaya pada realitas
independen dari setiap percobaan untuk mengamatinya, orang mencari terapi
untuk masalah ketika mereka telah menyimpang terlalu jauh dari beberapa norma
objektif. Sebaliknya Postmodernis, percaya pada realitas subyektif yang tidak ada
proses observasi independen.
Postmodern adalah suatu kondisi dimana terjadi penolakan / ketidak
percayaan terhadap segala hal yang mengarah kepada kebenaran tunggal,
keuniversalan, keobjektifan (sesuatu apapun yang hendak dijadikan dasar untuk
menilai benar – salahnya sebuah konsep / pengetahuan) atas suatu objek dan
realita yang terjadi.
Postmodern mengadopsi narasi, pandangan konstruksionis sosial
menyoroti bagaimana kekuasaan, pengetahuan, dan “kebenaran” yang
dinegosiasikan dalam keluarga dan sosial lainnya dan konteks budaya (Freedman
& Combs, 1996). Terapi ini, dalam bagian, sebuah badan reestablishment pribadi
dari penindasan masalah eksternal dan kisah-kisah dominan yang lebih besar.
Postmodern berlangsung singkat (Brief), umumnya antara empat sampai lima sesi
saja. Berfokus pada pemecahan masalah (solusi) yang menekankan pada
sumberdaya atau kompetensi dan kekuatan – kekuatan konseli, bukan berfokus
pada penyebab atau problem. Menekankan pada pandangan bahwa konseli adalah
individu yang unik dan subjektif serta bahasa atau naratif yang dikonstruksikan
sendiri oleh konseli, bukan menekankan pada realitas “objektif” realitas
konsensual (realitas sebagaimana membangun bahasa, memelihara dan mengubah
masing – masing tata pandang (worldview) individu. Dalam pemikiran
postmodern, menggunakan bahasa dalam cerita-cerita, untuk menceritakan kisah-
kisah, dan masing-masing kisah-kisah ini benar bagi orang yang mengatakannya.
Setiap orang yang terlibat dalam suatu situasi memiliki perspektif tentang
“realitas”.
Menurut penjelasan diatas maka kita memutuskan untuk menjelaskan tentang
tokoh dan sejarah konseling post modern.