“NARRATIVE THERAPY”
Dosen Pengampu: Fiki Prayogi, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Atama Ahmad Delam 18110009
2. Khatarina Aninditya K 18110034
3. Muhamad Deska Ramadhan 18110039
4. Shofa Salsabila B 18110061
5. Tata Aprilia 18110063
i
KATA PENGANTAR
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Fiki Prayogi, S.Pd.,M.Pd.,
yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis,
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terapi Naratif................................................................3
A. Penilaian.....................................................................................4
B. Teknik Terapi Naratif...................................................................5
C. Eksternalisasi masalah...............................................................5
D. Hasil yang unik............................................................................6
E. Narasi alternatif...........................................................................6
F. Narasi positif...............................................................................7
G. Pertanyaan tentang masa depan................................................7
H. Dukungan untuk cerita klien........................................................8
2.2 Terapi Membangun Pribadi.............................................................8
A. Setting/Latar................................................................................9
B. Karakterisasi...............................................................................9
C. Alur..............................................................................................9
D. Tema...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
cerita dalam hubungan terapeutik, konselor atau terapis memfasilitasi
pertumbuhan klien melalui reauthoring persepsi tentang hidup mereka.
Untuk alasan ini, beberapa teori percaya bahwa aplikasi naratif adalah alat
terapeutik sentral dalam konseling dan psikoterapi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
politik, budaya, ekonomi, agama, dan sosial. Ketika cerita-cerita ini
berorientasi pada masalah atau negatif, mereka sering memengaruhi
sikap klien atau keluarga.
A. Penilaian
Terapi Naratif tidak mendiagnosis atau mencoba mencari tahu mengapa
masalah terjadi; melainkan, mereka mendengarkan bagaimana cerita klien
berkembang sehingga mereka dapat mengembangkan alternatif baru.
Untuk melakukan ini mereka menggunakan peta cerita (White, 2007).
4
B. Teknik Terapi Naratif
Teknik-teknik yang digunakan oleh Terapi Naratif berkaitan dengan
menceritakan kisah itu. Mereka dapat memeriksa cerita dan mencari cara
lain untuk menceritakannya secara berbeda atau memahaminya dengan
cara lain. Dengan melakukan hal itu, mereka merasa terbantu untuk
menempatkan masalah di luar individu atau keluarga, sehingga
mengeksternalkannya. Mereka mencari hasil yang unik, peristiwa positif,
yang berbeda dengan cerita yang penuh masalah. Mereka sering
menemukan bahwa mengeksplorasi narasi atau cerita alternatif sangat
membantu. Bertanya tentang cerita naratif positif dalam kehidupan klien
yang memiliki alternatif yang baik juga membantu mengarah pada
kepuasan dengan hasil dari masalah lain. Pertanyaan-pertanyaan tentang
masa depan membantu klien melanjutkan kenaikan positif. Terapis juga
mencari cara agar keluarga, teman, dan orang lain dapat mendukung
klien. Sejauh ini, jenis respon terapeutik yang paling sering dari terapis
adalah pertanyaan. Pertanyaan membantu mengembangkan cerita dan
mengarah pada penemuan cara baru untuk mengatasi masalah.
C. Eksternalisasi masalah
Dalam terapi naratif, masalahnya menjadi lawan, bukan anak atau
keluarga yang terkait dengan masalah tersebut. Keluarga dapat bekerja
bersama untuk mengatasi masalah tersebut. Ini membuka jalan untuk
menemukan solusi yang berbeda daripada menyalahkan klien yang
memiliki masalah tersebut. Terapis kemudian dapat mendekonstruksi
masalah atau cerita dan kemudian merekonstruksi atau reauthor cerita
yang disukai. Terapis dapat membantu keluarga bekerja bersama untuk
mengalahkan masalah daripada mempertahankan cerita mereka sendiri
tentang masalah.
5
D. Hasil yang unik
Ketika Terapi Naratif mendengarkan cerita yang penuh masalah, mereka
mencari pengecualian untuk cerita. Mereka mencoba menemukan
momentum dalam cerita. Pertanyaan-pertanyaan ini mengungkapkan
pengecualian yang dipandang sebagai momen gemerlap atau sebagai
hasil yang unik. Momen-momen ini dapat terdiri atas pikiran, perasaan,
atau tindakan yang berbeda dari yang ditemukan dalam masalah yang
dimiliki anggota keluarga. Dengan berfokus pada hasil yang unik ini,
Terapi Naratif mulai mengeksplorasi pengaruh yang mungkin dimiliki
keluarga terhadap masalah tersebut. Ini bisa memulai cerita baru.
E. Narasi alternatif
Eksplorasi kekuatan, kemampuan khusus, dan aspirasi keluarga dan
orang dengan masalah adalah fokus dari naratif atau cerita alternatif.
Terapis mengomentari aspek-aspek positif dari apa yang dilakukan oleh
pasien atau keluarga yang teridentifikasi dan mengembangkannya
menjadi cara baru dalam memandang masalah. Mereka mungkin
mengajukan pertanyaan seperti, “Bisakah Anda memikirkan saat ketika
Anda tidak mengikuti permintaan diri anda? Bagaimana Anda bisa
mempercayai pandangan Anda sendiri? Bagaimana Anda menangani diri
sendiri? "Ahli terapi mungkin juga bertanya," Bagaimana Anda mencapai
tujuan positif itu? Apa perbedaan yang Anda katakan kepada diri Anda
sendiri? ”Dengan cara ini, Terapi Naratif membantu klien melihat kekuatan
dengan menceritakan kisah mereka tentang diri mereka dengan cara yang
lebih kuat dan positif.
F. Narasi positif
Terapi Naratif tidak hanya memeriksa cerita yang jenuh dengan masalah,
tetapi mereka juga mencari cerita tentang apa yang berjalan dengan baik.
Kadang-kadang klien begitu terfokus atau terjebak dalam cerita jenuh-
masalah sehingga sulit bagi mereka untuk melihat cerita positif (hal-hal
yang mereka lakukan dengan baik). Klien mungkin mengabaikan cerita-
6
cerita positif ini, tetapi terapis mungkin memintanya sehingga mereka
dapat menunjukkan kepada klien bagaimana ia menemukan cara yang
efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah.
7
Dukungan untuk cerita klien juga dapat datang dari orang tua, saudara
kandung, teman, atau orang lain. Dalam terapi keluarga, seorang terapis
dapat mengajukan pertanyaan seperti "Ibu, bagaimana Anda melihat
Jennie mengatasi kemarahan?" Atau "Ayah, bagaimana guru melihat
Jennie berkelahi dengan temannya di sekolah?" Pertanyaan-pertanyaan
ini mendukung cerita klien dan menyediakan cara untuk memiliki
beberapa orang yang mendukung perubahan klien. Dari sudut pandang
naratif, klien memiliki audiens yang reseptif untuk bertepuk tangan atau
menghargai kemajuannya.
8
A. Setting/Latar
Di mana dan kapan cerita itu terjadi adalah latar cerita. Cerita dapat terjadi
dalam lingkungan indoor atau outdoor atau menjadi pengalaman nyata,
gambar, atau mimpi. Setting ini memberikan latar belakang bagi karakter
untuk memerankan plot/alur.
B. Karakterisasi
Orang-orang (atau aktor) dalam cerita itu disebut karakter. Seringkali,
klien adalah karakter protagonis atau sentral. Ada juga antagonis (orang-
orang yang berkonflik dengan protagonis), serta karakter pendukung.
Kepribadian dan motif karakter dapat dijelaskan oleh klien (narator) secara
langsung atau dapat muncul dalam menceritakan kisah. Kadang-kadang
klien dapat menceritakan sebuah kisah, di lain waktu mereka dapat
bertindak sebagai bagian dari itu dengan menjadi karakter atau dengan
menggunakan teknik seperti pendekatan gestalt dua kursi (atau kursi
kosong)
C. Alur
Belajar apa yang terjadi adalah peran dari sebuah alur. Saat plot
terungkap, Plot mungkin memiliki beberapa episode atau tindakan.
Kadang-kadang terapis membantu klien menyatukan episode dengan cara
yang koheren dengan klien. Seringkali klien dapat menceritakan kisah
lebih dari sekali dan plot atau pandangan yang berbeda dari plot
berkembang. Juga, dengan menceritakan kembali cerita secara berulang-
ulang, plot dengan masalah yang sulit (problem-saturated) dapat
mengembangkan solusi baru.
D. Tema
Alasan hal-hal yang terjadi dalam cerita disebut sebagai tema. apakah arti
bagi pendongeng? Apa pengalaman emosional klien dalam menceritakan.
Apa ceritanya? Apa yang dilihat klien sebagai signifikan dalam cerita? Ini
adalah klien memahami cerita, bukan terapis, itulah fokus terapis.
9
Terkadang klien mungkin memiliki pemahaman emosional, pemahaman
kognitif, pemahaman spiritual, atau kombinasi dari semua ini. Terapis
dapat digunakan berbagai teknik untuk membantu klien memahami tema
cerita mereka.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Klien tidak ditentukan oleh masalah mereka yang hadir. Klien sering
mengidentifikasi diri dengan masalah mereka. Sebaliknya, dengan
memiliki label disfungsi, klien mulai menerima masalah mereka
sebagai bagian yang terintegrasi dari siapa mereka, bukan
karakteristik yang melekat. Sebagai contoh, klien yang menderita
depresi mengalami keadaan temporal bukanlah karakteristik
kepribadian mereka. Membuat perbedaan antara diri dan masalahnya
adalah penting jika klien harus diberdayakan untuk reauthor narasi
kehidupan mereka.
b. Klien adalah pakar pada kehidupan mereka, sehingga konselor atau
terapis harus bijaksana mencari keahlian mereka. Aspek humanistik
konseling dan psikoterapi adalah keyakinan bahwa klien memiliki
jawaban mereka. Klien telah menghabiskan waktu yang paling dengan
diri mereka sendiri, telah mengalami totalitas kehidupan mereka, dan
merupakan sumber terbaik tentang bagaimana mereka harus datang
ke tempat ini mereka dalam kehidupan. Setiap intervensi yang efektif
dengan klien harus memperhitungkan keakraban besar yang mereka
miliki dengan diri dan dilema mereka.
c. Klien memiliki banyak keterampilan, kompetensi, dan sumber daya
internal yang menarik. Semua klien, bahkan anak muda, memiliki
keterampilan hidup tertentu yang mereka menarik dari dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Kompetensi-kompetensi yang klien
telah digunakan untuk tiba pada titik ini dalam perjalanan hidup mereka
harus digunakan sebagai sumber bagi mereka dalam pekerjaan terapi
mereka dan seterusnya. Praktisi harus memperhatikan dan
mengeksplorasi kekuatan yang jelas dalam narasi kehidupan klien.
11
d. Terapi perubahan terjadi ketika klien menerima peran mereka sebagai
penulis hidup mereka dan mulai untuk menciptakan sebuah narasi
kehidupan yang kongruen dengan harapan mereka, impian, dan
aspirasi. Klien memiliki banyak pilihan dalam cara mereka pengalaman
dan melihat perjalanan hidup mereka. Memberdayakan klien untuk
menerima tanggung jawab atas penulisan hidup mereka adalah peran
konselor atau terapis. Setelah klien melihat pola tematik dan karakter
dalam cerita kehidupan mereka, mereka bisa membuat struktur cerita
mereka terhadap tujuan yang lebih positif dan sehat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13