Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI DAN TEKNIK KONSELING

“NARRATIVE THERAPY”
Dosen Pengampu: Fiki Prayogi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Atama Ahmad Delam 18110009
2. Khatarina Aninditya K 18110034
3. Muhamad Deska Ramadhan 18110039
4. Shofa Salsabila B 18110061
5. Tata Aprilia 18110063

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP- PGRI BANDAR LAMPUNG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Fiki Prayogi, S.Pd.,M.Pd.,
yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung, April 2019

Penulis,

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terapi Naratif................................................................3
A. Penilaian.....................................................................................4
B. Teknik Terapi Naratif...................................................................5
C. Eksternalisasi masalah...............................................................5
D. Hasil yang unik............................................................................6
E. Narasi alternatif...........................................................................6
F. Narasi positif...............................................................................7
G. Pertanyaan tentang masa depan................................................7
H. Dukungan untuk cerita klien........................................................8
2.2 Terapi Membangun Pribadi.............................................................8
A. Setting/Latar................................................................................9
B. Karakterisasi...............................................................................9
C. Alur..............................................................................................9
D. Tema...........................................................................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi naratif tergolong dalam konseling postmodern yang dipelopori oleh
Michael White dan David Epston sekitar tahun 1990, mereka berdua
adalah kontributor terpenting dalam terapi naratif. Pendekatan naratif
sebagai alat terapi yang merupakan akar dalam family therapy (terapi
Narasi dikembangkan dalam tradisi family therapy), akan tetapi
pendekatan naratif menjadi pendekatan yang independen dalam konseling
dan psikoterapi lebih dari 10 sampai 20 tahun yang lalu. Pendekatan ini
sering digunakan oleh konselor family untuk membantu klien memahami
interaksi hubungan dengan anggota keluarga yang lain (konstruksi makna
sosial adalah penting bagi klien karena memungkinkan mereka untuk
menjadi sadar dan mengakui arti sebagai dasar dari realitas mereka).
Dalam penggunaannya pendekatan ini telah berkembang di luar konseling
keluarga dan psychoterapy, narasi telah menjadi intervensi yang lebih
mudah didasarkan pada melihat klien sebagai komponen sistem sosial,
budaya, dan struktural. Dari banyak pendekatan integratif konseling dan
psychoterapy, pendekatan narasi adalah yang paling banyak digunakan
dan aplikasi dikembangkan secara conseptual.

Pendekatan naratif untuk konseling dan psikoterapi memiliki teknik dan


aplikasi bervariasi. Filosofi umum mendasari pemikiran yang berbeda
adalah bahwa pengalaman hidup klien secara internal diatur dalam cerita
atau narasi. Umumnya, pendekatan narasi melibatkan menulis dalam
bentuk puisi, bibliotherapy, cerita, dan rekonstruksi narasi. (Perhatikan
bahwa bibliotherapy tidak dianggap sebagai pendekatan naratif, tetapi
sering digunakan dalam hubungannya dengan latihan narasi), narasi
digunakan oleh klien untuk memahami kehidupan mereka yang
tampaknya teratur dalam dan luar. Dengan mendorong klien untuk berbagi

1
cerita dalam hubungan terapeutik, konselor atau terapis memfasilitasi
pertumbuhan klien melalui reauthoring persepsi tentang hidup mereka.
Untuk alasan ini, beberapa teori percaya bahwa aplikasi naratif adalah alat
terapeutik sentral dalam konseling dan psikoterapi.

Terapi Naratif mengadopsi pendekatan yang melibatkan perubahan fokus


dari teori paling tradisional. Terapis dianjurkan untuk membangun
pendekatan kolaboratif dengan minat khusus pada klien dengan
mendengarkan cerita-cerita; untuk mencari tahu kehidupan klien.
Menggunakan pertanyaan sebagai cara untuk melibatkan klien dan
memfasilitasi mereka bereksplorasi, untuk menghindari diagnosis dan
pelabelan klien atau menerima sepenuhnya berdasarkan deskripsi
masalah; untuk membantu klien dalam pemetaan  pengaruh masalah
yang dimiliki dalam kehidupan mareka; dan untuk membantu klien
memisahkan diri dari cerita-cerita yang dominan yang telah diinternalisasi
sehingga hati atau pikiran yang sering kali disebut sebagai ruang dapat
dibuka untuk menciptakan kisah kehidupan alternatif.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan terapi Naratif?
2. Bagaimana penerapan terapi Naratif dalam mengatasi masalah klien?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
3. Untuk menjelaskan terapi Naratif.
4. Untuk menjelaskan penerapan terapi Naratif dalam mengatasi masalah
klien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Naratif


Terapi Naratif menghadirkan cerita klien yang mengandung masalah.
Menceritakan kisah yang sama dari sudut pandang berbeda atau
menekankan aspek berbeda dari kisah-kisah. Ini memungkinkan klien
untuk mengatasi masalah dalam kehidupan mereka (Neimeyer, 2009).
Neimeyer (2009) dan terapis konstruktivis lainnya (Raskin & Bridges,
2008) telah meneliti masalah pribadi dengan cara menganalisis cerita dan
kemudian menggunakan berbagai teknik untuk menerapkan apa yang
secara luas disebut terapi membangun kepribadian.

Mendengarkan cerita klien mereka dan berfokus pada pentingnya cerita


dan cara-cara alternatif untuk melihatnya menjadi ciri khas. Kunci untuk
berubah dalam keluarga (atau individu) adalah penulisan ulang atau
menceritakan kembali cerita. Mereka menggunakan teknik seperti
mengeksternalisasi, mencari hasil yang unik, dan menjelajahi narasi atau
cerita alternatif untuk membantu klien mereka membawa perubahan
dalam hidup mereka. Mereka juga menggunakan metode kreatif untuk
mendukung klien mereka dalam membuat perubahan dengan menulis
surat, memberikan sertifikat, atau memberikan surat dari mantan klien
sebagai cara untuk membuat cerita mereka lebih permanen. Selain itu,
mereka meminta klien untuk melihat ke masa depan untuk membantu
klien mempertahankan perubahan terapeutik.

White dan Epston mengambil pandangan konstruksionis sosial tentang


dunia. Mereka tertarik pada bagaimana klien mereka melihat peristiwa dan
dunia di sekitar mereka. Mereka tahu bahwa beberapa anggota keluarga
cenderung memiliki pandangan yang berbeda dari anggota keluarga
lainnya, yang dapat menyebabkan konflik dan masalah. Narasi atau
penyimpanan yang merupakan kehidupan manusia mewakili pengaruh

3
politik, budaya, ekonomi, agama, dan sosial. Ketika cerita-cerita ini
berorientasi pada masalah atau negatif, mereka sering memengaruhi
sikap klien atau keluarga.

A. Penilaian
Terapi Naratif tidak mendiagnosis atau mencoba mencari tahu mengapa
masalah terjadi; melainkan, mereka mendengarkan bagaimana cerita klien
berkembang sehingga mereka dapat mengembangkan alternatif baru.
Untuk melakukan ini mereka menggunakan peta cerita (White, 2007).

Mereka sering menuliskan apa yang dikatakan klien sehingga mereka


memiliki peta tentang bagaimana cerita berlanjut. Fokusnya adalah pada
bagaimana masalah memengaruhi orang tersebut atau bagaimana
kehidupan orang itu memengaruhi masalah tersebut. Penilaian dapat
dimulai dengan menanyakan tentang apa yang klien inginkan. Kemudian
ketika klien berbicara tentang pengaruh masalah pada keluarga dan
kesulitan yang diakibatkannya, terapis mencatat ini dan mengikuti diskusi.

Sebuah pertanyaan seperti "Kapan Anda pertama kali melihat masalah


memasuki hidup Anda?" Beralih dari menyalahkan klien ke eksternalisasi
masalah. Untuk memfasilitasi eksplorasi ini, terapis dapat mengajukan
pertanyaan seperti “Bagaimana Anda menghindari membuat kesalahan
yang biasanya dilakukan oleh kebanyakan orang dengan masalah yang
sama?” Dan “Apakah ada waktu di masa lalu ketika masalah ini mungkin
mencoba untuk menjadi lebih baik Anda, dan Anda tidak membiarkannya?

Pertanyaan-pertanyaan ini membantu keluarga atau individu melihat


bahwa mereka kompeten dan banyak akal. Pertanyaan semacam itu juga
menunjukkan kepada klien bahwa masalahnya bukan pada hidup mereka
dan tidak selalu mendominasi hidup mereka. Pertanyaan seperti itu
mendorong pengembangan hasil unik yang positif.

4
B. Teknik Terapi Naratif
Teknik-teknik yang digunakan oleh Terapi Naratif berkaitan dengan
menceritakan kisah itu. Mereka dapat memeriksa cerita dan mencari cara
lain untuk menceritakannya secara berbeda atau memahaminya dengan
cara lain. Dengan melakukan hal itu, mereka merasa terbantu untuk
menempatkan masalah di luar individu atau keluarga, sehingga
mengeksternalkannya. Mereka mencari hasil yang unik, peristiwa positif,
yang berbeda dengan cerita yang penuh masalah. Mereka sering
menemukan bahwa mengeksplorasi narasi atau cerita alternatif sangat
membantu. Bertanya tentang cerita naratif positif dalam kehidupan klien
yang memiliki alternatif yang baik juga membantu mengarah pada
kepuasan dengan hasil dari masalah lain. Pertanyaan-pertanyaan tentang
masa depan membantu klien melanjutkan kenaikan positif. Terapis juga
mencari cara agar keluarga, teman, dan orang lain dapat mendukung
klien. Sejauh ini, jenis respon terapeutik yang paling sering dari terapis
adalah pertanyaan. Pertanyaan membantu mengembangkan cerita dan
mengarah pada penemuan cara baru untuk mengatasi masalah.

C. Eksternalisasi masalah
Dalam terapi naratif, masalahnya menjadi lawan, bukan anak atau
keluarga yang terkait dengan masalah tersebut. Keluarga dapat bekerja
bersama untuk mengatasi masalah tersebut. Ini membuka jalan untuk
menemukan solusi yang berbeda daripada menyalahkan klien yang
memiliki masalah tersebut. Terapis kemudian dapat mendekonstruksi
masalah atau cerita dan kemudian merekonstruksi atau reauthor cerita
yang disukai. Terapis dapat membantu keluarga bekerja bersama untuk
mengalahkan masalah daripada mempertahankan cerita mereka sendiri
tentang masalah.

5
D. Hasil yang unik
Ketika Terapi Naratif mendengarkan cerita yang penuh masalah, mereka
mencari pengecualian untuk cerita. Mereka mencoba menemukan
momentum dalam cerita. Pertanyaan-pertanyaan ini mengungkapkan
pengecualian yang dipandang sebagai momen gemerlap atau sebagai
hasil yang unik. Momen-momen ini dapat terdiri atas pikiran, perasaan,
atau tindakan yang berbeda dari yang ditemukan dalam masalah yang
dimiliki anggota keluarga. Dengan berfokus pada hasil yang unik ini,
Terapi Naratif mulai mengeksplorasi pengaruh yang mungkin dimiliki
keluarga terhadap masalah tersebut. Ini bisa memulai cerita baru.

E. Narasi alternatif
Eksplorasi kekuatan, kemampuan khusus, dan aspirasi keluarga dan
orang dengan masalah adalah fokus dari naratif atau cerita alternatif.
Terapis mengomentari aspek-aspek positif dari apa yang dilakukan oleh
pasien atau keluarga yang teridentifikasi dan mengembangkannya
menjadi cara baru dalam memandang masalah. Mereka mungkin
mengajukan pertanyaan seperti, “Bisakah Anda memikirkan saat ketika
Anda tidak mengikuti permintaan diri anda? Bagaimana Anda bisa
mempercayai pandangan Anda sendiri? Bagaimana Anda menangani diri
sendiri? "Ahli terapi mungkin juga bertanya," Bagaimana Anda mencapai
tujuan positif itu? Apa perbedaan yang Anda katakan kepada diri Anda
sendiri? ”Dengan cara ini, Terapi Naratif membantu klien melihat kekuatan
dengan menceritakan kisah mereka tentang diri mereka dengan cara yang
lebih kuat dan positif.

F. Narasi positif
Terapi Naratif tidak hanya memeriksa cerita yang jenuh dengan masalah,
tetapi mereka juga mencari cerita tentang apa yang berjalan dengan baik.
Kadang-kadang klien begitu terfokus atau terjebak dalam cerita jenuh-
masalah sehingga sulit bagi mereka untuk melihat cerita positif (hal-hal
yang mereka lakukan dengan baik). Klien mungkin mengabaikan cerita-

6
cerita positif ini, tetapi terapis mungkin memintanya sehingga mereka
dapat menunjukkan kepada klien bagaimana ia menemukan cara yang
efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah.

G. Pertanyaan tentang masa depan


Ketika perubahan terjadi, terapis dapat membantu klien dalam melihat
masa depan dan kisah-kisah baru yang berpotensi positif. Ahli terapi
dapat membantu klien melihat sumber dayanya dengan bertanya, "Jika
masalahnya berlanjut minggu depan, apa artinya itu bagi Anda?" Terapis
juga mungkin bertanya, "Sekarang Anda tahu hal-hal baru tentang diri
Anda, Apakah anda akan berurusan dengan Kemarahan di masa depan?
”Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membantu perubahan terapeutik
berlanjut sebelum penghentian terapi.

H. Dukungan untuk cerita klien


Untuk menekankan kisah-kisah yang diceritakan klien dan untuk
membantu efek terapeutik dari penulisan ulang cerita, Terapi Naratif
menggunakan surat, halaman Web, sertifikat, liga, dan keterlibatan orang
lain untuk membantu perubahan baru tetap bersama klien. Surat yang
ditulis oleh ahli teknik merangkum sesi dan mengeksternalkan
masalahnya. Surat-surat seperti itu positif dan menyoroti kekuatan klien.
Mereka fokus pada hasil unik dari pengecualian terhadap masalah.
Kutipan langsung dari sesi dapat digunakan. Juga, pertanyaan atau
komentar yang dipikirkan terapis setelah sesi dapat dimasukkan. Surat
dikirimkan di antara sesi dan di akhir terapi. Klien sering melaporkan
membaca ulang surat untuk membantu mereka terus membuat kemajuan
dalam masalah tersebut. Sertifikat, biasanya digunakan bersama anak-
anak, membantu menandai perubahan dan menumbuhkan kebanggaan
karena telah membuat perubahan.

7
Dukungan untuk cerita klien juga dapat datang dari orang tua, saudara
kandung, teman, atau orang lain. Dalam terapi keluarga, seorang terapis
dapat mengajukan pertanyaan seperti "Ibu, bagaimana Anda melihat
Jennie mengatasi kemarahan?" Atau "Ayah, bagaimana guru melihat
Jennie berkelahi dengan temannya di sekolah?" Pertanyaan-pertanyaan
ini mendukung cerita klien dan menyediakan cara untuk memiliki
beberapa orang yang mendukung perubahan klien. Dari sudut pandang
naratif, klien memiliki audiens yang reseptif untuk bertepuk tangan atau
menghargai kemajuannya.

Meskipun Terapi Naratif dapat menggunakan berbagai pendekatan lain


yang berkaitan dengan memahami cerita klien, semua fokus pada
bagaimana klien dapat melihat secara berbeda pada ceritanya untuk
menghasilkan rasa harapan atau prestasi baru. Keluarga dan lainnya
bekerja dengan klien untuk menghasilkan narasi baru yang melawan
"masalah" eksternal.

Tujuan Terapi Naratif adalah mencoba untuk membantu klien melihat


hidup mereka (cerita) dengan cara yang lebih positif daripada masalah
jenuh. Mereka membantu klien membentuk makna dari karakter dan plot
dalam cerita mereka sehingga mereka dapat mengatasi masalah mereka.
Mereka percaya pada kekuatan kata-kata untuk mempengaruhi cara
individu melihat diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan mengutarakan
masalah klien sedemikian rupa sehingga ia dapat melihat alternatif atau
jalan terbuka baginya, klien menjadi siap untuk mengejar resolusi untuk
masalahnya.

2.2 Terapi Membangun Pribadi


Sama seperti kita belajar untuk menganalisis novel di kelas bahasa Inggris
dengan memperhatikan latar, karakter, plot, dan tema, begitu pula Terapi
Membangun Pribadi menganalisis cerita klien. Mereka juga
memperhatikan aspek cerita lainnya, tetapi ini adalah konsep yang paling
dasar.

8
A. Setting/Latar
Di mana dan kapan cerita itu terjadi adalah latar cerita. Cerita dapat terjadi
dalam lingkungan indoor atau outdoor atau menjadi pengalaman nyata,
gambar, atau mimpi. Setting ini memberikan latar belakang bagi karakter
untuk memerankan plot/alur.

B. Karakterisasi
Orang-orang (atau aktor) dalam cerita itu disebut karakter. Seringkali,
klien adalah karakter protagonis atau sentral. Ada juga antagonis (orang-
orang yang berkonflik dengan protagonis), serta karakter pendukung.
Kepribadian dan motif karakter dapat dijelaskan oleh klien (narator) secara
langsung atau dapat muncul dalam menceritakan kisah. Kadang-kadang
klien dapat menceritakan sebuah kisah, di lain waktu mereka dapat
bertindak sebagai bagian dari itu dengan menjadi karakter atau dengan
menggunakan teknik seperti pendekatan gestalt dua kursi (atau kursi
kosong)

C. Alur
Belajar apa yang terjadi adalah peran dari sebuah alur. Saat plot
terungkap, Plot mungkin memiliki beberapa episode atau tindakan.
Kadang-kadang terapis membantu klien menyatukan episode dengan cara
yang koheren dengan klien. Seringkali klien dapat menceritakan kisah
lebih dari sekali dan plot atau pandangan yang berbeda dari plot
berkembang. Juga, dengan menceritakan kembali cerita secara berulang-
ulang, plot dengan masalah yang sulit (problem-saturated) dapat
mengembangkan solusi baru.

D. Tema
Alasan hal-hal yang terjadi dalam cerita disebut sebagai tema. apakah arti
bagi pendongeng? Apa pengalaman emosional klien dalam menceritakan.
Apa ceritanya? Apa yang dilihat klien sebagai signifikan dalam cerita? Ini
adalah klien memahami cerita, bukan terapis, itulah fokus terapis.

9
Terkadang klien mungkin memiliki pemahaman emosional, pemahaman
kognitif, pemahaman spiritual, atau kombinasi dari semua ini. Terapis
dapat digunakan berbagai teknik untuk membantu klien memahami tema
cerita mereka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Klien tidak ditentukan oleh masalah mereka yang hadir. Klien sering
mengidentifikasi diri dengan masalah mereka. Sebaliknya, dengan
memiliki label disfungsi, klien mulai menerima masalah mereka
sebagai bagian yang terintegrasi dari siapa mereka, bukan
karakteristik yang melekat. Sebagai contoh, klien yang menderita
depresi mengalami keadaan temporal bukanlah karakteristik
kepribadian mereka. Membuat perbedaan antara diri dan masalahnya
adalah penting jika klien harus diberdayakan untuk reauthor narasi
kehidupan mereka.
b. Klien adalah pakar pada kehidupan mereka, sehingga konselor atau
terapis harus bijaksana mencari keahlian mereka. Aspek humanistik
konseling dan psikoterapi adalah keyakinan bahwa klien memiliki
jawaban mereka. Klien telah menghabiskan waktu yang paling dengan
diri mereka sendiri, telah mengalami totalitas kehidupan mereka, dan
merupakan sumber terbaik tentang bagaimana mereka harus datang
ke tempat ini mereka dalam kehidupan. Setiap intervensi yang efektif
dengan klien harus memperhitungkan keakraban besar yang mereka
miliki dengan diri dan dilema mereka.
c. Klien memiliki banyak keterampilan, kompetensi, dan sumber daya
internal yang menarik. Semua klien, bahkan anak muda, memiliki
keterampilan hidup tertentu yang mereka menarik dari dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Kompetensi-kompetensi yang klien
telah digunakan untuk tiba pada titik ini dalam perjalanan hidup mereka
harus digunakan sebagai sumber bagi mereka dalam pekerjaan terapi
mereka dan seterusnya. Praktisi harus memperhatikan dan
mengeksplorasi kekuatan yang jelas dalam narasi kehidupan klien.

11
d. Terapi perubahan terjadi ketika klien menerima peran mereka sebagai
penulis hidup mereka dan mulai untuk menciptakan sebuah narasi
kehidupan yang kongruen dengan harapan mereka, impian, dan
aspirasi. Klien memiliki banyak pilihan dalam cara mereka pengalaman
dan melihat perjalanan hidup mereka. Memberdayakan klien untuk
menerima tanggung jawab atas penulisan hidup mereka adalah peran
konselor atau terapis. Setelah klien melihat pola tematik dan karakter
dalam cerita kehidupan mereka, mereka bisa membuat struktur cerita
mereka terhadap tujuan yang lebih positif dan sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sharf, Richard S (2012). Theories of Psychotherapy And Counseling.


United States of America: Cengage Learning.Inc

13

Anda mungkin juga menyukai