Anda di halaman 1dari 12

Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP


PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA

Oleh:

Risma1), Waode Suarni2), Alber Tigor Arifyanto3)


1) 2) 3)
Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo
Email: Rismaumha16@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap
peningkatan kedisiplinan siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain one group
pre test and post test. Subjek penelitian ini berjumlah 8 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket
kedisiplinan siswa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa sebelum diberikan
perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok berada pada kategori rendah. Sedangkan setelah diberikan
perlakuan mengalami peningkatan 16,47%. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial menggunakan uji
Wilcoxon signed rank pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 diperoleh P𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,027. P𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 (0,027 < 0,05)
dengan demikian layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap peningkatan kedisiplinan siswa. Dari
hasil tersebut, disimpulkan bahwa bimbingan kelompok berpengaruh terhadap peningkatan kedisiplinan siswa
SMP Kesehatan Mandonga Kendari.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Bimbingan Kelompok

THE INFLUENCE OF GROUP GUIDANCE SERVICES ON INCREASING


STUDENTS’ DISCIPLINE

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of group guidance services to increase student discipline. Type of
this research is preexperimental research with one group design pre test and post test. The subjects of this
study were 8 students. The data was collected using student discipline questionnaires. The results of the
descriptive analysis showed that the discipline of students before being given treatment in the form of group
guidance services was in the low category. While after being given treatment, it increased 16.47%. Based on
the results of inferential statistical analysis using the Wilcoxon signed rank test at a significant level 𝛼 = 0,05
obtained 𝑝𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,027 𝑝𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 (0,027< 0,05) thus group guidence services are influential to increase
student discipline. From these results it was concluded that the guidance of the group was influential in
increasing the discipline of SMP Kesehatan Mandonga Kendari.

Keywords: Discipline, Group Guidance

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 87


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Pendahuluan setiap tugas dari guru akibatnya nilai rapornya


Dalam lingkup sekolah, kedisiplinan sangat buruk, tidak masuk sekolah tanpa
merupakan hal pokok yang harus diperhatikan. keterangan, orang tua siswa juga sangat sering
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat dipanggil ke sekolah dan juga kasus-kasus lain
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa.
kondisi suasana belajar dan mengajar yang Sebagai suatu instansi yang berkecimpung dalam
kondusif tetapi membentuk karakter dan jiwa yang dunia pendidikan sekolah berkewajiban untuk
kuat bagi peserta didik. menanamkan kedisiplinan melalui peraturan dan
Pelaksanaan disiplin harus dimulai dari tata tertib yang berlaku di dalamnya.
dalam diri siswa. Karena tanpa dari diri siswa itu Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah
orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Setelah itu Menengah Pertama (SMP) Kesehatan
baru dilakukan upaya-upaya dari luar diri siswa Mandonga, masih ditemukan tingkat kedisiplinan
dan lingkunganya. Dengan demikian, kedisiplinan siswa yang cenderung rendah, hal itu dapat dilihat
di sekolah sangat diperlukan, karena kedisiplian dari perilaku siswa-siswi yaitu datang terlambat,
merupakan tolak ukur untuk menilai seseorang dengan berbagai alasan seperti: rumah jauh, karena
dalam menaati aturan yang berlaku. Dalam lingkup menunggu angkot, kerapian, keluar masuk ruangan
sekolah, aturan dan tata tertib yang berlaku pada saat proses pembelajaran berlangsung, sering
merupakan cerminan akan kedisiplinan semua alpa, pulang lebih awal sebelum jam pelajaran
siswa sekolah yang ada di dalamya dan yang selesai, etika dalam berkomunikasi antara sesama
paling penting adalah potret dari kedisiplinan siswa dan guru sama. Hal yang serupa
peserta didiknya. Adapun tolak ukur tata tertib di diungkapkan oleh guru wali kelas yang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu datang menyatakan bahwa ada beberapa siswa yang sering
tepat waktu, berpakaian seragam lengkap, terlambat masuk dalam kelas saat proses
melaksanakan tugas piket, tidak merusak fasilitas pembelajaran berlangsung, tidak fokus mengikuti
sekolah, masuk kelas tepat waktu dan menjaga pelajaran, ribut, piket kelas tidak dilaksanakan oleh
nama baik sekolah. siswa yang bersangkutan, atribut tidak lengkap,
Disiplin merupakan ketaatan dan ketepatan bolos, membuang sampah tidak pada tempatnya
pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar dan main handphone (HP) saat jam pelajaran
tanpa adanya dorongan atau paksaan dari pihak berlangsung.
lain dan terbentuk melalui proses dari serangkaian Salah satu upaya sekolah melalui petugas
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, piket di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Kesehatan Mandonga Kendari dalam menangani
Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik
disiplin sekolah yakni: 1) memberi dukungan bagi dalam perilaku disiplin adalah berupa teguran,
terciptanya perilaku yang tidak seperti memberi peringatan, menasehati, memberi
menyimpang, 2) mendorong siswa melakukan sanksi yaitu tidak diperkenankan mengikuti
yang baik dan benar, 3) membantu siswa pelajaran sampai pergantian jam, memberi
memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan informasi yang berkaitan dengan aturan-aturan tata
lingkungan dan menjauhi hal-hal yang dilarang tertib yang sudah diterapkan. Berbagai cara sudah
oleh sekolah, siswa belajar hidup dengan dilakukan pihak sekolah untuk menekan
kebiasaan-kebiasaan dari yang baik dan pelanggaran yang dilakukan siswa. Namun hal itu
bermanfaat baginya serta lingkungannya. hanya berlangsung sebentar dan tidak memberikan
Namun kenyataan di Sekolah Menengah efek jera bagi siswa. Usaha yang dilakukan berupa
Pertama (SMP) Kesehatan Mandonga Kendari memberi sanksi tampak kurang efektif, informasi
menunjukkan bahwa kedisiplinan peserta didik yang diberikan masih kurang jelas dan tidak
saat ini masih cenderung rendah. Masih terjadi efektif, menegur siswa masih kurang efektif.
pelanggaran tata tertib yang ada, baik tata tertib Kedisiplinan peserta didik tampak tidak
yang menyangkut pelajaran maupun tata tertib dapat diabaikan karena akan membawa dampak
yang menyangkut perilaku di lingkungan sekolah. yang merugikan terhadap prestasi belajar maupun
Misalnya masih ada kasus tentang membolos saat sikap mental para peserta didik, ketidakdisiplinan
jam pelajaran sedang berlangsung, tidak mengikuti akan mengganggu pembelajaran sehingga
upacara, datang terlambat, tidak mengerjakan berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik.

88 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang Kedisiplinan berasal dari kata disiplin.
efektif, salah satunya adalah melalui layanan Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin
bimbingan dan konseling di sekolah yang akan “disciplina” yang menunjukkan kepada kegiatan
membantu siswa dalam mencapai perkembangan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat
yang optimal. Salah satu layanan bimbingan dan dengan istilah dalam bahasa Inggris “disciple”
konseling yang dapat diterapkan dalam yang berarti mengikuti orang untuk belajar di
menigkatkan kedisiplinan siswa adalah melalui bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam
layanan bimbingan kelompok. kegiatan belajar tersebut bawahan dilatih untuk
Layanan bimbingan kelompok adalah salah patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang
satu cara memberikan bantuan kepada individu dibuat oleh pemimpin. Sujiono dan Nurani (2005:
melalui kegiatan kelompok yang didalamnya 28) mengemukakan disiplin adalah tata tertib atau
terdapat aktivitas dan dinamika kelompok yang peraturan yang harus dilakukan dalam kehidupan
harus diwujudkan untuk membahas topik-topik sehari-hari untuk melatih dan watak anggota yang
umum yang berguna bagi pengembangan atau ada dalam lembaga pendidikan, sekolah militer
pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi atau organisasi kemasyarakatan. Disiplin yang
peserta layanan tersebut. Masalah yang menjadi dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan
topik pembicaraan dalam layanan bimbingan siswa sekolah, akan menjadikan disiplin sebagai
kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kebiasaan yang dapat diteladani.
kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti Atheva (2007: 55) mengemukakan disiplin
oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan adalah sikap atau tingkah laku siswa yang taat
pemimpin kelompok. Dalam kegiatan layanan peraturan yang ada di sekolah dalam menjalankan
bimbingan kelompok dapat terjadi saling tukar kewajibannya dengan penuh kesadaran. Disiplin
pengalaman di antara para anggota yang dapat sangat penting bagi setiap siswa, dan membuat
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar
individu (Tohirin, 2015). yang baik, juga merupkan suatu proses ke arah
Dalam pelaksanaanya, layananan bimbingan pembentukan yang baik. Selanjutnya, Tu’u (2004)
kelompok memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) mengemukakan bahwa disiplin sebagai upaya
bimbingan kelompok lebih bersifat efektif dan mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum
efisien, 2) bimbingan kelompok dapat yang berlaku, serta pengikutan dan ketaatan
memanfaatkan pengaruh-pengaruh seseorang atau tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran
beberapa orang individu terhadap anggota lainya, diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan
3) dalam bimbingan kelompok dapat terjadi saling keberhasilan dirinya.
tukar pengalaman di antara para anggotanya yang Dari beberapa pendapat di atas, dapat
dapat berpengaruh terhadap perubahan tingkah dipahami bahwa disiplin adalah suatu sikap
laku individu, 4) bimbingan kelompok dapat mengikuti dan menaati semua peraturan dengan
merupakan awal dari konseling individual tertib dan teratur serta dilaksanakan dengan penuh
sehingga bimbingan kelompok dapat dimanfaatkan kesadaran dan bertanggung jawab.
untuk memersiapkan individu yang akan mendapat
layanan konseling, 5) dalam bimbingan kelompok Jenis-jenis disiplin
terdapat kesempatan untuk menyegarkan watak/ Asmani (2010: 94-95) mengemukakan jenis-
pikiran. Bahwa melalui layanan bimbingan jenis disiplin siswa yaitu sebagai berikut.
kelompok diharapakan dapat meningkatkan 1. Disiplin waktu, adalah mematuhi atau menaati
kesadaran tentang kedisiplinan siswa. waktu yang telah ditetapkan sekolah,
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak
penulis tertarik untuk melaksanakan sebuah menunda-nunda waktu untuk melakukan tugas
penelitian dengan judul “Pengaruh Layanan atau kewajiban sebagai siswa, sehingga hidup
Bimbingan Kelompok terhadap Peningkatan kita menjadi efektif dan efisien.
kedisiplinan Siswa SMP Kesehatan 2. Disiplin menegakkan aturan, disiplin peserta
Mandonga Kendari”. Tujuan dari penelitian ini didik dapat dipupuk dengan memberikan tata
adalah untuk mengetahui pengaruh layanan tertib yang mengatur dalam lingkungan
bimbingan kelompok terhadap peningkatan sekolah. Tata tertib disertai pengawasan akan
kedisisiplinan siswa. membuat terlaksananya peraturan dan
memberikan pengertian pada setiap

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 89


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

pelanggaran, yang membuat timbulnya rasa otoriter, disiplin yang lemah dan disiplin
keteraturan dan disiplin diri. Adapun tata tertib demokratis.
sekolah yang harus dipatuhi oleh peserta didik,
peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan Ciri-ciri disiplin
ketentuan yang ditentukan sekolah, peserta Menurut Atheva (dalam Elly, 2016: 47)
didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban orang yang disiplin memiliki ciri-ciri sebagai
serta menjunjung nama baik sekolah, selama berikut:
jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang 1. Selalu menaati peraturan atau tata tertib yang
meninggalkan sekolah tanpa izin, peserta didik ada.
yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus 2. Selalu melaksanakan tugas dan kewajiban yang
dengan menunjukkan keterangan yang sah dan diterimanya dengan tepat waktu.
peserta didik dilarang membawa segala sesuatu 3. Kehidupannya tertib dan teratur.
yang dapat menggangu kegiatan belajar 4. Tidak mengulur-ulur waku dan menunda
mengajar. pekerjaan.
3. Disiplin sikap, sikap mental yang tercermin
dalam perbuatan tingkah laku perorangan atau Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin
siswa berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap Tu’u (2004: 49-50) menyebutkan bahwa,
peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah ada beberapa faktor yang berpengaruh pada
yang berlaku. pembentukan disiplin individu yaitu sebagai
berikut:
Berbeda dengan Asmani, Hurlock (2008: 1. Teladan. Perbuatan dan tindakan kerap kali
93) terlebih dahulu membagi jenis disiplin orang besar pengarunya dibandingkan dengan kata-
tua yaitu sebagai berikut: kata, jadi keteladanan sangat penting bagi
1. Disiplin otoriter, dalam disiplin yang bersifat perilaku disiplin siswa. Dalam disiplin di
otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain sekolah, semua insan yang ada di dalamnya
menetapkan peraturan dan memberitahukan mengembangkan kepengikutan dan ketaatan
anak bahwa ia harus mematuhi peraturan- yang lahir dari kesadaran dirinya sehingga
peraturan tersebut. Tidak ada usaha untuk terbentuk jiwa displin yang dapat menjadi
menjelaskan pada anak mengapa ia harus patuh contoh.
dan tidak diberi kesempatan untuk 2. Lingkungan berdisiplin. Seseorang dapat juga
mengemukakan pendapat tentang adil tidaknya dipengaruhi oleh lingkungan, bila berada di
peraturan-peraturan tersebut. lingkungan berdisiplin, seseorang dapat terbawa
2. Disiplin yang lemah, filsafat yang mendasari oleh lingkungan tersebut. Peraturan-peraturan
teknik disiplin ini adalah melalui akibat dari yang ditaati dan dipatuhi adalah yang berlaku
perbuatannya sendiri, anak akan belajar dalam lingkungan tersebut, dengan tujuan
bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan menciptakan lingkungan kondusif bagi kegiatan
demikian, tidak diajarkan peraturan-peraturan, dan proses pendidikan.
ia tidak dihukum karena melakukan 3. Latihan disiplin. Disiplin dapat dicapai dan
pelanggaran dan tidak diberi hadiah bagi anak dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan
yang berperilaku baik. dalam mengikuti, menaati dan mematuhi
3. Disiplin demokratis, disiplin ini menekankan peraturan yang berlaku.
pada anak untuk mengetahui mengapa
peraturan yang dibuat dan memeroleh Unaradjan (2003: 27-32) menyebutkan
kesempatan mengemukakan pendapatnya terbentuknya disiplin diri sebagai tingkah laku
sendiri bila ia menganggap peraturan itu tidak yang berpola dan teratur dipengaruhi oleh dua
adil. Terdapat pemberian hukuman bagi anak faktor berikut:
yang melanggar dan pemberian hadiah bagi 1. Faktor-faktor ekstern, yang dimaksud dalam hal
yang berperilaku baik. ini adalah unsur-unsur yang berasal dari luar
pribadi yang dibina. Faktor-faktor tersebut
Berdasarkan uraian di atas dapat yaitu:
disimpulkan bahwa jenis-jenis disiplin yang dapat a. Keadaan keluarga. Keluarga sebagai tempat
dilakukan oleh siswa terdiri dari disiplin waktu, pertama dan utama dalam pembinaan pribadi
disiplin menegakkan aturan, disiplin sikap, disiplin

90 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

dan merupakan salah satu faktor yang sangat perasaan sedih, perasaan rendah diri atau
penting. Keluarga memengaruhi dan inferior.
menentukan perkembangan pribadi
seseorang di kemudian hari. Keluarga dapat Sukardi (2000: 48) mengemukakan layanan
menjadi faktor pendukung atau penghambat bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan
usaha pembinaan perilaku disiplin. yang mungkin peserta didik secara bersama-sama
b. Keadaan lingkungan sekolah. Pembinaan memeroleh berbagai bahan dari nara sumber
dan pendidikan disiplin di sekolah tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor)
ditentukan oleh keadaan sekolah tersebut. yang berguna untuk menunjang kehidupannya
Keadaan sekolah dalam hal ini adalah ada sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar,
tidaknya sarana-sarana yang diperlukan bagi anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
kelancaran proses belajar mengajar di pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
tempat tersebut dan termasuk dalam sarana Selanjutnya, Tohirin (2015: 164) menjelaskan
tersebut antara lain seperti gedung sekolah layanan bimbingan kelompok adalah salah satu
dengan segala perlengkapannya, pendidikan cara memberikan bantuan kepada individu melalui
atau pengajaran serta sarana-sarana kegiatan kelompok yang di dalamnya terdapat
pendidikan lainnya. aktivitas dan dinamika kelompok yang harus
c. Keadaan lingkungan masyarakat. diwujudkan untuk membahas topik-topik umum
Masyarakat sebagai suatu lingkungan yang yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan
lebih luas dari pada keluarga dan sekolah, masalah individu (siswa) yang menjadi peserta
yang juga turut menentukan berhasil layanan tersebut. Masalah yang menjadi topik
tidaknya pembinaan dan pendidikan disiplin pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok,
diri. Suatu keadaan tertentu dalam dibahas melalui suasana dinamika kelompok
masyarakat dapat menghambat atau secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua
memerlancar terbentuknya kualitas hidup anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin
tersebut. kelompok (konselor).
2. Faktor-faktor intern, yaitu unsur-unsur yang Nurihsan (2007: 23) mengemukakan bahwa
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini, layanan bimbingan kelompok merupakan bantuan
keadaan fisik dan psikis pribadi tersebut terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi
memengaruhi unsur pembentukan disiplin kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa
dalam diri individu. penyampaian informasi ataupun aktivitas
a. Keadaan fisik. Individu yang sehat secara kelompok membahas masalah-masalah pendidikan,
fisik atau biologis akan dapat menunaikan pekerjaan, pribadi dan sosial. Dinamika kelompok
tugas-tugas yang ada dengan baik. Dengan erat kaitannya dengan kegiatan bimbingan.
penuh vitalis dan ketenangan, ia mampu Dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan
mengatur waktu untuk mengikuti berbagai yang berinteraksi dalam kelompok pada waktu
cara atau aktifitas secara seimbang dan kelompok melakukan kegiatan-kegiatan untuk
lancar. Dalam situasi semacam ini, mencapai tujuannya. Adapun kegiatan layanan
kesadaran pribadi yang bersangkutan tidak bimbingan kelompok yang dapat menumbuh
akan terganggu sehingga ia akan menaati kembangkan dinamika kelompok yaitu pemberian
norma-norma atau peraturan yang ada secara informasi, karena layanan informasi yang
bertanggung jawab. diberikan dalam bimbingan kelompok
b. Keadaan psikis. Keadaan fisik seseorang dimaksudkan untuk memerbaiki dan
memunyai kaitan erat dengan keadaan batin mengembangkan pemahaman diri dan orang lain,
atau psikis seseorang tersebut, karena hanya sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan
orang-orang yang normal secara psikis atau yang tidak langsung. Sehingga adanya layanan
mental yang dapat menghayati norma-norma informasi didalam kegiatan bimbingan kelompok
yang ada dalam masyarakat dan keluarga. Di mengenai perilaku disiplin.
samping itu, terdapat beberapa sifat atau Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
sikap yang menjadi penghalang usaha disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
pembentukan perilaku disiplin dalam diri merupakan sebuah layanan yang berupaya
individu. Seperti sifat perfeksionisme, memberikan bantuan kepada siswa dengan
memanfaatkan dinamika kelompok agar mampu

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 91


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

menyusun rencana dan keputusan yang tepat dalam 2. Mencurahkan segenap perasaan dalam
suasana kelompok, sehingga nantinya dapat melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
berguna untuk meunjang aktifitas dalan 3. Berusaha agar yang dilaksanakannya itu
kehidupannya. membantu tercapainya tujuan bersama.
4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan
Tujuan layanan bimbingan kelompok berusaha mematuhinya dengan baik.
Prayitno dan Amti (2015: 114), menjelaskan 5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut
tujuan layanan bimbingan kelompok sebagai serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
berikut: 6. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
1. Tujuan umum. Tujuan umum kegiatan layanan 7. Berusaha membantu anggota lain.
bimbingan kelompok adalah berkembangnya 8. Memberi kesempatan kepada anggota lain
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya untuk juga menjalankan perannya.
kemampuan komunikasi peserta layanan. 9. Menyadari pentingnya kelompok itu.
Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan
bahwa kemampuan bersosialisasi/ Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
berkomunikasi seseorang sering terganggu bahwa bimbingan kelompok memanfaatkan
perasaan, pikiran. Persepsi wawasan dan sikap dinamika kelompok sebagai wahana dalam
yang tidak objektif, sempit dan terkungkung membimbing anggota kelompok untuk mencapai
serta tidak efektif. tujuan. Dinamika kelompok adalah kekuatan di
2. Tujuan khusus. Secara khusus, layanan dalam kelompok yang menetukan perilaku
bimbingan kelompok bertujuan untuk kelompok dan anggotanya agar tercapai tujuan
membahas topik-topik tertentu yang kelompok, dinamika kelompok mengarahkan
mengandung permasalahan aktual (hangat) dan anggota kelompok menjalin hubungan
menjadi perhatian peserta. interpersonal sehingga proses bimbingan kelompok
diharapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai
Dinamika kelompok dengan prosedur dan sistematika yang baik.
Winkel dan Hastuti (2006: 547)
mengemukakan bahwa dinamika kelompok adalah Tahap layanan bimbingan kelompok
pengetahuan yang menggambarkan berbagai Nurihsan (2005: 18) mengemukakan tahap
kekuatan yang menunjukkan perilaku anggota dan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai
perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya berikut:
gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai 1. Langkah awal. Langkah awal ini dimulai
tujuan bersama yang telah ditetapkan. Dinamika dengan penjelasan tentang adanya layanan
kelompok merupakan sinergi dari semua faktor bimbingan kelompok bagi para siswa mulai dari
yang ada dalam suatu kelompok, artinya pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan
merupakan pengarahan secara serentak semua kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah
faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. selanjutnya menghasilkan kelompok yang
Selanjutnya winkel dan Hastuti (2006: 547) langsung merencanakan waktu dan tempat
menjelaskan dinamika kelompok mengarahkan menyelenggarakan kegiatan bimbingan
anggota kelompok untuk melakukan hubungan kelompok.
interpersonal satu sama lain. Dari hubungan 2. Perencanaan kegiatan. Perencanaan kegiatan
interpersonal ini merupakan wahana bagi para bimbingan kelompok meliputi penetapan materi
anggota untuk saling berbagi pengetahuan, layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran
pengalaman dan bahkan perasaan satu sama lain kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk
sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar bimbingan kelompok, rencana penilaian serta
di dalam kelompok yang kohesif. waktu dan tempat.
Prayitno (2002: 32) menguraikan peranan 3. Pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang telah
yang hendaknya dimainkan oleh anggota direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan
kelompok agar dinamika kelompok itu benar-benar melalui kegiatan sebagai berikut:
seperti yang diharapkan yakni: a. Persiapan menyeluruh yang meliputi
1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam persiapan fisik tempat dan kelengkapannya:
hubungan antar angota kelompok. persiapan bahan, persiapan keterampilan dan
persiapan administrasi.

92 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan Metode Penelitian


1) Tahap pertama: Pembentukan Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Temanya pengenalan, pelibatan, dan Kesehatan Mandonga Kendari pada tahun
pemasukan diri. Meliputi kegiatan: (a) akademik 2017/ 2018. Penelitian ini merupakan
mengungkapkan pengertian dan tujuan penelitian kuantitatif dengan metode
bimbingan kelompok (b) menjelaskan praeksperimen. Praeksperimen merupakan susunan
cara-cara dan asas-asas bimbingan desain penelitian yang dilakukan dengan jalan
kelompok (c) saling memerkenalkan dan memberikan perlakuan kepada subjek tanpa
mengungkapkan diri (d) teknik khusus adanya kelompok kontrol (Latipun, 2002: 68).
(e) permainan penghangatan/ Olehnya itu bentuk desain pra eksperimen yang
pengakraban. digunakan adalah one group pretest and posttest
2) Tahap kedua: Peralihan design.
Meliputi kegiatan: (a) menjelaskan Gall, Gall & Borg (dalam Setyosari 2013:
kegiatan yang akan ditempuh pada tahap 182) menjelaskan desain penelitian one group
berikutnya (b) menawarkan atau pretest-posttest meliputi tiga langkah, yaitu: 1)
mengamati apakah para anggota sudah pelaksanaan pre-test untuk mengukur variabel
siap menjalani kegiatan pada tahap terikat, 2) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen,
selanjutnya (c) membahas suasana yang dan 3) pelaksanaan post-test untuk mengukur hasil
terjadi (d) meningkatkan kemampuan atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan
keikutsertaan anggota (e) kalau perlu demikian, dampak perlakuan ditentukan dengan
kembali ke beberapa aspek tahap pertama cara membandingkan skor hasil pra-tes dan paska
atau tahap pembentukan. tes.
3) Tahap ketiga: kegiatan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
Meliputi kegiatan: (a) pemimpin yang berjumlah 8 orang dengan rincian 6 orang
kelompok mengemukakan suatu masalah subjek memiliki skor kedisiplinan rendah, 1 orang
atau topik (b) tanya jawab antara anggota memiliki skor kedisiplinan tinggi dan 1 orang
dan pemimpin kelompok tentang hal-hal subjek memiliki skor kedisiplinan. Teknik
yang belum jelas yang menyangkut pengambilan subjek dengan menggunakan teknik
masalah atau topik yang dikemukakan purposive sampling.
pemimpin kelompok (c) anggota Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
membahas masalah atau topik tersebut angket sebagai teknik pengumpulan data yang
secara mendalam dan tuntas (d) kegiatan digunakan untuk mengaji pengaruh bimbingan
selingan. kelompok dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
4. Evaluasi kegiatan. Penilaian kegiatan layanan Teknik analisis data menggunakan analisis
bimbingan kelompok difokuskan pada deskriptif persentase untuk mengetahui gambaran
perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang kedisiplinan siswa dan statistik inferensial
dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
diungkapkan oleh para peserta merupakan isi
penilaian yang sebenarnya. Penilaian terhadap Hasil Penelitian dan Pembahasan
bimbingan kelompok dapat dilakukan secara Hasil Penelitian
tertulis baik secara essai, daftar cek maupun Analisis deskriptif
daftar isian sederhana. Gambaran kedisiplinan siswa SMP
5. Analisis tindak lanjut. Hasil penilaian kegiatan Kesehatan Mandonga Kendari sebelum diberikan
bimbingan kelompok perlu dianalisis untuk perlakuan (pre test) dapat diketahui berdasarkan
mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan hasil pengisisan angket kedisiplinan yang
para peserta dan seluk beluk penyelenggaraan diberikan pada 8 orang siswa. Skor pre test yang
bimbingan kelompok. Usaha tindak lanjut diperoleh dari subjek penelitian dikonversikan
mengikuti arah dan hasil analisis tersebut. dalam kategori penilaian dengan menggunakan
Tindak lanjut itu dapat dilaksanakan melalui analisis deskriptif persentase, sebagaimana yang
bimbingan kelompok selanjutnya atau kegiatan tertera pada tabel berikut:
sudah dianggap memadai dan selesai sehingga
oleh karenanya upaya tindak lanjut secara
tersendiri dianggap tidak diperlukan.

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 93


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Tabel 1 Tabel 3
Skor Pre Test Kedisiplinan Siswa Perbandingan Skor Pre Test dan Post Test
No Nama Skor % Kriteria Kedisiplinan Siswa
1 KR 112 53.84% Rendah
2 AA 122 58.65% Rendah
3 F 123 59.13% Rendah
4 NNF 127 60.57% Rendah
5 MI 117 56.25% Rendah
6 AMJ 121 58.17% Rendah
7 DSR 150 71.63% Tinggi
8 YAA 168 80.76% Sangat Tinggi
Jumlah 1040 499%
Rendah
Rata-rata 130 62.38%

Berdasarkan tabel di atas, kedisiplinan siswa


sebelum diberikan perlakuan (pre test) termasuk Dari tabel di atas diketahui bahwa sebelum
dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari diberi perlakuan (pre test) tingkat kedisiplinan
rata-rata persentase kedisiplinan siswa mencapai siswa masuk dalam kategori rendah dengan skor
62,38% dari 8 orang subjek penelitian. persentase rata-rata 62,38%. Sedangkan, setelah
Selanjutnya, gambaran kemandirian belajar diberikan perlakuan (post test) tingkat kedisiplinan
siswa setelah diberikan perlakuan berupa layanan siswa berada kategori tinggi dengan skor
bimbingan kelompok dapat diketahui berdasarkan persentase rata-rata 78,85%. Hal tersebut
hasil analisis angket kedisiplinan siswa, menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa di
sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini: SMP Kesehatan Mandonga Kendari mengalami
peningkatan sebesar 16,47% setelah diberikan
Tabel 2 perlakuan berupa bimbingan kelompok.
Skor Post Test Kedisiplinan Siswa
No. Nama Skor % Kriteria Analisis statistik inferensial
1 KR 161 77,40% Tinggi Analisis data untuk mengetahui layanan
2 AA 164 78,85% Tinggi bimbingan kelompok berpengaruh dalam
3 F 157 75,49% Tinggi meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII SMP
4 NNF 161 77,40% Tinggi Kesehatan Mandonga Kendari dilakukan analisis
5 MI 160 76,92% Tinggi non parametrik dengan uji wilcoxon signed rank.
6 AMJ 156 75,00% Tinggi Hasil perhitungan uji Wilcoxon signed rank.
7 DSR 173 83,17% Sangat Tinggi Dengan menggunakan SPSS 16.00.
8 YAA 180 86,53% Sangat Tinggi Berdasarkan analisis statistik inferensial
Jumlah 1312 630,76 dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank
Rendah
Rata-Rata 164 78,85% pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 =
0,027 oleh karena 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 (0,027 < 0,05)
Berdasarkan tabel di atas, kedisiplinan siswa maka Ho ditolak. Hal ini berarti layanan
setelah diberikan perlakuan (post test) mengalami bimbingan kelompok berpengaruh terhadap
perubahan kategori tinggi menjadi tinggi. Hal ini peningkatan kedisiplinan siswa.
dapat dilihat dari rata-rata persentase yang
diperoleh yakni sekitar 78,85% dari 8 orang subjek Pembahasan
penelitian. Layanan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa yang rendah,
Perbandingan skor pre test dan post test sebagaimana yang diperoleh sebagai hasil dalam
kedisiplinan siswa penelitian ini bahwa tingkat kedisiplinan siswa
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat kelas VIII SMP Kesehatan Mandonga kendari
diperoleh gambaran kedisiplinan siswa kelas VIII mengalami peningkatan kedisiplinan siswa sebesar
SMP Kesehatan Mandonga Kendari sebelum dan 16,47%. Hasil penelitian ini memerkuat oleh
sesudah diberikan perlakuan. Adapun hasil analisis penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widosari
data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: (2014) dengan judul “Upaya meningkatkan

94 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

kedisiplinan melalui layanan bimbingan kelompok kategori tinggi. Indikator yang mengalami
dengan teknik behavior pada siswa MTs peningkatan tertinggi adalah indikator keempat
Fatahillah Rejosari Semarang”. Hasil penelitian ini yaitu tidak mengulur waktu dan menunda pekerjan
juga memertegas hasil penelitian yang dilakukan dengan peningkatan 22,14%. Terjadi peningkatan
oleh Sari (2018) dengan judul “Upaya dikarenakan dalam pemberian layanan bimbingan
Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa Melalui kelompok menggunakan teknik diskusi dan tanya
Layanan Bimbingan Kelompok” yang jawab dan didukung oleh materi yang tepat serta
menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok semua anggota kelompok antusias mendengarkan
terbukti dapat meningkatkan disiplin dengan materi, mau memberikan pertayaan dan berani
tingkat kenaikan yang signifikan. menjawab pertanyaan yang diajukan oleh konseli.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu Selanjutnya, indikator yang mengalami
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan peningkatan terendah adalah indikator pertama
kedisiplinan siswa. Hal ini dikarenakan bimbingan yaitu taat peraturan atau tata tertib dengan
kelompok adalah untuk membantu siswa peningkatan 4,54%. Hal ini dapat dikarenakan
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai pada waktu pengisian angket siswa yang
permasalahan yang dapat menghambat berperilaku tidak disiplin cenderung ingin terlihat
perkembangan dirinya melalui dinamika kelompok baik atau mendapat pujian dari teman-temannya
yang muncul selama proses bimbingan kelompok. untuk menutupi perilaku yang sebenarnya (Dembo,
Sukardi (2002: 48) menyatakan bahwa 2000).
layanan bimbingan kelompok merupakan layanan Dalam meningkatkan kedisiplinan siswa,
bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta guru bimbingan dan konseling dapat memberikan
didik secara bersama-sama memeroleh berbagai layanan bimbingan kelompok. Pada pelaksanaan
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari layanan bimbingan kelompok, dinamika kelompok
pembimbing/ konselor) yang berguna untuk memiliki peranan penting dalam mengembangkan
menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu kedisiplinan siswa, dimana anggota kelompok
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan saling berinteraksi membahas topik yang diberikan
masyarakat serta untuk pertimbangan dalam oleh pemimpin kelompok, dilanjutkan dengan
pengambilan keputusan. diskusi dan tanya jawab untuk lebih memerdalam
Setelah diberikan perlakuan (treatment) materi. Sehingga siswa mengetahui tujuan
layanan bimbingan kelompok, siswa selanjutnya diadakannya layanan bimbingan kelompok, yakni
mengisi post test yang diberikan oleh peneliti. sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan
Tujuan dari pemberian post test adalah untuk siswa serta anggota kelompok membuat komitmen
mengetahui tingkatkan keberhasilan pelaksanaan bahwa apa yang telah dibahas selama pemberian
perlakuan dan peningkatan kedisiplin an siswa layanan bimbingan kelompok dapat diterapkan
yang rendah. Berdasarkan hasil rata-rata dalam kehidupan sehari-hari.
kedisiplinan siswa setelah diberikan layanan Menurut Prayitno (2004: 3), layanan
bimbingan kelompok (post test) termasuk dalam bimbingan kelompok dapat digunakan untuk
kategori tinggi yaitu sebesar 78,85%. Hal ini mengubah dan mengembangkan sikap dan perilaku
sejalan dengan pendapat Tu’u (2004) yang yang tidak efektif menjadi lebih efektif. Melalui
mengemukakan bahwa disiplin sebagai upaya layanan bimbingan kelompok siswa dilatih untuk
mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan mampu melakukan kegiatan secara berkelompok
hukuman yang berlaku serta pengikutan dan untuk mencapai tujuan bersama. Bimbingan
kataatan tersebut terutama muncul karena adanya kelompok sebagai media dalam upaya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan membimbing individu yang memerlukan bantuan,
dan keberhasilan dirinya. dalam hal ini yaitu individu yang memerlukan
Peningkatan kedisiplinan siswa nampak bantuan untuk mengembangkan karakter disiplin
pada masing-masing indikator kedisiplinan. dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Berdasarkan hasil analisis, rerata indikator
kedisiplinan siswa sebelum diberikan perlakuan Kesimpulan dan saran
adalah 62,72% dan masuk dalam kategori rendah. Kesimpulan
Setelah diberikan perlakuan, rata-rata indikator Berdasarkan hasil analisis terhadap data
kedisplinan siswa mengalami peningkatan 16,16% penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan
sehingga menjadi 78,89% dan masuk dalam bimbingan kelompok berpengaruh terhadap

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 95


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

peningkatan kedisiplinan siswa SMP Kesehatan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta:


Mandonga Kendari. Erlangga.

Saran Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang:


1. Bagi sekolah. Sekolah mestinya memberi UMM Press.
kebijakan untuk mendukung guru bimbingan
dan konseling dalam mengaplikasikan layanan Nurihsan, Achmad Juntika. (2007). Bimbingan dan
bimbingan dan konseling dengan menyediakan Konseling Dalam Latar Belakang
ruangang khusus bagi guru BK. Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
2. Bagi guru BK. Guru BK perlu mengadakan
program layanan bimbingan kelompok khusus Nurihsan, Achmad Juntika. (2005). Strategi
dalam mengatasi masalah kedisiplinan siswa. Layanan Bimbingan Dan Konseling.
3. Bagi siswa. Semoga dapat mengikuti setiap Bandung: PT Refika Aditama.
pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang diterapkan di sekolah khususnya layanan Prayitno dan Erman Amti. (2015). Dasar-dasar
bimbingan kelompok, serta serius menyikapi Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT
dengan baik apa yang diberikan oleh guru BK. Rineka Cipta.
4. Bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan
memberikan gambaran bahwa layanan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)
bimbingan kelompok memiliki pengaruh dalam Jakarta: Ghalia Indonesia.
meningkatkan kedisiplinan siswa, sehingga
penulis lebih mendalami masalah kedisiplinan Rachman, Maman. (1999). Manajemen Kelas.
sangat dibutuhkan untuk penelitian lanjutan. Jakarta:Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan SD.
penelitian ini dengan menambahkan teknik atau
metode dalam pemberian layanan misalnya Sujiono, Bambang & Nurani Yuliana. (2005).
menggunakan metode observasi atau dicek Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini.
kembali melalui wawancara guru BK. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Daftar Pustaka Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar


Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT.Rineka
PT.Rineka Cipta. Cipta.

Atheva, Abi. (2007). Perilaku Baik Sehari-hari. Sari, Aqnaa Wasi. (2008). Upaya Meningkatkan
Semarang: CV Aneka Ilmu. Perilaku Disiplin Siswa Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok Kelas 8 Di SMPN 11
Asmani, Jamal Ma’mur. (2010). Tips Menjadi Semarang. Skripsi. Universitas Negeri
Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Semarang.
Yogyakarta: Diva Press.
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian
Dembo, H Myron. (2000). The Elementary School Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Journal Volume 100, Number 5 C. The Kencana.
University of Chicago. .
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku
Elly, Rosma. (2016). Hubungan Kedisiplinan dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Grasindo.
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Universitas Syiah Kuala. Vol. 3 No.4. Tohirin. (2015). Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
Hurlock, Elizabeth B. (2008). Psikologi Integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Perkembangan Suatu Sepanjang Rentang Persada.
Kehidupan (Edisi 5). terjemahan

96 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Unuradjan, Dolet (2003). Manajemen Disiplin.


Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Winkel & Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan


Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.

Widosari, Lilik. (2014). Upaya Meningkatkan


Kedisiplinan Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Behavior Pada
Siswa. Jurnal Universitas Veteran Semarang
Vol. 2 No. 1.

Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto | 97


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

98 | Risma, Waode Suarni, Alber Tigor Arifyanto

Anda mungkin juga menyukai