Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

EVALUASI DAN SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh :

Marcella Rahma (A1L020080)

Dosen Pengampu :

Dr.Drs.I Wayan Dharmayana,M.Psi

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu TA.2023/2024


SOAL DAN JAWAB

1. Jelaskan apa yang anda pamahami tentang Supervisi Program


Bimbingan dan Konseling?
Jawab :
Supervisi bimbingan konseling dilakukan sebagai upaya untuk mendorong,
mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan konselor secara
berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok yang tujuannya
agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam
melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga Guru BK mampu
mendorong pertumbuhan setiap siswa secara berkesinambungan  agar siswa
dapat mengoptimalkan perkembangan dirinya.
(https://www.kompasiana.com/dianoktaviana9698/61b82b8506310e260a314f
b4/evaluasi-dan-supervisi-bimbingan-dan-konseling-untuk-meningkatkan-
ketrampilan-dan-profesionalitas-guru-bk)

2. Apa yang menjadi Tujuan Supervisi BK?


Jawab :
a) Mengendalikan kualitas, dalam hal ini supervisor BK bertanggung jawab
memonitor pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan hasil-hasilnya
yang berupa kehidupan dan perkembangan peserta didik klien yang lebih
baik
b) Mengembangkan profesionalisme guru pembimbing, yaitu supervisor BK
membantu guru pembimbing untuk tumbuh dan berkembang secara
profesional, sosial dan personal.
c) Memotivasi guru pembimbing agar dapat secara berkelanjutan melaksanakan
kegiatan-kegiatan bombingan dan konseling, menemukan dan memperbaiki
kesalahan dan kekurangan.

3. Dalam supervisi program bimbingan dan konseling aspek-aspek apakah


yang semestinya disupervisi?
Jawab :
Aspek yang di supervisi
Dalam supervisi program bimbingan dan konseling aspek-aspek yang akan di
supervisi terdiri dari:
1. Aspek Ketenagaan, yang terdiri dari:
a. Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang pendidikan
b. Ratio konselor adalah 1: 150
c. Tenaga administrasi

2. Aspek organisasi, yang terdiri dari:


a. Struktur organisasi
b. Deskripsi tugas personal

3. Aspek Kegiatan, yang terdiri dari:


a. Program kegiatan bimbingan dan konseling
b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koneling
c. Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling
d. Analisis hasil evaluasi bimbingan dan konseling
e. Tindak lanjut

4. Aspek Sarana dan Prasarana, terdiri dari:


a. Ruang khusus bimbigan dan konseling
b. Ruang konseling
c. Catatan pribadi siswa
d. Kartu status konseling
e. Kartu catatan kejadian
f. Kartu komunikasi.
g. Peta laporan dan peta kelas

5. Aspek Laporan, yang terdiri dari:


a. Laporan bulanan
b. Laporan caturwulan
c. Laporan tahunan

4. Fungsi supervisi program bimbingan konseling adalah (a) Memonitor,


(b) Mencatat, (3) Memberi dukungan, (4) Mengukur dan menilai kinerja,
(5) Mendorong untuk merefleksi. Jelaskan bentuk-bentuk tugas kegiatan
yang merupakan fungsi dari Supervisi!
Jawab :
Fungsi dari supervisi program Bimbingan dan Konseling diantaranya
a) Monitoring
Dimana monitoring ini berfungsi untuk mengontrol kegiatan-kegiatan
dari para personil bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab mereka masing-masing
b) Mencatat apabila adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang
ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan tugas, atau
adanya hal hal penting pada saat supervisi berlangsung
c) Memberikan dukungan kepada tim supervisee dalam menjalankan
program supervisi tersebut, agara supervisee merasa benar benar
diawasai secara langsung
d) Mengukur dan menilai kinerja dari supervisee, dalam artian melihat
progres dalam supervisi program tersebut. Apakah dalam pelaksanaan
terdapat kekurangan atau kejanggalan yang dapat dinilai langsung
oleh superviso pada saat pelaksanaan
e) Mendorong untuk merefleksi
Dalam artian mendoreong supervisee untuk merefleksikan diri atau
mencerminkan diri layaknya sebagai supervisee yang baik dalam
menjalankan tugas supervisi program Bk tersebut

5. Jelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan


supervisi?
Jawab :
 Teknik Supervisi Individual
1) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelasa adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala
sekolah dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan
proses belajar-mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan
dalam rangka pembinaan konselor. Kunjungan kelas ini bisa
dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan
bisa juga atas dasar undangan dari konselor.
2) Obsevasi Kelas
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses bimbingan yang sedang berlangsung.
Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses bimbingan
yang sedang berlangsung.
3) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog dan
tukar fikiran antara pembina atau supervisor dengan konselor, konselor
dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan
profesional konselor.
4) Kunjungan Antar Kelas
Konselor berkunjung dari satu kelas ke kelasa yang lain dalam
lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas
ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawat
mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas dan
sebagainya.
5) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional
konselor. Penilaian diri sendiri memberikan informasi yang objektif
kepada konselor tentang peranannya dikelas dan memberikan
kesempatan kepada konselor untuk mempelajari metode.

 Teknik Supervisi Kelompok (Sahertian, 2008:86)


1) Pertemuan yang mana untuk mengantar guru-guru baru untuk memasuki
suasana kerja yang baru.
2) Panitia Penyelenggara
Pelibatan pengawas BK dalam kepanitiaan ini bertujuan untuk
memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas khusus ke-BK-an.
Melalui teknik ini guru BK memperoleh pengalaman profesional dalam
kerjasama secara kelompok.
3) Rapat Pengawas BK
Rapat sebagai teknik supervisi BK bertujuan untuk memperbaiki kualitas
kinerja guru BK dan program BKnya melalui sumbangan pikiran secara
kooperatif. Hasil rapat tersebut harus di dokumentasikan.
4) Demonstrasi Pelaksanaan Layanan BK
Pengawas BK mendemostrasikan cara pelaksanaan layanan BK yang
efektif. Melalui demonstrasi itu guru BK dapat memperbaiki kekurangan
dan kelemahan-kelemahan yang pernah dilakukan sebelumnya.
5) Tukar Menukar Pengalaman
Dalam pertemuan ini diadakan tukar-menukar pengalaman, saling
memberi dan menerima dan saling belajar satu sama lain.
6) Lokakarya
Pengawas BK menggunakan lokakarya sebagai teknik supervisi untuk
membantu guru BK memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas
mereka sehari-hari secara bersama-sama melalui bantuan konsultan yang
kompeten.
7) Diskusi Panel
Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan
atau pendengar
8) Seminar
Suatu bentuk mengajar belajar berkelompok dimana sejumlah kecil orang
mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama
terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang
atau lebih pengajar pada waktu tertentu.
9) Demonstrasi mengajar
Supervisor meberikan penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang
mengajar yang baik setelah seorang guru yang baik memberikan
penjelasan kepada guru-guru yang dikunjungi sebelumnya.
10)Buletin Supervisi
Salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh
staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru
dalam memperbaiki situasi mengajr-belajar. Suatu tempat yang dijadikan
pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-sumber materi
untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka program inservice
education.

6. Kualitas dan kompetensi apa yang dibutuhkan seorang supervisor agar


dapat menjalankan tugas secara efektif, kompeten, dan beretika?
Jawab :
1) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
Skill komunikasi adalah bekal utama seorang supervisor untuk
menjalankan tugas-tugasnya, mengingat tugas yang sangat
memerlukan kemampuan komunikasi seperti memberi
arahan/tugas staff di bawahan. Begitu juga ketika menerima arahan
dan perencanaan dari atausan atau manajemen. Kebiasaan
memberikan informasi dan menerima umpan balik dapat terbentuk
melalui kemampuan komunikasi verbal dan non verbal.
Kemampuan berkomunikasi yang baik juga menunjang suasana
yang akrab dan kondusif antara penyelia dan staf pelaksana.
Pemberian arahan yang terstruktur dan terorganisir tidak akan
menimbulkan kesalahpahaman.
2) Berpikir kritis
Ketika menemukan sebuah masalah dalam pekerjaan, kita dituntut
untuk mengemukakan jalan keluar yang terencana. Jangan sampai
masalah tersebut hanya akan menimbulkan masalah baru. Untuk
menjalankan tugas sebagai seorang supervisor harus memiliki
intensitas berpikir yang tinggi.
Keahlian berpikir kritis akan mendorong penyelesaian masalah
dengan cara yang efisien dan sistematis. Berpikir kritis dapat
diawali dari evaluasi akar masalah kemudian melakukan analisis
seputar pemecahannya.
Begitu pula ketika menerima sebuah informasi, keahlian critical
thinking seorang supervisor akan menilai apakah sebuah fakta di
lapangan sudah valid dan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
3) Leadership
Pemimpin mampu menata pemberdayaan manusia dengan baik,
begitu juga dengan supervisor. Bertindak sebagai pemimpin yang
mengatur pendelegasian tugas dan tanggung jawab.
Supervisor sebagai pemimpin yang baik akan mengombinasikan
kekuatan dan kelemahan di lapangan untuk mendapatkan
perhatian khusus dan menjadikannya alat untuk berkembang
bersama dengan timnya.
Jiwa kepemimpinan yang terlatih akan membantu tugas sebagai
supervisor untuk berpikir secara matang dan memutuskan sesuatu
dengan berbagai sudut pandang. Dengan begitu, akan membawa
tim yang pimpin menuju hasil, target atau tujuan yang ingin diraih.
4) Mampu Memanajemen Waktu dan Skala Prioritas
Keahlian yang harus dimiliki seorang supervisor selanjutnya adalah
mampu memanajemen waktu dan menyusun skala prioritas.
Keahlian ini memiliki peranan penting dalam peningkatan efisiensi
dan produktivitas sebuah perusahaan.
Diberikan kesempatan sebagai supervisor untuk menyeimbangkan
seluruh tanggung jawab sesuai porsinya. Kemudian harus
berkejaran dengan batas waktu yang ditentukan sambil tetap
mengontrol seluruh staf pelaksana.
Kemampuan multitasking yang teratur menjadi poin penting dalam
keahlian ini. Jangan membiasakan diri untuk menunda hal yang
kecil atau remeh. Bisa jadi apabila terlalu dibiarkan hal kecil akan
menjadi sesuatu yang mendesak dan harus segera diselesaikan.
Selain itu juga diharapkan memiliki wawasan dan memahami
penggunaan beberapa alat bantu yang bermanfaat untuk mengatur
waktu dan skala prioritas.
5) Interpersonal
Terciptanya chemistry dan hubungan baik antarmanusia akan
membangun tingkat kepercayaan yang lebih baik. Seorang
supervisor harus ahli dalam melakukan pendekatan yang bersifat
positif dan saling menguntungkan.
Keahlian interpersonal dapat aplikasikan ketika berhadapan
langsung dengan atasan, bawahan, hingga pelanggan hubungan
yang baik dengan atasan akan membuat sangat dihargai dan diberi
kepercayaan tinggi.
Hubungan terjalin baik dengan bawahan akan membuat mereka
segan dan patuh dengan arahan yang berikan. Dan kita juga perlu
mendengarkan keresahan dan kendalanya untuk memberikan
solusi yang tepat. Hubungan dengan pelanggan akan terbangun
oleh rasa puas dan percaya dengan kualitas barang atau jasa yang
kamu berikan.
6) Tidak Gaptek (Gagap Teknologi)
Di zaman modern ini, seluruh pekerjaan dituntut untuk
berdampingan dengan teknologi. Kemampuanuntuk memahami
dan menyesuaikan diri dengan teknologi menjadi nilai plus ketika
melaksanakan tugas seorang supervisor.
Penggunaan teknologi tidak akan lepas dari berbagai perencanaan
dan tahapan yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaanmu
dan para staf pelaksana.
7) Syarat Akademik dan Pengalaman
Untuk menjalankan tugas seorang supervisor biasanya dibutuhkan
kadidat dengan pendidikan minimal D3 atau S1 dan memiliki
pengalaman di bidang terkait.
Terkait dengan jurusan yang dicari, tentu disesuaikan dengan
posisi terkait. Namun biasanya lebih disukai orang dengan jurusan
manajemen, ekonomi atau bisnis yang diajari teori manajemen.
Namun, jurusan lain juga memiliki kesempatan yang besar.

7. “Salah satu model Pengawasan yang telah dipelajari adalah Model


pengawasan berbasis Psikoterapi”. Jelaskan bagaimana model
pengawasan berbasis Psikoterapi ini dijalankan?
Jawab :
Model berbasis psikoterapi menggunakan konsep yang dikembangkan untuk
psikoterapi dan menerapkannya pada pengaturan pengawasan. Apa yang
berguna dalam membawa perubahan dengan klien mungkin berguna dalam
membawa perubahan dengan supervisi.
a) Model Psikodinamik
Dalam pendekatan psikodinamik, transferensi dan kontratransferensi
dipandang sebagai inti dari proses terapi. Dengan model pengawasan
ini, banyak penekanan diberikan untuk memahami bagaimana reaksi
klien-konselor mempengaruhi jalannya terapi.
b) Model yang berpusat pada orang
Dalam model ini, pengembangan hubungan saling percaya dan
fasilitatif antara penyelia dan yang disupervisi—ditandai dengan
empati, kehangatan, dan ketulusan penyelia—memberikan suasana di
mana supervisi dapat tumbuh dan berkembang. “Intinya adalah ketika
supervisor merasa didengarkan dan dipahami oleh supervisor mereka,
mereka akan lebih termotivasi dan terbuka terhadap umpan balik”
(Campbell, 2006, hlm. 171).
c) Model Kognitif-perilaku
Tugas utama dalam supervisi kognitif-perilaku adalah mengajarkan
teknik kognitif-perilaku dan mengoreksi kesalahpahaman tentang
pendekatan ini dengan klien. Sesi-sesi ini terstruktur, terfokus, dan
mendidik, dan baik pengawas maupun yang diawasi bertanggung
jawab atas struktur dan isi sesi (Liese & Beck, 1997).
d) Model terapi keluarga
Terapi keluarga biasanya melibatkan bekerja dengan keluarga sebagai
suatu sistem dengan memeriksa berbagai hubungan dan dinamika.
Liddle, Becker, dan Diamond (1997) menyatakan bahwa supervisi
terapi keluarga sangat mirip dengan terapi keluarga—aktif, direktif, dan
kolaboratif.

8. Ada 3 metode dalam supervisi, yaitu metode konsultasi kasus, Koterapi,


dan Pengamatan angsung. Jelaskan apa perbedaan ketiga metode
tersebut?
Jawab :
Perbedaan ketiganya antara konsultasi kasus, koterapi dan pengawasan
langsung adalah :
a. Konsultasi Kasus
Metode konsultasi kasus melibatkan diskusi tentang kasus-kasus
pengawas, dan ini adalah metode pengawasan yang paling umum.
Metode pertukaran verbal ini biasanya melibatkan pengawas yang
menjelaskan kepada pengawas masalah utama seputar setiap kasus.
Ini mungkin termasuk tujuan klien untuk mencari terapi; formulasi
diagnostik; teknik terapi yang digunakan; masalah hubungan; masalah
etika, hukum, dan multikultural; dan memproses catatan mengenai
kasus tersebut. Metode ini efektif dalam pengaturan penglihatan
individu maupun kelompok.
b. Koterapi
Metode koterapi melibatkan supervisor dan pengawas yang bekerja
sama sebagai cotherapists dengan klien atau kelompok. Sangat
penting bahwa keduanya membahas sifat kasus atau kelompok dan
peran masing-masing yang akan mereka berdua mainkan saat mereka
bekerja sama (Campbell, 2006). Terkadang supervisor mengambil alih
dan melakukan terapi seperti yang mereka pikir harus dilakukan, tidak
membiarkan pengawas berjuang dan belajar dalam prosesnya. Juga,
klien dapat mengabaikan pengawas demi penyelia sebagai terapis,
yang dapat memiliki efek negatif pada pengalaman pelatihan
pengawas (Goodyear & Nelson, 1997). Dalam koterapi, pengawas dan
pengawas biasanya mendiskusikan pekerjaan mereka bersama dalam
sesi pengawasan formal.
c. Pengamatan Langsung
Dalam pengamatan langsung, supervisor atau tim pengamat secara
langsung mengamati seorang pengawas dalam tindakan baik dengan
duduk di sesi konseling atau melalui cermin satu arah atau di monitor
video

Anda mungkin juga menyukai