1. Jelaskan apa yang anda pamahami tentang Supervisi Program
Bimbingan dan Konseling? Jawab : Supervisi bimbingan konseling dilakukan sebagai upaya untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan konselor secara berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok yang tujuannya agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga Guru BK mampu mendorong pertumbuhan setiap siswa secara berkesinambungan agar siswa dapat mengoptimalkan perkembangan dirinya. (https://www.kompasiana.com/dianoktaviana9698/61b82b8506310e260a314f b4/evaluasi-dan-supervisi-bimbingan-dan-konseling-untuk-meningkatkan- ketrampilan-dan-profesionalitas-guru-bk)
2. Apa yang menjadi Tujuan Supervisi BK?
Jawab : a) Mengendalikan kualitas, dalam hal ini supervisor BK bertanggung jawab memonitor pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan hasil-hasilnya yang berupa kehidupan dan perkembangan peserta didik klien yang lebih baik b) Mengembangkan profesionalisme guru pembimbing, yaitu supervisor BK membantu guru pembimbing untuk tumbuh dan berkembang secara profesional, sosial dan personal. c) Memotivasi guru pembimbing agar dapat secara berkelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan bombingan dan konseling, menemukan dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan.
3. Dalam supervisi program bimbingan dan konseling aspek-aspek apakah
yang semestinya disupervisi? Jawab : Aspek yang di supervisi Dalam supervisi program bimbingan dan konseling aspek-aspek yang akan di supervisi terdiri dari: 1. Aspek Ketenagaan, yang terdiri dari: a. Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang pendidikan b. Ratio konselor adalah 1: 150 c. Tenaga administrasi
2. Aspek organisasi, yang terdiri dari:
a. Struktur organisasi b. Deskripsi tugas personal
3. Aspek Kegiatan, yang terdiri dari:
a. Program kegiatan bimbingan dan konseling b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koneling c. Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling d. Analisis hasil evaluasi bimbingan dan konseling e. Tindak lanjut
4. Aspek Sarana dan Prasarana, terdiri dari:
a. Ruang khusus bimbigan dan konseling b. Ruang konseling c. Catatan pribadi siswa d. Kartu status konseling e. Kartu catatan kejadian f. Kartu komunikasi. g. Peta laporan dan peta kelas
5. Aspek Laporan, yang terdiri dari:
a. Laporan bulanan b. Laporan caturwulan c. Laporan tahunan
4. Fungsi supervisi program bimbingan konseling adalah (a) Memonitor,
(b) Mencatat, (3) Memberi dukungan, (4) Mengukur dan menilai kinerja, (5) Mendorong untuk merefleksi. Jelaskan bentuk-bentuk tugas kegiatan yang merupakan fungsi dari Supervisi! Jawab : Fungsi dari supervisi program Bimbingan dan Konseling diantaranya a) Monitoring Dimana monitoring ini berfungsi untuk mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing b) Mencatat apabila adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan tugas, atau adanya hal hal penting pada saat supervisi berlangsung c) Memberikan dukungan kepada tim supervisee dalam menjalankan program supervisi tersebut, agara supervisee merasa benar benar diawasai secara langsung d) Mengukur dan menilai kinerja dari supervisee, dalam artian melihat progres dalam supervisi program tersebut. Apakah dalam pelaksanaan terdapat kekurangan atau kejanggalan yang dapat dinilai langsung oleh superviso pada saat pelaksanaan e) Mendorong untuk merefleksi Dalam artian mendoreong supervisee untuk merefleksikan diri atau mencerminkan diri layaknya sebagai supervisee yang baik dalam menjalankan tugas supervisi program Bk tersebut
5. Jelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan
supervisi? Jawab : Teknik Supervisi Individual 1) Kunjungan Kelas Kunjungan kelasa adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala sekolah dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar-mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan konselor. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari konselor. 2) Obsevasi Kelas Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses bimbingan yang sedang berlangsung. Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses bimbingan yang sedang berlangsung. 3) Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar fikiran antara pembina atau supervisor dengan konselor, konselor dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional konselor. 4) Kunjungan Antar Kelas Konselor berkunjung dari satu kelas ke kelasa yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawat mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas dan sebagainya. 5) Menilai Diri Sendiri Menilai diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional konselor. Penilaian diri sendiri memberikan informasi yang objektif kepada konselor tentang peranannya dikelas dan memberikan kesempatan kepada konselor untuk mempelajari metode.
Teknik Supervisi Kelompok (Sahertian, 2008:86)
1) Pertemuan yang mana untuk mengantar guru-guru baru untuk memasuki suasana kerja yang baru. 2) Panitia Penyelenggara Pelibatan pengawas BK dalam kepanitiaan ini bertujuan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas khusus ke-BK-an. Melalui teknik ini guru BK memperoleh pengalaman profesional dalam kerjasama secara kelompok. 3) Rapat Pengawas BK Rapat sebagai teknik supervisi BK bertujuan untuk memperbaiki kualitas kinerja guru BK dan program BKnya melalui sumbangan pikiran secara kooperatif. Hasil rapat tersebut harus di dokumentasikan. 4) Demonstrasi Pelaksanaan Layanan BK Pengawas BK mendemostrasikan cara pelaksanaan layanan BK yang efektif. Melalui demonstrasi itu guru BK dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang pernah dilakukan sebelumnya. 5) Tukar Menukar Pengalaman Dalam pertemuan ini diadakan tukar-menukar pengalaman, saling memberi dan menerima dan saling belajar satu sama lain. 6) Lokakarya Pengawas BK menggunakan lokakarya sebagai teknik supervisi untuk membantu guru BK memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari secara bersama-sama melalui bantuan konsultan yang kompeten. 7) Diskusi Panel Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar 8) Seminar Suatu bentuk mengajar belajar berkelompok dimana sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu. 9) Demonstrasi mengajar Supervisor meberikan penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang mengajar yang baik setelah seorang guru yang baik memberikan penjelasan kepada guru-guru yang dikunjungi sebelumnya. 10)Buletin Supervisi Salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi mengajr-belajar. Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka program inservice education.
6. Kualitas dan kompetensi apa yang dibutuhkan seorang supervisor agar
dapat menjalankan tugas secara efektif, kompeten, dan beretika? Jawab : 1) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik Skill komunikasi adalah bekal utama seorang supervisor untuk menjalankan tugas-tugasnya, mengingat tugas yang sangat memerlukan kemampuan komunikasi seperti memberi arahan/tugas staff di bawahan. Begitu juga ketika menerima arahan dan perencanaan dari atausan atau manajemen. Kebiasaan memberikan informasi dan menerima umpan balik dapat terbentuk melalui kemampuan komunikasi verbal dan non verbal. Kemampuan berkomunikasi yang baik juga menunjang suasana yang akrab dan kondusif antara penyelia dan staf pelaksana. Pemberian arahan yang terstruktur dan terorganisir tidak akan menimbulkan kesalahpahaman. 2) Berpikir kritis Ketika menemukan sebuah masalah dalam pekerjaan, kita dituntut untuk mengemukakan jalan keluar yang terencana. Jangan sampai masalah tersebut hanya akan menimbulkan masalah baru. Untuk menjalankan tugas sebagai seorang supervisor harus memiliki intensitas berpikir yang tinggi. Keahlian berpikir kritis akan mendorong penyelesaian masalah dengan cara yang efisien dan sistematis. Berpikir kritis dapat diawali dari evaluasi akar masalah kemudian melakukan analisis seputar pemecahannya. Begitu pula ketika menerima sebuah informasi, keahlian critical thinking seorang supervisor akan menilai apakah sebuah fakta di lapangan sudah valid dan sesuai dengan kondisi yang terjadi. 3) Leadership Pemimpin mampu menata pemberdayaan manusia dengan baik, begitu juga dengan supervisor. Bertindak sebagai pemimpin yang mengatur pendelegasian tugas dan tanggung jawab. Supervisor sebagai pemimpin yang baik akan mengombinasikan kekuatan dan kelemahan di lapangan untuk mendapatkan perhatian khusus dan menjadikannya alat untuk berkembang bersama dengan timnya. Jiwa kepemimpinan yang terlatih akan membantu tugas sebagai supervisor untuk berpikir secara matang dan memutuskan sesuatu dengan berbagai sudut pandang. Dengan begitu, akan membawa tim yang pimpin menuju hasil, target atau tujuan yang ingin diraih. 4) Mampu Memanajemen Waktu dan Skala Prioritas Keahlian yang harus dimiliki seorang supervisor selanjutnya adalah mampu memanajemen waktu dan menyusun skala prioritas. Keahlian ini memiliki peranan penting dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas sebuah perusahaan. Diberikan kesempatan sebagai supervisor untuk menyeimbangkan seluruh tanggung jawab sesuai porsinya. Kemudian harus berkejaran dengan batas waktu yang ditentukan sambil tetap mengontrol seluruh staf pelaksana. Kemampuan multitasking yang teratur menjadi poin penting dalam keahlian ini. Jangan membiasakan diri untuk menunda hal yang kecil atau remeh. Bisa jadi apabila terlalu dibiarkan hal kecil akan menjadi sesuatu yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Selain itu juga diharapkan memiliki wawasan dan memahami penggunaan beberapa alat bantu yang bermanfaat untuk mengatur waktu dan skala prioritas. 5) Interpersonal Terciptanya chemistry dan hubungan baik antarmanusia akan membangun tingkat kepercayaan yang lebih baik. Seorang supervisor harus ahli dalam melakukan pendekatan yang bersifat positif dan saling menguntungkan. Keahlian interpersonal dapat aplikasikan ketika berhadapan langsung dengan atasan, bawahan, hingga pelanggan hubungan yang baik dengan atasan akan membuat sangat dihargai dan diberi kepercayaan tinggi. Hubungan terjalin baik dengan bawahan akan membuat mereka segan dan patuh dengan arahan yang berikan. Dan kita juga perlu mendengarkan keresahan dan kendalanya untuk memberikan solusi yang tepat. Hubungan dengan pelanggan akan terbangun oleh rasa puas dan percaya dengan kualitas barang atau jasa yang kamu berikan. 6) Tidak Gaptek (Gagap Teknologi) Di zaman modern ini, seluruh pekerjaan dituntut untuk berdampingan dengan teknologi. Kemampuanuntuk memahami dan menyesuaikan diri dengan teknologi menjadi nilai plus ketika melaksanakan tugas seorang supervisor. Penggunaan teknologi tidak akan lepas dari berbagai perencanaan dan tahapan yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaanmu dan para staf pelaksana. 7) Syarat Akademik dan Pengalaman Untuk menjalankan tugas seorang supervisor biasanya dibutuhkan kadidat dengan pendidikan minimal D3 atau S1 dan memiliki pengalaman di bidang terkait. Terkait dengan jurusan yang dicari, tentu disesuaikan dengan posisi terkait. Namun biasanya lebih disukai orang dengan jurusan manajemen, ekonomi atau bisnis yang diajari teori manajemen. Namun, jurusan lain juga memiliki kesempatan yang besar.
7. “Salah satu model Pengawasan yang telah dipelajari adalah Model
pengawasan berbasis Psikoterapi”. Jelaskan bagaimana model pengawasan berbasis Psikoterapi ini dijalankan? Jawab : Model berbasis psikoterapi menggunakan konsep yang dikembangkan untuk psikoterapi dan menerapkannya pada pengaturan pengawasan. Apa yang berguna dalam membawa perubahan dengan klien mungkin berguna dalam membawa perubahan dengan supervisi. a) Model Psikodinamik Dalam pendekatan psikodinamik, transferensi dan kontratransferensi dipandang sebagai inti dari proses terapi. Dengan model pengawasan ini, banyak penekanan diberikan untuk memahami bagaimana reaksi klien-konselor mempengaruhi jalannya terapi. b) Model yang berpusat pada orang Dalam model ini, pengembangan hubungan saling percaya dan fasilitatif antara penyelia dan yang disupervisi—ditandai dengan empati, kehangatan, dan ketulusan penyelia—memberikan suasana di mana supervisi dapat tumbuh dan berkembang. “Intinya adalah ketika supervisor merasa didengarkan dan dipahami oleh supervisor mereka, mereka akan lebih termotivasi dan terbuka terhadap umpan balik” (Campbell, 2006, hlm. 171). c) Model Kognitif-perilaku Tugas utama dalam supervisi kognitif-perilaku adalah mengajarkan teknik kognitif-perilaku dan mengoreksi kesalahpahaman tentang pendekatan ini dengan klien. Sesi-sesi ini terstruktur, terfokus, dan mendidik, dan baik pengawas maupun yang diawasi bertanggung jawab atas struktur dan isi sesi (Liese & Beck, 1997). d) Model terapi keluarga Terapi keluarga biasanya melibatkan bekerja dengan keluarga sebagai suatu sistem dengan memeriksa berbagai hubungan dan dinamika. Liddle, Becker, dan Diamond (1997) menyatakan bahwa supervisi terapi keluarga sangat mirip dengan terapi keluarga—aktif, direktif, dan kolaboratif.
8. Ada 3 metode dalam supervisi, yaitu metode konsultasi kasus, Koterapi,
dan Pengamatan angsung. Jelaskan apa perbedaan ketiga metode tersebut? Jawab : Perbedaan ketiganya antara konsultasi kasus, koterapi dan pengawasan langsung adalah : a. Konsultasi Kasus Metode konsultasi kasus melibatkan diskusi tentang kasus-kasus pengawas, dan ini adalah metode pengawasan yang paling umum. Metode pertukaran verbal ini biasanya melibatkan pengawas yang menjelaskan kepada pengawas masalah utama seputar setiap kasus. Ini mungkin termasuk tujuan klien untuk mencari terapi; formulasi diagnostik; teknik terapi yang digunakan; masalah hubungan; masalah etika, hukum, dan multikultural; dan memproses catatan mengenai kasus tersebut. Metode ini efektif dalam pengaturan penglihatan individu maupun kelompok. b. Koterapi Metode koterapi melibatkan supervisor dan pengawas yang bekerja sama sebagai cotherapists dengan klien atau kelompok. Sangat penting bahwa keduanya membahas sifat kasus atau kelompok dan peran masing-masing yang akan mereka berdua mainkan saat mereka bekerja sama (Campbell, 2006). Terkadang supervisor mengambil alih dan melakukan terapi seperti yang mereka pikir harus dilakukan, tidak membiarkan pengawas berjuang dan belajar dalam prosesnya. Juga, klien dapat mengabaikan pengawas demi penyelia sebagai terapis, yang dapat memiliki efek negatif pada pengalaman pelatihan pengawas (Goodyear & Nelson, 1997). Dalam koterapi, pengawas dan pengawas biasanya mendiskusikan pekerjaan mereka bersama dalam sesi pengawasan formal. c. Pengamatan Langsung Dalam pengamatan langsung, supervisor atau tim pengamat secara langsung mengamati seorang pengawas dalam tindakan baik dengan duduk di sesi konseling atau melalui cermin satu arah atau di monitor video
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional