Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

“di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling”

Dosen Pengampu :

Elbina mamla saidah M.Pd.I

Di susun oleh :

DESI SAPUTRI (20.00.39.22)

IDA YATUL SHALEHA (20.00.39.32)

PRODI PENDIDIKAN AGAM ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
HUBBULWATHAN
DURI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya .Dan dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul organisasi
bimbingan konseling . Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling oleh dosen pembimbing
Elbina Mamla Saidah M.Pd.I. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan untuk bisa membuat makalah ini. Sehingga makalah
yang penulis lampirkan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan. Karena
makalah yang penulis buat ini masih jauh dari materi yang semestinya , selaku
penulis mohon maaf untuk itu, dan penulis akan senantiasa menerima masukan
dan saran untuk menyempurnakan makalah tersebut

Duri, 18 Februari 2022


BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990, yang termaksud
dalam kurikulum SMU tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
dijelaskan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
dimaksud agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri,
serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih
lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksud agar peserta
didik mengenal obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan Iingkungan fisik
dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Bimbingan adalah proses bantuan yang ditujukan untuk membantu
individu dalam memahami dirinya (bakat, minat, kemampuan) dan lingkungan
agar mampu membuat keputusan sehingga tercapai perkembangan secara optimal
untuk kepentingan dirinya dan masyarakat. Bimibingan dan konseling merupakan
bagian integral dari proses pendidikan secara umum dan memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk membantu individu (peserta didik) ke
arah tersebut, pembimbing atau konselor madrasah perlu juga memahami lebih
mendalam terkait layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja yang termasuk organisasi pelayanan BK di sekolah?
2. Bagaimana mekanisme kerja BK di sekolah?
3. Apa saja beban tugas guru pembimbing/ konselor di sekolah?
C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Organisasi pelayanan BK.
2. Mekanisme kerja BK.
3. Beban tugas guru pembimbing/ konselor
BAB II
Pembahasan

1. Organisasi Pelayanan BK

Kepala Sekolah
Komite Tenaga Ahli
Sekolah Wakil Kepala Instansi
Sekolah

Tata Usaha

Wali Kelas/ Guru Guru Mata


Guru Pebimbing Pelajaran/pelatih

SISWA

Garis Komando
Garis Koordinsi
Garis Konsultasi
Pola Organisasi BK
1. Unsur KanDepdiknas (Ahli lain), adalah personil yang bertugas
melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah,Dalam hal ini adalah
Pengawas sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Kepala Sekolah ( bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung
jawab pendidikan pada satuan pendidikan ( SLTP, SMA, SMK) secara
keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling ( bersama guru pembimbing/
konselor sekolah ) adalah pelaksana utama pelayanan bimbingan dan
konseling.
4. Guru (Mata Pelajaran atau Praktik), adalah pelaksana pengajaran dan
praktik/latihan.
5. Wali kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi
pembinaan dan administrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran
siswa) satu kelas tertentu.
6. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran,
praktik/latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
7. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan
administrasi dan ketatausahaan.
8. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang
tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Hubungan antara Unsur Kandepdiknas dengan Kepala Sekolah dan
Koordinator BK adalah hubungan administratif. Hubungan antara Koordinator
BK dengan Guru dan Wali kelas adalah hubungan kerjasama sekaligus koordinatif
bila ditinjau dari garis administrasi Kepala Sekolah ke bawah. Sedangkan
hubungan Koordinator BK (dan Guru pembimbing/Konselor Sekolah), Guru Mata
Pelajaran, Wali Kelas dengan siswa adalah hubungan layanan.

2. Mekanisme Kerja BK
a. Analisis kebutuhan 
Program layanan bimbingan dan konseling dirancang sesuai
dengan data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua. Data
kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan
dan rencana program bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta
ditindak lanjuti sesuai dengan prioritas data kebutuhan yang
difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan
dan konseling.
Kebutuhan dari peserta didik, satuan pendidikan, dan orang
tua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau
dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang
diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
(BK) sendiri atau fihak lain yang mempunyai kredibilitas dalam
menjalanan tes tersebut. Hasil identifikasi dianalisis dan
diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan
dan konseling. 
b. Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk
merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi,
mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program
tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya. 
Sehingga, sejak awal sudah dirancang secara efisiensi dan
keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.
Program layanan bimbingan dan konseling direncanakan sebagai
program tahunan dan program semesteran. 
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan
aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke
dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan
memberikan informasi yang penting dalam pelaksanaan program
layanan dan akan diperlukan dalam mengevaluasi program dalam
kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli.
Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang
dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau
ditingkatkan.
Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data 3, diantaranya
sebagai berikut:
 Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas,
 Data jangka menengah merupakan data kumpulan dari
periode waktu tertentu, misalnya program semesteran maka
data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk
mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, dan
 Data jangka panjang merupakan sebuah data akhir dari
serangkaian program misalnya program tahunan yang
merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta
didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar
dalam kalender akademik. Oleh karena itu, Proporsi waktu
perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkat
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor
atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang
dilayani.
Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta
didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam setiap
distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling
(BK) dalam setiap komponen program layanan bimbingan dan
konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam
satuan pendidikan.
Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan
konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen
dan administrasi.
Kalender aktivitas bimbingan dan konseling (BK)
merupakan sebuah perencanaan program semua komponen dan
bidang layanan bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan
kalender akademik satuan pendidikan.
d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses
pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan
dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar
pada ukuran (standar) tertentu.
Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis
dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
efisiensi, keefektivan, dan dampak dari program dan layanan
bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial
belajar, dan karir peserta didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan
akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan
dan konseling telah dicapai.
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program
bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling.
Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya.
Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas
program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan
merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua
peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan
untuk menyampaikan informasi secara efektif kepada seluruh
pemangku kepentingan.
Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi
pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau
guru bimbingan dan konseling.
f. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling akan menjadi sebuha alat yang sangat
penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan
dengan yang sudah direncanakan, mendukung setiap peserta didik
yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang sesuai,
mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci,
mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka
panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk
mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu direvisi,
atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk
mendukung perubahan dalam suatu sistem sekolah.

3. Beban Tugas Guru Pembimbing/ Konselor


Selain sebagai tempat belajar dan menuntut ilmu, sekolah juga
merupakan tempat bagi siswa untuk bermain, bersosialisasi, mendapatkan
bimbingan dan konseling dari guru. Fungsi dan peran bimbingan dan
konseling, di antaranya sebagai berikut:
1) Pemahaman
Fungsi BK yang pertama adalah fungsi pemahaman. Fungsi
pemahaman dalam bimbingan dan konseling adalah menghasilkan
pemahaman mengenai suatu hal bagi perkembangan siswa.
Beberapa pemahaman yang perlu didapatkan oleh siswa antara
lain:
a) Pemahaman tentang siswa yang harus diketahui oleh siswa
itu sendiri, orangtua siswa, guru pada umumnya serta guru
pembimbing.
b) Pemahaman tentang lingkungan sekitar siswa, mulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah, yang harus diketahui oleh siswa itu
sendiri, orangtua siswa, guru pada umumnya serta guru
pembimbing.
c) Pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas mulai dari
informasi jabatan atau pekerjaan, informasi sosial dan
budaya atau nilai-nilai yang harus diketahui oleh siswa.
2) Pencegahan
Fungsi BK yang kedua adalah fungsi pencegahan. Dalam
bimbingan dan konseling, fungsi pencegahan maksudnya adalah
memberikan pencegahan untuk menghindari berbagai masalah
yang mungkin terjadi kepada siswa dan dikhawatirkan dapat
menimbulkan gangguan dalam belajar. Tanpa adanya kegiatan
pencegahan, dikhawatirkan permasalahan yang timbul akan
mengganggu, menghambat, menyulitkan atau bahkan merugikan
proses perkembangan siswa.
3) Penuntasan
Fungsi BK yang ketiga adalah fungsi penuntasan. Fungsi
bimbingan dan konseling yang ketiga ini sangat dibutuhkan dalam
rangka mencari jalan keluar untuk mengatasi berbagai masalah
yang dirasakan oleh siswa. Dengan solusi yang diberikan oleh guru
BK kepada siswa yang mengalami masalah, harapannya masalah
siswa akan cepat teratasi dan tidak mengganggu perkembangan
siswa.

4) Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi bimbingan dan konseling yang keempat adalah fungsi


pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini berartin berbagai potensi
dan kondisi positif yang dimiliki siswa akan dapat digali,
dipelihara dan dikembangkan dengan lebih baik lagi.
Fungsi-fungsi guru Bk di atas akan dapat direalisasikan
melalui jenis layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
Konseling adalah sebuah upaya untuk membantu siswa agar ia
memecahkan masalah yang dihadapinya, mampu menghadapi
krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya, dan juga mampu
tumbuh sesuai dengan target perkembangannya. Kegiatan
bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung dan harus
mengacu pada satu atau lebih fungsi-fungsi yang telah disebutkan
di atas agar pencapaiannya dapat dilihat dengan jelas, dapat
diidentifikasi dan juga dievaluasi.

Berikut ini adalah beberapa peran guru BK di sekolah bagi siswa:

a) Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda


dan juga memiliki kondisi yang tidak sama. Hal ini
mengakibatkan tidak semua siswa di sekolah mampu
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan
lancar. Beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran dan membutuhkan perhatian
lebih dari guru. Di sinilah, seorang guru BK memiliki peran
untuk memberikan konseling kepada siswa yang
mengalami kesulitan atau masalah dalam belajar supaya
dapat menemukan solusi yang tepat. Dengan tindakan
konseling yang diberikan kepada siswa yang mempunyai
kesulitan atau masalah dalam kegiatan belajar, secara
otomatis akan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.

b) Membantu Memecahkan Masalah yang Dihadapi Siswa

Peran guru BK di sekolah tidak hanya untuk


membantu siswa memecahkan masalah akademis dan
kegiatan belajarnya saja. Tetapi masalah lain seperti
hubungan sosial mereka di sekolah juga harus dipecahkan
karena berpotensi menganggu konsentrasi siswa.
Permasalahan non akademis yang mungkin dialami siswa
antara lain kesulitan dalam membangun hubungan atau
interaksi sosial dengan teman lainnya, masalah kepribadian,
masalah lingkungan, keluarga, dan lain sebagainya. Jika
dibiarkan, dikhawatirkan hal ini dapat membawa dampak
buruk pada perkembangan siswa di sekolah.

c) Membantu Mengetahui dan Mengembangkan Kemampuan


Siswa
Pengertian guru BK menurut Ws. Winkell adalah
seorang guru bidang studi yang telah mendapat pendidikan
formal sebagai tenaga pembimbing, di samping tetap
menjadi tenaga pengajar, ia juga memiliki kedudukan
sebagai tenaga bimbingan yang dibawahi oleh penyuluh
pendidikan dan bertugas memberi pelayanan bimbingan
sejauh tidak bertentangan dengan tugasnya sebagai tenaga
pengajar. Seorang guru BK memiliki wewenang untuk
memberi berbagai macam tes pada siswa guna mengetahui
kemampuan yang mereka miliki. Tes tersebut bisa berupa
tes IQ, tes minat bakat dan tes kepribadian siswa. Hasil dari
rangkaian tes tersebut dapat dijadikan acuan untuk
mengetahui semua aspek yang ada dalam diri siswa,
sehingga memudahkan untuk memberi bimbingan dan
konseling yang berguna bagi perkembangan mereka.

d) Sebagai Mediator

Peran guru BK selanjutnya adalah sebagai mediator


antara pihak sekolah dengan orangtua siswa, khususnya
ketika siswa tersebut mengalami masalah di sekolah.
Sekolah memang memiliki tanggung jawab untuk mendidik
siswa. Namun ada beberapa masalah yang perlu dilaporkan
dan dikomunikasikan kepada orang tua. Tidak semua
permasalahan siswa dapat diselesaikan oleh guru BK
sendiri. Kerjasama dengan orang tua juga akan sangat
membantu mengatasi kendala atau permasalahan yang
dMemberikan Motivasi Belajar Pada Siswaialami oleh
siswa.

e) Memberikan Motivasi Belajar Pada Siswa

Seorang guru BK harus mampu menjalankan peran


sebagai motivator belajar bagi siswa. Dengan keahlian yang
kreatif dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa,
diharapkan akan dapat menjadi penyemangat dan pemacu
keinginan siswa untuk meraih prestasi baik dari segi
akademik mamupun non akademik.

f) Memberikan Materi Pengembangan Diri dan Pelajaran


Budi Pekerti

Guru BK tidak hanya hadir saat siswa mengalami


permasalahan. Guru Bk juga harus memberikan materi
pengembangan diri dan pelajaran budi pekerti pada siswa.
Sejatinya sekolah tidak hanya mencetak siswa-siswa yang
pintar, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang baik
untuk menjadi bekal mereka di masa depan.

g) Memberikan Bantuan Kepada Guru Lain

Guru BK di sekolah tidak bekerja sendirian. Guru Bk


harus mau membantu guru lainnya yang membutuhkan
masukan mengenai metode belajar yang tepat dan
dibutuhkan oleh siswa. Jika ada guru yang belum
mengetahui karakteristik siswa dan metode belajar yang
tepat bagi mereka, guru BK dapat membagikan
pengetahuannya tentang karakteristik peserta didik dan
memberikan masukan mengenai metode pembelajaran yang
tepat seperti kebutuhan siswa.

Sesuai dengan ketenyuan Surat Keputusan Bersama Menteri


Pendididkan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor: 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1991
diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan
bimbingan bimbingan dan konseling yaitu pembimbing/konseling dengan
rasio satu orang guru pembimbing/konselor untuk 150 orang siswa.
Oleh karena kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru
pembimbing/konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk
tugas sebagai guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan
jam kerja guru pembimbing ditetapkan 36 jam/minggu, beban tugas
tersebut meliputi:
 Kegiatan penyusuanan program pelayanan dalam bidang
bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier,
serta semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang
dihargai sebanyak 12 jam.
 Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bimbingan pribadi-sosial,
bimbingan belajar, bimbingan karier serta semua jenis layanan,
termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
 Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan
pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua
jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai
sebanyak 6 jam.
 Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing/konselor
yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam,
selebihnya dihargai sebagai bonus dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) 10 – 15 siswa = 2 jam
b) 16 – 30 siswa = 4 jam
c) 31 – 45 siswa = 6 jam
d) 46 – 60 siswa = 8 jam
e) 61 – 75 siswa = 10 jam
f) 76 – atau selebihnya = 12 jam
BAB III
Penutup

D. Kesimpulan
Dari semua penjelasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Organisasi pelayanan BK meliputi kepala sekolah, koordinator
BK/guru, guru mata pelajaran/pelatih, wali kelas/guru pembina,
peserta didik/siswa, tata usaha, komite sekolah.
2. Mekanisme untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang
terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui
dua pendekatan yaitu pendekatan disiplin dan pendekatan bimbingan
dan konseling.
3. Bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing/konselor sebagai
suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata
pelajaran, maka beban tugas jam kerja guru pembimbing ditetapkan 36
jam/minggu.
Daftar Pustaka

Akhmadsudrajat,2008.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/penanga
nan-siswa-bermasalah-di-sekolah/html. Diakses pada tanggal 15
November 2016 pukul 12.05

Ketut Sukardi, Dewa. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Ketut Sukardi, Dewa. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Kustiyono. Dkk. Media Layanan Bimbingan dan Konseling.


Sidoarjo:MKKS Kabupaten Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai