“di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling”
Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya .Dan dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul organisasi
bimbingan konseling . Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling oleh dosen pembimbing
Elbina Mamla Saidah M.Pd.I. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan untuk bisa membuat makalah ini. Sehingga makalah
yang penulis lampirkan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan. Karena
makalah yang penulis buat ini masih jauh dari materi yang semestinya , selaku
penulis mohon maaf untuk itu, dan penulis akan senantiasa menerima masukan
dan saran untuk menyempurnakan makalah tersebut
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja yang termasuk organisasi pelayanan BK di sekolah?
2. Bagaimana mekanisme kerja BK di sekolah?
3. Apa saja beban tugas guru pembimbing/ konselor di sekolah?
C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Organisasi pelayanan BK.
2. Mekanisme kerja BK.
3. Beban tugas guru pembimbing/ konselor
BAB II
Pembahasan
1. Organisasi Pelayanan BK
Kepala Sekolah
Komite Tenaga Ahli
Sekolah Wakil Kepala Instansi
Sekolah
Tata Usaha
SISWA
Garis Komando
Garis Koordinsi
Garis Konsultasi
Pola Organisasi BK
1. Unsur KanDepdiknas (Ahli lain), adalah personil yang bertugas
melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah,Dalam hal ini adalah
Pengawas sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Kepala Sekolah ( bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung
jawab pendidikan pada satuan pendidikan ( SLTP, SMA, SMK) secara
keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling ( bersama guru pembimbing/
konselor sekolah ) adalah pelaksana utama pelayanan bimbingan dan
konseling.
4. Guru (Mata Pelajaran atau Praktik), adalah pelaksana pengajaran dan
praktik/latihan.
5. Wali kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi
pembinaan dan administrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran
siswa) satu kelas tertentu.
6. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran,
praktik/latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
7. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan
administrasi dan ketatausahaan.
8. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang
tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Hubungan antara Unsur Kandepdiknas dengan Kepala Sekolah dan
Koordinator BK adalah hubungan administratif. Hubungan antara Koordinator
BK dengan Guru dan Wali kelas adalah hubungan kerjasama sekaligus koordinatif
bila ditinjau dari garis administrasi Kepala Sekolah ke bawah. Sedangkan
hubungan Koordinator BK (dan Guru pembimbing/Konselor Sekolah), Guru Mata
Pelajaran, Wali Kelas dengan siswa adalah hubungan layanan.
2. Mekanisme Kerja BK
a. Analisis kebutuhan
Program layanan bimbingan dan konseling dirancang sesuai
dengan data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua. Data
kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan
dan rencana program bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta
ditindak lanjuti sesuai dengan prioritas data kebutuhan yang
difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan
dan konseling.
Kebutuhan dari peserta didik, satuan pendidikan, dan orang
tua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau
dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang
diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
(BK) sendiri atau fihak lain yang mempunyai kredibilitas dalam
menjalanan tes tersebut. Hasil identifikasi dianalisis dan
diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan
dan konseling.
b. Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk
merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi,
mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program
tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.
Sehingga, sejak awal sudah dirancang secara efisiensi dan
keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.
Program layanan bimbingan dan konseling direncanakan sebagai
program tahunan dan program semesteran.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan
aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke
dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan
memberikan informasi yang penting dalam pelaksanaan program
layanan dan akan diperlukan dalam mengevaluasi program dalam
kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli.
Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang
dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau
ditingkatkan.
Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data 3, diantaranya
sebagai berikut:
Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas,
Data jangka menengah merupakan data kumpulan dari
periode waktu tertentu, misalnya program semesteran maka
data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk
mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, dan
Data jangka panjang merupakan sebuah data akhir dari
serangkaian program misalnya program tahunan yang
merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta
didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar
dalam kalender akademik. Oleh karena itu, Proporsi waktu
perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkat
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor
atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang
dilayani.
Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta
didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam setiap
distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling
(BK) dalam setiap komponen program layanan bimbingan dan
konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam
satuan pendidikan.
Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan
konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen
dan administrasi.
Kalender aktivitas bimbingan dan konseling (BK)
merupakan sebuah perencanaan program semua komponen dan
bidang layanan bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan
kalender akademik satuan pendidikan.
d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses
pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan
dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar
pada ukuran (standar) tertentu.
Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis
dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
efisiensi, keefektivan, dan dampak dari program dan layanan
bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial
belajar, dan karir peserta didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan
akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan
dan konseling telah dicapai.
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program
bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling.
Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya.
Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas
program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan
merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua
peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan
untuk menyampaikan informasi secara efektif kepada seluruh
pemangku kepentingan.
Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi
pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau
guru bimbingan dan konseling.
f. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling akan menjadi sebuha alat yang sangat
penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan
dengan yang sudah direncanakan, mendukung setiap peserta didik
yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang sesuai,
mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci,
mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka
panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk
mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu direvisi,
atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk
mendukung perubahan dalam suatu sistem sekolah.
d) Sebagai Mediator
D. Kesimpulan
Dari semua penjelasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Organisasi pelayanan BK meliputi kepala sekolah, koordinator
BK/guru, guru mata pelajaran/pelatih, wali kelas/guru pembina,
peserta didik/siswa, tata usaha, komite sekolah.
2. Mekanisme untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang
terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui
dua pendekatan yaitu pendekatan disiplin dan pendekatan bimbingan
dan konseling.
3. Bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing/konselor sebagai
suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata
pelajaran, maka beban tugas jam kerja guru pembimbing ditetapkan 36
jam/minggu.
Daftar Pustaka
Akhmadsudrajat,2008.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/penanga
nan-siswa-bermasalah-di-sekolah/html. Diakses pada tanggal 15
November 2016 pukul 12.05