PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktifitas manusia membutuhkan bantuan
perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu aktifitasnya. Tak terkecuali
aktifitas pembelajaran di lembaga formal, informal, maupun nonformal. Bahkan
dalam kurikulum 2013 yang belum lama ini diberlakukan, kegiatan penggunaan
teknologi harus selalu terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran pada setiap
matapelajaran di sekolah. Hal ini tentu mengisyaratkan kepada para pendidik maupun
calon pendidik agar mampu menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan teknologi
yang mutakhir. Artinya, pendidik atau calon pendidik harus melek teknologi agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Oleh karena itu, makalah ini menyajikan bagaimana menggunakan dan
mnegintegrasikan teknologi dalam pembelajaran melalui konsep Blended
Learning.Pembahasan lebih jauh mengenai Blended Learning,akan dibahas dalam
bab II pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Blended Learning itu?
2. Bagaimana karakteristik Blended Learning?
3. Apa kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran Blended Learning?
4. Bagaimana prosedur Blended Learning?
5. Apa tugas kreatif yang harus dimiliki oleh pendidik dalam Blended Learning?
6. Bagaimana strategi calon pendidik untuk memenuhi tuntutan pembelajaran
Blended Learning?
C. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
mengenai:
1. Blended Learningdalam pembelajaran di sekolah.
2. Karakteristik Blended Learning.
3. Prosedur Blended Learning.
4. Kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran Blended Learning.
5. Tugas kreatif yang harus dimiliki oleh pendidik dalam Blended Learning.
6. Strategi calon pendidik untuk memenuhi tuntutan pembelajaran Blended Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Blended Learning
Blended learningistilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku
kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik.
Sedangkan learning merupakan pembelajaran.
Menurut Harding, Kaczynski dan Wood(2005), Blended learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka
dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam
pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan
pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang
berbasis web, tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended
learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber
belajar yang mungkin diperoleh.
Dengan demikian, Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran
yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat
memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan
antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan
peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar dengan
berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
1. Unsur-unsur Blended Learning
Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap
muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar
mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi. Pembelajaran tatap
muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi
cetak, audio visual, dan komputer, pendidik sebagai sumber belajar utama.
2. Klasifikasi Blended Learning
Klasifikasi Blended Learninguntuk memahami e-Learning beberapa ahli
mengklasifikasi berdasarkan karakteristik. Pada umumnya pembelajaran e-Learning
atau online adalah "asynchronous", di mana pendidik/guru/dosen/instruktur dan orang
yang belajar (siswa) tidak bertemu di saat yang sama. Ranganathan, Negash, dan
Wilcox (2007) membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu: (1)eLearningtanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, (2)e-Learningtanpa kehadiran tetapi
dengan komunikasi, (3)e-Learning dikombinasikan dengan kehadiran sesekali, (4) eLearningdigunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.
Model kedua lebih menekankan pada reduksi waktu belajar di dalam kelas
dengan aktifitas luar kelas seperti online dan aktifitas interaktif lainnya tanpa
meninggalkan F2F. Pendekatan ini dapat dilihat dalam core- and-spoke
model. Pada model ini, desainer akan menciptakan suatu pendekatan pelatihan
fundamental (biasanya onsite classroom atau web-based courseware ) dan
kemudian menyiapkan berbagai material, program-program interaktif,
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Blended learningdapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan
berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan
berbagai macam media dan teknologi.Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended
learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6
(enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e)
kerjasama, dan (f) evaluasi.
Ranganathan, Negash, dan Wilcox(2007), membagi empat jenis klasifikasi eLearning, yaitu: (1)e-Learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, (2 e-Learning
tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi, (3)e-Learning dikombinasikan dengan
kehadiran sesekali, (4) e-Learningdigunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.
Blended learningmemiliki dua kategori utama, yaitu peningkatan bentuk aktifitas
tatap-muka, dan Hybrid learning. Blended learningmemiliki berbagai kelebihan dan
kekurangan. Beberapa strategi yang dapat calon pendidik lakukan untuk
mengantisipasi tuntutan pembelajaran di masa yang akan datang menggunakan
Blended Learning:
Melakukan pendalaman pemahaman mengenai mata pelajaran yang akan
menjadi profesi pendidik kelak.
Mempelajari dan memahami dan peka terhadap kebutuhan pembelajaran sesuai
tuntutan jaman.
Mempelajari menguasai bahasa asing, khusunya bahasa Inggris.
Mempelajari mengoperasikan komputer.
Mempelajari mengelola software dan web.
Mempelajari dan memahami model pembelajaran tatap muka dan non tatap
muka, seperti online learning atau mobile learning.
B. Saran
Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang
mumpuni agar proses pembelajaran menggunakan program Blended Learningdapat
berjalan dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI
Noer, Muhammad.2010. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa
Depan. [online].Tersedia: http://www.muhammadnoer.com/2010/07/blendedlearning-mengubah-cara-kita-belajar-di-masa-depan/. Diakses tanggal 01
Februari 2014
http://noviagilang.blogspot.co.id/2014/04/makalah-blended-learning.html