Blended learning istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata,
blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik. Sedangkan learning
merupakan pembelajaran.
Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan
komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa Pelaksanaan pendekatan ini
memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa
meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran
berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai
macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan
teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara
pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul
yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada
pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran
yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional
dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
a. Peningkatan aktivitas tatap muka (face-to-face), bentuk pertama ini dilaksanakan dalam
model tatap muka akan tetapi terjadi peningkatan aktivitas belajar dan mengajar oleh
guru dan siswa dengan memanfaatkan jejaring teknologi informasi dan komunikasi,
jejaring web, memanfaatkan e-learning, web online, blog, dan sebagainya.
b. Pembelajaran campuran (hybrid learning), memadukan pembelajaran tatap muka di kelas
dengan pembelajaran secara online. Model ini mengurangi aktivitas tatap muka di kelas
sebagai akibat pengurangan aktivitas tatap muka dialihkan kedalam model pembelajaran
secara online dengan memanfaatkan TIK.
Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek
terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk
melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online
memeberikan pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama
pemelajar memiliki akses internet.
Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu sebagai berikut :
1. Tatap Muka, pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi
cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri, dalam pembelajaranberbasis Blended Learning, akan banyak sumber
belajar yang harus diakses oleh peserta didik, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya
terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga
pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh
dunia.
3. Aplikasi, aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah,
mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial, pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang
dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing.
Meskipunaplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran
pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama, keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran
berbasis Blended Learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka
konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah
kontrol pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik
bekerja secara mandiri dan berkolaborasi.
6. Evaluasi, evaluasi pembelajaran berbasis blended learningtentunya akan sangat berbeda
dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada
proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pelajar
berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas
pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar, maupun penilai pelajar lain.
Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila
jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran
mandiri via online.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
Blended learning merupakan suatu strategi belajar yang berasal dari pertimbangan-
pertimbangan dalam menyempurnakan sistem belajar e-learning. Dari studi yang ada, kendala
terbesar e-learning adalah proses interaksi langsung antara pemelajar dengan pebelajar.
Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pemelajar
dan sebaliknya pemelajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan
didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.
Hal ini menjawab mengapa program e-learning tidak selalu mendapat hasil memuaskan.
Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja
dan di mana saja, asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan
materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. secara sederhana dapat dikatakan seseorang
butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam pembelajaran
konvensional di ruang kelas.
Selain itu e-learning menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa
bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu
termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau
sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang
sendiri dan dia perlu orang lain. Belajar secara mandiri dibutuhkan motivasi dan kesadaran tinggi
dari pebelajarnya.
a. Komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah
dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang
perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata
ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir
eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk
banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.
Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri
dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk
menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen
komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg pelengkap).
Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas
terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas).
b. Komputer Server