Anda di halaman 1dari 7

BAB IV BLENDED LEARNING

1. PENGERTIAN BLENDED LEARNING

Blended learning istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata,
blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik. Sedangkan learning
merupakan pembelajaran.

Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan
komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa Pelaksanaan pendekatan ini
memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa
meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran
berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai
macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan
teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara
pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul
yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.

Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada
pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran
yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional
dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning

2. KARAKTERISTIK BLENDED LEARNING

Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:

Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya


pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan
belajar mandiri via online.
Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

3. PENERAPAN BLENDED E-LEARNING


Berdasarkan ungkapan Semler maka blended learning dapat diaplikasikan kedalam
pelaksanaan pembelajaran dengan dua model pembelajaran, yaitu:

a. Peningkatan aktivitas tatap muka (face-to-face), bentuk pertama ini dilaksanakan dalam
model tatap muka akan tetapi terjadi peningkatan aktivitas belajar dan mengajar oleh
guru dan siswa dengan memanfaatkan jejaring teknologi informasi dan komunikasi,
jejaring web, memanfaatkan e-learning, web online, blog, dan sebagainya.
b. Pembelajaran campuran (hybrid learning), memadukan pembelajaran tatap muka di kelas
dengan pembelajaran secara online. Model ini mengurangi aktivitas tatap muka di kelas
sebagai akibat pengurangan aktivitas tatap muka dialihkan kedalam model pembelajaran
secara online dengan memanfaatkan TIK.

4. TUJUAN BLENDED LEARNING

Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek
terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk
melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online
memeberikan pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama
pemelajar memiliki akses internet.

5. PROSEDUR BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN


Blended learning dibutuhkan pada saat :
Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.
Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
Membantu proses percepatan pengajaran.

Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu sebagai berikut :
1. Tatap Muka, pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi
cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri, dalam pembelajaranberbasis Blended Learning, akan banyak sumber
belajar yang harus diakses oleh peserta didik, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya
terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga
pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh
dunia.
3. Aplikasi, aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah,
mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial, pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang
dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing.
Meskipunaplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran
pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama, keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran
berbasis Blended Learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka
konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah
kontrol pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik
bekerja secara mandiri dan berkolaborasi.
6. Evaluasi, evaluasi pembelajaran berbasis blended learningtentunya akan sangat berbeda
dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada
proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pelajar
berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas
pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar, maupun penilai pelajar lain.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BLENDED LEARNING

A. Kelebihan blended learning :

Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki


kelebihan yang dapat saling melengkapi.
Pembelajaran lebih efektif dan efisien
Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar
semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.

B. Kekurangan blended learning :

Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila
jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran
mandiri via online.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet

7. BLENDED LEARNING DAN E-LEARNING

Blended learning merupakan suatu strategi belajar yang berasal dari pertimbangan-
pertimbangan dalam menyempurnakan sistem belajar e-learning. Dari studi yang ada, kendala
terbesar e-learning adalah proses interaksi langsung antara pemelajar dengan pebelajar.
Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pemelajar
dan sebaliknya pemelajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan
didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.
Hal ini menjawab mengapa program e-learning tidak selalu mendapat hasil memuaskan.
Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja
dan di mana saja, asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan
materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. secara sederhana dapat dikatakan seseorang
butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam pembelajaran
konvensional di ruang kelas.

Selain itu e-learning menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa
bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu
termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau
sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang
sendiri dan dia perlu orang lain. Belajar secara mandiri dibutuhkan motivasi dan kesadaran tinggi
dari pebelajarnya.

Berdasarkan pertimbangan permasalah tersebut, motode pembelajaran yang lebih efektif


digunakan adalah blended learning, dimana siswa dapat belajar secara mandiri dan secara
konvensional, keduanya menawarkan kelebihan-kelebihan yang dapat saling melengkapi.
BAB V INFRASTRUKTUR PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

A. RUANG LINGKUP TEKNOLOGI DAN INFORMASI


Secara garis besar, teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
perangkat lunak dan perangkat keras.
1. Perangkat keras berhubungan dengan peralatan-peralatan yang bersifat fisik, seperti
memori, printer, dan keyboard.
2. Perangkat lunak berhubungan dengan instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras
supaya bekerja sesuai instruksi.

Pengelompokan Teknologi Informasi


Teknologi informasi dapat dikelompokan menjadi 6 teknologi yakni :
1) Teknologi Masukan
Adalah perangkat yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya.
2) Teknologi Keluaran
Supaya diterima oleh pemakai yang membutuhkan, informasi perlu disajikan dalam
berbagai bentuk. Dalam hal ini, teknologi keluaran mempunyai andil yang cukup besar.
Karena pada umumnya, informasi disajikan dalan monitor.
3) Teknologi Perangkat Lunak
Untuk menciptakan informasi, diperlukan perangkat lunak atau sering disebut program.
Perangkat lunak merupakan program-program computer yang berguna untuk menjelaskan
suatu pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki.
4) Teknologi Penyimpan
Media penyimpanan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Tingkat redudansi yang kecil
Kecepatan tinggi sesuai atau sesuai yang dibutuhkan
Open (bersifat terbuka antar vendor system operasi ataupun peyimpanan)
5) Teknologi Telekomunikasi
Teknologi telekomunikasi terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang
menyebarkan informasi dari system dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi ini dapat
menyebarkan teks, data, grafik, suara, dokumen, atau video.
6) Mesin Pemroses
Adalah bagian penting dala teknologi informasi yang berfungsi untuk mengingat data
atau program (berupa komponen memori) dan mengeksekusi program (berupa komponen
CPU)
B. PENDUKUNG PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
1.PERANGKAT KERAS ( HARDWARE)

a. Komputer

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah
dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang
perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata
ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir
eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk
banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri
dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk
menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen
komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg pelengkap).
Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas
terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas).
b. Komputer Server

Anda mungkin juga menyukai