E-mail: muhfadhiljufri@gmail.com
Abstract
Self-Blended Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan elemen pembelajaran
mandiri dengan pemanfaatan teknologi dan sumber daya online, memberikan peserta didik kebebasan untuk
memilih program online sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Meskipun memberikan fleksibilitas dan
meningkatkan motivasi siswa, pendekatan ini menuntut tanggung jawab dari lembaga pendidik untuk
menyediakan program online yang beragam dan berkualitas. Dalam SELF-Blended Learning, aspek sosial,
sistem pendukung, dan peran guru memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman pembelajaran yang
fleksibel, interaktif, dan berorientasi pada siswa. Melalui integrasi teknologi dan sumber daya online,
Self-Blended Learning memberikan potensi untuk meningkatkan kemandirian siswa, mengakses beragam materi
pembelajaran, dan membangun komunitas pembelajaran yang berinteraksi secara positif. Dengan komitmen
yang tepat, pendekatan ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan pendidikan yang adaptif dan inovatif.
Kesimpulan dari analisis ini menekankan pentingnya penyediaan program online yang berkualitas, pelibatan
aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan peran guru sebagai fasilitator dalam menciptakan pengalaman
pembelajaran yang efektif.
Keywords: Blended, Self-Blended learning, online
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi, komunikasi, dan informasi, terutama internet, mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan sangat berdampak pada dunia pendidikan. Pada saat ini
sudah menjadi tuntutan bagi pengajar agar mampu memanfaatkan teknologi, komunikasi dan
informasi menjadi sumber, media dalam menunjang proses pembelajaran (Widayati &
Sholikhah, 2022). Proses belajar akan berlangsung terus menerus seiring berjalannya waktu
seperti era digital saat ini yang berimbas pada penyempurnaan mutu dan kualitas belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Widiara, 2018). Namun, sebelumnya metode
pembelajaran yang dominan adalah proses pembelajaran kelas (klasikal) dengan pendekatan
ceramah menjadi strategi pembelajaran yang populer, dimana proses belajar sangat terikat
pada dimensi ruang dan waktu antara guru dan siswa yang harus saling bertatap muka.
Sehingga, dapat menghambat kemampuan siswa dalam mencari sumber belajar tambahan di
luar materi yang disampaikan oleh guru. Namun, pada era digital ini, guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar utama, karena informasi dapat dengan cepat dan mudah diakses
dari berbagai sumber yang tersedia. Kemudian, Blended learning menjadi pilihan untuk
mengatasi kelemahan yang muncul dari metode pembelajaran tatap muka yang didominasi
guru dan e-learning yang minim keterlibatan guru secara langsung (Puspitarini, 2022). Salah
satu inovasi era digital dalam dunia pendidikan adalah penggunaan model Blended Learning.
Blended Learning merupakan strategi pembelajaran yang menggabungkan pendekatan
tatap muka di kelas dengan pembelajaran berbasis e-learning, menciptakan perpaduan antara
metode konvensional dan teknologi digital. E-learning, sebagai bentuk pembelajaran digital,
memungkinkan akses tanpa batasan ruang dan waktu, serta meningkatkan interaksi dan
efektivitas pembelajaran (Nande & Irman, 2021). Blended Learning memberikan peluang
bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam era digital, memfasilitasi
interaksi guru-siswa di dalam dan di luar kelas, serta mendorong kemandirian siswa dalam
1
memperoleh materi online dan mengembangkan keterampilan teknologi serta akses informasi
edukatif. Selain itu, pendekatan ini menciptakan proses belajar yang efisien dan efektif,
memajukan interaksi antara guru dan siswa, serta antar siswa sendiri (Fahma, 2023).
Model Pembelajaran Self-Blended merupakan pendekatan inovatif yang menggabungkan
antara pembelajaran mandiri (self-directed learning) dan pembelajaran berbantuan teknologi
(blended learning). Pendekatan ini bertujuan sebagai respons terhadap perkembangan
teknologi dan kebutuhan akan fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
self-blended memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan
gaya belajar masing-masing, sambil tetap mendapatkan bimbingan dari guru (Sulistyaningsih,
2021). Model self-blended pada pembelajaran biologi memungkinkan siswa untuk belajar
tentang konsep-konsep biologi melalui materi-materi yang disediakan secara online,
sementara guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam membimbing siswa dalam memahami
materi tersebut. Dengan adanya model pembelajaran self-blended, siswa dapat
mengembangkan keterampilan belajar mandiri, serta memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep biologi melalui pemanfaatan teknologi yang ada. Selain itu,
model ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa karena penggunaan
teknologi dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan
interaktif (Dewi, et al., 2019).
Dengan demikian, akan dibahas lebih lanjut tentang model pembelajaran self-blended
pada pembelajaran biologi di sekolah, termasuk sintaks, social system, prinsip reaksi, support
system implementasi, manfaat, dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan
model ini. Diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana
model pembelajaran self-blended dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran biologi di
sekolah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini disusun menggunakan konsep tinjauan pustaka dengan metode
Systematic Literature Review (SLR). Metode ini dilakukan dengan identifikasi, mengkaji,
evaluasi, serta menafsirkan seluruh penelitian yang tersedia. Peneliti melakukan review
terhadap artikel-artikel yang sesuai dengan topik pertanyaan penelitian. Proses review
dilakukan secara sistematis dan terstruktur pada setiap prosesnya dengan mengikuti
tahapan-tahapan yang telah ditentukan (Triandini et al., 2019). Kemudian, peneliti melakukan
kajian mendalam terhadap artikel yang sudah di review tersebut. Teknik Systematic Literature
Review dilakukan dengan lima tahapan langkah yaitu: (1) membuat perumusan terhadap
pertanyaan penelitian, (2) memetakan dan mencari artikel yang sesuai dengan pertanyaan
penelitian yang diajukan, (3) melakukan inklusi/klasifikasi dan eksklusi/evaluasi dengan
menyeleksi terhadap artikel yang sudah dikumpulkan, (4) menyajikan dan mengolah data, (5)
menginterpretasi hasil temuan dalam artikel tersebut dan berakhir pada penarikan kesimpulan.
Langkah pertama yang peneliti lakukan yakni menentukan tema yang akan dikaji.
Adapun tema yang diambil oleh Peneliti yaitu “model pembelajaran Self-Blended dalam
bidang biologi” sebagai topik yang akan digunakan dalam penelitian. Pengumpulan data studi
literatur dilakukan dengan cara mencari artikel google scholar melalui aplikasi Publish or
Perish (PoP) serta Google Scholar menggunakan keyword “Pembelajaran Biologi dengan
model pembelajaran Self-Blended ”. Peneliti membatasi jumlah sebanyak 30 artikel dari tahun
2015 sampai 2023. Kemudian, peneliti menyaring kembali melalui tahapan seleksi satu per
satu terhadap isi artikel. Setelah dilakukan analisis, ditemukan 20 artikel yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya dari bermacam ragam artikel tersebut, peneliti akan
memilih 16 artikel yang akan direview, dianalisis, dan dikaji ulang secara detail dan berkaitan
2
dengan tema yang diteliti. Berikut ini adalah bagan tahapan yang dilakukan peneliti dalam
melakukan studi literatur SLR melalui PoP
3
and Education blended learning dinilai mudah
Sebelas Maret untuk diakses, namun ada juga
University sebagian kecil peserta yang
mengalami kesulitan dalam
mengaksesnya. Tantangan yang
dihadapi peserta dalam
pembelajaran mandiri berbasis
blended learning. Beberapa peserta
mengalami kesulitan dalam
menggunakan username dan
password untuk mengakses
pembelajaran, serta kesulitan
dalam mengunduh modul
pembelajaran. Selain itu, ada juga
peserta yang tidak dapat
menggunakan pesan-pesan yang
disediakan oleh Moodle. Pengaruh
pengetahuan dan pelatihan
sebelumnya terhadap hasil
penilaian laporan CAR. Peserta
yang memiliki pengetahuan dan
pelatihan sebelumnya cenderung
memiliki performa yang lebih baik
dalam menulis laporan CAR
dibandingkan dengan peserta yang
tidak memiliki pengetahuan dan
pelatihan tersebut.
3 (Apsari, 2023) Jurnal Inovasi SMA Hang Hasil penelitian ini membahas
Pembelajaran Tuah 2 pengembangan alat pembelajaran
Biologi Sidoarjo. blended learning berbasis sistem
manajemen pembelajaran Canvas
untuk materi keanekaragaman
hayati dalam pendidikan biologi.
Validasi menunjukkan bahwa
lembar kerja siswa yang
dikembangkan sangat valid dan
cocok untuk pembelajaran mandiri.
Kepraktisan alat pembelajaran juga
dikonfirmasi melalui tanggapan
positif dari siswa. Artikel ini
menekankan manfaat blended
learning dan penggunaan sistem
manajemen pembelajaran Canvas
dalam meningkatkan pembelajaran
yang diatur oleh siswa.
4 (Muis,Bahri, Jurnal SMA Negeri Hasil penelitian yang telah
2018). Biology 1 Pangkajene dilakukan menunjukkan
Teaching and Sidrap atensi/ketertarikan siswa terhadap
Learning penggunaan quipper school dalam
pengelolaan blended learning
4
menunjukkan secara umum
tanggapan yang positif. Ini berarti
bahwa e-learning quipper school
menumbuhkan kesenangan belajar
siswa, menghilangkan kesalahan
pemahan konsep, meningkatkan
retensi siswa, dan membuat siswa
lebih mudah memahami pelajaran.
Walaupun sebagian responden
belum pernah terlibat dalam
pembelajaran BL atau mengikuti
BL hanya sebatas tugas untuk
mencari informasi melalui internet,
tetapi sebagian besar responden
senang terhadap aktivitas tersebut.
Atensi reponden yang tinggi
terhadap penerapan BL terlihat dari
respon positif mereka agar
sebagian besar pembelajaran
dilaksanakan dengan
memanfaatkan ICT dan mereka
ingin mengikuti pembelajaran BL
terlepas dari strategi itu cocok atau
tidak cocok dengan cara/kebiasaan
belajarnya. Sejalan dengan Kirna
et. al.(2015) menemukan bahwa
tingkat atensi siswa terhadap
pembelajaran yang disampaikan
secara BL termasuk kategori tinggi.
BL terlah dipandang positif oleh
siswa SMA, sehingga perlu
dipertahankan melalui perancangan
dan perencanaan BL yang baik.
Respon siswa dilihat dari aspek
ketertarikan/relevance juga
menunjukkan tanggapan yang
positif. Siswa menganggap bahwa
penerapan quipper school menarik
dan tidak membosankan, serta
memberikan waktu yang efisien
bagi siswa dalam memahami
konsep dengan baik. Respon positif
siswa juga terlihat pada aspek
percaya diri/confidance diri. siswa
lebih termotivasi untuk belajar,
meningkatkan penalaran individu
membantu proses berpikir kritis
siswa.
5
5 (Pitaloka et al., Jurnal SMP Negeri 6 Blended learning dengan guided
2020) Pendidikan Lahewa inquiry lebih banyak menghabiskan
Biologi waktu untuk mencari informasi
dalam penyusunan prosedur seperti
membaca banyak artikel ilmiah dan
merancang prosedur penelitian.
Proses pencarian informasi tersebut
dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
menentukan informasi,
mengevaluasi, dan menggunakan
informasi. Adanya kegiatan
pencarian informasi tersebut dapat
mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam memvalidasi
informasi berdasarkan literatur
yang didapat. Adanya tuntutan
peserta didik untuk menyusun
prosedur penelitian secara mandiri
juga akan mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
mendesain penelitian ilmiah (Adi,
Suwono, & Suarsini, 2017: 1374)
Sehingga kemampuan peserta didik
tersebut dapat meningkatkan
literasi sains.
6 (Ismirawanti et Jurnal Biotek SMAN 2 Pembelajaran blended learning
al., 2022) Kota dapat menjadi solusi yang baik
Pare-pare dalam pembelajaran berbasis
teknologi. Seorang guru sebaiknya
membantu siswa bimbingan untuk
berusaha mengembangkan
kemandirian belajar mereka
(Cheah, 2009). Seorang guru juga
perlu membantu siswa untuk
menjadi pemikir kritis yang efektif.
Keterampilan berpikir kritis yang
dibutuhkan dalam proses
pembelajaran menekankan pada
pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Guru harus memperhatikan
metode dalam pembelajaran untuk
dapat memberdayakan kemampuan
atau keterampilan berpikir kritis
siswa serta kemandirian belajarnya
(Duron et al., 2006).
7 (Martha et al., Jurnal Dalam penelitian ini, BELSSE
2022) Cakrawala (Blended of E-Learning System
Pendas Self-Efficacy) adalah pendekatan
pembelajaran yang memadukan
6
pembelajaran tradisional dan online
untuk menawarkan kepercayaan
diri siswa pada kemampuan
mereka untuk menggunakan
"sistem dan teknologi e-learning"
untuk belajar (Warren et al., 2021).
Dimana dalam penelitian ini
menjadikan BELSSE sebagai
faktor external yang mendukung
dalam menggunakan Model TAM
ini,Variabel eksternal yang
disebutkan dalam model TAM asli
dapat mempengaruhi utilitas yang
dirasakan (PU) dan kegunaan
(PEOU) ,(Al-Azawei et al.,
2017);(I. F. Liu et al., 2010).
8 (Palennari et al., Jurnal Jurusan Penerapan blended learning dapat
2021). Sainsmat Biologi UNM memotivasi peserta didik untuk
dapat mengatur cara belajarnya.
Hal ini sesuai dengan temuan
Hamidah (2019) bahwa
penggunaan blended learning dapat
meningkatkan self-efficacy peserta
didik. Mahasiswa yang mampu
mengatur cara belajarnya bearti
mahasiswa tersebut memilik
keyakinan terhadap penguasaan
materi pembelajaran. Demikian
pula, Self Regulated Learning yang
meningkat bisa seiring dengan
meningkatnya selfefficacy
mahasiswa. Menurut Bandura
(1999, 2010) ada beberapa bentuk
dan cara untuk menumbuhkan Self
Regulated Learning dalam
pembelajaran antara lain keyakinan
seorang individu mengenai
kemampuannya dalam
mengorganisasikan dan
menyelesaikan tugasnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa peserta
didik yang memiliki Self Regulated
Learning maka mereka merasa
yakin mampu melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan belajarnya.
Hal ini disebabkan karena blended
learning menjadikan mahasiswa
dapat mengatur cara belajarnya.
Hal ini sesuai dengan temuan Ting
& Chao, (2013) dan Chang, (2014)
7
bahwa pada blended learning
mahasiswa memiliki Self
Regulated Learning yang baik.
9 (Ananda, Jurnal Riset Program studi Hasil penelitian yang telah
Mirwanti, & Ilmiah profesi Ners dilakukan menunjukkan bahwa
Permana, 2023) Fakultas gambaran self-efficacy mahasiswa
Keperawatan profesi Ners ini mayoritas memiliki
Universitas self-efficacy tingkat tinggi
Padjadjaran sebanyak 118 (61,5%). Hal ini
sejalan dengan penelitian Chung et
al (2022) yang menunjukkan
adanya temuan metode blended
learning dalam kurikulum dapat
meningkatkan self-efficacy
dibandingkan mahasiswa yang
tidak melakukan metode tersebut
hal ini ditunjukkan dengan nilai (p
< 0.001). Didukung dengan
penelitian Hasnah & Nur Solikah
(2022), dilihat hasil dari pre-test
dan pos-test nilai kognitif dan
psikomotor keduanya memiliki
nilai yang signifikan (p value =
0.000) bahwa blended learning
dapat meningkatkan kemampuan
kognitif serta psikomotor pada
mahasiswa keperawatan.
10 (Ningsih & Jurnal Ilmiah Madrasah Hasil penelitian ini menunjukkan
Jayanti, 2022) Pendidikan Aliyah Swasta bahwa, ditinjau dari hasil belajar
MIPA siswa dan efikasi diri yang
memanfaatkan paradigma
tradisional secara signifikan lebih
efektif dibandingkan satu sama
lain. Dalam paradigma Blended
Learning, kemampuan siswa
kapasitas untuk merumuskan
masalah, menemukan konsep
sendiri, dan mengkomunikasikan
hasil dapat dilakukan dengan
membantu siswa meningkatkan
hasil belajar dan efikasi diri. Oleh
karena itu, model blended learning
hendaknya dijadikan alternatif
model yang cocok untuk
menunjang proses pembelajaran
Biologi SMA/MA di Indonesia
agar siswa lebih aktif berdiskusi
dan memecahkan masalah masalah
yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang dipelajari dan
8
membimbing siswa untuk
menemukan konsep mandiri untuk
memecahkan suatu masalah
sehingga siswa menjadi lebih yakin
dan percaya pada dirinya. Model
blended learning diharapkan dapat
digunakan oleh guru di masa depan
sebagai model alternatif untuk
membantu siswa memperoleh
efikasi diri yang baik, yang akan
bermanfaat bagi hasil belajar
biologi mereka.
11
Kotagede, dalam meningkatkan kemampuan
Yogyakarta. berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika. Hasil
pretest menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa dalam
berpikir kritis antara kelas
eksperimen (Blended Learning)
dan kelas kontrol (konvensional)
sebanding. Namun, setelah
diterapkan Blended Learning,
terjadi peningkatan yang signifikan
dalam kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas eksperimen. Hasil
posttest menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa Blended Learning dapat
merangsang siswa untuk lebih
aktif, bertanya, dan mengerjakan
tugas dengan lebih baik. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa Blended
Learning efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
KESIMPULAN
Self-Blended Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan peserta
didik kebebasan untuk memilih program online sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Meskipun memberikan fleksibilitas dan meningkatkan motivasi siswa, pendekatan ini juga
menuntut tanggung jawab dari lembaga pendidik untuk menyediakan program online yang
beragam dan berkualitas. Dalam Self-Blended Learning, aspek sosial, sistem pendukung, dan
peran guru memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman pembelajaran yang
fleksibel, interaktif, dan berorientasi pada siswa. Melalui integrasi teknologi dan sumber daya
online, Self-Blended Learning memberikan potensi untuk meningkatkan kemandirian siswa,
mengakses beragam materi pembelajaran, dan membangun komunitas pembelajaran yang
berinteraksi secara positif. Dengan komitmen yang tepat, pendekatan ini dapat menjadi
landasan untuk pengembangan pendidikan yang adaptif dan inovatif.
14
Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh asisten mata kuliah Model-Model
Pembelajaran Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Makassar dan Andi Citra Pratiwi S. Pd., M. Ed selaku dosen pengampuh
mata kuliah Model-Model Pembelajaran atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
REFERENSI
Ananda, S. D., Mirwanti, R., & Permana, R. H. (2023). GAMBARAN SELF-EFFICACY
DALAM MELAKSANAKAN BLENDED LEARNING SELAMA PANDEMI PADA
PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(8),
2961-2970.
Apsari, A. W., & Ambarwati, R. (2023). Development of Blended Learning Tools for
Biodiversity Material to Increase Self Regulated Learning for Student. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Biologi, 4(2), 80-99.
Ayuningtyas, D. R., & Prastowo, A. (2022). Efektivitas Model Blended Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(6), 9285-9293.
Cahyadi, F. D., Suciati, S., & Probosari, R. M. (2012). Penerapan blended learning dalam
pembelajaran biologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
IPA 4 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi, 4(1).
Dewi, K. C., Ciptayani, P. I., Surjono, H. D., & Priyanto, P. (2019). Blended Learning:
Konsep dan Implementasi pada Pendidikan Tinggi Vokasi.
Fahma, F. D., Ibunda, M. R., & Sovia, M. A. (2023). Literature Review: Blended Learning
sebagai Alternatif Pembelajaran Biologi pada Era Digital. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi (Vol. 3, No. 1, pp. 1109-1118).
Karmakar, K., & Bhattacharjee, R. (2023). Identifying the influencing factors of self-directed
blended learning.
Martha, M. (2022). PENGARUH BLENDED E-LEARNING SYSTEM SELF-EFFICACY
TERHADAP MINAT SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN TAM. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(4),
1081-1094.
Muis, A., & Bahri, A. (2018). Respon guru dan siswa SMA terhadap penggunaan Quipper
School dalam blended learning pada pembelajaran biologi. Biology Teaching and
Learning, 1(2), 167-171.
Mustaqim, M., Ismirawati, I., & Bahri, A. (2022). The potential of ERCoRe learning model
on students' creative thinking skills. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 7(2), 283-289.
Ningsih, E. L. C., & Jayanti, U. N. A. D. (2022). Discovery Blended Learning in Biology: Its
Effectiveness on Self-Efficacy and Student Learning Outcomes in the New Normal Era.
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 12(2).
Palennari, M., & Daud, F. (2021). Hubungan Antara Self Regulated Learning dengan Self
Efficacy Mahasiswa melalui Strategi Blended Learning pada Perkuliahan Biologi Dasar.
Jurnal Sainsmat, 10(2), 172-177.
Pitaloka, N. L., Anggraini, H. W., Kurniawan, D., Erlina, E., & Jaya, H. P. (2020). Blended
learning in a reading course: Undergraduate EFL students’ perceptions and experiences.
Indonesian Research Journal in Education| IRJE|, 43-57.
Priya, J. J., & Gowrishankar, M. (2022). Blended Learning Approach: Significance of Flex
and Self-Blend Models. Constructivism in Teaching and Learning, 178.
Puspitarini, D. (2022). Blended Learning sebagai Model Pembelajaran Abad 21. Ideguru:
Jurnal Karya Ilmiah Guru, 7(1), 1–6.
15
Sulistyaningsih, D. (2021). BUKU MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
BRBASIS STEM.
Widayati, S., & Sholikhah, N. (2022). Blended Learning , Alternatif Pembelajaran Era 4.0
Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan. Koloni: Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(2),
685–690.
16