Anda di halaman 1dari 16

Kajian Literatur tentang Model Pembelajaran Self-Blended pada

Pembelajaran Biologi Sekolah


Muhammad Fadhil Jufri 1, Sulfaida 2, Khusnul Khatimah 3, Nasrianti4
1) 2) 3) 4)
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Makassar

E-mail: muhfadhiljufri@gmail.com

Abstract
Self-Blended Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan elemen pembelajaran
mandiri dengan pemanfaatan teknologi dan sumber daya online, memberikan peserta didik kebebasan untuk
memilih program online sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Meskipun memberikan fleksibilitas dan
meningkatkan motivasi siswa, pendekatan ini menuntut tanggung jawab dari lembaga pendidik untuk
menyediakan program online yang beragam dan berkualitas. Dalam SELF-Blended Learning, aspek sosial,
sistem pendukung, dan peran guru memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman pembelajaran yang
fleksibel, interaktif, dan berorientasi pada siswa. Melalui integrasi teknologi dan sumber daya online,
Self-Blended Learning memberikan potensi untuk meningkatkan kemandirian siswa, mengakses beragam materi
pembelajaran, dan membangun komunitas pembelajaran yang berinteraksi secara positif. Dengan komitmen
yang tepat, pendekatan ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan pendidikan yang adaptif dan inovatif.
Kesimpulan dari analisis ini menekankan pentingnya penyediaan program online yang berkualitas, pelibatan
aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan peran guru sebagai fasilitator dalam menciptakan pengalaman
pembelajaran yang efektif.
Keywords: Blended, Self-Blended learning, online

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi, komunikasi, dan informasi, terutama internet, mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan sangat berdampak pada dunia pendidikan. Pada saat ini
sudah menjadi tuntutan bagi pengajar agar mampu memanfaatkan teknologi, komunikasi dan
informasi menjadi sumber, media dalam menunjang proses pembelajaran (Widayati &
Sholikhah, 2022). Proses belajar akan berlangsung terus menerus seiring berjalannya waktu
seperti era digital saat ini yang berimbas pada penyempurnaan mutu dan kualitas belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Widiara, 2018). Namun, sebelumnya metode
pembelajaran yang dominan adalah proses pembelajaran kelas (klasikal) dengan pendekatan
ceramah menjadi strategi pembelajaran yang populer, dimana proses belajar sangat terikat
pada dimensi ruang dan waktu antara guru dan siswa yang harus saling bertatap muka.
Sehingga, dapat menghambat kemampuan siswa dalam mencari sumber belajar tambahan di
luar materi yang disampaikan oleh guru. Namun, pada era digital ini, guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar utama, karena informasi dapat dengan cepat dan mudah diakses
dari berbagai sumber yang tersedia. Kemudian, Blended learning menjadi pilihan untuk
mengatasi kelemahan yang muncul dari metode pembelajaran tatap muka yang didominasi
guru dan e-learning yang minim keterlibatan guru secara langsung (Puspitarini, 2022). Salah
satu inovasi era digital dalam dunia pendidikan adalah penggunaan model Blended Learning.
Blended Learning merupakan strategi pembelajaran yang menggabungkan pendekatan
tatap muka di kelas dengan pembelajaran berbasis e-learning, menciptakan perpaduan antara
metode konvensional dan teknologi digital. E-learning, sebagai bentuk pembelajaran digital,
memungkinkan akses tanpa batasan ruang dan waktu, serta meningkatkan interaksi dan
efektivitas pembelajaran (Nande & Irman, 2021). Blended Learning memberikan peluang
bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam era digital, memfasilitasi
interaksi guru-siswa di dalam dan di luar kelas, serta mendorong kemandirian siswa dalam

1
memperoleh materi online dan mengembangkan keterampilan teknologi serta akses informasi
edukatif. Selain itu, pendekatan ini menciptakan proses belajar yang efisien dan efektif,
memajukan interaksi antara guru dan siswa, serta antar siswa sendiri (Fahma, 2023).
Model Pembelajaran Self-Blended merupakan pendekatan inovatif yang menggabungkan
antara pembelajaran mandiri (self-directed learning) dan pembelajaran berbantuan teknologi
(blended learning). Pendekatan ini bertujuan sebagai respons terhadap perkembangan
teknologi dan kebutuhan akan fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
self-blended memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan
gaya belajar masing-masing, sambil tetap mendapatkan bimbingan dari guru (Sulistyaningsih,
2021). Model self-blended pada pembelajaran biologi memungkinkan siswa untuk belajar
tentang konsep-konsep biologi melalui materi-materi yang disediakan secara online,
sementara guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam membimbing siswa dalam memahami
materi tersebut. Dengan adanya model pembelajaran self-blended, siswa dapat
mengembangkan keterampilan belajar mandiri, serta memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep biologi melalui pemanfaatan teknologi yang ada. Selain itu,
model ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa karena penggunaan
teknologi dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan
interaktif (Dewi, et al., 2019).
Dengan demikian, akan dibahas lebih lanjut tentang model pembelajaran self-blended
pada pembelajaran biologi di sekolah, termasuk sintaks, social system, prinsip reaksi, support
system implementasi, manfaat, dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan
model ini. Diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana
model pembelajaran self-blended dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran biologi di
sekolah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini disusun menggunakan konsep tinjauan pustaka dengan metode
Systematic Literature Review (SLR). Metode ini dilakukan dengan identifikasi, mengkaji,
evaluasi, serta menafsirkan seluruh penelitian yang tersedia. Peneliti melakukan review
terhadap artikel-artikel yang sesuai dengan topik pertanyaan penelitian. Proses review
dilakukan secara sistematis dan terstruktur pada setiap prosesnya dengan mengikuti
tahapan-tahapan yang telah ditentukan (Triandini et al., 2019). Kemudian, peneliti melakukan
kajian mendalam terhadap artikel yang sudah di review tersebut. Teknik Systematic Literature
Review dilakukan dengan lima tahapan langkah yaitu: (1) membuat perumusan terhadap
pertanyaan penelitian, (2) memetakan dan mencari artikel yang sesuai dengan pertanyaan
penelitian yang diajukan, (3) melakukan inklusi/klasifikasi dan eksklusi/evaluasi dengan
menyeleksi terhadap artikel yang sudah dikumpulkan, (4) menyajikan dan mengolah data, (5)
menginterpretasi hasil temuan dalam artikel tersebut dan berakhir pada penarikan kesimpulan.
Langkah pertama yang peneliti lakukan yakni menentukan tema yang akan dikaji.
Adapun tema yang diambil oleh Peneliti yaitu “model pembelajaran Self-Blended dalam
bidang biologi” sebagai topik yang akan digunakan dalam penelitian. Pengumpulan data studi
literatur dilakukan dengan cara mencari artikel google scholar melalui aplikasi Publish or
Perish (PoP) serta Google Scholar menggunakan keyword “Pembelajaran Biologi dengan
model pembelajaran Self-Blended ”. Peneliti membatasi jumlah sebanyak 30 artikel dari tahun
2015 sampai 2023. Kemudian, peneliti menyaring kembali melalui tahapan seleksi satu per
satu terhadap isi artikel. Setelah dilakukan analisis, ditemukan 20 artikel yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya dari bermacam ragam artikel tersebut, peneliti akan
memilih 16 artikel yang akan direview, dianalisis, dan dikaji ulang secara detail dan berkaitan
2
dengan tema yang diteliti. Berikut ini adalah bagan tahapan yang dilakukan peneliti dalam
melakukan studi literatur SLR melalui PoP

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil data penelitian yang dimasukkan dalam kajian literatur ini merupakan analisis dan
rangkuman dari artikel terkait model pembelajaran Self-Blended learning.
Table 1. Model Pembelajaran Berbasis Web pada Pembelajaran Biologi di Sekolah
Peneliti & Lokasi
No. Jurnal Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1. (Fahma et al., Prosiding Program Studi Dalam pembahasan jurnal ini,
2023) SEMNAS BIO Pendidikan Blended Learning dianggap
2023 UIN Biologi, sebagai alternatif pembelajaran
Raden Fatah Universitas biologi yang efektif di era digital.
Palembang Negeri Blended Learning menggabungkan
Padang pembelajaran daring dan tatap
muka di kelas, menciptakan
pengalaman pembelajaran yang
lebih interaktif dan menyeluruh.
Pembelajaran Blended Learning
memungkinkan siswa untuk belajar
secara mandiri dan fleksibel,
meningkatkan keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa
Blended Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar
siswa dan keterampilan pengaturan
diri mereka. Namun, implementasi
Blended Learning juga memiliki
tantangan, seperti keterbatasan
akses teknologi dan kecakapan
guru dalam menggunakan
teknologi. Oleh karena itu, penting
bagi guru untuk memaksimalkan
potensi Blended Learning dengan
memilih strategi dan teknologi
yang sesuai, serta memberikan
dukungan dan bimbingan kepada
siswa dalam proses pembelajaran.
2 (Setiadi et al., Proceeding - Hasil penelitian menunjukkan
2016) The 2nd Persepsi dan pengalaman peserta
International terkait pembelajaran mandiri
Conference berbasis blended learning dalam
On Teacher konteks melakukan Classroom
Training Action Research (CAR). Sebagian
besar peserta menyatakan bahwa

3
and Education blended learning dinilai mudah
Sebelas Maret untuk diakses, namun ada juga
University sebagian kecil peserta yang
mengalami kesulitan dalam
mengaksesnya. Tantangan yang
dihadapi peserta dalam
pembelajaran mandiri berbasis
blended learning. Beberapa peserta
mengalami kesulitan dalam
menggunakan username dan
password untuk mengakses
pembelajaran, serta kesulitan
dalam mengunduh modul
pembelajaran. Selain itu, ada juga
peserta yang tidak dapat
menggunakan pesan-pesan yang
disediakan oleh Moodle. Pengaruh
pengetahuan dan pelatihan
sebelumnya terhadap hasil
penilaian laporan CAR. Peserta
yang memiliki pengetahuan dan
pelatihan sebelumnya cenderung
memiliki performa yang lebih baik
dalam menulis laporan CAR
dibandingkan dengan peserta yang
tidak memiliki pengetahuan dan
pelatihan tersebut.
3 (Apsari, 2023) Jurnal Inovasi SMA Hang Hasil penelitian ini membahas
Pembelajaran Tuah 2 pengembangan alat pembelajaran
Biologi Sidoarjo. blended learning berbasis sistem
manajemen pembelajaran Canvas
untuk materi keanekaragaman
hayati dalam pendidikan biologi.
Validasi menunjukkan bahwa
lembar kerja siswa yang
dikembangkan sangat valid dan
cocok untuk pembelajaran mandiri.
Kepraktisan alat pembelajaran juga
dikonfirmasi melalui tanggapan
positif dari siswa. Artikel ini
menekankan manfaat blended
learning dan penggunaan sistem
manajemen pembelajaran Canvas
dalam meningkatkan pembelajaran
yang diatur oleh siswa.
4 (Muis,Bahri, Jurnal SMA Negeri Hasil penelitian yang telah
2018). Biology 1 Pangkajene dilakukan menunjukkan
Teaching and Sidrap atensi/ketertarikan siswa terhadap
Learning penggunaan quipper school dalam
pengelolaan blended learning
4
menunjukkan secara umum
tanggapan yang positif. Ini berarti
bahwa e-learning quipper school
menumbuhkan kesenangan belajar
siswa, menghilangkan kesalahan
pemahan konsep, meningkatkan
retensi siswa, dan membuat siswa
lebih mudah memahami pelajaran.
Walaupun sebagian responden
belum pernah terlibat dalam
pembelajaran BL atau mengikuti
BL hanya sebatas tugas untuk
mencari informasi melalui internet,
tetapi sebagian besar responden
senang terhadap aktivitas tersebut.
Atensi reponden yang tinggi
terhadap penerapan BL terlihat dari
respon positif mereka agar
sebagian besar pembelajaran
dilaksanakan dengan
memanfaatkan ICT dan mereka
ingin mengikuti pembelajaran BL
terlepas dari strategi itu cocok atau
tidak cocok dengan cara/kebiasaan
belajarnya. Sejalan dengan Kirna
et. al.(2015) menemukan bahwa
tingkat atensi siswa terhadap
pembelajaran yang disampaikan
secara BL termasuk kategori tinggi.
BL terlah dipandang positif oleh
siswa SMA, sehingga perlu
dipertahankan melalui perancangan
dan perencanaan BL yang baik.
Respon siswa dilihat dari aspek
ketertarikan/relevance juga
menunjukkan tanggapan yang
positif. Siswa menganggap bahwa
penerapan quipper school menarik
dan tidak membosankan, serta
memberikan waktu yang efisien
bagi siswa dalam memahami
konsep dengan baik. Respon positif
siswa juga terlihat pada aspek
percaya diri/confidance diri. siswa
lebih termotivasi untuk belajar,
meningkatkan penalaran individu
membantu proses berpikir kritis
siswa.

5
5 (Pitaloka et al., Jurnal SMP Negeri 6 Blended learning dengan guided
2020) Pendidikan Lahewa inquiry lebih banyak menghabiskan
Biologi waktu untuk mencari informasi
dalam penyusunan prosedur seperti
membaca banyak artikel ilmiah dan
merancang prosedur penelitian.
Proses pencarian informasi tersebut
dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
menentukan informasi,
mengevaluasi, dan menggunakan
informasi. Adanya kegiatan
pencarian informasi tersebut dapat
mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam memvalidasi
informasi berdasarkan literatur
yang didapat. Adanya tuntutan
peserta didik untuk menyusun
prosedur penelitian secara mandiri
juga akan mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
mendesain penelitian ilmiah (Adi,
Suwono, & Suarsini, 2017: 1374)
Sehingga kemampuan peserta didik
tersebut dapat meningkatkan
literasi sains.
6 (Ismirawanti et Jurnal Biotek SMAN 2 Pembelajaran blended learning
al., 2022) Kota dapat menjadi solusi yang baik
Pare-pare dalam pembelajaran berbasis
teknologi. Seorang guru sebaiknya
membantu siswa bimbingan untuk
berusaha mengembangkan
kemandirian belajar mereka
(Cheah, 2009). Seorang guru juga
perlu membantu siswa untuk
menjadi pemikir kritis yang efektif.
Keterampilan berpikir kritis yang
dibutuhkan dalam proses
pembelajaran menekankan pada
pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Guru harus memperhatikan
metode dalam pembelajaran untuk
dapat memberdayakan kemampuan
atau keterampilan berpikir kritis
siswa serta kemandirian belajarnya
(Duron et al., 2006).
7 (Martha et al., Jurnal Dalam penelitian ini, BELSSE
2022) Cakrawala (Blended of E-Learning System
Pendas Self-Efficacy) adalah pendekatan
pembelajaran yang memadukan
6
pembelajaran tradisional dan online
untuk menawarkan kepercayaan
diri siswa pada kemampuan
mereka untuk menggunakan
"sistem dan teknologi e-learning"
untuk belajar (Warren et al., 2021).
Dimana dalam penelitian ini
menjadikan BELSSE sebagai
faktor external yang mendukung
dalam menggunakan Model TAM
ini,Variabel eksternal yang
disebutkan dalam model TAM asli
dapat mempengaruhi utilitas yang
dirasakan (PU) dan kegunaan
(PEOU) ,(Al-Azawei et al.,
2017);(I. F. Liu et al., 2010).
8 (Palennari et al., Jurnal Jurusan Penerapan blended learning dapat
2021). Sainsmat Biologi UNM memotivasi peserta didik untuk
dapat mengatur cara belajarnya.
Hal ini sesuai dengan temuan
Hamidah (2019) bahwa
penggunaan blended learning dapat
meningkatkan self-efficacy peserta
didik. Mahasiswa yang mampu
mengatur cara belajarnya bearti
mahasiswa tersebut memilik
keyakinan terhadap penguasaan
materi pembelajaran. Demikian
pula, Self Regulated Learning yang
meningkat bisa seiring dengan
meningkatnya selfefficacy
mahasiswa. Menurut Bandura
(1999, 2010) ada beberapa bentuk
dan cara untuk menumbuhkan Self
Regulated Learning dalam
pembelajaran antara lain keyakinan
seorang individu mengenai
kemampuannya dalam
mengorganisasikan dan
menyelesaikan tugasnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa peserta
didik yang memiliki Self Regulated
Learning maka mereka merasa
yakin mampu melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan belajarnya.
Hal ini disebabkan karena blended
learning menjadikan mahasiswa
dapat mengatur cara belajarnya.
Hal ini sesuai dengan temuan Ting
& Chao, (2013) dan Chang, (2014)
7
bahwa pada blended learning
mahasiswa memiliki Self
Regulated Learning yang baik.
9 (Ananda, Jurnal Riset Program studi Hasil penelitian yang telah
Mirwanti, & Ilmiah profesi Ners dilakukan menunjukkan bahwa
Permana, 2023) Fakultas gambaran self-efficacy mahasiswa
Keperawatan profesi Ners ini mayoritas memiliki
Universitas self-efficacy tingkat tinggi
Padjadjaran sebanyak 118 (61,5%). Hal ini
sejalan dengan penelitian Chung et
al (2022) yang menunjukkan
adanya temuan metode blended
learning dalam kurikulum dapat
meningkatkan self-efficacy
dibandingkan mahasiswa yang
tidak melakukan metode tersebut
hal ini ditunjukkan dengan nilai (p
< 0.001). Didukung dengan
penelitian Hasnah & Nur Solikah
(2022), dilihat hasil dari pre-test
dan pos-test nilai kognitif dan
psikomotor keduanya memiliki
nilai yang signifikan (p value =
0.000) bahwa blended learning
dapat meningkatkan kemampuan
kognitif serta psikomotor pada
mahasiswa keperawatan.
10 (Ningsih & Jurnal Ilmiah Madrasah Hasil penelitian ini menunjukkan
Jayanti, 2022) Pendidikan Aliyah Swasta bahwa, ditinjau dari hasil belajar
MIPA siswa dan efikasi diri yang
memanfaatkan paradigma
tradisional secara signifikan lebih
efektif dibandingkan satu sama
lain. Dalam paradigma Blended
Learning, kemampuan siswa
kapasitas untuk merumuskan
masalah, menemukan konsep
sendiri, dan mengkomunikasikan
hasil dapat dilakukan dengan
membantu siswa meningkatkan
hasil belajar dan efikasi diri. Oleh
karena itu, model blended learning
hendaknya dijadikan alternatif
model yang cocok untuk
menunjang proses pembelajaran
Biologi SMA/MA di Indonesia
agar siswa lebih aktif berdiskusi
dan memecahkan masalah masalah
yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang dipelajari dan
8
membimbing siswa untuk
menemukan konsep mandiri untuk
memecahkan suatu masalah
sehingga siswa menjadi lebih yakin
dan percaya pada dirinya. Model
blended learning diharapkan dapat
digunakan oleh guru di masa depan
sebagai model alternatif untuk
membantu siswa memperoleh
efikasi diri yang baik, yang akan
bermanfaat bagi hasil belajar
biologi mereka.

11 (Karmakar & The Pharma 4 Sekolah Self-blended learning adalah


Bhattacharjee, Innovation Kendriya pendekatan pendidikan yang
2023) Journal 2023; Vidyalaya menggabungkan pembelajaran
yang berbeda tatap muka tradisional dengan
di distrik pembelajaran online. Model ini
Sonitpur, memungkinkan siswa memiliki
Assam, India kontrol lebih atas proses
pembelajaran mereka dengan
memberikan fleksibilitas untuk
memilih kapan, di mana, dan
bagaimana mereka belajar. Sintaks
self-blended learning melibatkan
integrasi platform pembelajaran
online, sumber daya digital, dan
alat teknologi ke dalam setting
kelas tradisional. Hal ini dapat
mencakup penggunaan sistem
manajemen pembelajaran, forum
diskusi online, konten multimedia,
dan aktivitas interaktif untuk
meningkatkan pengalaman belajar.
Berdasarkan temuan penelitian,
self-blended learning terbukti
menjadi model yang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Studi telah menunjukkan bahwa
self-blended learning dapat
meningkatkan keterlibatan siswa,
motivasi, dan keterampilan belajar
mandiri. Model ini memberikan
kesempatan untuk pembelajaran
yang dipersonalisasi,
memungkinkan siswa untuk
berkembang sesuai dengan
kecepatan mereka sendiri dan
mengeksplorasi topik yang
diminati. Fleksibilitas self-blended
9
learning juga dapat menyesuaikan
gaya dan preferensi belajar yang
berbeda.
12 (Priya & Proceedings Self-blend model adalah
Gowrishankar, of the pendekatan blended learning di
2022) International mana siswa menggunakan sumber
Conference on daya pembelajaran online secara
Constructivis mandiri, namun masih memiliki
m in Teaching akses ke guru atau pendamping
and Learning ketika diperlukan. Dalam
in the Context self-blend model, siswa dapat
of Formal and mengakses materi pembelajaran
Distance secara online dan belajar secara
Learning mandiri, tetapi juga dapat
(ICCTLFDL- menghadiri sesi tatap muka dengan
2022) guru untuk mendapatkan
bimbingan atau melakukan diskusi.
Dalam self-blend model, siswa
dapat mengakses materi
pembelajaran secara online melalui
perangkat digital yang kompatibel
dengan sistem operasi yang umum
digunakan. Materi pembelajaran
harus dioptimalkan untuk berbagai
jenis perangkat, baik desktop PC
maupun perangkat portabel seperti
tablet. Dalam penelitian ini,
self-blend model juga disebutkan
sebagai salah satu model blended
learning yang efektif. Namun,
penelitian ini juga mengidentifikasi
beberapa kendala yang mungkin
muncul dalam implementasi
self-blend model, seperti perbedaan
perilaku dan sikap antara guru dan
siswa yang dapat mempengaruhi
adopsi model ini.
13 (Cahyadi et al., Jurnal SMA RSBI Penelitian ini menunjukkan bahwa
2012) Pendidikan PPMI blended learning dapat
Biologi Assalaam meningkatkan kemampuan berpikir
Sukoharjo kritis siswa dan kemampuan
mereka dalam mencari informasi.
Dalam penerapan blended learning,
siswa diaktifkan melalui kegiatan
problem-solving dan diberikan
pertanyaan yang mendorong
mereka untuk berpikir secara kritis.
Selain itu, siswa juga diajak untuk
mencari sumber referensi melalui
internet, berpartisipasi dalam
10
diskusi kelompok, dan melakukan
presentasi. Guru juga berperan
penting dalam mengamati dan
membimbing siswa selama proses
pembelajaran. Integrasi teknologi,
seperti penggunaan Moodle, juga
menjadi bagian penting dalam
penerapan blended learning.
Dengan demikian, dokumen ini
menekankan pentingnya
pengembangan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui
blended learning dan peran guru
serta integrasi teknologi dalam
proses pembelajaran biologi.
14 (Zuriatin, 2022) Jurnal STKIP Taman Self directed adalah model
Pendidikan Siswa Bima pembelajaran yang
Sekolah Dasar mengombinasikan pembelajaran
daring dan tatap muka untuk
mencapai tujuan pembelajaran
formal, tetapi siswa akan
mengarahkan sendiri
pembelajarannya. Model ini
memungkinkan siswa tidak
bertemu dengan pengajar. Oleh
sebab itu, model ini perlu
dilakukan secara jujur agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal.
15 ( Sari & Jurnal Lentera Madrasah Menurut Hasil Penelitian Jurnal ini,
Asmendri, Pedagogi Aliyah Negeri Self-Blended menjelaskan bahwa
2019) Baturaja Pembelajaran online merupakan
sebagian kecil dari kegiatan
pembelajaran. Peserta didik
memilih sendiri bentuk kursus
online untuk melengkapi
pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran online hanya sebagai
pelengkap. Kelebihan Self-Blended
yaitu Peserta didik mempunyai
kebebasan memilih program online
yang disukai. Kelemahannya
adalah Sekolah atau lembaga
pendidik harus menawarkan
banyak program/layanan online
bagi peserta didiknya.
16 (Ayuningtyas & JURNAL SD Berdasarkan penelitian di atas,
Prastowo, 2022) BASICEDU Muhammadiy hasilnya menunjukkan bahwa
ah Kleco, model Blended Learning efektif

11
Kotagede, dalam meningkatkan kemampuan
Yogyakarta. berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika. Hasil
pretest menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa dalam
berpikir kritis antara kelas
eksperimen (Blended Learning)
dan kelas kontrol (konvensional)
sebanding. Namun, setelah
diterapkan Blended Learning,
terjadi peningkatan yang signifikan
dalam kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas eksperimen. Hasil
posttest menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa Blended Learning dapat
merangsang siswa untuk lebih
aktif, bertanya, dan mengerjakan
tugas dengan lebih baik. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa Blended
Learning efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.

Self-Blended Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan


elemen-elemen pembelajaran mandiri (self-directed learning) dengan penggunaan teknologi
dan sumber daya online. Dalam Self-Blended Learning, siswa memiliki kontrol yang lebih
besar atas proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mengakses materi pembelajaran
secara mandiri, mengatur waktu belajar mereka sendiri, dan memilih sumber daya online yang
sesuai dengan kebutuhan mereka. Siswa juga dapat berpartisipasi dalam aktivitas kolaboratif
dengan sesama siswa melalui platform online. Pendekatan Self-Blended Learning ini
bertujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada siswa dalam mengatur pembelajaran
mereka, memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar
masing-masing. Dengan menggunakan teknologi dan sumber daya online, siswa dapat
mengakses materi pembelajaran yang lebih beragam dan mendalam, serta berinteraksi dengan
konten pembelajaran secara interaktif.
Dalam (Apsari 2023), terdapat penelitian yang mengembangkan alat pembelajaran
blended learning untuk materi keanekaragaman hayati. Alat pembelajaran ini menggunakan
sistem manajemen pembelajaran Canvas dan bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran
yang diatur sendiri oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pembelajaran
blended learning ini valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan pembelajaran yang diatur
sendiri oleh siswa.
Sintaks pembelajaran ini mengacu pada Model Blended learning secara umum, yaitu :
1)Persiapan, Tahap ini melibatkan perencanaan dan persiapan materi pembelajaran yang akan
disampaikan melalui kombinasi tatap muka langsung dan penggunaan perangkat teknologi
12
daring. 2) Tatap Muka Langsung, tahap ini melibatkan interaksi langsung antara guru dan
siswa di dalam kelas. Pada tahap ini, guru dapat memberikan penjelasan, diskusi, dan
kegiatan pembelajaran lainnya secara langsung. 3)Pembelajaran Daring: Tahap ini melibatkan
penggunaan perangkat teknologi seperti komputer, smartphone, atau tablet untuk melanjutkan
pembelajaran di luar kelas. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran, tugas, atau aktivitas
lainnya melalui platform pembelajaran daring. 4) Evaluasi: Tahap ini melibatkan penilaian
terhadap kemajuan belajar siswa melalui tugas, ujian, atau bentuk evaluasi lainnya. Evaluasi
dapat dilakukan baik secara langsung maupun daring, tergantung pada konteks pembelajaran.
5) Refleksi dan Umpan Balik: Tahap ini melibatkan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
pemberian umpan balik kepada siswa. Guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja
siswa dan membantu mereka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Dalam Self-Blended Learning, social system atau sistem sosial berperan penting dalam
mendukung interaksi dan kolaborasi antara peserta didik, guru, dan rekan sejawat. Berikut
adalah beberapa aspek dari social system dalam self-Blended Learning: 1. Interaksi antara
peserta didik: self-Blended Learning memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi dengan
sesama melalui platform pembelajaran online, seperti forum diskusi atau ruang kelas virtual.
Mereka dapat berbagi pemikiran, bertanya pertanyaan, memberikan umpan balik, dan bekerja
sama dalam tugas-tugas kelompok. 2. Interaksi antara peserta didik dan guru: Melalui
platform pembelajaran online, peserta didik dapat berinteraksi dengan guru dalam bentuk
diskusi online, konsultasi, atau umpan balik individu. Guru dapat memberikan bimbingan,
menjawab pertanyaan, dan memberikan arahan kepada peserta didik. 3. Kolaborasi dalam
tugas kelompok: SELF-Blended Learning mendorong kolaborasi antara peserta didik dalam
tugas kelompok. Mereka dapat bekerja sama secara online melalui platform pembelajaran,
berbagi ide, memecahkan masalah bersama, dan menghasilkan produk atau presentasi
kelompok. 4. Pembelajaran sosial: SELF-Blended Learning juga memfasilitasi pembelajaran
sosial, di mana peserta didik dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan satu sama lain.
Mereka dapat berbagi pengalaman, memberikan umpan balik, dan saling mendukung dalam
proses pembelajaran. 5. Komunitas pembelajaran: SELF-Blended Learning menciptakan
komunitas pembelajaran di mana peserta didik dapat saling berinteraksi dan mendukung satu
sama lain. Komunitas ini dapat meningkatkan motivasi, rasa kepemilikan, dan keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pendekatan Self-Blended Learning ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada
siswa dalam mengatur pembelajaran mereka, memungkinkan mereka untuk belajar sesuai
dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Dengan menggunakan teknologi dan
sumber daya online, siswa dapat mengakses materi pembelajaran yang lebih beragam dan
mendalam, serta berinteraksi dengan konten pembelajaran secara interaktif. Dalam
Self-Blended Learning, siswa juga didorong untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri dan mengatur diri mereka sendiri. Mereka diajak untuk mengambil inisiatif dalam
mempelajari materi, mengatur jadwal belajar mereka, dan mengevaluasi kemajuan mereka
sendiri. Guru tetap memiliki peran penting sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses
pembelajaran, memberikan arahan, memberikan umpan balik, dan memberikan dukungan
kepada siswa. Dengan adanya pendekatan Self-Blended Learning, diharapkan siswa dapat
memiliki pengalaman pembelajaran yang lebih fleksibel, personal, dan interaktif. Mereka
dapat mengembangkan keterampilan belajar mandiri, mengakses sumber daya pembelajaran
yang lebih beragam, dan berinteraksi dengan sesama siswa dalam proses pembelajaran. Hal
ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa secara keseluruhan.
Dalam Self-Blended Learning, terdapat beberapa support system yang dapat
mendukung proses pembelajaran. Pertama, Learning Management System (LMS) adalah
platform digital yang digunakan untuk mengelola dan menyampaikan materi pembelajaran,
tugas, dan aktivitas lainnya kepada siswa. LMS memungkinkan siswa untuk mengakses
13
materi pembelajaran secara mandiri, berinteraksi dengan konten pembelajaran, dan
berkomunikasi dengan guru dan sesama siswa. Selanjutnya, Online Resources seperti video
pembelajaran, e-book, artikel, dan situs web pendidikan juga menjadi bagian penting dalam
SELF-Blended Learning. Siswa dapat mengakses sumber daya ini secara mandiri untuk
mendukung pemahaman mereka tentang topik yang sedang dipelajari. Interaksi dengan
sesama siswa juga menjadi support system penting dalam SELF-Blended Learning. Melalui
forum diskusi online, grup belajar, atau proyek kolaboratif, siswa dapat berinteraksi, berbagi
ide, dan saling mendukung dalam proses pembelajaran. Personalized Learning juga menjadi
aspek penting dalam SELF-Blended Learning. Sistem dukungan ini mencakup penilaian
formatif yang memberikan umpan balik langsung kepada siswa, rekomendasi konten
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan pengaturan tujuan
pembelajaran yang dapat diakses oleh siswa. Terakhir, peran guru sebagai fasilitator dan
pembimbing tetap penting dalam SELF-Blended Learning. Guru memberikan arahan,
memberikan umpan balik, dan memberikan dukungan kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Guru juga dapat menyediakan sesi konsultasi online atau tatap muka untuk
membantu siswa dalam memahami materi atau menyelesaikan tugas.
Menurut (Sari, 2019), Kelebihan dari pendekatan Self-Blended Learning adalah
memberikan peserta didik kebebasan untuk memilih program online yang sesuai dengan
minat dan kebutuhan mereka. Dengan adanya kebebasan ini, peserta didik dapat
menyesuaikan gaya belajar mereka, memprioritaskan topik yang dianggap relevan, dan
mengatur tempo pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman individu. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, karena
mereka merasa memiliki kendali atas pengalaman belajar mereka. Namun, di sisi lain,
kelemahan dari pendekatan ini adalah tanggung jawab bagi sekolah atau lembaga pendidik
untuk menyediakan beragam program dan layanan online yang mencukupi. Hal ini
memerlukan upaya dalam pengembangan kurikulum online yang berkualitas, pelatihan untuk
guru atau instruktur yang terlibat dalam penyelenggaraan program tersebut, serta infrastruktur
teknologi yang memadai. Selain itu, perlu adanya pengelolaan dan monitoring yang efektif
untuk memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pengalaman belajar online yang bermutu
dan sesuai dengan standar pendidikan yang ditetapkan. Dengan demikian, sementara
Self-Blended Learning memberikan fleksibilitas bagi peserta didik, pihak pendidik perlu
berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan kualitas program online yang ditawarkan.

KESIMPULAN
Self-Blended Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan peserta
didik kebebasan untuk memilih program online sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Meskipun memberikan fleksibilitas dan meningkatkan motivasi siswa, pendekatan ini juga
menuntut tanggung jawab dari lembaga pendidik untuk menyediakan program online yang
beragam dan berkualitas. Dalam Self-Blended Learning, aspek sosial, sistem pendukung, dan
peran guru memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman pembelajaran yang
fleksibel, interaktif, dan berorientasi pada siswa. Melalui integrasi teknologi dan sumber daya
online, Self-Blended Learning memberikan potensi untuk meningkatkan kemandirian siswa,
mengakses beragam materi pembelajaran, dan membangun komunitas pembelajaran yang
berinteraksi secara positif. Dengan komitmen yang tepat, pendekatan ini dapat menjadi
landasan untuk pengembangan pendidikan yang adaptif dan inovatif.

UCAPAN TERIMA KASIH

14
Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh asisten mata kuliah Model-Model
Pembelajaran Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Makassar dan Andi Citra Pratiwi S. Pd., M. Ed selaku dosen pengampuh
mata kuliah Model-Model Pembelajaran atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
REFERENSI
Ananda, S. D., Mirwanti, R., & Permana, R. H. (2023). GAMBARAN SELF-EFFICACY
DALAM MELAKSANAKAN BLENDED LEARNING SELAMA PANDEMI PADA
PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(8),
2961-2970.
Apsari, A. W., & Ambarwati, R. (2023). Development of Blended Learning Tools for
Biodiversity Material to Increase Self Regulated Learning for Student. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Biologi, 4(2), 80-99.
Ayuningtyas, D. R., & Prastowo, A. (2022). Efektivitas Model Blended Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(6), 9285-9293.
Cahyadi, F. D., Suciati, S., & Probosari, R. M. (2012). Penerapan blended learning dalam
pembelajaran biologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
IPA 4 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi, 4(1).
Dewi, K. C., Ciptayani, P. I., Surjono, H. D., & Priyanto, P. (2019). Blended Learning:
Konsep dan Implementasi pada Pendidikan Tinggi Vokasi.
Fahma, F. D., Ibunda, M. R., & Sovia, M. A. (2023). Literature Review: Blended Learning
sebagai Alternatif Pembelajaran Biologi pada Era Digital. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi (Vol. 3, No. 1, pp. 1109-1118).
Karmakar, K., & Bhattacharjee, R. (2023). Identifying the influencing factors of self-directed
blended learning.
Martha, M. (2022). PENGARUH BLENDED E-LEARNING SYSTEM SELF-EFFICACY
TERHADAP MINAT SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN TAM. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(4),
1081-1094.
Muis, A., & Bahri, A. (2018). Respon guru dan siswa SMA terhadap penggunaan Quipper
School dalam blended learning pada pembelajaran biologi. Biology Teaching and
Learning, 1(2), 167-171.
Mustaqim, M., Ismirawati, I., & Bahri, A. (2022). The potential of ERCoRe learning model
on students' creative thinking skills. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 7(2), 283-289.
Ningsih, E. L. C., & Jayanti, U. N. A. D. (2022). Discovery Blended Learning in Biology: Its
Effectiveness on Self-Efficacy and Student Learning Outcomes in the New Normal Era.
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 12(2).
Palennari, M., & Daud, F. (2021). Hubungan Antara Self Regulated Learning dengan Self
Efficacy Mahasiswa melalui Strategi Blended Learning pada Perkuliahan Biologi Dasar.
Jurnal Sainsmat, 10(2), 172-177.
Pitaloka, N. L., Anggraini, H. W., Kurniawan, D., Erlina, E., & Jaya, H. P. (2020). Blended
learning in a reading course: Undergraduate EFL students’ perceptions and experiences.
Indonesian Research Journal in Education| IRJE|, 43-57.
Priya, J. J., & Gowrishankar, M. (2022). Blended Learning Approach: Significance of Flex
and Self-Blend Models. Constructivism in Teaching and Learning, 178.
Puspitarini, D. (2022). Blended Learning sebagai Model Pembelajaran Abad 21. Ideguru:
Jurnal Karya Ilmiah Guru, 7(1), 1–6.

15
Sulistyaningsih, D. (2021). BUKU MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
BRBASIS STEM.
Widayati, S., & Sholikhah, N. (2022). Blended Learning , Alternatif Pembelajaran Era 4.0
Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan. Koloni: Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(2),
685–690.

16

Anda mungkin juga menyukai