Anda di halaman 1dari 7

Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578

Vol.20 No.2 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING TERINTEGRASI DI ERA


PENDIDIKAN 4.0

Riskey Oktavian1, Riantina Fitra Aldya2


Universitas Kristen Indonesia1
Universitas Tribhuwana Tunggadewi2
riskey.oktavian@uki.ac.id1, riantinafitra@unitri.ac.id2

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring yang
menekankan integrasi dengan lingkungan dari berbagai sumber yang ditinjau dari berbagai
aspek selama era pendidikan 4.0. Menggunakan metode berupa meta-analisis jurnal, melalui
berbagai macam jurnal yang berhubungan dengan variabel penelitian dikumpulkan kemudian
dikaji dan ditarik suatu kesimpulan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran daring akan
efektif jika menerapkan komponen esensial dari Laurillard yang mencangkup aspek diskursfi,
adapftif, interaktif dan reflektif. Namun 76,07% memilih kombinasi pembelajaran daring
sehingga penting adanya inovasi berupa integrasi dengan lingkungan mengacu pada komponen
digital learning ecosystem dari Hammond yang dapat mengakomodasi gaya belajar, fleksibilitas
dan pengalaman belajar peserta didik sehingga dapat memunculkan perasaan positif.
Kata Kunci: efektivitas; pembelajaran daring; lingkungan; pendidikan 4.0
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of online learning that emphasizes
integration with the environment from various sources in terms of various aspects during the
educational era 4.0. Using the method in the form of a meta-analysis of journals, through a
variety of journals related to the research variables collected then reviewed and drawn a
conclusion. The results of the study show that online learning will be effective if it applies an
essential component of Laurillard which covers aspects of discourse, adaptive, interactive and
reflective. However 76.07% chose a combination of online learning so it is important that
innovation in the form of integration with the environment refers to the digital learning
ecosystem component of Hammond that can accommodate learning styles, flexibility and
learning experiences of students so that they can generate positive feelings.
Keywords: effectiveness; online learning; environment; education 4.0

PENDAHULUAN kompetisi dunia, perlu adanya


Revolusi Industri 4.0 merupakan keselarasan antar apa yang dihasilkan
suatu era terjadinya perubahan di dari pendidikan formal dengan
berbagai bidang lewat perpaduan kebutuhan industri yang ada. Hal ini
teknologi secara besar-besaran. menyebabkan munculnya kompetisi
Perubahan tersebut tentu saja juga daya saing di berbagai negara.
berdampak pada dunia pendidikan. Tingkat competitiveness pada
Konteks pendidikan saat ini mulai aspek inovasi di Singapura memiliki
terfokus pada inovasi serta peringkat ke 5 dengan skor 59,83;
penggunaan informasi, internet, dan Malaysia memiliki peringkat ke 35
teknologi secara maksimal. Sebagai dengan skor 43,16; sedang Indonesia
salah satu faktor yang menunjang memiliki peringkat ke 85 dengan skor

129
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.2 Tahun 2020

29,80 dari total 126 negara. interactive), dimana 80% menyatakan


Berdasarkan tingkat competitiveness bahwa email, tugas, presentasi audio,
di negara ASEAN yang berhubungan kolaborasi dan video online
langsung dengan pengembangan merupakan media yang paling
revolusi industri 4.0 yaitu aspek bermanfaat dalam pembelajaran
kesiapan teknologi dan inovasi, daring (Jamwal, 2012; Kobayashi,
Singapura memimpin dengan nilai 2017).
tertinggi dengan 5,3 nilai inovasi dan Pembelajaran dianggap akan
6,1 untuk kesiapan teknologi pada lebih berhasil apabila objek yang
tahun 2017-2018, dan Pada urutan dipelajari merupakan objek nyata di
kedua, Malaysia memiliki nilai 4,7 lingkungan sekitarnya, sehingga
pada aspek inovasi dan 4,9 pada aspek pentingnya pembelajaran melalui
kesiapan teknologi. Sedang Indonesia visualisasi terhadap objek di
memiliki nilai 3,9 pada aspek kesiapan lingkungan sekitar harus
teknologi (Cornell University, 2018; direalisasikan agar dapat dengan
Nitia, 2018). mudah mengklarifikasi pemahaman,
Indonesia masih terus berupaya meningkatkan minat, dan
meningkatkan inovasi di bidang keterlibatan nyata peserta didik
pendidikan khususnya pada (Suryadharma & Suyanto, 1993; Tan &
pengajaran dan pembelajaran, karena Waugh, 2013).Sehingga penelitian ini
sistem pendidikan yang berkualitas bertujuan untuk mengetahui
tidak terlepas dari keberhasilan guru efektivitas pembelajaran daring yang
dalam merancang dan melaksanakan menekankan integrasi dengan
proses pembelajaran. Menciptakan lingkungan dari berbagai sumber yang
lingkungan belajar menjadi salah satu ditinjau dari berbagai aspek.
aspek penting untuk mewujudkan
lingkungan belajar mandiri yang METODE PENELITIAN
kondusif, dimana lingkungan belajar Penelitian ini merupakan
di era pendidikan 4.0 mengarah penelitian deskriptif - kualitatif
kepada pengembangan fasilitas yang menggunakan metode berupa meta-
memberikan kebebasan bagi peserta analisis jurnal. Berbagai macam jurnal
didik untuk dapat memproses yang berhubungan dengan variabel
kegiatan pembelajaran dengan penelitian dikumpulkan kemudian
menyediakan dukungan yang dikaji dan ditarik suatu kesimpulan.
fleksibel, dan kemudahan akses, salah
satunya pembelajaran melalui HASIL PENELITIAN DAN
internet (Drouin et al., 2013). PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei dari 128 Laurillard (1985), menyatakan
peserta didik, 71 peserta memilih bahwa proses pembelajaran terdiri
belajar secara interaktif (learning dari empat proses komponen esensial

130
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.2 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

yaitu harus: (1) diskursif — yang dirasakan untuk menyediakan


memungkinkan diskusi antara siswa akses dan konten lebih fleksibel,
dan guru, di mana masing-masing sehingga memiliki beberapa
mengungkapkan konsepsinya tentang keuntungan seperti:
beberapa aspek yang dijelaskan, dan a. meningkatkan ketersediaan
bereaksi terhadap deskripsi yang lain; pengalaman belajar secara
(2) adaptif — dimana, guru fleksibel sesuai dengan gaya
menyesuaikan interaksi siswa dengan belajarnya
lingkungan yang dialami peserta didik; b. efesiensi dalam menyusun dan
(3) interaktif — memungkinkan siswa menyebarluaskan konten
berinteraksi dengan cara instruksional
meningkatkan pengalaman mereka; c. menyediakan dan mendukung
(4) reflektif — di mana siswa kemudahan pembelajaran yang
merenungkan pengalaman dan bersifat kompleks
menyesuaikan dengan konsepsi d. mendukung pembelajaran secara
mereka sendiri beserta deskripsi "partisipatif"
mereka tentang hal tersebut. e. memberikan instruksi individual
Keempat komponen tersebut dan berbedamelalui berbagai
disajikan pada gambar 1 berikut: mekanisme umpan balik
f. memungkinkan mempelajari
konten yang sama pada kecepatan
berbeda atau untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang berbeda
(Schwen &Hara,2004;Department
of Education, 2010; Fidaldo&
Thormann, 2017).
Berbagai aspek tersebut
menunjukkan bahwa guru bisa lebih
Gambar 1. Proses Pembelajaran
adaptif dalam memberikan
Ideal: Hubungan Komponen Esensial
(Laurillard, 1985) pembelajaran secara online karena
bersifat fleksibel, kemudian diskusi
Jika media tidak mendukung dapat tetap berlangsung kapan saja
semua aspek pada proses karena pembelajaran daring masih
pembelajaran tersebut, maka bersifat diskursif, dan menarik karena
dibutuhkan representasi dari apa bersifat interaktif dengan adanya
yang masing-masing dapat visual yang ditampilkan, dan sangat
berkontribusi pada aspek tersebut. bersifat reflektif, karena
Salah satunya melalui pembelajaran pembelajaran daring dapat langsung
daring. Pembelajaran daring telah memberikan umpan balik. Beberapa
menjadi populer karena itupotensi konten menarik dalam pembelajaran

131
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.2 Tahun 2020

daring dipilih peserta didik karena tambahan dalam belajar, seperti yang
kemudahan atau fleksibilitasnya. disajikan pada gambar 2 berikut.
Menurut King et al. (2017) berikut
adalah persen pemilihan peserta didik
Tidak
terkait aspek konten dalam memilih
Hanya
Pembelajaran
(9,40%)
pembelajaran daring yang disajikan daring
(14,53%)
pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kecenderungan Pemilihan


Peserta Didik dalam Aspek Konten Kombinasi
Pembelajaran Daring (King et al., Pembelajaran daring
(76,07%)
2017)
Konten Pembelajaran Persentase
Daring Peserta didik
Simulasi/ eksperimen Gambar 2. Persen Kecenderungan
88%
virtual
Catatan kehadiran
Pemilihan Pembelajaran Daring
90% (Pozgaj & Knezevic, 2007)
online
Penggunaan tes/ kuis
86%
online Dari 117 peserta didik, 17
Mind mapping 71%
Fleksibilitas jam peserta (14,53%) memilih
85%
pembelajaran menggunakan hanya pembelajaran
Wiki sites 74% daring, sedangkan 89 peserta
(76.07%) cenderung memilih
Sebagian besar praktisi untuk
kombinasi pembelajaran daring. Hal
belajar menyukai pengguna teknologi
ini dikarenakan peserta didik bersedia
dalam pengajaran mereka, baik
menerima inovasi karena e-learning
bentuk pembelajaran daring
adalah bentuk pembelajaran baru
sederhana. Pada aspek konten
sehingga dalam proses transisi
pembelajaran daring beberapa bagian
peserta didik cenderung memilih
yang digunakan seperti email untuk
kombinasi pembelajaran dengan
berkomunikasi, platform posting nilai
pembelajaran daring (Pozgaj &
secara online, wiki sites, pengujian
Knezevic, 2007), sehingga perlu
online, hingga pemetaan pikiran
adanya inovasi kembali dari
sangat disukai; karena penggunaan
pembelajaran daring agar peserta
waktu respons yang lebih fleksibel
didik lebih adaptif, salah satunya
dan cepat, serta dukungan visual yang
melalui integrasi dengan
jelas dan menarik (King, et al., 2017).
lingkungannya.
Hal ini juga ditunjukkan
Menurut Retzlaff-Fürst (2016),
berdasarkan hasil wawancara dari 117
dalam suatu konteks lingkungan
peserta didik cenderung memilih
skolastik, area pembelajaran yang
pembelajaran daring namun sebagai
cocok adalah pembelajaran

132
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.2 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

eksploratif, karena memunculkan 81,8% menyatakan mampu


perilaku positif sebagai hasil memahami isinya, dan 78,8%
kombinasi dari perasaan positif, menyatakan penggunaannya yang
pembelajaran melalui pengalaman, sangat berguna serta informatif,
dan peningkatan minat. Hammond, et Integrasi ini akan sangat baik untuk
al (2014), menegaskan bahwa dilakukan mengingat pendidikan 4.0
dibutuhkan teknologi untuk merupakan era dimana implementasi
mendukung suatu pembelajaran, teknologi harus benar-benar
yang disajikan pada gambar berikut: dilakukan. Aspek penting dari
integrasi ini adalah akses dengan
lingkungan nyata sebagai sumber
daya yang ada sebagai konteks
belajarakan membentuk pengalaman
belajar yang luar biasa karena adanya
interaksi dengan karakteristik dan
lingkungan peserta didik. Perpaduan
ini akan membentuk pembelajaran
interaktif, penggunaan teknologi
untuk mengeksplorasi dan perpaduan
yang tepat antara guru dan teknologi.

Gambar 3. Digital Learning


Ecosystem (Hammond, et al., 2014) SIMPULAN
Penggunaan pembelajaran
Griffiths, et al., (2007) daring akan menjadi sangat efektif
menyatakan bahwa pembelajaran jika memenuhi komponen esensial
harus berpusat pada siswa, dimana dalam pembelajaran yaitu diskursif,
menjadi peserta aktif di lingkungan adaptif, interaktif dan reflektif dengan
belajar mereka. Sehingga dibutuhkan elemen-elemen yang akan sangat baik
banyak strategi yang mengakomodasi jika diintegrasikan dengan lingkungan
siswa untuk melakukan lebih banyak pembelajar sehingga dapat menjadi
kontrol dan interaksi, untuk pembelajaran daring yang terintegrasi
meningkatkan minat belajar mereka. dengan lingkungan atau memenuhi
Sebuah penelitian oleh Neo et al., komponen digital learning ecosystem
(2015), pada peserta didik di Malaysia karena dapat mengakomodasi gaya
menyukai pembelajaran interaktif belajar, fleksibilitas dan pengalaman
berupa daring. Hasil penelitian belajar peserta didik sehingga dapat
menunjukkan pada siswa Malaysia memunculkan perasaan positif.
sebesar 86,4% menyatakan karena
kemudahan dan fleksibilitas akses,

133
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.2 Tahun 2020

DAFTAR PUSTAKA November dari


Cornell University, INSEAD, and WIPO. http://jise.org/Issues/18/V18N
The Global Innovation Index 4P459-abs.pdf
2018: Energizing the World with H. Gray, 154–78. Cambridge, U.K.:
Innovation. Ithaca, Cambridge University Press.
Fontainebleau, and Geneva, Hammond, L., Zielezinski, M.B., &
2018, p.xxi Goldman, S. 2014. Using
Department of Education, 2010. Technology to Support At-Risk
Evaluation of Evidence-Based Students’ Learning. USA: SCOPE
Practices in Online Learning: A (standford center for
Meta-Analysis and Review of opportunity policy in
Online Learning Studies. Office education).
of Planning, Evaluation and Jamwal, Goldee, "Effective use of
Policy Development Policy and Interactive Learning Modules in
Program Studies Service. Classroom Study for Computer
2010DepartemenPendidikanNa Science Education" (2012). All
sional.,2003, Undang- Graduate Plan B and other
UndangNomor20Tahun 2003 Reports. Paper 225. Pp 1-75
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta:Depdiknas. King, L., Jorgensen, M., Lussier, A.,
Fichten, C., Havel, A., Amsel, R.,
Designing for virtual communities in Poldma, T., Budd, J., Jorgensen,
the service of learning, ed. S. A. S., Marcil, E., Nguyen, M.N.,
Barab, R. Kling, and J. Chauvin, A., Asuncion, J. 2017.
Drouin, M., Hile, R. E.; Vartanian, L. R., Student and Professor
& Webb, J. 2013. Student Perspectives on Exemplary
Preferences for Online Lecture Practices in the Use of
Formats. Quarterly Review of Information and
Distance Education, 14(3). pp. Communication Technologies
151-162. (ICTs) and e-Learning in
Fidaldo, P., & Thormann, J. (2017). Colleges. Montréal, Québec :
Reaching Students in Online Réseau de Recherche Adaptech
Courses Using Alternative Kobayashi, Michiko. 2017. Students’
Formats. International Review Media Preferences in Online
of Research in Open and Learning. Turkish Online Journal
Distributed Learning. Volume of Distance Education-TOJDE.
18, Number 2. April – 2017. July 2017 18(3), ISSN 1302-
Pp.140-161 6488.
Griffiths, G., Oates, B.J. & Lockyer, M. Laurillard, D. 1993. Balancing the
2007. Evolving a Facilitation Media: Learning, Media and
Process towards Student Technology. Journal of
Centred. Learning: A Case Study Educational Television. Volume
in Computing. Journal of 19, Number 2. pp.81-93.
Information Systems Education,
18(4) [On-line]. Diakses 7

134
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.2 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

Neo, M., Park, H., Lee, M, Soh, J., &


Oh, J. 2015. Technology
Acceptance of Healthcare E-
Learning Modules: A Study of
Korean and Malaysian Students’
Perceptions. TOJET: The Turkish
Online Journal of Educational
Technology. 14(2), April 2015.
Nitia, A. Persaingan Industri 4.0 di
Asia. Dimanakah Posisi
Indonesia?. Forbil Institut:
Yogyakarta. 2018.
Pozgaj, Z., & Knezevic, B. 2007. E-
Learning: Survey on Students’
Opinions. Proceedings of the ITI
2007 29th Int. Conf. on
Information Technology
Interfaces, June 25-28, 2007.
Cavtat, Croatia.
Retzlaff-Fürst, C. 2016. Biology
Education & Health Education:
A School Garden as a Location of
Learning & Well-being.
Universal Journal of Educational
Research. Volume 4, Number 8.
pp.1848-1857
Schwen, T. M., and N. Hara. 2004.
Community of practice: A
metaphor for online design. In
Suryadharma, I.G.P., & Suyanto, S.
1993. Pembelajaran Biologi
Melalui Pendekatan Lingkungan
Pertanian dalam Masyarakat
Agrari. Jurnal Cakrawala
Pendidikan. November 1993.
No.3, Tahun XII.
Tan, S. & Waugh, R. 2013. Use of
Virtual-Reality in Teaching and
Learning Molecular Biology. In
Cai, Y. (ed.), 3D Immersive and
Interactive Learning. Singapore:
Springer Science Business
Media Singapore.

135

Anda mungkin juga menyukai