Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur ke hadirat Allah swt. karena atas karunia-Nya makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nadir, S.H, M.H. yang telah memberi saya
kesempatan untuk membuat makalah ini. Makalah ini berisi penjelasan mengenai
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan menggunakan metode blanded
learning dalam membangun masa depan generasi bangsa.

Dalam penulisannya, kami menyadari terdapat kekurangan. Kami berharap kritik dan
saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki segala kekurangan. Semoga makalah
ini dapat memberi manfaat.

Pamekasan, 24 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………...……….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….…….…..…… 1
C. Tujuan…………………………………………………………………..…… 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Blended Learning ......................................................................... 2

B. Karakteristik Blended Learning...................................................................... 2

C. Kelebihan dan kekurangan metode blended learning..................................... 4


D. Penerapan metode blended learning di sekolah……...................................... 5
E. Membangun masa depan siswa dengan metode blended learning………..... 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................................ 8

B. Kritik dan Saran ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA................................................,................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Blended learning pada dasarnya merupakan keunggulan pembelajaran yang di lakukan


secara tatap muka (face to face learning) dan secara virtual (e-learning). Pembelajaran online
atau e-learning dalam blended learning menjadi perpanjangan alami dari pembelajaran ruang
kelas tradisional yang menggunakan model tatap muka (face to face learning). Dengan
blended learning, kita bisa belajar dengan interaktif yang mendekati belajar langsung secara
tatap muka, juga dapat dilakukan ketika siswa dan guru berada dalam jarak yang jauh atau di
luar lingkup sekolah. Pembelajaran ini dapat di lakukan dimana saja dengan mengatur jadwal
belajar sesuai waktu yang tersedia. Pada masa pandemic yang terjadi sekarang, metode
blanded learning merupakan solusi agar pendidikan dalam membangun bangsa tetap berjalan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menggunakan perpaduan pembelajaran blended
learning dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu solusi yang
tepat untuk menjalankan proses pembelajaran secara tatap muka, online maupun offline.
Untuk itu saya mencoba membuat makalah dengan judul “Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di sekolah dengan menggunakan metode blanded learning dalam membangun masa
depan generasi bangsa”

B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Metode Blended Learning ?


 Apa saja Karakteristik Metode Blended Learning?
 Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning?
 Bagaimana Penerapan Metode Blended Learning di sekolah?
 Bagaimana metode blended learning dapat membangun masa depan siswa?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian Metode Blended Learning


 Untuk mengetahui dan memahami karakteristik metode blended learning
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode blanded learning
 Untuk mengetahui penerapan metode blended learning di sekolah
 Untuk mengetahui bagaimana metode blended learning dapat membangun masa
depan siswa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BLENDED LEARNING


Blended Learning berasal dari dua kata yaitu Blended dan Learning. Blended
artinya campuran/gabungan/kombinasi, sedangkan laring artinya belajar/pembelajaran.
Garrison dan Vaughan (2008) mendefinisikan yang dikutip oleh Francine S.Glazer,
“Blended learning adalah proses pembelajaran campuran tatap muka dengan online,
sehingga menjadi pengalaman belajar yang unik” 1

Menurut Josh Bersin, “Blended learning merupakan pembelajaran secara


2
tradisional yang dilengkapi media elektronik/media teknologi”. Sedangkan menurut
Catlin R.Tucker, “Blended learning merupakan satu kesatuan yang kohesif
(berpadu/melekat), maksudnya adalah memadukan atau menggabungkan pembelajaran
tradisional tatap muka dengan komponen online”.3

Selanjutnya menurut Kaye Thorne dan David Mackey, Blended learning


merupakan pembelajaran campuran yang memanfaatkan teknologi multimedia, cd-rom,
kelas virtual, voice-mail, e-mail, video streaming, dan sebagainya.4

Dari definisi tersebut maka Blended Learning dapat diartikan sebagai suatu
pembelajaran yang menggabungkan atau mengombinasikan pembelajaran tatap muka
(face to face) dengan media TIK, seperti komputer (online maupun ofline), multimedia,
kelas virtual, internet dan sebagainya.

B. KARAKTERISTIK BLENDED LEARNING

Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer,


walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya
pembelajaran, awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan
pelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat
ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara
pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun blended learning muncul setelah
berkembangnya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pembelajar
1
Francine S.Glazer, Blended Learning, (Virginia: Stylus Publishing, 2012), h.1.
2
Josh Bersin, The Blended Learning Book: Best Practices, Proven Methodologies, and Lessons Learned, (San
Francisco: John Wiley & Sons, 2004), h.xv.
3
Catlin R.Tucker, Blended Learning in Grades 4–12,(London: Corwin Press, 2012), h.11.
4
Kaye Thorne and David Mackey, Everything You Ever Needed to Know About Training, (London: Kogan Page
Publishers, 2007), h.113.

2
secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan
dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio,
teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).4

Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu: (1) tatap
muka (2) belajar mandiri, (3) aplikasi, (4) tutorial, (5) kerjasama, dan (6) evaluasi.

1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak,
audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran berbasis Blended Learning, akan banyak sumber belajar yang
harus diakses oleh peserta didik, karena sumbersumber tersebut tidak hanya terbatas
pada sumber belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga
pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan
seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah,
mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi,
seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing. Meskipun aplikasi
teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar
masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis
Blended Learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka
konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah
kontrol pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta
didik bekerja secara mandiri dan berkolaborasi
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda
dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada
proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar
pelajar berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan

4
http://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning, diakses tanggal 15 juni 2021 pukul 19.35.

3
hanya otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar, maupun penilai
pelajar lain.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BLENDED LEARNING

Kelebihan Metode Blended Learning


1. Kelebihan blended learning adalah dapat melakukan difersivikasi pembelajaran dan
memenuhi karakteristik belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang
enggan berdiskusi di kelas mungkin saja akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran tatap muka maupun e-learning. Tidak semua orang berani
dalam mengajukan pendapatnya apabila di tempat umum langsung seperti kelas. Ada
saja mahasiswa yang sebenarnya memiliki banyak ide namun kurang berani
menunujukkannya. Dengan blended learning ini mahasiswa yang lebih tertutup akan
menjadi lebih aktif.
2. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
3. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
4. Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar
semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
5. Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
6. Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan
peserta didik.
7. Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan berlangsung diluar jam
pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik antara peserta didik dengan guru
maupun antara antar peserta didik itu sendiri.
8. Pengajar dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan siswa
diluar jam pelajaran peserta didik.
9. Pengajar dapat meminta kepada peserta didik untuk mengkaji materi pelajaran
sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugas-
tugaspendukung. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesuai
dengan target yang ditetapkan.

4
Kekurangan metode blended learning
1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai,
apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti
pembelajaran mandiri via online.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
4. Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan e-learning
5. Pengajar perlu menyiapkan waktu untuk mengembangkan dan mengelola
pembelajaran sistem e-learning, seperti mengembangkan materi, menyiapkan
assesment, melakukan penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada
forum yang disampaikan oleh peserta didik.
6. Pengajar perlu menyiapkan referensi digital sebagai acuan peserta didik dan referensi
digital yang terintegrasi dengan pembelajaran tatap muka
7. Diperlukan strategi pembelajaran oleh pengajar untuk memaksimalkan potensi
blended learning.5

D. PENERAPAN METODE BLENDED LEARNING DI SEKOLAH

Pada saat covid-19 ini, metode blended learning lebih sering digunakan karena
pembelajarannya lebih banyak daring dari pada luring, penerapan blended learning di
sekolah sangat penting untuk tetap menjalankan pembelajaran selama masa pandemi ini.
Bleanded learning secara daring bisa menggunakan aplikasi maupun web, adapun
contohnya yaitu Whatsapp dan Google clashroom untuk aplikasi dan web bisa
menggunakan web www.joinmyquiz.com. Jika membuka aplikasi ini harus terkoneksi ke
internet karena jika tidak terkoneksi internet aplikasi maupun web ini tidak bisa
digunakan.

Dengan adanya sistem pembelajaran daring disekolah, guru dapat mengajar


melalui perangkat smartphone yang terkoneksi dengan internet meskipun siswa berada
dirumah. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan
grup media sosial seperti WhatsApp (WA), Google Classroom dan lain-lain. Adanya
media sosial tersebut guru dapat berkomunikasi dengan siswa melalui grup WhatsApp
setiap kelas agar mudah menyampaikan informasi pembelajaran dan juga dapat
mengetahui absensi kehadiran siswa yang mengikuti atau tidak dalam pembelajaran
tersebut. Dalam penyampaian guru membagikan materi yang akan diajarkan sesui
5
https://tinta-merahputih.blogspot.com/2015/06/kelebihan-kekurangan-blended-learning.html

5
rancangan pembelajaran. Untuk penyampaian informasi, guru diharapkan aktif agar siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran online sehingga siswa dapat merespon dalam
proses pembelajaran. Namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana
cakupan materinya. Untuk media pembelajaran yang digunakan guru tersebut harus
sesuai materi yang diajarkan serta cukup menarik untuk dipelajari. Siswa juga dapat
mempraktekkan apa yang sudah diajarkan oleh guru tersebut agar tujuan pemebelajaran
tersebut tercapai dengan baik.

penerapan blended learning di sekolah selama Covid – 19 sudah cukup diterapkan


sesuai arahan dari Kemendikbud, akan tetapi dikarenakan model pembelajaran di sekolah
yang berfokus pada praktikum mengakibatkan guru – guru kesulitan untuk menerapkan
sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pemerintah, dan juga banyak permasalahan-
permasalahan dalam menjalankan pembelajaran daring seperti koneksi internet di desa
yang tidak stabil, kuota yang terbatas dan penggunaan smartphone yang tidak semua
siswa memiliki. Hal-hal seperti ini membuat para siswa kesulitan dalam melakukan
pembelajaran online dan dapat membuat siswa kesulitan dalam memahami materi yang
telah disampaikan oleh guru.

E. MEMBANGUN MASA DEPAN SISWA DENGAN METODE BLENDED


LEARNING

Pembelajaran blended learning merupakan sebuah lingkungan pembelajaran yang


dirancang dengan menyatukan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran online yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Metoe blended learning adalah model pembelajaran yang memadukan antara
pembelajaran dengan tatap muka di kelas seperti biasa dengan pembelajaran online. Jadi
dalam prosesnya selain siswa belajar di kelas sesuai jadwal yang sudah dibuat tetapi ada
pembelajaran online yang dilakukan diluar jam belajar.

Belajar online bisa dimanfaatkan untuk pemberian materi atau informasi dari guru


terkait materi, forum diskusi, pemberian tugas dan pengumpulan tugas oleh siswa.
Pembelajaran online dalam blended learning ini bisa dimaksimalkan oleh guru untuk
memungkinkan siswa belajar lebih mandiri, tidak terikat waktu dan tempat bisa kapanpun
dan di manapun sesuai kesanggupan siswa, dan ini bisa jadi solusi terbatasnya waktu di
kelas yang sering jadi keluhan sebagian guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

6
Model pembelajaran inovatif dengan blended learning bisa menjadi alternatif
yang bisa dilaksanakan guru dalam pembelajaran dan bisa memungkinkan siswa dapat
merdeka dalam belajar karena dengan blended learning selain siswa belajar di kelas
secara biasa,  siswa juga secara online dapat belajar secara mandiri, bebas mencari
sumber bahan dan informasi untuk menyelesaikan tugas kelas, mandiri
menggunakan gadget sebagai media dan sumber belajar sesuai kecenderungan anak-anak
milenia yang lebih senang belajar dengan gadget, dan siswa bisa bebas menentukan
jadwal sendiri kapan mengakses kelas onlinenya serta dimana dia akan mengaksesnya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode Blended Learning merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran.


Inovasi ini menyangkut pencampuran model belajar tatap muka dan model belajar online
dengan jaringan internet. Pembelajaran Blended Learning ini adalah model pembelajaran
campuran yang sangat dibutuhkan pada saat pandemi ini, Model pembelajaran inovatif
dengan blended learning bisa menjadi alternatif yang bisa dilaksanakan guru dalam
pembelajaran dan bisa memungkinkan siswa dapat merdeka dalam belajar.

B. Kritik dan Saran

Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang


mumpuni agar proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning dapat
berjalan dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Purwanto, dkk. (2019). Rancangan Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media
Blog. Pustekkom
 Staker, Heather and Michael B. Horn, Classifying K–12 Blended learning, Inno Sight
Institut, May 2012.
 Dr.Rusman, dkk Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada. NG_DALAM_PEMBELAJARAN. Robin Mason & Frank
Rennie,2010, Elearning (Panduan lengkap memahami Dunia Digital dan Internet),
Yogyakarta : PT BACA
 http://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning
 https://tinta-merahputih.blogspot.com/2015/06/kelebihan-kekurangan-blended-learning.html

Anda mungkin juga menyukai