Dosen Pengampu :
Dr. Munifah, M.Pd
Disusun Oleh:
1
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
2
PEMBAHASAN
3
pengumpulan data, dan (d) Ada data yang objektif yang diperoleh dari
keadaan yang riil.2 Dengan menggunakan meting rating, skala
penilaian atau chek-list, lalu para siswa atau mahasiswa menilai proses
kegiatan belajar-mengajar guru/dosen di kelas. Hasil penelitian di
berikan kepada guru sebagai balikan terhadap penampilan mengajar
guru pada semester yang lalu. Data ini tidak berbicara kepada guru dan
guru yang mengadakan perbaikan. Penggunaaan alat perekam data ini
berhubungan erat dengan penelitian. Walaupun demikian, hal ini
belum merupakan jaminan untuk melakukan supervisi yang lebih
manusiawi.
2
Ibid., h. 36
3
Rosmiaty Azis, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit SIBUKU, 2016), h. 77-79
4
f) Menguatkan
2. Pendekatan Tidak Langsung (non direktik)
Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung adalah cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan
tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan oleh dosen. Ia memberikan kesempatan sebanyak
mungkin kepada yang disupervisi untuk mengemukakan permasalahan
yang meraka alami. Pendekatan non direktik ini berdasarkan pada
pemahaman psikologis humaistik. Psikologis humanistik sangat
menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena itu pribadi dosen
yang dibina begitu dihormati maka ia lebih banyak mendengarkan
permasalahan yang dihadapi oleh dosen. Yang disupervisi
mengemukakan masalahnya. Supervisi mencoba untuk mendengarkan
dan memahami apa yang dialami. Perilaku ketiga supervisor dalam
pendekatan non direktik adalah sebagai berikut:
a) Mendengarkan
b) Memberi penguatan
c) Menjelaskan
d) Menyajikan
e) Memecahkan masalah4
3. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan
cara pendekatan direktik dan non direktik menjadi suatu cara
pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun yang
disupervisi bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur
proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada psikologis
kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada
gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu.
4
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 238
5
Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua
arah yakni dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku
supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
a) Menyajikan
b) Menjelaskan
c) Mendengarkan
d) Memecahkan masalah
e) Negoisasi
Pendekatan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan
pemberian supervisi sebagai berikut:
a) Percakapan awal
b) Observasi
c) Analisis
d) Percakapan akhir
e) Analisis akhir
f) Diskusi
Supervisi atau pengawasan yang baik perlu menggunakan cara-cara
yang baik. Cara dalam konteks supervisi dikenal dengan istilah
metode. Metode dalam supervisi adalah suatu cara yang ditempuh oleh
seorang
supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai
baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu
sendiri. Sedangkan teknik adalah langkah-langkah konkrit yang
dilakukan oleh seorang supervisor. Teknik yang dilaksanakan dalam
supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsip
supervisi berusaha merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah
kenyataan.5
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor
untuk mencapai tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah manajerial dengan sasaran kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang
5
Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan
Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
6
berhubungan dengan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan dan masalah akademik dengan sasaran para guru kelas dan
atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas,
di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik.
Dengan demikian menurut Ametembun supervisi yang baik perlu
menggunakan metode dan teknik yang dapat memudahkan seorang
supervisor dalam melaksanakan tugasnya dan tujuan apa yang hendak
disupervisi tercapai dengan baik. Metode dalam supervisi terbagi
menjadi dua, yakni metode langsung (direct method) dan metode tak
langsung.
1. Metode Langsung (direct method)
Metode langsung dalam supervisi pendidikan merupakan
cara pendekatan langsung terhadap sasaran supervisi. Metode ini
merupakan suatu cara yang dilakukan oleh supervisor yang secara
pribadi dan langsung berhadapan dengan orang yang disupervisi,
baik secara perorangan maupun secara kelompok. Contoh:
observasi kelas, pertemuan individual, rapat guru dan sebagainya.
2. Metode Tidak Langsung
Metode ini dilakukan oleh seorang supervisor secara tidak
langsung akan tetapi melalui media (alat) komunikasi. Supervisor
tidak secara langsung menghadapi atau berhadapan dengan orang-
orang yang disupervisi tetapi menggunakan berbagai alat atau
media komunikasi. Misalnya radio, televisi, surat, papan
pengumuman, dan sebagainya.
Umiarso dan Imam Gojali membagi pendekatan dalam supervisi
menjadi tiga bagian. Pertama, pendekatan direktif adalah cara
pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor
memberikan arahan langsung, yakni menjelaskan, memberi contoh,
menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. Kedua, pendekatan tidak
langsung (nondirektif) yakni cara pendekatan terhadap permasalahan
yang sifatnya tidak langsung. Supervisor tidak secara langsung
7
menunjukkan permasalahn tetapi, ia terlibat lebih dahulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru-guru.
Prilaku supervisor adalah mendengarkan, memberanikan, menjelaskan,
menyajikan, dan memecahkan masalah. Ketiga, pendekatan kolaborasi
adalah cara
pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan nondirektif
menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun
guru-guru bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur,
proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan masalah
yang dihadapi guru. Prilaku supervisor adalah menyajikan,
menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi.6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program supervisi akademik dapat dikembangkan dengan
menggunakan berbagai model supervisi. Model supervisi merupakan suatu
pola yang menjadikan acuan dari supervisi yang diterapkan. Model
supervisi ada 4, namun penulis akan menjelaskan dua model saja, yaitu
model konvensional dan model yang bersifat ilmiah.
Supervisi atau pengawasan yang baik perlu menggunakan cara-cara
yang baik. Cara dalam konteks supervisi dikenal dengan istilah metode.
Metode dalam supervisi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seorang
supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik
oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.
Sedangkan teknik adalah langkah-langkah konkrit yang dilakukan oleh
seorang supervisor. Teknik yang dilaksanakan dalam supervisi dapat
ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsip supervisi berusaha
merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan. Menurut
Rosmiaty Azis, pendekatan dibagi menjadi tiga yaitu, pendekatan
langsung (direktik), pendekatan tidak langsung (non direktik) dan
pendekatan kolaboratif.
6
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2010), h. 314
8
B. Saran
Dalam penulisan artikel ini, penyusun menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan.
Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis untuk perbaikan kepadanya. Semoga artikel ini
memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan juga kepada pembaca
pada umumnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10